Share

ANYA

Setelah beberapa saat, Mama Rendra berdiri dari tempatnya dan menyeka lengan bajunya. "Kami sebaiknya segera pulang, Lusi, Rendra. Kami tidak ingin mengganggu kalian terlalu lama."

"Ah, tidak apa-apa, Ma. Kami senang bisa berbincang-bincang sebentar," ucapku sambil mencoba menenangkan suasana.

Papa Rendra mengangguk setuju. "Iya, tetapi kami tidak ingin menyita waktu kalian terlalu banyak."

Mereka memberikan senyuman hangat. Aku tersenyum balik, mencoba menyembunyikan perasaan canggung yang masih menghantui.

Mama Rendra mengeluarkan sebuah kunci dari dalam tasnya dan menyerahkannya padaku dengan lembut. "Kunci cadangan rumah ini, sekarang kamu yang harus memegangnya, Lusi," ucapnya dengan nada hangat.

Aku menerima kunci itu dengan senyum tipis. "Terima kasih banyak, Ma," ucapku tulus.

Papa Rendra menambahkan, "Kami akan selalu mendoakan yang terbaik untuk kalian berdua."

Kami berdua mengucapkan terima kasih lagi sambil m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status