Saat Aku Pendarahan, Suamiku Menemani Simpanannya

Saat Aku Pendarahan, Suamiku Menemani Simpanannya

Oleh:  Calla WidjajaOngoing
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
4
1 Peringkat. 1 Ulasan
50Bab
1.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Shanaya hampir meninggal di meja operasi akibat pendarahan hebat dari kehamilan ektopik. Namun, suaminya malah merayakan ulang tahun selingkuhannya dengan mewah. Dalam empat tahun pernikahan, Shanaya sangat merendah dan tidak peduli pada harga dirinya. Akan tetapi, dia tetap tidak mampu memenangkan hati suaminya. Hingga dia melihat suaminya memanjakan dan melindungi putri musuhnya itu dengan sepenuh hati, dia akhirnya menyerah dan pergi dengan meninggalkan selembar surat kesepakatan cerai. Shanaya kembali ke dunia kerja dan fokus meniti kariernya. Dia menghebohkan seluruh Kota Himar dan menjadi incaran kalangan atas. Melihat pria-pria yang bermunculan di sisi Shanaya, si presdir dingin pun tak bisa tinggal diam lagi. Dia turun tangan secara pribadi untuk menyingkirkan saingan asmaranya, lalu memojokkan Shanaya ke dinding. "Istriku, aku nggak setuju untuk cerai!"

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

Di rumah sakit Kota Himar.

"Kamu hamil di luar kandungan. Begitu saluran indung telur pecah, itu bisa berakibat fatal! Kenapa kamu datang sendiri untuk lakukan operasi sebesar ini? Di mana suamimu? Cepat suruh dia datang!"

Shanaya Wiriandi menahan rasa sakit luar biasa di bagian perutnya dan menelepon. Dering itu berlangsung sangat lama.

Akhirnya, terdengar suara dingin seseorang dari ujung telepon. "Ada apa?"

"Stanley, kamu lagi sibuk? Perutku sakit banget. Bisa nggak kamu ...."

"Nggak!" Sebelum Shanaya sempat menyelesaikan kalimatnya, suara yang penuh dengan ketidaksenangan itu memotongnya dengan dingin, "Kalau kamu sakit perut, ya cari dokter. Aku sibuk!"

"Stanley, siapa itu?"

Sebuah suara perempuan terdengar dari ujung telepon.

"Bukan orang penting." Suara pria itu melembut saat berujar, "Kamu suka yang mana? Aku akan membelikannya untukmu."

Sambungan telepon itu pun diakhiri.

Hati Shanaya serasa disayat pisau. Melihat wajahnya yang pucat dan napasnya yang memburu, dokter itu berseru, "Cepat siapkan ruang operasi! Pasien ini perlu segera dioperasi!"

Ketika tersadar lagi, Shanaya sudah berada di kamar rawat inap rumah sakit.

"Sudah siuman? Kemarin, kondisimu sangat kritis. Untung saja kami berhasil selamatkan kamu tepat waktu. Kalau nggak, kamu pasti sudah meninggal!"

Perawat itu memasangkan infus untuk Shanaya sambil mengeluh, "Suamimu juga parah banget! Dia bahkan nggak muncul setelah kamu jalani operasi sebesar ini! Dia benar-benar nggak bertanggung jawab! Ini nomor telepon pusat pendamping pasien. Kalau butuh, kamu bisa sewa seorang pendamping."

"Terima kasih."

Shanaya mengambil kartu nama yang diberikan perawat itu, lalu mengeluarkan ponselnya dan hendak menghubungi pusat perawatan. Namun, notifikasi sebuah berita hangat tiba-tiba muncul di ponselnya.

[ Stanley Herdian, orang terkaya di Kota Himar, sekaligus presdir Grup Herdian itu menawarkan harga tertinggi di acara lelang dan menghabiskan 280 miliar untuk membeli sebuah kalung berlian antik peninggalan bangsawan hanya demi menyenangkan pacarnya! ]

Shanaya langsung terkejut begitu melihat tulisan yang menusuk mata itu.

