Selena terbangun ketika matahari sudah bersinar sangat terang. Ia merentangkan kedua tangan dan kakinya untuk melemaskan otot-ototnya yang terasa kaku. Segarnya udara pagi, dan hangatnya cahaya matahari yang masuk ke dalam gubuk, membuat hati menjadi lebih tenang. Selena begitu menikmati suasana indah itu sampai dia menyadari bahwa Raymond sudah tidak berada di sebelahnya."Ray...?" ujar Selena."Ray..?"Raymond tidak tampak di dalam ruangan itu, seluruh pakaiannya sudah tidak tergantung di tali penyekat ruang. Selena kaget dan sedikit panik. Mungkinkah Raymond meninggalkannya sendiri di sini? Tidak mungkin, tidak mungkin."Selena segera melingkarkan kain selimut untuk menutupi seluruh badannya dan segera berjalan ke luar untuk mencari Raymond."Ray...," teriak Selena."Ya...?" jawab Raymond dari arah bawah.Selena mencari arah suara itu, dan dengan segera ia dapat menemukan keberadaan Raymond."Hai, kamu sudah bangun?"sapa Raymond sambil tersenyum.Selena mengangguk."Pagi, kamu lagi
Raymond membolongi buah kelapa, meminum airnya berdua dengan Selena, membungkus semua ubi yang di bakarnya untuk bekal, menyiapkan segala alat-alat yang diperlukan, dan segera bersiap untuk pergi."Kamu sudah siap?" tanya Raymond."Sudah," jawab Selena."Sayang sekali, kamera dari Arya hilang entah kemana. Mungkin masih ada di kapal, atau mungkin jatuh ke laut. Kalau itu masih ada, kita bisa gunakan sambil sekalian meliput berita.""Tidak masalah, Ray. Selama HP kamu masih ada.""Kamu tidak berniat meliput dengan kamera HP kan? Baterainya sudah hampir..."" Aku tahu, ayo jalan!""Ke arah barat," kata Raymond sambil menunjukkan tanggannya ke salah satu arah."Dari mana kamu tau?" tanya Selena bingung."Matahari terbit di timur, berarti kita berjalan ke arah sebaliknya.""Oh, betul juga, ga kepikiran. Baiklah, ayo jalan!" kata Selena.Raymond melihat lagi peta lokasi yang ada di handphonenya."Sepertinya tidak jauh sih, tapi kita tidak tahu juga kalau medannya cukup berat," lanjut Raymon
Kapal Arya tidak hanya membawa TIM SAR tetapi beberapa reporter yang ditugaskan untuk meliput berita, termasuk James dan segudang omong besarnya. Petugas regu penyelamat segera memeriksa ibu Adam. Dan segera menandunya keluar dari gua. Sementara petugas lainnya mulai mencari korban lain yang mungkin selamat, dan beberapa personil mulai mengurus bangkai pesawat, serta beberapa jenasah yang mengambang di laut.Dengan bantuan Arya, Selena berusaha untuk meliput sedikit dari operasi penyelamatan tersebut agar tidak tertinggal berita dari reporter lainnya. Setidaknya Selena harus segera menayangkan secara live kondisi di tempat kejadian. Sementara Raymond dapat menikmati sedikit waktunya untuk bersantai dan beristirahat."Nih....," panggil mas Arya sambil menyodorkan botol minuman."Makasih, kaka....," jawab Raymond bercanda."Lo, keliatan happy banget?" tanya Arya."Happy gimana?""Semalem bro, lo kan dua malem sama doi, ada kemajuan ga? Apa kek? Ngobrol, atau jangan-jangan lebih dari itu?
