Beranda / Urban / PERJAKA NEXT LEVEL / 44. Two-Piece Bikini

Share

44. Two-Piece Bikini

Penulis: Nezunez
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-24 23:03:59
Di dalam toko suvenir yang ber-AC dingin, Lia sudah memilih dua handuk dan celana pendek buat Nobu. Mereka berdua masuk ke area ganti di belakang toko, lalu keluar lagi sambil bawa kantong plastik.

Lia memandang Nobu yang masih memakai masker hitam seperti biasa.

“Nob… buka maskernya dong,” kata Lia sambil tersenyum kecil. “Kita mau main air, nanti basah juga.”

Mata Nobu langsung membulat. “B-buka masker?”

“Iya, emang kenapa?” Lia mendekat, suaranya lembut. Dia tahu banget Nobu selalu menyembunyikan giginya yang berantakan. “Santai aja, aku nggak apa-apa kok.”

“Bukan gitu, Li…”

“Udah, lepasin aja. Aku janji nggak kaget,” goda Lia sambil terkekeh.

Nobu menghela napas panjang, lalu pelan-pelan menurunkan maskernya.

Begitu masker terlepas, Lia langsung terdiam. Keningnya berkerut, matanya melebar.

“Nob… gigi kamu?” tanyanya pelan, jari telunjuknya menunjuk ke arah mulut Nobu.

Nobu cuma nyengir kecil, malu-malu. “Hehe… iya.”

Gigi depannya rapi, putih bersih, sama sekali nggak berantakan se
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • PERJAKA NEXT LEVEL   48. Ronde Kedua

    Nobu melangkah maju. Tepat di hadapan si kaos hitam, kaki kirinya maju setengah langkah, pinggul berputar.“JAB!”Tinju kanannya melesat lurus, mengenai dagu lawan.“BRAAK!”Kepala pria itu terdongak keras ke belakang, tubuhnya terangkat dari tanah, melayang dua meter, lalu menghantam aspal membuat suara dentum yang keras.Dia ambruk tak bergerak, darah segar langsung mengalir deras dari hidung dan sudut bibirnya, membentuk genangan kecil di bawah kepalanya yang jatuh miring.Dua pria yang tersisa langsung membelalak heran, kaki mereka gemetar sampai mundur selangkah bersamaan.Nobu menatap tangan kanannya yang masih mengepal, urat-urat di lengannya berdenyut keras. Matanya membulat—bukan takut, tapi girang setengah tak percaya.“Gila… cuma satu pukulan?!” Suaranya bergetar penuh adrenalin, senyum lebar mengembang di wajah itu. “Kekuatan ini… beneran nggak masuk akal!”Di kepalanya langsung berputar rencana-rencana gila yang dulu cuma berani dia simpan dalam khayalan.‘Kalau satu puku

  • PERJAKA NEXT LEVEL   47. Tiga Lawan Satu

    Nobu baru saja melambaikan tangan terakhir ke Lia yang masuk mobil. Dia menarik napas panjang, lalu berjalan sendirian menuju area parkir motor di ujung kompleks waterboom.Langit sudah jingga, lampu taman mulai menyala satu per satu.Sepatu ketsnya berderit pelan di aspal. Tangan masih memegang helm, pikiran melayang ke kata-kata Lia tadi “setahun”.Tanpa sadar, langkahnya semakin lambat.Tiba-tiba suara kasar dari belakang.“Hei, jagoan! Buru-buru amat? Pacar seksimu di mana?”Nobu langsung menoleh.Tiga orang berdiri di belakangnya, sekitar lima meter. Yang bicara tadi berkaos hitam. Di sebelahnya pemuda rambut pirang, senyumnya sinis. Nobu langsung ingat wajah-wajah itu.Mereka berdua yang tadi pagi mengganggu Lia di terowongan akuarium. Tapi yang satu orang lagi, Nobu tidak ingat melihatnya tadi. Badannya paling besar dan kekar. Tato yang entah bentuk apa terlihat di lengan kiri dan kanan. Dia berdiri di tengah dengan tangan mengepalNobu berhenti, tidak mundur selangkahpun . “Ad

  • PERJAKA NEXT LEVEL   46. Perosotan Celaka!

