Home / Fantasi / PENGHANCUR TAKDIR KEBANGKITAN WANG XUAN / BAB 2 " TIGA HARI DI NERAKA TERLARANG "

Share

BAB 2 " TIGA HARI DI NERAKA TERLARANG "

Author: Adi Rasman
last update Last Updated: 2025-06-11 23:16:15

Lembah Terlarang.

Tempat ini bukan hanya dikenal karena keberadaan binatang buas, tetapi karena aura yang menekan setiap makhluk hidup yang memasuki batasnya. Energi spiritual di sini berputar secara liar dan tidak terkendali—mustahil untuk dikendalikan dengan teknik biasa. Bahkan tetua tahap Jiwa Inti pun enggan menjejakkan kaki ke dalamnya kecuali terpaksa.

Dan di tempat penuh bahaya ini, Wang Xuan harus bertahan selama tiga hari—sebagai syarat pertama yang diberikan oleh suara misterius di dalam kepalanya.

Tiga hari.

Terdengar sepele bagi mereka yang memiliki kekuatan.

Namun bagi anak yang tak pernah berlatih, tanpa dasar kultivasi apa pun, tanpa senjata, tanpa perlindungan... itu seperti dijatuhi hukuman mati yang ditunda.

---

Saat matahari terbit keesokan harinya, cahaya samar menembus celah-celah tebing tinggi. Wang Xuan duduk bersila di bawah pohon tua yang daunnya berwarna hitam legam. Tubuhnya masih nyeri, namun jiwanya tenang—untuk pertama kalinya dalam hidupnya.

Ia memandang tangannya. Energi asing masih mengalir di dalam nadi-nadinya, membentuk aliran tak beraturan, liar, dan sulit dipahami. Namun ia tahu: energi itu adalah miliknya sekarang. Sesuatu yang tak dimiliki siapa pun di dunia ini.

> “Darah Primordial,” gumamnya lirih. “Sumber kekuatan dari zaman sebelum langit menetapkan takdir.”

Menurut suara yang terhubung dengannya semalam, ia kini memegang warisan kuno bernama Altar Penghancur, peninggalan dari zaman yang bahkan tidak tercatat dalam Kitab Langit. Warisan ini tidak memberi teknik, tidak memberi jalan instan menuju kekuatan, melainkan... kemampuan untuk melawan takdir itu sendiri.

> “Bukan takdir yang menentukan aku,” Wang Xuan mengepalkan tangannya, “tapi aku yang akan menentukan takdir.”

Namun refleksi itu terhenti oleh suara geraman dari semak-semak.

Dua pasang mata merah menyala di kegelapan. Seekor Serigala Bayangan Beracun muncul dari kabut, langkahnya ringan dan tak bersuara, tubuhnya sebesar kerbau muda, bulu-bulunya bergerak seperti asap. Binatang kelas Rendah-Tahap Roh, tapi cukup untuk membunuh tiga murid inti jika sendirian.

Wang Xuan mundur satu langkah. Ia belum memiliki teknik apa pun. Tidak ada senjata. Bahkan tidak tahu bagaimana melindungi diri.

Namun suara di dalam pikirannya kembali muncul.

> “Pewaris pertama, jangan tunduk. Biarkan darahmu yang baru bangkit menuntun nalurimu. Biarkan energi mentah itu menyatu dengan kehendakmu.”

Nafas Wang Xuan bergetar. Ia memejamkan mata. Di dalam tubuhnya, pusaran energi liar itu menyala. Ia tak mencoba mengarahkannya. Ia tidak tahu caranya. Ia hanya... menuntun niatnya.

> “Bertahan.”

Dan saat serigala menerkamnya, cakarnya mengarah tepat ke leher, tiba-tiba tubuh Wang Xuan bergerak seperti dipandu naluri. Tangannya menangkis—bukan dengan teknik, tapi dengan energi kasar yang melonjak dan menciptakan perisai tipis berwarna merah gelap.

