"Apa ada maling?"
Fang Jianheeng seketika teringat dengan uang tabungan yang ia simpan di dalam kotak dan berada di bawah lemari bajunya.
Dan benar saja kotak tabungannya sudah terbuka dengan uang tembaga yang ia tabung selama bertahun-tahun lenyap tak berbekas. Hanya ada sepucuk surat di atasnya.
[Jianheeng anakku sayang... Maafkan ayah, ayah pinjam uangmu!! Nanti jika kembali ayah akan ganti berkali-kali lipat!! Ayah tau ayah tidak berguna dan tidak bisa diandalkan, kali ini ayah akan mencari cara untuk mengembalikan kehidupan kita agar lebih nyaman, karena itu ayah pinjam dulu uangmu!! Anakku, hiduplah dengan giat dan gigih seperti namamu!!]
Srak!
Fang Jianheeng meremas kuat surat tersebut dan menyobeknya untuk menghilangkan seluruh amarah yang kini membuncah di dadanya. Bagaimana bisa ayahnya mencuri uang yang sudah susah payah ia kumpulkan?
Tetesan air mata membasahi pipi Fang Jianheeng, ia menangis sekuat tenaga karena marah, karena tidak berdaya!! "Apa aku harus mati saja? Mengapa takdirku seperti ini?" kata Fang Jianheeng pilu. "Bak!! Bak!! Bak!!" "Fang Wei!! Bayar hutangmu!!" Kali ini suara Bao dan anak buahnya kembali terdengar. Fang Jianheeng keluar dengan penampilan yang kusut, "Ayah tidak ada paman!! Ia lari membawa uang tabunganku!!" sahut Fang Jianheeng. "Apa!! Bangs*t!!" Sumpah serapah mulai keluar dari mulut Bao. "Kalau ayahmu tidak ada, maka kau yang harus membayar hutang ayahmu!! Kau anaknya!!" kata Bao lagi. "Bagaimana cara aku membayarnya? Bahkan uangku saja ia curi!!" kata Fang Jianheeng dengan penuh amarah. Plak!Bao menampar Fang Jianheeng dengan kesal.
"Heh anak bodoh!! Aku tidak perlu tau bagaimana caramu membayar hutang ayahmu, rumah ini kalau kami sitapun tidak seberapa!! Hutang ayahmu itu sudah senilai 10 batang emas!!" kata Bao, ia menatap tajam ke arah Fang Jianheeng yang sudah tersungkur karena tamparannya. "Ah!! Atau kau jadi wanita malam saja, agar bisa membayar hutang ayahmu!! Kulihat kau memiliki tubuh yang bagus dan wajah yang tidak terlalu jelek!!" kata Bao, anak buahnya langsung tertawa mendengar kata-kata itu. Mendengar itu amarah Fang Jianheeng begitu membara, ia lebih baik mati ketimbang jadi wanita malam. Fang jianheeng berdiri dan... "Bug!!" "Arrrrrggghhh!!" Fang Jianheeng menendang aset berharga milik Bao dengan kencang, kemudian ia berlari sekuat tenaga agar tidak ditangkap oleh anak buah Bao. "ANAK BIAD*P!! TANGKAP DIA!!" teriak Bao kemudian. Anak buah Bao langsung berlari mengejar Fang Jianheeng. Fang Jianheeng berlari menuju hutan, karena hutan di dekat desa mereka ini penuh dengan siluman, monster dan hewan spiritual. Jika Fang Jianheeng pergi ke kota, maka ia akan berakhir ditangkap oleh anak buah Bao. Karena tidak ada yang peduli kepadanya, kalaupun mereka peduli tak ada yang berani dan bisa melawan kekuasaan Bao yang merupakan preman besar di klub malam. "Hei!! Wanita bodoh!! Menyerahlah!!" kata salah satu anak buah Bao. Mereka tidak berani memasuki hutan tempat Fang Jianheeng melarikan diri. Fang Jianheeng masih berlari dengan napas menderu, ia tak pernah menatap ke belakang, ia tak takut apapun saat ini, ia lebih takut jika dirinya ternoda, jadi melarikan diri ke hutan dan dimangsa para siluman itu lebih baik bagi Fang Jianheeng. Hingga akhirnya Fang Jianheeng terjatuh dan tak sadarkan diri. "Uuuugh..." "Hei, dia anak manusia bukan?" Bibo salah satu siluman ular menatap Fang Jianheeng yang tak sadarkan diri. "Benar, dia anak manusia!!" kata Sisu siluman ular lainnya. "Tapi dia memiliki tanda!!" kata Bibi, ia melihat ada sebuah sinar bunga teratai kecil di dahi Fang Jianheeng yang tak kasat mata. "Tanda apa ini, seperti bunga teratai?" tanya Sisu ia mencoba menyentuh kening Fang Jianheeng, namun tanda itu bersinar dengan aura gelap. "Bukan, itu bukan bunga teratai, itu gambar sebuah