Share

PENGHANCUR TAKDIR KEBANGKITAN WANG XUAN
PENGHANCUR TAKDIR KEBANGKITAN WANG XUAN
Author: Adi Rasman

BAB 1 "ANAK TANPA TAKDIR"

Author: Adi Rasman
last update Last Updated: 2025-06-11 23:14:32

Langit di atas Pegunungan Surga Terlarang tampak suram, seolah sedang berkabung.

Angin mendesir pelan, mengusap lembut pepohonan tua yang telah berdiri selama ribuan tahun. Di balik kabut tipis yang menyelimuti lereng gunung, terlihat satu titik kecil di dasar lembah: seorang anak laki-laki berselimutkan jubah abu-abu yang telah robek, tubuhnya meringkuk, wajahnya pucat seperti kematian.

Namanya Wang Xuan.

Usianya baru lima belas tahun, namun tubuhnya telah menyimpan luka yang tak terlihat mata biasa—luka yang bukan berasal dari pedang atau tamparan, tetapi dari penolakan dunia itu sendiri.

Di dunia ini, setiap bayi yang lahir akan disambut oleh cahaya nasib, menandai awal kultivasi mereka—warna cahaya yang keluar akan menunjukkan potensi dan jalan hidup mereka. Merah berarti kuat, emas berarti jenius surgawi, biru berarti stabil, dan abu-abu… abu-abu berarti sampah.

Namun Wang Xuan... tak memiliki cahaya apa pun.

Tidak merah, tidak biru, bahkan tidak abu-abu. Saat ia lahir, langit tetap gelap. Batu Surga yang digunakan untuk mengukur bakat tetap membisu.

Bahkan para tetua sekte saat itu hanya bisa memandang bayi itu dengan tatapan bingung, lalu ngeri.

“Anak ini... tidak memiliki takdir,” kata mereka. “Tidak tercatat dalam kitab surga. Ia adalah kesalahan alam.”

Dari hari itu, Wang Xuan menjadi aib bagi Sekte Surga Abadi.

Ia dibesarkan bukan sebagai murid, melainkan pelayan. Ditugaskan membersihkan halaman, membawa air, bahkan dipukuli oleh murid-murid yang lebih muda hanya untuk hiburan. Ia tidak pernah membalas. Tidak karena lemah hati, tapi karena tidak bisa. Ia bahkan tidak bisa menyerap energi spiritual paling dasar sekalipun.

Selama bertahun-tahun, ia bertahan hanya dengan satu keyakinan yang samar: bahwa keberadaannya pasti punya alasan. Mungkin ia diuji. Mungkin ia ditakdirkan untuk jalan lain. Mungkin...

Tapi semua harapan itu hancur pada hari ia dibuang ke Lembah Terlarang.

Alasan pembuangannya begitu sepele—ia tidak sengaja menumpahkan teh pada salah satu tetua muda. Murid-murid elit menuduhnya tidak hormat, dan tanpa pengadilan, ia langsung dilempar ke lembah yang dikenal sebagai tempat pembuangan sampah spiritual dan binatang buas.

“Tempat yang pantas untuk makhluk tanpa nasib,” ejek salah satu dari mereka.

Dan kini, di sinilah ia. Di atas tanah dingin dan lembab. Nafasnya lemah. Tubuhnya menggigil.

Wang Xuan tahu, di tempat seperti ini, tidak ada yang bertahan lebih dari tiga hari.

Tetapi, justru saat kematian mendekat, sesuatu yang aneh terjadi.

Tanah di bawah tubuhnya bergetar perlahan. Bukan karena gempa, tapi... karena sesuatu yang bangkit. Sebuah pusaran energi tak kasat mata perlahan terbuka di bawah punggungnya.

Wang Xuan membuka matanya yang setengah tertutup. Pandangannya kabur, tapi ia melihat lingkaran simbol bercahaya merah gelap mulai terukir di tanah di sekelilingnya.

Simbol itu bukan milik sekte mana pun yang ia kenal. Bahkan energi yang mengalir darinya terasa salah… kuno… dan mengerikan.

Suara tiba-tiba menggema di kepalanya. Suara yang dalam, dingin, dan terdengar seperti gema dari ribuan tahun lalu.

> “Tidak memiliki takdir bukanlah kutukan... tapi panggilan.”

> “Kau tidak ditolak oleh langit karena lemah. Kau ditolak karena takdir tak bisa mengikatmu.”

> “Bangkitlah, Pewaris Altar Penghancur.”

> “Hancurkan nasib, dan ciptakan jalurmu sendiri.”

Seketika itu juga, rasa sakit yang amat sangat menembus seluruh tubuh Wang Xuan. Darahnya mendidih. Tulangnya terasa retak. Tapi bersamaan dengan itu, ia merasakan... sesuatu masuk ke dalam dirinya. Sebuah kekuatan asing, seolah dunia sedang memahat ulang keberadaannya.

