Home / Pendekar / PENDEKAR LEMBAH HANTU / Bab 73 Nyai Landip

Share

Bab 73 Nyai Landip

Author: Freya
last update Last Updated: 2025-02-11 23:59:54
Mbah Jalak menggeleng

"Tidak juga, Yu Jamu bukan ibu kandung mereka,"ujar Mbah Jalak.

Rangga sejenak tertegun lalu bertanya

"Jadi siapa ibu kandung mereka yang sebenarnya? Mengapa anak kembar tiga ini bisa terpisah?"

Sebelum Mbah Jalak menjawab, Rahu menyela

"Ceritanya panjang, mari silahkan ke rumahku. Kita ngobrol di sana saja, di rumahku ada tuak dan babi hutan panggang."

Mereka lalu berjalan bersama-sama menembus gelapnya malam menuju rumah Rahu. Tak lama kemudian mereka sudah sampai di rumah Rahu.

Rahu dan anaknya segera menyiapkan tuak dan babi panggang untuk para tamu.

"Silahkan dinikmati, kalian pasti lapar setelah bertarung tadi,"Rahu mempersilahkan tamunya makan.

Retno anak Rahu datang membawa sepiring buah Jeruk Bali yang sudah dikupas.

"Ini hasil panen dari kebun, silahkan dinikmati,"Retno meletakan piring berisi buah Jeruk Bali di atas tikar.

"Terimakasih Retno...."

Rangga berhenti sejenak, sejurus kemudian dia tertawa

"Kalian bertiga memiliki na
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 134 Kampung Tamtaman

    Emosi Rangga semakin memuncak, tiba-tiba Rangga merasakan hawa panas di tubuhnya mulai bergejolak. Celaka, energi Sang Hyang Agni mulai menyala, aku tak ingin membunuhnya tapi api ini harus bisa ku keluarkan dari tubuhku,pikir Rangga."Aku tak mau mengotori tanganku dengan darahmu. Pergilah kamu dari sini dan biarkan aku pergi!"Rangga menggerakan energi Sang Hyang Agni ke telapak tangannya, lalu mengarahkannya ke pohon Talok di sebelah si Kepala Penjara."Wwwuuug!"Api langsung membakar pohon Talok di sebelah Kepala Penjara. Sontak wajah kepala penjara itu berubah, tatapannya yang jumawa langsung berubah menjadi sorot mata ketakutan. Dia langsung balik kanan, lari menyelamatkan diri sejauh-jauhnya. Kesempatan ini digunakan Rangga untuk melarikan diri dari komplek penjara. Namun dii depannya terbentang dinding batu bata setinggi kurang lebih 8 meter. Tak ada jalan lain, di belakangnya para prajurit sudah bergerak menangkapi napi yang melarikan diri, sementara di depannya ada dindin

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 133 Perkelahian di Penjara

    Sepertinya ini memang sudah diatur, seharusnya tidak boleh ada senjata tajam di dalam penjara. Bahkan keris pemberian Romo Mada saja sudah mereka rampas. Mereka sudah merencanakan untuk membunuhku di tempat ini, pikir Rangga sambil tetap waspada. Kilatan belati bergerak, spontan Rangga menangkis serangan, memuntir tangan penyerangnya sehingga belati terjatuh di lantai penjara. Dia mendorong penyerangnya ke arah teman-temannya sehingga tubuhnya jatuh menimpa temannya."Bruuuk."Suara makian memenuhi sel, teman-temannya kembali mendorong badan penyerang Rangga. Untuk sesaat mereka saling ribut sendiri. Terlalu berbahaya jika aku berlama-lama di sini. Aku harus bisa keluar dari tempat ini, tapi aku tidak ingin menggunakan ilmu Sang Hyang Agni untuk membunuh mereka, pikir Rangga. Rangga teringat, para prajurit Pajang itu hanya merampas kerisnya tapi dia masih punya pisau bedah yang tersembunyi di lipatan setagen. Rangga mengambil pisau bedah itu untuk berjaga-jaga menakuti musuh. Seme

