Malam merambat sepi, baik Arjuna maupun Sizy malam ini tidak bisa memejamkan mata dan terlelap dengan tenang. Keheningan menjamah hati mereka. Sizy Menatap langit-langit kamar tempatnya beristirahat. Malam ini Ia tidur bersama dengan kedua orang tuanya di kamar tamu. Cahaya bulan menyusup melalui tirai seperti tatapan diam yang mengingatkannya pada kata-kata terakhir yang keluar dari mulutnya—terlalu cepat.Sedikit ada rasa menyesal karena dia telah memberi tantangan pada Arjuna. Setelah dipikir-pikir, tantangan yang ia berikan terlalu berat. Sangat kecil kemungkinannya Arjuna akan berhasil memenuhi keinginannya–terutama meminta Sandy datang dan meminta maaf.Diliriknya ayah dan ibunya yang terlelap di atas ranjang, seketika rasa menyesalnya menguap. Ia tahu hidupnya bukan hanya untuk kesenangan dan kebahagiaan dirinya, tapi juga untuk ketenangan orang tuanya. Memberi tantangan seperti yang sudah dia lakukan rasanya adalah hal yang terbaik meski terdengar mustahil.Sementara itu, hal
Di tengah ruang tamu, Sizy duduk dengan wajah yang sulit menyembunyikan rasa gugupnya. Di ruang tamu itu ada Cakra yang duduk di samping Arjuna. Lalu di seberangnya ada Arya dan Dewi ibunya. Sementara Akash dan BIma sedang berada di dapur menemani Kinasih dan Asha yang sedang membuat minuman untuk Cakra dan tamu-tamunya.Percakapan di ruangan itu dimulai oleh niat Cakra yang ingin mempersunting Sizy untuk Arjuna. Saat mendengar itu, Sizy menundukkan kepala, hatinya berdebar kencang, tangannya saling bertaut di atas pangkuan, bibirnya kelu meski rasanya ingin mulai mengutarakan pendapat.Sementara itu, Arya sempat menyatakan keberatannya dengan rencana Cakra, hatinya masih menyimpan luka. Kalimat Sandy dan Miranda yang diucapkan beberapa tahun lalu masih terasa seperti duri di dadanya. Meski dia tidak mendengar secara langsung, tapi air mata Sizy kala itu cukup
“Om, boleh saya bicara?”Arya menatap Akash, garis wajahnya sedikit mirip dengan Arjuna, maka dia menebak orang ini adalah bagian dari Arjuna.“Mau apa? Mau membelanya?” ucap Arya sambil memalingkan wajah meremehkan.“Bukan, saya tidak akan membela Kak Arya, saya tahu dia memang salah,” ucap Akash. Arjuna menatap adiknya itu–kesal. “Tapi tidak sepenuhnya salah Kak Arjuna. Saat kejadian memalukan itu terjadi, Ayah sedang menyibukkan Kak Arjuna dengan posisi baru di kantor.”Mendengar itu Arjuna kembali menatap Akash–kali ini lebih dalam, apakah adiknya sedang membelanya? Atau apa?“Ayah sengaja membuat Kak Arjuna terjun ke kantor dan memberinya jabatan penting a
Asha dan Sizy sampai di rumah setelah berkendara dalam hening. Kinasih menyambut keduanya di depan pintu. Dengan senyum sedikit terpaksa, Asha memperkenalkan Sizy pada ibunya–Kinasih. Dia lalu mengatakan kalau Akash sedang ada tugas ke luar kota karena itu dia pulang sendiri dan mengajak Sizy untuk menginap.Wajah keduanya nampak murung, dan membuat Kinasih akhirnya curiga.“Kalian ada masalah?” tanya Kinasih saat mereka sedang duduk di ruang keluarga.Mereka saling tatap sesaat, Sizy lalu mengangguk pelan seolah memberi izin Asha untuk menjelaskan. Lalu dengan tenang Ia ceritakan semua pada ibunya. Termasuk kekhawatiran mereka berdua pada Arjuna dan Akash.“Kami takut mereka ribut di sana Bu,” lirih Asha.
Arjuna menggeram kesal, rasanya ingin langsung menghajar Akash yang tiba-tiba muncul di hadapannya. Tapi dia tidak ingin terlihat jadi penjahat di depan Sizy–perempuan yang sangat dicintainya.“Aku gak berusaha ikut campur urusanmu. Aku cuma memenuhi permintaan istriku untuk menolong orang yang sudah dianggapnya sebagai kakak.” Arjuna berdecak kesal mendengar ucapan Akash.“Kembalikan Sizy, kamu sudah punya Asha Kash!” Teriak Arjuna.“Aku gak datang untuk merebut Sizy Kak, aku datang untuk menjemput dia. Kamu pikir bisa bawa pergi anak perempuan orang sesantai itu? Kamu gak pikirin gimana khawatirnya orang tuanya nanti?” pertanyaan itu membuat Arjuna mengusap wajahnya kasar.“Jangan egois, jangan cuma mikirin dirimu sendiri
Akash dan Asha bergegas keluar kantor setelah mendapat telepon dari Sizy yang mengabarkan kalau Arjuna mengajaknya ikut keluar kantor.Tadinya Sizy berpikir ada kegiatan di luar kantor, ternyata Arjuna berniat membawanya kabur dari Jakarta.“Sayang, tolong telepon Pak Bima, kasi tahu kondisinya biar dia lacak Kak Juna dimana,” pinta Akash.Laki-laki itu sedang fokus menyetir mobil sambil sesekali melihat ke ponsel yang sedang menunjukkan lokasi terkini ponsel Sizy saat itu. Sizy sengaja mengaktifkan GPS ponselnya dan mengirimkan lokasinya pada Asha agar bisa dilacak.Asha menekan nama Bima di ponsel Akash dan hanya berselang beberapa detik panggilan tersambung dan terjawab.Asha menjelaskan semua yang disampaikan