Cakar serigala terpental!

Wang Xuan terpukul mundur beberapa langkah, tapi ia masih hidup.

Tanpa memberi waktu, ia melompat ke samping, menggenggam batu tajam di tanah, dan menghantam kepala serigala yang terpukul balik itu. Sekali. Dua kali. Tiga kali.

Sampai kepala binatang itu retak dan tubuhnya rebah tanpa nyawa.

Ia terduduk di tanah, nafasnya berat. Tubuhnya dipenuhi luka, tapi... jantungnya berdetak kencang bukan karena ketakutan, melainkan kegembiraan yang aneh. Sebuah rasa asing yang belum pernah ia rasakan.

> “Aku... bisa melawan.”

Di kejauhan, seekor Burung Penebar Racun terbang rendah. Di balik pohon, sepasang Tikus Bergigi Baja mengintai. Bahkan tanah di bawahnya mungkin menyembunyikan makhluk yang belum terlihat.

Namun Wang Xuan tidak merasa gentar. Ia tak punya alasan untuk bertahan hidup kemarin. Tapi kini—ia memiliki jalan.

---

Hari kedua.

Wang Xuan mulai merasakan bagaimana tubuhnya berevolusi. Energi yang dulu liar perlahan mulai menjalin simpul sederhana dalam tubuhnya, membentuk pola seperti akar. Ia belum memiliki Dantian seperti para kultivator lain, tapi energi Primordial-nya mulai menciptakan ruang spiritual alternatif: Rongga Penghancur.

Sebuah sistem kultivasi yang tidak berdasarkan alam, tetapi pada penolakan terhadap tatanan langit.

> “Kultivasi jalan ini adalah menantang aturan. Semakin kuat kehendakmu untuk menghancurkan takdir, semakin cepat kekuatanmu tumbuh.”

“Namun jalannya sepi, penuh luka, dan dilupakan oleh sejarah.”

Ia menerima itu.

Karena ia tidak ingin hanya menjadi kuat. Ia ingin meruntuhkan dunia yang telah membuangnya.

---

Hari ketiga.

Langit tampak tenang. Wang Xuan duduk di atas batu datar, darah serigala dan binatang lain mengering di jubahnya. Di sekelilingnya, empat tubuh binatang Roh Kelas Rendah membujur tak bernyawa. Ia tidak hanya bertahan... ia berkembang.

Saat fajar menyentuh puncak tebing, layar tak kasat mata muncul di hadapannya.

---

[TUGAS SELESAI: Bertahan di Lembah Terlarang (3 hari)]

Status: Lulus

Hadiah: Aktivasi Tahap 2 Darah Primordial

Fitur Baru Terbuka: Mata Penghancur – Lv. Awal

Akses ke Wilayah Warisan: Ruang Jiwa Dalam

---

Mata Wang Xuan menyala merah samar. Di dalam dirinya, energi liar meledak, lalu membentuk pola melingkar di bawah pusar—sebuah inti pseudo, bukan seperti Dantian biasa, melainkan pusaran kehendak.

Ia kini bukan lagi manusia biasa.

Ia adalah Pewaris pertama dari jalan yang dilupakan sejarah. Dan dunia... baru saja membuka matanya terhadap ancaman yang akan datang.

---

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • PENGHANCUR TAKDIR KEBANGKITAN WANG XUAN   Bab 19 " Batas yang Tidak Boleh Dilanggar "