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 132 Jebakan

    Setelah seharian berlatih bersama Ki Bima, Rangga mengemukakan keinginannya untuk pergi mencari Saraswati."Ki Bima, sudah saatnya saya pergi mencari Saraswati, besok saya akan ke Trowulan mencari Saras yang diculik Hasta.""Aku ikut ke Trowulan, sekalian mau menengok Wening di Kasogatan Dharma Suci. Lagipula berada di rumah ini malah membuatku sedih. Setiap hari aku bisa melihat bayangan isteriku di setiap sudut rumah ini ,"keluh Ki Bima.Rangga menyambut baik keinginan Ki Bima."Tentu saja, lebih baik jika ada teman di perjalanan."Keesokan paginya waktu subuh, Rangga dan Ki Bima sudah berangkat dengan berjalan kaki menyusuri jalan setapak menuju Pajang. Saat mereka tiba di kota, hari sudah siang dan merasa lapar dan haus."Kita mampir ke Kedai Medang temanku. Masakannya enak dan murah,"ajak Ki Bima.Saat tiba di kedai Medang, kedatangan mereka disambut oleh seorang pelayan yang segera mempersilahkan mereka masuk. Baru saja mereka duduk di tikar, seorang laki-laki seumuran Ki Bim

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 131 Pertemuan Siwi

    Saat sadar, Rangga mendapati dirinya sudah berada di tempat tidurnya. Untuk sesaat Rangga bingung dengan peristiwa yang dialaminya. Beberapa saat kemudian terdengar suara langkah kaki mendekat. Ki Bima menghampiri dirinya membawa cawan di atas nampan. "Aah kamu sudah bangun...ini ada beras kencur, minumlah supaya badanmu segar lagi,"Ki Bima menyodorkan cawan kepada Rangga. Sebenarnya saat itu Rangga merasa kesal terhadap Ki Bima. Namun hatinya mulai luluh saat Ki Bima memberinya minuman. Rangga menyambut cawan lalu menenggak habis isinya. "Terimakasih, sebenarnya apa yang tadi anda lakukan pada saya?"tanya Rangga dengan nada emosional. Ki Bima menghela nafas panjang lalu menatap Rangga dengan pandangan serius. "Aku menunjukmu sebagai ahli waris Ilmu Sang Hyang Bayu. Anak-anakku sudah tidak bisa kuharapkan lagi untuk melestarikan ilmu itu. Aku mohon pergunakanlah ilmu itu untuk kebaikan dan turunkanlah pada generasi berikutnya." Rangga tertegun, ternyata Ki Bima telah m

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 130 Perjumpaan dengan Ra Tanca

    Rangga hanya bisa menatap pisau bedah yang bergerak tak beraturan tanpa berani menyentuhnya. Beberapa saat kemudian, pisau bedah itu berhenti bergerak. Dengan hati-hati Rangga mencoba menyentuh pisau itu. Ternyata tak ada reaksi dari pisau bedah itu, Rangga bernafas lega lalu memasukan pisau bedah ke dalam peti, setelah itu tidak ada suara lagi dari dalam peti.Rangga kembali ke tikarnya dan kembali berbaring lalu memejamkan matanya mencoba tidur kembali. Saat akan terlelap antara terjaga dan tidak, Rangga melihat asap keluar dari dalam peti. Asap itu makin lama makin tebal membentuk satu sosok. Kemudian asap mulai menipis dan sosok itu makin terlihat jelas. Rangga melihat seorang laki-laki berpakaian serba putih berdiri di depan peti.Sontak Rangga langsung terjagaPisau bedah itu mulai menampakan penghuninya, pikir Rangga.Laki-laki itu menyapa Rangga"Anakku, ternyata kamu sekarang sudah besar. Aku senang melihatmu menjadi seorang tabib yang mumpuni."Rangga terkejut, barulah dia.m

  • PENDEKAR LEMBAH HANTU   Bab 129 Jarum Beracun

    "Tapi saya bukanlah tabib, tolong kembalikan pisau itu pada saya. Pisau itu milik bapak kandung saya yang tidak pernah saya temui sejak lahir. Dengan pisau itu saya ingin mencari keberadaan bapak saya dan berharap bisa bertemu dengannya. Jadi saya mohon, kembalikan pisau bedah itu,"Rangga berlutut memohon pada Sumana dengan wajah memelas. Sumana mulai ragu, di satu sisi dia kasihan dengan Rangga tapi di sisi lain, dia bisa merasakan energi buruk yang ada di dalam taji bedah itu begitu kuat. Melihat Sumana yang masih meragu, Rangga membujuk lagi "Saya berjanji, nanti jika saya sudah bertemu Bapak, saya akan melarungnya ke laut." Sumana berpikir sejenak kemudian dia menghela nafas panjang. "Aah...baiklah jika kamu berjanji mau melarungnya di laut setelah bertemu bapakmu, ambilah,"Sumana mengulurkan pisau bedah pada Rangga. Rangga bernafas lega, buru-buru dia mengambil pisau bedah itu lalu menyimpannya di lipatan setagennya. "Resi Sumana, saya harus segera pergi mencari Saras. Has

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status