Di depannya, sebuah layar tak kasat mata terbuka:

---

[SISTEM PENGHANCUR TAKDIR TELAH DIAKTIFKAN]

Status: Pewaris Pertama

Level Eksistensi: Tidak Diakui

Langkah Awal: Bertahan hidup selama 3 hari di Lembah Terlarang

Hadiah: Pengaktifan Darah Primordial – Tahap 1

---

Tubuhnya tersentak.

Jiwanya terasa ringan, tapi juga panas, seperti ada nyala api yang menyala di dalam inti terdalam dirinya—inti yang bahkan dia tidak tahu dia miliki.

Untuk pertama kalinya sejak ia lahir... Wang Xuan bisa merasakan sesuatu yang selama ini tidak pernah ia sentuh.

Energi.

Bukan energi spiritual biasa. Tapi energi liar dan kasar yang tidak tunduk pada hukum dunia. Energi yang tidak mengalir, tapi menyalak seperti binatang buas yang haus kebebasan.

Dan ia bisa mengendalikannya.

Perlahan, Wang Xuan bangkit dari tanah. Jubahnya koyak, tubuhnya masih penuh luka, tapi ada cahaya aneh di matanya—bukan harapan... bukan juga kebencian... tapi tekad.

Langit malam menyambutnya dengan kilat samar di kejauhan, seolah memberi pertanda.

Di tempat yang seharusnya menjadi kuburannya, seorang bocah yang tidak pernah diakui oleh dunia... telah terbangun.

Dan ia akan menuntut balas. Bukan hanya pada mereka yang membuangnya, tapi pada dunia itu sendiri.

---

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • PENGHANCUR TAKDIR KEBANGKITAN WANG XUAN   BAB 12 " Riak dari Retakan Langit "

    Langit pagi di wilayah barat Kekaisaran Langit Selatan tampak jernih dan tenang, tetapi bagi mereka yang telah belajar membaca denyut Qi dunia, ada sesuatu yang aneh sejak malam tadi. Seperti gelombang halus yang nyaris tak terlihat, retakan takdir telah muncul… lalu menghilang sebelum sempat dikenali.Di atas tebing tinggi yang membelah lembah-lembah selatan, berdirilah Menara Sumpah Surgawi, pusat pengamatan langit dan kedalaman Dao milik Sekte Angin Bening. Tempat itu tak tersentuh oleh keramaian dunia, namun justru dari sanalah berita tentang perubahan langit pertama kali muncul.Di dalam paviliun batu putih, seorang gadis duduk bersila di antara tumpukan gulungan kitab kuno. Yu Ruyan, murid pribadi dari Penjaga Dao Ketiga, menatap kosong pada langit biru yang terhampar tanpa cela. Di balik ketenangan wajahnya, pikirannya sedang menari dalam badai.> “Tiga gangguan Dao. Muncul bersamaan… lalu menghilang.”Ia membuka sebuah gulungan tua dengan segel merah darah. Judulnya: Pecahan Q

  • PENGHANCUR TAKDIR KEBANGKITAN WANG XUAN   BAB 10 "Suara dari Dalam Retakan"

    Angin malam berdesir pelan melewati jurang Pegunungan Langit Terkoyak, namun ada yang berbeda kali ini. Udara yang sebelumnya dingin dan lembab kini mengandung sesuatu yang membuat kulit para binatang buas merinding. Seolah ada irama tak terdengar yang mengalir dalam setiap desiran udara, memanggil... tapi bukan memanggil kepada siapa pun yang hidup.Di dasar tebing itu, Wang Xuan duduk bersila dengan pakaian robek, tubuh berlumuran darah, dan luka yang belum sepenuhnya sembuh. Tapi matanya... satu mata berwarna hitam biasa, dan satu lagi merah menyala dengan spiral yang berputar pelan, menatap kosong ke dalam kegelapan di hadapannya.Dia tidak bergerak.Tidak karena dia takut.Tapi karena tubuhnya—jiwanya—masih berusaha memahami sesuatu yang baru saja dibangkitkan dari dalam dirinya.Wang Xuan menghirup udara dalam-dalam. Setiap tarikan napas membawa masuk energi aneh yang tidak kasat mata, tapi bisa ia rasakan: dingin, tajam, dan tidak stabil. Energi ini bukan Qi biasa—bukan energi

  • PENGHANCUR TAKDIR KEBANGKITAN WANG XUAN   BAB 9 "Jalan yang Dikutuk, Darah yang Menyala "