    ---Bab 19 – Batas yang Tidak Boleh DilanggarDataran Naga Mati masih sunyi. Tapi keheningan itu bukan ketenangan. Melainkan... penantian.Wang Xuan duduk di tengah formasi batu purba, mencoba memahami simbol-simbol yang muncul dalam meditasinya semalam. Di sisinya, Yu Ruyan berdiri menjaga, matanya tajam mengamati sekitar.Di balik batu besar berlumut, sepasang mata ungu mengintip.Xie Qing, dengan tubuhnya dibungkus kabut lembut, mengamati dengan penuh minat. Di belakangnya, dua anggota Klan Bayangan Terakhir berjaga.> “Resonansi tubuhnya... mulai menyesuaikan dengan hukum Dataran,” bisik Xie Qing. “Kalau ia bertahan, kita mungkin bisa menyaksikan simpul kedua... terbuka.”Namun saat mereka mengamati…Langit tiba-tiba retak.Tidak pecah. Tapi membelah seolah seseorang mencoba memaksa masuk ke dalam ruang yang tidak mengizinkan eksistensinya.---⚔️ Mo Yuan Memaksa MasukDari celah udara, muncul siluet tinggi berjubah biru kelam: Mo Yuan. Di tangannya, tergenggam Tulang Dimensi Tert

  • PENGHANCUR TAKDIR KEBANGKITAN WANG XUAN   Bab 18 " Dataran Naga Mati "

    Langit sore di Dataran Naga Mati tak berwarna. Bukan kelabu, bukan jingga. Hanya... kosong. Seperti langit yang kehilangan ingatan tentang cahaya dan waktu.Tempat ini sudah lama dianggap tanah mati, bukan karena tak ada Qi, tapi karena Qi di sini terlalu tua, terlalu asing, dan tidak mengenal para kultivator zaman sekarang.🌑 Kedatangan yang TerlambatWang Xuan dan Yu Ruyan berdiri di tepi dataran itu. Tanahnya keras, retak-retak, tapi berdenyut seperti daging makhluk purba. Angin bertiup tanpa arah, membawa serpihan batu dan... abu tulang naga.> “Tempat ini bukan hanya kuburan,” gumam Yu Ruyan. “Ini adalah... luka pada permukaan dunia.”Wang Xuan melangkah perlahan. Setiap langkahnya disambut oleh gema Qi purba dari dalam tanah. Ia tidak merasa takut—justru tubuhnya merespons dengan resonansi aneh, seperti panggilan dari bagian dirinya yang belum ia kenal.---🐲 Kenangan Dalam TanahSaat mereka melangkah lebih dalam, mereka tiba di sebuah lingkaran batu besar, setengah terkubur.

  • PENGHANCUR TAKDIR KEBANGKITAN WANG XUAN   BAB 17 " Langkah - Langkah Dalam Kabut

    Di utara Kekaisaran Langit Selatan, terhampar wilayah yang disebut orang-orang dengan nama sederhana tapi penuh misteri: Laut Kabut Menangis. Tidak ada kapal yang berani melintasinya kecuali para pengelana spiritual dan pemburu artefak jiwa. Dan di sanalah, tanda-tanda pertama perubahan luar dunia mulai menyebar seperti wabah tanpa suara.🌫️ Di dalam Laut Kabut MenangisEmpat sosok berjubah kelabu bergerak cepat di atas permukaan air yang dipenuhi kabut. Mereka berasal dari Klan Bayangan Terakhir, sebuah kelompok peneliti hukum Dao yang menolak tunduk pada sekte mana pun. Mereka mempelajari kekacauan, dan hari ini... kekacauan memanggil mereka.> “Kabut ini... menyimpan gema,” kata salah satu dari mereka, wanita muda bernama Xie Qing, pakar resonansi spiritual. Ia meletakkan telinganya ke atas air.Dari dalam kabut, terdengar suara seperti tangisan bayi. Namun tidak ada bayi. Hanya riak Qi yang membentuk suara dari kehampaan.> “Tidak berasal dari roh. Tidak berasal dari jiwa. Suara

  • PENGHANCUR TAKDIR KEBANGKITAN WANG XUAN   BAB 16 " Simpul Pertama, pemutusan Takdir

