Sebuah pohon tumbang ketika Jati Luhur menyerang Angga secara tiba-tiba. Membuat Angga kaget, mau tak mau menyerang gurunya dengan kemampuan seadanya.
Kini Angga memutuskan untuk tidak menggunakan Ilmu Macan Kumbang. Menggunakan kemampuan yang didapat dari Jati Luhur saat masih di Gunung Larang.
"Sepertinya sudah cukup, kamu berada satu tingkat di atas orang kedigdayaan seusiamu.
"Terima kasih Paman!" seru Angga yang kini merasa bertambah kuat.
"Sekarang kau harus dikubur di bukit ini sampai fajar menyingsing. Itu akan membuat dirimu jauh lebih kuat dalam waktu cepat," ucap Jati Luhur.
Tujuan dari Jati Luhur adalah membuat Angga memiliki daya tahan yang cukup kuat. Sehingga dengan mengubur Angga di bukit supaya seluruh kemampuan menghisap racun cepat bereaksi pada tubuhnya.
***
Lembah hijau seakan bergemuruh ketika ada sebuah pertarungan antara dua orang. Pertama adalah seorang pemuda berpakaian abu-abu s
"Terima kasih atas kehadiran para tamu undangan juga peserta yang berada di tanah Suci. Mohon jika penyambutan kami ala kadarnya, tidak semegah acara sebelumnya. Namun kami berharap acara bisa lancar sampai menemukan siapa pemenang dengan cara jujur."Ucapan itu diamini oleh berbagai pihak, berharap tidak ada kecurangan di Sayembara."Sebagai hadiah untuk pemenang adalah seratus koin emas."Mendengar ucapan Gusti Prabu semua tampak senang karena uang sebesar itu dapat membeli lima puluh ekor kerbau ukuran dewasa."Sebagai tambahan, jika pemenangnya seorang laki-laki dapat berkesempatan untuk menjadi pendamping Tuan Putri Lintang Ayu Kencana."Mendengar hal itu semua orang tampak riuh, terutama para laki-laki yang menjadi peserta. Mana ada orang yang tak mau menjadi pasangan Tuan Putri."Aku harus memenangkan Sayembara, supaya Tuan Putri jadi milikku," ucap salah satu peserta sambil tersenyum.Hanya ada dua oran
Prana Sinta yang mewakili Partai Pasir Kuning berhasil mengalahkan lawannya dari Partai Laut biru. Sedangkan Pangeran Mahesa menang mudah ketika menghadapi wakil dari Partai Ngarai Pelangi.Perwira Bayu Buwana dengan susah payah berhasil mengalahkan lawan dari Perguruan Gajah Berotot. Begitu juga pertarungan lainnya yang sudah dapat diprediksi siapa yang akan memenangkan pertarungan.Hanya ada satu orang yang membuat semua orang kaget, yaitu kalahnya Boganata dari perwakilan dari Partai Pesisir Putih. Putra Ketua Partai Bukit Merah itu kalah oleh pria yang menutupi wajahnya dengan caping berwarna hitam. Wajahnya tidak terlihat, membuat sosoknya menjadi misterius, pembawa acara hanya menyebutkan nama Janata.Ilmu 'Serbuan Angin Topan' tak mampu meruntuhkan lawannya. Justru yang terjadi sebaliknya, lawannya yang memiliki kemampuan pasir dapat membalikkan serangan.Ketika angin bertemu pasir menjadi sangat sulit karena pandangan tertu
Namun ketika Suma Braja menyerang, yang terjadi justru malah mengundang tawa. Anehnya dengan mudah Angga dapat menghindari serangan dari lawannya.Ketika tangan kanan dipukul, malah akan beradu dengan bokong Angga. Ketika akan ditendang malah menendang angin karena Angga sudah di belakangnya. Hal itu jelas membuat semua orang terkejut melihat apa yang terjadi di lapangan."Kemampuan apa yang digunakan pemuda itu. Itu bukan kedigdayaan dari Partai Lembah Hijau?" tanya Ketua Partai Telaga Emas dalam hatinya. Dia seperti mengenal jurus tersebut, namun lupa kapan dan di mananya.KRAKK!Tiba-tiba ada suara yang keluar dari tubuh Angga ketika berdiri."Sepertinya pinggangku encok, matilah aku," ucap Angga sambil menepuk jidat.Namun yang terjadi justru membuat riuh penonton akibat tingkah aneh dari Gara Codet. Jelas membuat Suma Braja tampak kesal dengan Angga yang mempermainkan dirinya.Suma Braja kemudi
"Apa kau ingin derajat Partai Lembah Hijau karena tingkahmu itu?" tanya sosok yang memukul Angga. Dia ternyata Tuan Putri Lintang Ayu yang kesal dengan sikap Angga pada pertarungan."Tenang saja, ini baru babak pertama," ucap Angga sambil berbisik.Namun pembicaraan mereka terhenti ketika ada orang yang datang. Seorang gadis berbaju hijau putih sudah berdiri di hadapan Angga dengan memberi isyarat untuk berjabat tangan."Selamat, tanpa apa pun kau bisa menang," ucap sang gadis sambil tersenyum. Memunculkan lesung pipit yang dimilikinya membuat dirinya semakin menawan.Tuan Putri Lintang Ayu dibuat kesal dengan tingkah wanita yang datang tiba-tiba tersebut. Mulutnya monyong tanda tak suka jika wanita yang datang dekat dengan Angga."Terima kasih Prana Sinta. Kau lebih hebat bisa menang dengan cepat," jawab Angga sambil menjabat tangan.Keduanya begitu akrab jelas membuat Putri Lintang Ayu semakin kesal dengan