kristal!! Ah... Jangan-jangan, anak ini pengantin Raja Saetan!!" kata Bibo terkejut. "Jadi apa kita bisa memakannya?" tanya Sisu sembari menjulurkan lidahnya. "Apa kau gil*!! Kau akan meledak jika memakan pengantin Raja Saetan!!" sahut Bibo lagi. "Lalu apa yang harus kita perbuat?" tanya Sisu, ia tak berani melawan Bibo. Kakaknya itu selalu berkata benar. "Antar dia ke tempat Raja Saetan tersegel!! Jika Raja Saetan bangkit, maka kita akan bisa menguasai alam Manusia ini," jelas Bibo dengan senyum menyeramkannya. "Haih!!" Itu sangat merepotkan!!" kata Sisu, ia mulai melilit tubuh Fang Jianheeng untuk membawa gadis itu ke gua tempat Raja Saetan tersegel. "Setauku, pengantin Raja Saetan tidak berumur panjang, mereka selalu mati muda!!" kata Bibo menjelaskan, nyatanya mereka para siluman tau ada beberapa anak manusia yang terlahir dengan tanda kristal hitam di dahinya, namun mereka semua mati muda. "Darimana kau tau cerita ini?" tanya Sisu lagi. "Para tetua kita selalu menceritakan soal pengantin Raja Saetan, kau tidak pernah mendengarkan dengan benar!!" kata Bibo geram. Sisu hanya berpura-pura tidak tau, ia menyesal menanyakan itu karena ia malas mendengar para tetua bercerita. "Kita akan lewat mana?" tanya Sisu lagi, karena di dekat mereka sudah ada kampung siluman ular dan masih banyak lagi kampung siluman lainnya di dalam hutan larangan ini. "Hei, jika segel Raja Saetan terbuka maka kita akan mendapatkan penghargaan, jadi sebaiknya jangan ada yang tau kita membawa pengantin Raja Saetan!!" kata Bibo dengan ide cemerlangnya. "Baiklah, tapi bagaimana jika ia sadar dan takut melihat sosok kita?" tanya Sisu. "Maka kita harus kembali ke sosok manusia kita!!"Sudah beberapa hari ini secara diam-diam Siblis mengurus Fang Jianheeng yang berada di ruang tahanan yang gelap dan kotor. Meski ingin menyelamatkan Fang Jianheeng, Siblis juga tak berani melawan perintah Rajanya. Tak ada yang tau seperti apa perasaan Raja Saetan saat ini, yang pasti semenjak ia menempatkan pelayan bisu itu di dalam tahanan, semenjak itu pula hatinya dilanda kegelisahan. Raja Saetan tidak mengerti, apa perasaannya kepada Fang Jianheeng luntur begitu sampai di alam Jien, mengapa ia tidak merasakan perasaan saat bersama di alam Manusia? Bahkan ia kini lebih memperhatikan pelayan bisu ketimbang Fang Jianheeng yang sedang bersamanya. "Yang Mulia, ada apa? Mengapa kamu memasang wajah muram?" tanya Ratu Nadita, ia tersenyum dengan manis memakai wajah Fang Jianheeng. Raja Saetan terhanyut dalam senyum itu, namun hatinya tetap merasa gelisah. Tak ingin membuat Fang Jianheeng yang kini berada di hadapannya merasa sedih Raja Saetan hanya bisa beralasan. "Aku hanya
Fang Jianheeng duduk di pembaringannya, masih teringat dengan kata-kata Siblis saat menemuinya tadi, bukan hanya memikirkan Raja Saetan, Fang Jianheeng juga memikirkan bagaimana nasibnya kini. Kini ia berada di alam Jien, bagaimana dengan sekolahnya. Tapi Fang Jianheeng yakin Siblis sudah mengatur hal baik untuknya di sana. Ia jadi merindukan banyak hal, ia merindukan rumahnya, merindukan Sisu maupun Bibo, juga teman-teman barunya. Namun yang paling Fang Jianheeng rindukan adalah tatapan lembut Raja Saetan kepadanya. Kini Fang Jianheeng hanya mendapati tatapan tajam dan menyeramkan dari Raja Saetan, membuat Fang Jianheeng teringat seperti apa pertemuan pertama mereka. "Haaah..." Fang Jianheeng hanya bisa menghembuskan napas yang berat, ia ingin keluar dari alam Jien, namun ia juga tidak tau bagaimana caranya. Berada di sini dan melihat Ratu Nadita bermesraan bersama Raja Saetan menggunakan tubuhnya membuat Fang Jianheeng merasa sedih. Terkadang bahkan ia harus menangis secara
