Home / Romansa / PERNIKAHAN PELUNAS HUTANG / OBROLAN MAHA DAN ARJUNA

Share

OBROLAN MAHA DAN ARJUNA

Author: LilyAnnie
last update Last Updated: 2025-08-11 22:17:37

Nania menatap penuh haru pada blue print yang terbentang di hadapannya. Dia bahkan belum merasa berterima kasih dengan benar setelah mendapat sertifikat tanah di hari pernikahannya. Sekarang, dia mendapat kejutan lain dengan datangnya sebuah blue print.

Mata Nania berkaca-kaca, dia tidak tahu lagi harus berkata apa saat itu.

“Sesuai permintaan Kak Maha, bangunan akan dibangun dua tingkat. Di lantai satu akan ada area publik dan aktifitas sehari-hari, ruang staff, ruang makan dan dapur, ruang kesehatan, musollah dan ruang bermain indoor. Sementara di lantai dua ada kamar anak dan pengurus, perpustakaan mini dan satu ruangan serbaguna yang bisa dipakai untuk belajar atau berkreasi,” jelas Akash.

“Ada delapan kamar mandi luar di lantai atas, sementara di bawah ada tiga toilet yang bisa diakses semua o

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • PERNIKAHAN PELUNAS HUTANG   HADIAH UNTUK ASHA

    Semua tamu melihat ke arah sumber suara, dimana Yoga bertabrakan dengan seorang tamu lain dan mengakibatkan piring yang dibawa tamu itu jatuh dan pecah. Saat tamu wanita itu berjongkok untuk mengumpulkan serpihan pecahan kaca, Yoga justru berjalan menjauh meninggalkannya tanpa berkata apapun.Seorang petugas kebersihan mendekat dan meminta tamu wanita itu berdiri, sementara ia membersihkan kekacauan di lantai dan memastikan kalau tidak ada pecahan kaca yang tertinggal hingga mencelakai orang lain.Akash dan Asha yang melihat dari kejauhan mengerutkan kening dan saling tatap. “Sepertinya dia kaget lihat perempuan yang dia taksir ternyata sudah menikah dan punya anak,” celetuk Akash.Asha kembali mengernyitkan keningnya. “Emang siapa?” tanyanya tidak paham.“Kamu sayang, kelihatannya dia naksir kamu tuh, terus mungkin kaget karena lihat kamu ternyata sudah menikah.” Asha mengerjap pelan, dia tidak terlihat terkejut sama sekali. Dan hal itu membuat Akash justru malah berpikir kalau Asha

  • PERNIKAHAN PELUNAS HUTANG   PERESMIAN SEKOLAH

    Langit Jakarta berwarna biru cerah dengan sedikit gumpalan awan putih. Nania dan Maha berdiri di depan rumah, koper mereka sudah tersusun rapi di bagasi mobil. Supir yang akan mengantar mereka, Pak Arman, membuka pintu belakang dengan ramah.Maha membantu Nania masuk terlebih dahulu sebelum ia menyusul duduk di sampingnya. Begitu pintu tertutup, mobil perlahan melaju meninggalkan hiruk-pikuk ibu kota. Sepanjang perjalanan, Nania bersandar di bahu suaminya, sementara Maha tidak melepaskan tangan Nania dari genggamannya.Pak Arman, yang sesekali melirik melalui spion depan, tersenyum tipis setiap kali melihat interaksi mereka. Dia sudah cukup lama ikut dengan keluarga Kurniawan. Biasanya hanya diminta mengantar Amerta ke sana kemari, baru kali ini dia mengantar putra kedua Amerta dan itu pun dalam perjalanan cukup jauh.