    Langit di atas Pegunungan Langit Terkoyak tampak kelam dan gelap, seolah-olah senja telah ditelan oleh bayangan yang lebih tua dari malam itu sendiri. Kabut ungu menggantung rendah, mengalir perlahan seperti makhluk hidup yang mengendap-endap di antara pepohonan tua dan batu karang tajam. Angin berhembus tanpa suara, membawa aroma darah, lumut, dan sesuatu yang... asing.Di dasar tebing yang curam, tubuh Wang Xuan tergeletak tak bergerak. Pakaiannya robek, tubuhnya penuh luka, dan darah yang mengalir dari pelipisnya menggenang perlahan, menyusup ke celah-celah tanah, menyatu dengan garis-garis simbol kuno yang terukir samar di batuan tempat ia terbaring.Pukulan terakhir dari murid inti Sekte Surya Ilahi bukan hanya menghancurkan harapan Wang Xuan untuk naik ke ranah kultivasi berikutnya, tapi juga menghancurkan inti roh yang baru saja mulai terbentuk di dalam dantiannya. Itu adalah pukulan maut — bukan hanya terhadap tubuh, tapi terhadap takdirnya sebagai seorang kultivator.Lama ia

  • PENGHANCUR TAKDIR KEBANGKITAN WANG XUAN   BAB 8 " JALAN SUNYI, DENDAM YANG MEMBARA

    Bab 8 – Jalan Sunyi, Dendam yang MembaraLangit di atas Lembah Hitam mulai merekah keemasan, tapi tak ada kehangatan yang menyentuh tanah. Kabut tetap menggantung tebal, menyelimuti lembah seperti rahasia yang enggan diungkap. Di dalam gua gelap di balik air terjun kecil, Wang Xuan duduk bersila. Napasnya teratur namun dalam, seperti naga tidur yang perlahan bangkit dari mimpi buruknya.Di depannya, terhampar simbol-simbol bercahaya yang berputar lambat. Ini adalah sisa-sisa dari Mantra Penolakan Jiwa, teknik pertama yang muncul dari gulungan terkutuk.> “Semakin besar luka jiwa, semakin cepat kekuatanmu tumbuh. Semakin besar pengkhianatan, semakin kokoh pondasimu. Jalan ini bukan untuk yang lemah, bukan untuk yang suci. Ini adalah jalan para penolak takdir.”Wang Xuan menarik napas panjang. Ia masih mengingat hari ketika ia dibuang dari Sekte Jalan Suci. Tatapan jijik para tetua, cibiran murid-murid, dan yang paling menusuk—diamnya Li Yueran.Namun sekarang ia tidak akan menoleh ke b

  • PENGHANCUR TAKDIR KEBANGKITAN WANG XUAN   BAB 7 " WARISAN YANG TERLUPAKAN

    Bab 7 – Warisan yang TerlupakanKabut pagi turun perlahan, menyelimuti jurang dalam seperti tabir putih yang menyembunyikan luka dunia. Angin lembah berhembus pelan, membawa bau darah dan lumut basah. Di balik batu besar yang menjorok ke dinding tebing, tubuh remuk Wang Xuan tergeletak tak bergerak. Luka terbuka di dada dan lengannya menghitam, membentuk pola seperti akar pohon tua yang membelit daging.Namun napas masih berembus dari bibirnya yang pecah. Meski lemah, denyut kehidupan tetap ada. Dalam kegelapan kesadaran, ia melayang antara kenyataan dan mimpi, antara dunia fana dan suara dari tempat yang tak bernama.> "Engkau yang ditolak oleh surga, engkau yang dibuang oleh dunia... bersiaplah menerima warisan dari Jalan yang Terlupakan."Suara itu bergema di dalam pikirannya, seperti gema purba yang tak mengenal waktu. Lalu, seberkas cahaya ungu kehitaman memancar dari dada Wang Xuan. Di dalam jubahnya yang robek, gulungan tua yang ia temukan di Paviliun Terlupakan mulai terbakar

  • PENGHANCUR TAKDIR KEBANGKITAN WANG XUAN   BAB 6 " BAYANG BAYANG TAKDIR YANG DITOLAK"

    ---Bab 6 – Bayang-Bayang Takdir yang DitolakLangit malam menyelimuti Pegunungan Qianlong dalam kegelapan pekat. Kabut tipis bergulir perlahan, seperti napas para roh kuno yang mengawasi dari balik langit. Di antara puncak-puncak yang menjulang, berdiri megah Sekte Jalan Suci, tempat kebanggaan ribuan murid, tempat kelahiran para jenius, dan juga… tempat yang baru saja mengusir seorang murid muda bernama Wang Xuan.Di tengah malam yang senyap itu, terdengar langkah-langkah pelan memasuki Aula Papan Takdir. Batu giok yang berdiri tegak di tengah aula berkilau redup, seakan menyimpan rahasia yang tidak ingin dibuka.Tetua Qian Rui, lelaki tua berambut abu-abu dan berjubah putih bersih, menatap batu itu dalam diam. Tangannya menyentuh permukaan yang dingin dan keras, dan seketika aliran cahaya samar menyapu ruangan.> “Nama Wang Xuan telah dihapus,” gumamnya.Namun, ia terdiam. Di balik batu giok, samar-samar... sebuah bayangan keemasan dan gelap masih bergetar lemah. Bekas nama itu bel

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status