"Tok, tok, tok!" "Ya, masuk!" "Pagi, Mbak," sapa Rahayu sambil membuka pintu ruangan Selena. Ini masih pagi, tapi wajahnya tampak sedikit kusut. "Pagi Rahayu. Ada apa?" jawab Salena sambil memandangi draft berita yang harus dibacanya hari ini. "Mau breafing schedule, Mbak. Ada perubahan." "Hah? Perubahan apa? Bukannya jadwalku berita malam ya? Memangnya ada masalah apa?" tanya Selena heran. "Hari ini, jawdal Mbak Selena di cancel. Berita malamnya akan digantikan oleh Mbak Diana karena nanti siang, Mbak Selena harus hadir pada acara konferensi pers di kantor BASARNAS. Pihak Basarnas sendiri yang meminta Mbak Selena dan Mas Raymond untuk hadir di acara tersebut." "O ya? Masa sih, Yu? Udah pada basi kali dengerin cerita kita di pulau. Mana diputer terus di TV hampir selama 1 bulan. Lagipula Ray kan sudah pergi shooting lagi di kalimantan," jawab Selena yang sedikit protes karena perubahan jadwalnya. "Waduh, saya juga kurang tau, Mbak. Menurut email yang dikirim ke Ayu, konfrensi
"Jadi, dengan ini, operasi pencarian dan penyelamatan korban jatuhnya pesawat Eagle Air, kami hentikan. Masih ada beberapa personel yang betugas di kepulauan Riau, untuk mengurus jenasah korban pesawat yang masih di rumah sakit dan belum dijemput oleh keluarganya. Selebihnya, mulai hari ini, kami manarik semua personel. Terima kasih atas perhatiaanya, sekali lagi, kami turut berduka dengan kejadian ini, mohon maaf bila selama kami bekerja, ada perbuatan dan perkataan kami yang tidak berkanan di hati saudara semua, baik yang disengaja maupun tidak. Sekali lagi terima kasih," kata moderator menutup acara konferensi pers sore ini.Raymond bersyukur karena rangkaian acara ini telah selesai. Selama 2 minggu pertama, Raymond mendapatkan undangan dari berbagai acara acara televisi. Dari mulai acara berita, hingga acara-acara gossip yang mengundangnya sebagai saksi di lapangan. Belum lagi berita-berita di kanal berita online yang menulis berita penyelamatan korban, hingga presenter ganteng pen
Setelah turun dari mobil Dimitri waktu menunjukkan sekitar pk 17.30. Selena segera bergegas untuk bersiap-siap. Dia segera mandi, membersihkan dirinya dari ujung kaki hingga ujung kepala. Sambil mengeringkan rambutnya, Selena mulai memilih pakaian apa yang harus dikenakannya malam ini. Sudah menjadi kebiasaannya untuk selalu tampil rapih dan menawan dalam segala acara.Waktu menunjukkan pukul 7 sore hari, dan bel apartemen Selena mulai berbunyi."Selamat sore, bu. Ini ada seorang tamu ibu menunggu di bawah," kata salah seorang security di apartemennya."Baik, pak, terima kasih, tolong sampaikan kalau saya akan segera turun," kata Selena.Selena segera memakai anting-anting sambil berusaha melingkarkan tali di sepatu hak tingginya. Sekali lagi melihat penampilannya di depan kaca, memastikan rok hitamnya jatuh dengan sempurna di badannya. setelah penampilannya sempurna, Selena segera keluar dari apartemennya.Pintu lift terbuka dan Selena segera turun ke lobby. Ketika pintu lift kembali
"Bang terima kasih ya," teriak Raymond berpamitan dengan Bang Joni yang sedang sibuk memasak pesanan nasi goreng bagi para pelanggan-pelanggannya. "Sering-sering kemari, ajak juga mbaknya." "Terima kasih, Bang. Makanannya enak," puji Selena. "Jangan kapok ya mbak," kata Bang Joni. Selena tersenyum dan mengangguk. Raymond segera bersiap untuk mengantar Selena pulang. Kaki mereka melangkah satu per satu ditemani indahnya cahaya lampu jakarta di malam sunyi ini . Bulan bersinar terang ditemani dengan taburan bintang, menjadikan suasana malam itu menjadi lebih romantis. "Jadi, kamu sudah lama kenal Bang Joni ya?" Raymond mengangguk. "Langganan lama?" tanya Selena. "Teman lama, waktu di jalanan." "O ya? Gimana ceritanya?" "Bang Joni sudah seperti kakak sendiri. Waktu di jalan, ngamen bareng, dipukulin bareng, dikerjar-kejar bareng." "Terus...?" tanya Selena semakin penasaran. "Terus tobat, ngelamar kerja di beberapa perusahaan dan keterima di In One Tv, awalnya cuma jadi kru. Ny
Hari-hari ini adalah hari paling teratur bagi seorang Selena Audrey. Ia tidak lagi melewatkan jadwal makan siang. Setiap siang, Raymond selalu mengirimkan makanan di depan ruangan pribadinya, atau bahkan, jika ada waktu senggang Raymond mengajaknya untuk pergi makan siang bersama. Dan bukan hanya itu, Raymond sanggup membuat hidup Selena menjadi lebih berwarna dengan cerita-cerita dan segudang leluconnya. Sehingga Selena merasa kehilangan apabila Raymond pergi shooting di daerah. Tetapi, terima kasih pada handphone satelite dan peralatan canggih jaman sekarang, mereka tetap dapat berkomunikasi dengan baik walaupan Raymond sedang berada di tengah hutan."Mbak.....,""Mbak....,""Mbak Selena...," teriak Rahayu."Rahayu....," jawab Selena kaget."Kamu masih hobi ngagetin orang?" lanjut Selena."Abisnya, aku udah panggil-panggil Mbak Selena dari tadi," jawab Rahayu tidak terima tudingan Selena."Iya, sorry-sorry. Ada apa?""Mbak Selena di panggil Pak Bos," jawab Rahayu."Ada perlu apa ya?"