Wajah pria yang luar biasa tampan di foto itu adalah suaminya, Stanley Herdian. Dia adalah istri Stanley yang tidak diketahui publik. Mereka telah menikah selama empat tahun, tetapi Stanley selalu bersikap dingin dan acuh tak acuh terhadapnya.

Shanaya berasumsi bahwa itu memang sifat Stanley. Untuk meluluhkan hati Stanley, dia berusaha keras memainkan peran sebagai istri yang penurut.

Sekarang, setelah melihat pria itu menunjukkan kasih sayangnya kepada wanita lain terang-terangan, Shanaya baru menyadari bahwa ... Stanley benar-benar tidak mencintainya sedikit pun.

Rasa sakit yang menyayat hati menusuk dadanya. Shanaya tak kuasa menahan air mata yang mulai menggenang di matanya. Sudah waktunya dia menyerah. Pernikahan empat tahun ini hanyalah lelucon dan sudah seharusnya berakhir.

Shanaya keluar dari rumah sakit dua hari lebih awal.

Dokter pun terlihat khawatir dan bertanya, "Tubuhmu masih sangat lemah. Kenapa kamu nggak lanjut dirawat di rumah sakit selama dua hari lagi?"

"Ada urusan di rumah."

"Kamu harus istirahat yang cukup selama beberapa saat ini. Jangan lakukan aktivitas berat. Ingat, jangan berhubungan intim juga. Kembalilah untuk pemeriksaan ulang setelah seminggu."

"Terima kasih, Dok. Aku mengerti."

Ketika Shanaya kembali ke Vila Bluebay, pembantu rumah bernama Siska itu langsung memarahinya dengan tampang cemberut, "Nyonya, kamu benar-benar keterlaluan! Kamu sudah nggak pulang ke rumah berhari-hari! Tuan pasti akan marah besar kalau tahu!"

Meskipun Siska hanyalah pembantu Keluarga Herdian, dia malah bersikap layaknya ibu mertua. Siska adalah pengasuh Stanley dan sangat membanggakan statusnya. Dia tidak pernah menganggap serius Shanaya, sang istri yang tidak disukai.

Shanaya tahu jelas mengenai hal ini. Meskipun Siska bersikap begitu bukan atas perintah Stanley, Stanley yang diam saja juga sudah termasuk memberi izin. Jika tidak, Siska tidak akan berani bersikap searogan itu.

Dulu, demi menyenangkan Stanley, Shanaya sudah terbiasa untuk menyenangkan semua orang di sekitarnya. Walaupun Siska menindas dan mengintimidasinya, dia selalu bersabar. Kali ini, dia tidak ingin bersabar lagi.

Shanaya langsung menampar Siska, lalu mencibir, "Kurang ajar sekali kamu! Kamu itu cuma seorang pembantu. Apa hakmu ngomong seperti itu padaku!"

"Kamu!"

Siska menutupi wajahnya dan terlihat terkejut. Dia sepertinya tidak menyangka Shanaya akan menamparnya. "Kamu berani menamparku?"

"Kan memang sudah kutampar! Kenapa? Kamu mau balas tampar aku?"

Kata-kata dingin Shanaya mengejutkan Siska. Meskipun tidak disukai oleh Stanley, Shanaya adalah cucu menantu yang dipilih secara pribadi oleh Eva, neneknya Stanley. Siska pun hanya bisa menahan kekesalannya.

Shanaya berbalik dan menuju ke lantai atas.

Siska bergumam pelan di belakangnya, "Apa gunanya punya paras cantik? Bukannya Tuan tetap nggak suka sama kamu? Cepat atau lambat, posisi menantu Keluarga Herdian akan jadi milik orang lain!"

Kata-kata yang menyinggung itu terasa bagaikan pisau yang menusuk hati Shanaya. Dia pun menarik napas dalam-dalam. Semuanya tak berarti lagi. Setelah hari ini, segala sesuatu yang bersangkutan dengan Stanley sudah tidak penting lagi.

Setelah kembali ke kamar, Shanaya mengemasi semua barangnya. Barang-barangnya sangat sedikit sehingga satu koper saja sudah cukup untuk menampungnya.