Hal itu membuat Angga harus menapak ke benteng yang mengelilingi arena. Jelas membuat pertarungan harus dihentikan oleh pembawa acara. Padahal Angga hanya menapak beberapa detik saja, hanya untuk menjadi tumpuan.Padahal jika Angga menggunakan ilmu Golok Dua Siluman untuk bertahan agar kembali ke arena. Benteng tersebut akan jebol dengan tekanan energi yang sangat tinggi. Hal itu jelas membuat Angga tampak kesal dengan situasi yang terjadi."Gara Codet menyentuh benda di luar panggung, dinyatakan kalah. Pemenangnya adalah Saka Surya dari Srimanganti."Penonton tampak tidak puas dengan pertarungan tersebut, padahal sedang ramai-ramainya. Namun aturan sudah ditentukan oleh pembawa acara, bahwa peserta tidak boleh keluar arena. Itu berlaku untuk situasi apa pun, jelas membuat sial bagi Angga. Sama seperti Suma Braja yang tak sengaja harus keluar dari lapangan karena ulahnya sendiri. Karma sepertinya harus dialami oleh Angga, membuat Suma Braja tam
Pukulan itu sangat keras, saking kerasnya Perwira Bayu Buwana terlempar jauh. Tubuhnya menghantam sebuah atap gazebo sampai ambrol, membuat tempat itu hancur berantakan.Perwira Bayu Buwana hanya bisa mengeluh ketika tubuhnya terasa remuk. Seluruh sendiri seakan ngilu ketika digerakkan, dia hanya bisa meringis.“Perwira Bayu Buwana keluar dari arena pertarungan, pemenangnya Badak Jongkrang!”Mendengar ucapan tersebut, semua orang tampak berdiri. Tak menyangka jika Perwira Bayu Buwana bisa kalah dengan mudah. Padahal dia salah satu orang terkuat dari Kerajaan Paladu.Badak Jongkrang dengan tersenyum puas, kembali ke tempat duduknya setelah dinyatakan menang. Tampak jelas bahwa dia bukan orang sembarangan, dia tokoh dengan kedigdayaan tinggi.“Aku yang akan mengalahkan lelaki itu,” ucap Prana Sinta menatap dengan nanar lelaki yang baru turun dari podium. Tampak jelas ada dendam pribadi kepada
Mendengar pengumuman dari pembawa acara, keduanya sudah bersiap untuk bertarung. Keduanya sudah saling memberi hormat, kemudian langsung bertarung ketika lonceng dibunyikan.Pertarungan berjalan sangat sengit, keduanya ternyata memilik kemampuan di atas rata-rata. Sama seperti kakaknya, Saka Wulan memiliki kemampuan terbang yang hebat. Saka Wulan memiliki julukan sebagai Pendekar Burung Hantu Bulan dengan kemampuan bayangan yang luar biasa.Sedangkan lawannya, Nawangsih memiliki julukan sebagai Pendekar Lebah Madu. Gadis itu memiliki kemampuan menghadapi musuh menggunakan tusukan dari pedangnya.Kebetulan pertarungan tersebut menggunakan dua pedang, sehingga keduanya tampak berimbang dalam pertarungan. Ketika dua pedang membentuk pijar, membuat percikan api yang membuat mata berkedip.Nawangsih menggunakan jurus Pedang Lebah Mengejar Musuh untuk menghadapi Pendekar Burung Hantu Bulan. Sedangkan Saka Wulan melawan serangan lawan men
Namun Boganata tampak terkejut ketika lawannya memberikannya pedang. Padahal dia sangat takut memainkan senjata tajam seperti pedang. Terlebih lagi Boganata takut akan darah dari senjata tajam, itu jelas membuat dirinya takut bukan main menghadapi Toh Raja.Ikut dalam sayembara bukan keinginan dirinya, namun karena dipaksa ayahnya. Ki Wiranata berharap jika Boganata akan menjadi penerus Ketua Partai Bukit Merah. Meskipun hal itu jauh dari harapan mengingat Boganata sangat penakut juga tak menyukai kekerasan."Ayo hadapi aku! Kita lihat apa kau pantas menjadi ketua Partai Bukit Merah?" tanya Toh Raja sambil setengah mengejek. Lelaki itu memang sangat kesal dengan keputusan yang diambil oleh Ki Wiranata.Ketua Partai Bukit Merah yang ada di kursi tamu kehormatan tampak tidak tenang. Dia sadar jika anaknya takut dengan senjata tajam, dia mencari cara untuk menghentikan pertarungan."Apa yang akan kau lakukan, Ki Wiranata?" ucap Ki Pra