Share

PART 122

       Hingga menjelang magrib, acara pengobatan itu baru selesai. Semua menghela nafas lega dan haru, terutama Satra sekeluarga.

       Selesai melaksanakan sholat maghribnya, La Mudu baru ingat, bahwa mereka belum makan. Nasi dan lauk sisa tadi siang sudah tak layak lagi untuk dinikmati, karena sudah mulai basi. Lalu kepada Satra ia bertanya, “Apakah di perkampungan ini ada toko yang menjual bahan makanan?”

       “Tentu, Syeh. Agak sedikit jauh dari sini. Terletak di sebelah timur sana.”

      “Belilah bahan makanan untuk dimasak. Beli yang mampu dibawa pulang. Apakah Pak Satra bisa ke sana...?”

      “Kami saja yang ke sana, Tuan Syeh...!”

      Itu yang berkata adalah Sakda.

      “Oh baiklah. Sakda akan pe

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status