Saat Shanaya mengangkat koper, bagian yang terluka itu tidak sengaja tertarik. Perutnya pun terasa sangat sakit dan keringat dingin bercucuran di wajahnya. Setelah minum beberapa butir obat pereda nyeri, rasa sakit itu baru sedikit mereda.

Mungkin karena pengaruh obat, Shanaya tertidur di tempat tidur.

Pada larut malam, sosok seseorang yang tinggi dan tegap memasuki ruangan. Suara gemericik air menggema dari kamar mandi. Dua puluh menit kemudian, Stanley muncul dengan hanya pinggangnya yang dililit handuk.

Dia memiliki wajah yang sangat tampan, bahu lebar, dan pinggang ramping. Setiap inci otot perutnya yang kekar memancarkan kekuatan. Air menetes ke otot-ototnya, lalu mengalir ke dalam handuknya yang longgar.

Tanpa mengatakan apa pun, Stanley mengangkat ujung gaun tidur Shanaya seperti biasa. Shanaya yang masih berada dalam dunia mimpi pun tersentak karena kesakitan.

"Sakit ...." Dia secara naluriah mendorong Stanley dan bergumam, "Minggir."

"Mau main tarik ulur? Shanaya, apa ini trik barumu?" Sebuah suara rendah dan sarkastis menggema di atas kepala Shanaya.

Stanley bukan hanya tidak pergi, malah balas mengejeknya, "Bukannya kamu yang minta sendiri ke Nenek supaya kita bisa berhubungan intim sebulan sekali? Sekarang, kamu mau menolaknya dengan begitu saja?"

Rasa sakit yang menusuk di area lukanya membuat Shanaya meneteskan air mata. Dia tahu Stanley membencinya.

Dulu, Eva yang menjodohkan Shanaya dengan Stanley. Saat melihat sikap dingin Stanley terhadapnya setelah menikah, Eva membuat peraturan bahwa Stanley harus berhubungan intim dengannya sekali setiap bulan. Setiap kali, Stanley hanya memperlakukannya seperti alat untuk memuaskan hasrat.

Mengenang kembali empat tahun pernikahan mereka, hati Shanaya dipenuhi rasa sakit. Dia selalu bersikap hati-hati dan penurut, tetapi pria ini tidak pernah menunjukkan sedikit pun kasih sayang. Berhubung begitu, kenapa dia masih harus begitu keras kepala?

"Stanley, kita cerai ...."

Sebelum Shanaya menyelesaikan kata-katanya, terdengar suara ponsel berdering.

Stanley tidak pernah suka ditelepon malam-malam. Kali ini, dia malah menjawab dengan lembut, "Ada apa?"

"Stanley, aku takut tinggal sendiri. Kamu datang temani aku, ya?"

Terdengar suara manja seorang perempuan dari ujung telepon.

"Oke." Stanley setuju tanpa ragu. Suaranya dipenuhi kelembutan yang belum pernah didengar Shanaya sebelumnya. "Beri aku 20 menit. Aku akan segera ke sana."

Setelah menutup telepon, Stanley pun bangkit dari tempat tidur tanpa melirik Shanaya sekali pun. Beberapa menit kemudian, terdengar suara mobil meninggalkan rumah dari lantai bawah.

Air mata Shanaya membasahi bantal. Jari-jarinya yang pucat mencengkeram selimut erat-erat. Ternyata, perbedaan antara dicintai dan tidak dicintai begitu nyata.

Keesokan paginya.

Shanaya meninggalkan surat kesepakatan cerai dan keluar dari rumah dengan membawa kopernya. Perutnya terasa sakit dan sesuatu yang hangat mengalir dari bagian bawah tubuhnya ke kaki. Dia pun menunduk, lalu melihat genangan darah yang mengejutkan.
Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Ulasan-ulasan

Ni Wayan Roniathi
Ni Wayan Roniathi
lanjut, penasaran ceritanya...
2025-11-06 18:11:11
0
0
50 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status