    Dia segera memposisikan tubuhnya di depan Lia supaya orang lain tak bisa melihat, lalu menarik ban itu ke sudut kolam yang lebih sepi.“Tunggu di sini, aku cari sekarang,” katanya cepat sambil melepas kaus renangnya sendiri dan melingkarkannya ke bahu Lia. “Pake ini dulu, nutupin.”Lia memegang kaus itu erat-erat, matanya berkaca-kaca. “Makasih, Nob…”Nobu langsung menyelam. Beberapa kali masuk-keluar air,Nobu menyelam lagi, mata terbuka lebar di bawah air. Tapi otaknya malah lari ke mana-mana.‘Bikini atasnya lepas… berarti sekarang Lia… nggak pake apa-apa di atas… YA TUHAN!’ Bayangan muncul sendiri. Nobu langsung memukul kepalanya sendiri di dalam air. ‘Berhenti! Berhenti mikir yang nggak-nggak!’Dia muncul sebentar, tarik napas, lalu tengok kanan-kiri. Beberapa cowok di pinggir kolam mulai curi-curi pandang. Ada yang nyengir genit, ada yang pura-pura sibuk tapi matanya tetap ke arah ban kuning.Nobu langsung mendekat, badannya jadi tameng hidup untuk Lia. Dia menarik ban kuning itu

  • PERJAKA NEXT LEVEL   45. Ban Kuning Penyelamat

    Petugas mengulangi arahan sambil tersenyum ramah, “Tolong kakinya diluruskan dan diletakkan di bawah lengan orang yang di depan, biar posisinya lebih aman.” Nobu menelan ludah. “Baik… begini ya?” Dengan hati-hati ia meluruskan kakinya, lalu menggeser ke depan. Ujung kakinya langsung menyentuh kulit Lia yang licin karena air—tepat di bawah lengan, dekat sisi tubuhnya. ‘Uwoooww…!’ batin Nobu langsung berteriak. ‘Ini nggak bener… kakiku nempel di sini… aaaa… mana tahan gini...!’ Lia cuma terkekeh kecil, seolah tidak terlalu peduli. “Iya, betul seperti itu! Selamat meluncur!” kata petugas sambil mendorong ban dengan kuat. “WOOOHOOOOO!!!” Lia langsung berteriak girang. Ban meluncur kencang. Kecepatan tinggi membuat tubuh mereka terdorong ke belakang. Kaki Nobu yang tadi sudah “terkunci” di bawah lengan Lia, kini tertekan lebih dalam lagi. Kulit telanjang, hangat, dan licin itu terus bergesekan dengan betisnya setiap ban berbelok. “AHHHH…” Nobu berteriak, tapi bukan karena takut ket

  • PERJAKA NEXT LEVEL   44. Two-Piece Bikini

    Di dalam toko suvenir yang ber-AC dingin, Lia sudah memilih dua handuk dan celana pendek buat Nobu. Mereka berdua masuk ke area ganti di belakang toko, lalu keluar lagi sambil bawa kantong plastik.Lia memandang Nobu yang masih memakai masker hitam seperti biasa.“Nob… buka maskernya dong,” kata Lia sambil tersenyum kecil. “Kita mau main air, nanti basah juga.”Mata Nobu langsung membulat. “B-buka masker?”“Iya, emang kenapa?” Lia mendekat, suaranya lembut. Dia tahu banget Nobu selalu menyembunyikan giginya yang berantakan. “Santai aja, aku nggak apa-apa kok.”“Bukan gitu, Li…”“Udah, lepasin aja. Aku janji nggak kaget,” goda Lia sambil terkekeh.Nobu menghela napas panjang, lalu pelan-pelan menurunkan maskernya.Begitu masker terlepas, Lia langsung terdiam. Keningnya berkerut, matanya melebar.“Nob… gigi kamu?” tanyanya pelan, jari telunjuknya menunjuk ke arah mulut Nobu.Nobu cuma nyengir kecil, malu-malu. “Hehe… iya.”Gigi depannya rapi, putih bersih, sama sekali nggak berantakan se

  • PERJAKA NEXT LEVEL   43. Gangguan Kecil

    “Sst… itu cewek sendirian,” bisik pemuda berkaos hitam pada dua temannya, matanya tertuju pada Lia.“Wah, cakep banget. Ayo samperin!” sahut yang rambutnya pirang sambil menyenggol temannya, sudah tersenyum lebar.Ketiganya langsung bergerak santai, tapi jelas menuju Lia yang sedang berdiri sendiri.Cahaya biru dari air akuarium menyorot wajah Lia, membuat kulitnya nampak makin glowing. Dia asik melihat gerombolan ikan pari yang melayang-layang di atas kepala, sambil menghitung satu-persatu jenis ikan yang dilihatnya.“Hai cantik, kok sendirian? Mau abang temenin?” kata yang paling depan, suaranya dibuat ramah tapi tatapannya jelas tidak sopan.Lia hanya melirik sekilas, lalu kembali fokus ke akuarium. Dia sengaja mengacuhkan, berharap mereka segera pergi. Tapi ternyata mereka makin menjadi-jadi“Diam gini artinya boleh dong,” canda yang satu lagi sambil tertawa kecil.“Minta nomor WA boleh nggak? Kamu suka ikan ya? Nanti abang ajakin mancing ke laut. Lebih seru daripada di sini." Ia m

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status