  • PERNIKAHAN PELUNAS HUTANG   INGIN KE PUNCAK

    Nania perlahan membuka mata, merasakan detak jantung yang teratur di dadanya. Maha memeluknya erat dari belakang, lengan hangatnya melingkari pinggang Nania–erat, seolah khawatir kalau Nania akan pergi bila pelukan itu lepas.Aroma lembut tubuh suaminya bercampur membuat Nania merasa aman dan nyaman. Ia mengingat malam panjang yang mereka lalui—penuh bisikan, ucapan cinta, dan tatapan mata yang seolah berbicara tanpa kata. Pipinya memerah saat mengingat semua adegan semalam.Nania memutar badannya perlahan hingga ia bisa melihat Maha dengan jelas. Dua sudut bibirnya tertarik, sebuah lengkung bulan sabit terbit disana. Nania memainkan jarinya di pipi dan bibir Maha, kata ‘i love you’ yang diucapkan Maha semalam benar-benar seperti menghipnotisnya.Maha terbangun saat merasakan sentuhan di pipi

  • PERNIKAHAN PELUNAS HUTANG   PUNCAK KEHANGATAN

    Be wise! Adegan 21+*Klik!Pintu kamar mandi terbuka, Maha yang berdiri di depan pintu tertegun melihat penampilan Nania saat itu. Rambutnya digerai, wajahnya dipoles minimalis, bibirnya sedikit basah, wangi parfum menguar.Kulit putih bersih Nania tertutup lingerie hitam dengan tali spageti di bagian bahu. Malam ini, wanita itu tampil seksi di hadapan Maha. Terlalu seksi untuk diabaikan.“Nan, kamu…” kalimat Maha terhenti, ia meneguk salivanya kasar saat Nania berjalan mendekat ke arahnya. Senyum wanita begitu menggoda. Mata keduanya bertemu, seperti saling menginginkan.CupNania mengecup pelan bibir Maha, pelan d

  • PERNIKAHAN PELUNAS HUTANG   CINTA NANIA

    Nania tidak lekas menjawab pertanyaan Maha, ia malah tersenyum tipis melihat reaksi Maha. Ia ambil sesendok soto dan menyuapkannya pada Maha.“Warung Pak Ma’ruf, 10 tahun lalu. Kak Maha lagi makan siang bareng teman-teman kakak, menunya Soto Betawi, tapi waktu itu sotonya kurang satu mangkok. Teman-teman Kak Maha gak ada yang mau ngalah, kebetulan waktu itu aku juga di warung yang sama nemenin teman aku makan siang. Aku niatnya mau makan soto yang dibawa dari rumah, tapi karena Kak Maha kehabisan, jadi sotonya aku kasi ke Kakak, tapi pakai mangkok Pak Ma’ruf.”Maha mengerjap, ia masih menerima suapan Nania dan mengunyahnya pelan sambil mendengarkan wanita itu bercerita.“Jadi…” “Jadi, soto yang Kak Maha makan waktu itu buatan Bunda. Dan ini, sotonya juga pakai resep dari Bunda,” potong Nania.Sejak tadi senyum di wajahnya tidak pernah lindap. Ia tersenyum manis dan itu membuat Maha tidak tahan memberikan sebuah kecupan di pipi kanannya.“Aduuuuh, lagi makan disuguhi adegan romantis,”

  • PERNIKAHAN PELUNAS HUTANG   MASAKAN NANIA

    Bulan madu.Mendadak pertanyaan itu membuat tubuh Nania menegang tidak karuan. Tangannya mencengkram setir mobil erat, mulutnya terkatup rapat dan tidak ada jawaban apapun yang diberikan Nania pada suaminya.Apa dia keberatan?“Nan, kamu keberatan?”Nania menoleh sekilas dan kembali fokus pada jalanan. “Gak gitu, cuma…” “Ya sudah gak usah, gak papa kok.” Potong Maha.Nania merasa bersalah karena tidak bisa menyampaikan maksud hatinya saat itu. Tapi meski begitu, dia tidak berusaha memperbaiki keadaan. Dia memilih diam dan tetap fokus mengemudi pulang ke rumah keluarga Kurniawan.Sampai di rumah, keduanya tidak membahas apapun tentang bulan madu. Maha diam karena dia pikir Nania tidak menginginkannya, sementara Nania sedang memikirkan hal lain yang sebenarnya sudah dia siapkan sejak beberapa hari lalu.Aat Maha sedang berada di ruang baca, Nania memilih ke dapur, melihat kesibukan di dapur sambil menawarkan bantuan yang sebenarnya selalu ditolak oleh para ART.“Tolonglah Bi, kali ini

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status