    Fajar belum menyentuh ujung langit. Tapi suasana di sekitar reruntuhan telah berubah. Kabut tak lagi seperti kabut biasa, dan embusan angin membawa aroma asing—sesuatu antara logam panas dan bunga layu.Yu Ruyan terbangun lebih awal. Ia menatap ke arah Wang Xuan yang duduk diam di atas batu datar, tubuhnya diselimuti kabut ungu kehitaman. Ia tampak tak bergerak, tapi udara di sekitarnya… bergetar halus.Ruyan mendekat perlahan. Jantungnya berdetak tak menentu.> “Qi itu... berubah.”Ia mengamati tanda samar di dada Wang Xuan—ukiran bundar dengan satu garis melintang, tampak hidup, denyutnya mengikuti irama detak jantung. Tapi anehnya, Qi Wang Xuan kini terasa tenang, bahkan… hangat.> “Apakah ini... simpul yang dimaksud dalam mimpimu?” tanya Ruyan pelan.Wang Xuan membuka matanya perlahan. Pupilnya tak lagi spiral, tapi masih menyimpan bayangan kabut di dalamnya.> “Ya. Aku memutus takdirku.”> “Apa maksudmu?”Wang Xuan menatap ke arah langit.> “Aku... tak lagi terhubung dengan roda

  • PENGHANCUR TAKDIR KEBANGKITAN WANG XUAN   BAB 15 " Langkah Pertama Menuju Jalur Terlarang "

    Kabut masih menggantung di reruntuhan, meski matahari telah naik tinggi. Udara tak sepenuhnya kembali seperti semula—ia menyimpan gema dari sesuatu yang tak kasat mata, seakan reruntuhan itu kini menjadi tempat yang dilihat oleh mata di luar dunia.Wang Xuan berdiri di tengah kehampaan yang tenang, tapi perasaan dalam dirinya… tak lagi utuh. Sejak kejadian tadi, ia tidak merasa menang. Ia tidak merasa kuat. Ia justru merasa seperti pintu terbuka yang tak bisa ditutup.Di hadapannya, Yu Ruyan masih berdiri, diam, tapi matanya menyimpan badai.---🌬️ Pilihan yang Tak Pernah Ia Inginkan> “Apa yang kulihat barusan…” bisik Yu Ruyan, suaranya sedikit gemetar, “...itu bukan kekuatan dari dunia ini. Dan kau… jadi perantaranya.”Wang Xuan tak menjawab. Tak menyangkal. Ia hanya menatap.Yu Ruyan menarik napas panjang. Ia memandangi reruntuhan yang setengah hancur, lalu menunduk.> “Kau tahu, selama ini aku percaya pada satu hal: bahwa tatanan langit tidak sempurna… tapi tetap harus dijaga.”>

  • PENGHANCUR TAKDIR KEBANGKITAN WANG XUAN   BAB 14 " Mata yang Terlupakan Langit "

    Langit siang tampak seperti biasa. Biru. Terang. Tenang.Namun bagi mereka yang peka terhadap resonansi Dao, hari ini langit terasa… menatap kembali.Di lereng Pegunungan Langit Terkoyak, udara berubah padat. Tidak karena tekanan spiritual dari seorang ahli, melainkan karena sesuatu yang lebih tua dari hukum itu sendiri mulai merayap melalui celah yang terbuka.Di dalam reruntuhan, dua sosok berdiri saling menatap.Wang Xuan berdiri dengan napas teratur, seolah tidak ada yang mengejutkannya. Sementara Yu Ruyan, masih memegang pedang pendek di sisi pinggangnya, menahan diri untuk tidak menarik napas terlalu cepat.> “Qi Kehampaan dalam tubuhmu... bukan hanya tak teratur,” ucap Yu Ruyan pelan, “tapi seperti memiliki kehendaknya sendiri.”> “Kau benar,” Wang Xuan menjawab lirih. “Dan kehendak itu... bukan milikku.”---💨 Di Balik Bayangan – Pemburu BergerakTak jauh dari tempat mereka berdiri, Hei Yu, pemimpin Satuan Bayangan Tak Bernama, mengangkat tangannya. Dari lengan jubahnya, munc

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status