Saat ini Fang Jianheeng menjalani hidupnya sebagai pelayan tubuhnya sendiri yang saat ini dikuasai oleh Ratu Nadita.Terkadang ia berjumpa dengan Raja Saetan yang mengunjungi tubuhnya, membuat Fang Jianheeng bersedih. (Mengapa Raja Sae tidak mengenali ku?) "Hei, mengapa kamu berani menatapku seperti itu? Apa kamu tidak diajari aturan istana, pelayan sepertimu dilarang mengangkat wajahmu itu!" kata Raja Saetan ketika Fang Jianheeng kepergok menatapnya. Fang Jianheeng hanya bisa menunduk sedih, ia belum bisa menemukan cara berkomunikasi dengan Raja Saetan saat ini, hanya saja Siblis yang saat ini berada di sekitar Raja Saetan tak bisa membantu Fang Jianheeng. Ratu Nadita mengancam, jika Siblis membongkar rencananya. Maka ia akan langsung membunuh tubuh Fang Jianheeng. "Aku merasa aneh dengan pelayan itu!" kata Raja Saetan sesampainya di ruangannya sendiri. Siblis hanya menjadi pendengar saat ini sebelum Raja Saetan kembali melanjutkan kata-katanya. "Dia menatapku, membuatku serba
Fang Jianheeng terbangun di sebuah kamar, ia menatap sekitarnya, ada pelayan wanita yang melayaninya dengan baik. Namun hal aneh terjadi kepadanya. Fang Jianheeng tidak bisa mengeluarkan suaranya. (Dimana aku?) Fang Jianheeng bertanya-tanya, terakhir kali ia ingat kalau seorang Ratu yang merasuki Nukud Larasati membuatnya tidak sadarkan diri. Entah apa yang telah ia lakukan kepada Fang Jianheeng, bahkan Fang Jianheeng tidak bisa bicara kali ini. Ia menggerakkan bibirnya namun suara tetap tidak keluar. Melihat Fang Jianheeng bangun, pelayan itu mendekat. Pelayan wanita itu memberikan Fang Jianheeng baju seragam yang sama dengan yang ia kenakan dan tersenyum. "Yang Mulia Ratu Nadita memintaku untuk memakai kanmu baju ini, ia ingin kamu melihat sendiri ketulusan yang kamu maksud," kata pelayan wanita itu, namanya Arin, salah satu Jien yang kini menyerupai manusia. Fang Jianheeng menurut dan mengangguk, ia tak bisa menyahut namun ia tau kalau kini ia berada di alam Jien. Fang
Siblis menerima buku catatan kuno itu, terdapat informasi lengkap mengenai penyegelan Raja Saetan saat di gunung yang berada tidak jauh dari hutan larangan. Di buku itu tertulis jika kutukan terjadi dari 2 pihak, pihak penyegel dan penjaga gunung kristal hitam. Ular kepala 3 mengutuk Wang Bingwen dan keturunannya. Siblis terlihat murka, karena segel kutukan dari leluhur siluman ular, membuat salah satu dari yang dikutuk harus mengorbankan nyawanya. "Nona, pulanglah... Raja Saetan berada dalam bahaya!" kata Siblis lagi. Baru saja ia mendapatkan laporan dari Jinfriet, kalau Raja Saetan berubah menjadi bayi dan dalam keadaan lemah. Mendengar itu jelas Fang Jianheeng luruh ke lantai, tak menduga apa yang ia lakukan akan membuat Raja Saetan melemah. "Siblis, Nona Jian tidak akan kemana-mana." Larasati datang membawa beberapa murid Nukudnya, terlihat kalau ia takkan membiarkan Fang Jianheeng keluar. "Nona Laras, Raja Saetan sedang sakit... Kalau Jian tidak kembali maka! Akh...
Raja Saetan memasuki kamar Fang Jianheeng, matanya menyusuri setiap sudut kamar dan mencium aroma Fang Jianheeng yang tertinggal, ia bahkan tidak bisa tidur kalau bukan di kamar Fang Jianheeng. "Yang Mulia, saat ini tubuhmu masih tersegel pada tubuh manusiamu, tolong makanlah Yang Mulia," Siblis mengingatkan Raja Saetan dengan membawa beberapa makanan manusia yang menurutnya nikmat. Namun Raja Saetan hanya menatap makanan itu tanpa menyentuhnya sedikitpun, saat ini ia seperti tidak memiliki nafsu untuk melakukan apapun, membuat Siblis merasa sedih karena belum pernah melihat keadaan Rajanya seperti ini. "Siblis, kami menemukan siapa yang menghalangi hawa keberadaan Pengantin Yang Mulia." Jinfriet memberikan laporan dari alam Jien yang tersambung kepada roh Siblis yang kini memasuki tubuh manusia. Siblis yang mendengar itu kemudian keluar dari tubuh manusianya dan kembali ke alam Jien. Sebelum pergi Siblis menatap Yang Mulianya dengan sedih. "Apa maksudmu?" tanya Siblis begit