Hari berganti, Akash dan Asha kembali sibuk dengan urusan pekerjaan mereka. Hari ini, Asha masih menerima pesan anonim, isinya masih sama, tapi karena tidak bisa dibalas, maka kali ini Asha membiarkannya. Biarlah Reno yang mencari tahu. Dia harus fokus pada urusan kantor.
Sementara itu di sebuah apartemen di sudut kota Jakarta, Reno sedang bermain di depan komputer canggih miliknya. Apartemen itu bukan hanya tempat tinggal untuknya, tapi juga tempat kerja dan gudang rahasia segala bentuk imajinasi Reno selama ini.
Ia sedang menganalisa foto mobil yang didapatnya dari Asha sore tadi. Ia menemukan database otomotif yang pernah ia akses secara tidak resmi. Dalam hitungan menit, layar menampilkan spesifikasi lengkap, sebuah mobil sport keluaran awal tahun 2000-an, unit impor terbatas, dan hanya segelintir yang beredar di Indonesia.
Adrian kehilangan fokusnya setelah Sandy keluar dari ruangannya. Ia tidak tahu kemana semua ini akan mengarah pada akhirnya. Kepalanya sakit, semua kejadian masa lalu seolah berputar, perjanjian dengan Daniel, kecelakaan Bagas, FD yang disembunyikan, naiknya perusahaannya setelah itu dan… semua seolah berjalan lancar setelah itu.Tidak ada hambatan yang berarti, tidak ada yang menghalangi jalannya selama dia berdampingan dengan Daniel, meskipun tidak ada yang menyadari itu. Di mata dunia, dia adalah pengusaha muda di bidang perbankan, yang namanya melejit setelah kerjasamanya dengan CMP dan perusahan milik Andika.Tidak ada yang tahu, alasan dari berhasilnya ia adalah karena dia mengamankan satu-satunya barang yang bisa menghancurkan nama Daniel, pengusaha mebel yang ternyata menjadikan bisnisnya sebagai kedok untuk bisnis haram lainnya. Dan tidak ada ya
Brak!Kedatangan Akash dan Sandy yang tiba-tiba membuat Adrian yang sedang menelpon Amora terkesiap. Dia sudah berpikir kalau kawan lamanya akan datang lagi, tapi dengan membawa anaknya dalam kondisi emosi? Tentu tidak ada dalam bayangannya.“Kenapa kasar sekali membuka pintunya San?” Sebisa mungkin Adrian berusaha bersikap biasa saja. “Duduklah,” ujarnya.Sandy dan Akash duduk berdampingan di seberang Adrian duduk.“Apa ada yang bisa aku bantu?” tanya Adrian.“Maaf kalau kedatangan kami mengagetkan Om, tapi ada hal yang harus aku tanyakan langsung pada Om,” ucap Akash. Sikapnya tenang, suaranya datar.“Ada apa? Kenapa terlihat serius sekali,” ujar Adrian berusaha berkelakar meskipun terlihat kaku.“Apa Amora masih di Aussie Om?” tanya Akash.“Iya, dia di Aussie, sesuai permintaan keluargamu, dia aku kirim keluar negeri. Aku hanya punya akses ke Aussie karena di sana ada yang bisa mengawasi, jadi aku mengirimnya kesana. Ada apa? Apa putriku membuat ulah lagi?” Kekhawatiran Adrian kal
Tangan Reno bergerak kembali di atas keryboard. Ia membuka file lain yang membuat Cakra mengerutkan keningnya. “Ini?”“Laporan kepolisian yang Pak Bima buat setelah kejadian untuk mencari tahu penyebab kecelakaan,’ jawab Reno. “Saya tidak tahu apa karena kalian belum lihai, atau kurang fokus kalian melewatkan ini,” lanjut Reno.“Melewatkan apa? Hampir tiap hari aku datang ke kantor polisi untuk menanyakan progressnya, tapi—”“Hasilnya sama, ini kecelakaan murni karena kelalaian pengemudi mobil sport, begitu kan?” Anggukan Bima menjawab pertanyaan Reno. “Anda lalai pada satu hal Pak Bima,” ungkap Reno.Bima mengangkat wajahnya, bingung.“Lihat
Pagi itu, suasana terasa lebih tegang dari biasanya. Ruangan Cakra diisi bukan hanya oleh Bima dan Cakra seperti biasanya. Pagi ini, Sandy lebih dulu menghadap, disusul Akash dan Asha yang datang bersama Reno.Entah kali ini akan jadi pencarian terakhir, atau justru ada hal tak terduga yang akan muncul ke permukaan.Cakra menyamankan posisi duduknya, ia menatap semua orang yang sedang menunggu kesempatan bicara. Ia menarik nafas panjang lalu menghelanya perlahan. Rasanya, beban di pundaknya sudah makin berat.“Mulailah San.” Pada akhirnya, pria berwajah tegas itu meminta Sandy mulai bicara.“Aku… baru dari rumah Adrian Yah.” Kepala Sandy tertunduk, rasanya masih ragu menyampaikan ini, tapi… jelas dia merasa kalau Adrian
Tanpa sepengetahuan Cakra dan anggota keluarga lainnya, Sandy mendatangi Adrian di rumahnya keesokan harinya. Seperti saat bertanya pada Adrian, kali ini pun Sandy memberi umpan dengan bertanya tentang mobil sport keluaran lama.Adrian nampak antusias menjawab setiap pertanyaan Sandy hingga akhirnya satu pertanyaan terakhir membuat Adrian tercekat.“Aku dengar Paman Daniel pernah membeli sebuah mobil sport keluaran tahun 2000 Adrian, apa kamu tahu soal mobil itu?”Bola mata Adrian bergerak tak tentu arah, ia meneguk salivanya beberapa kali lebih sering dibanding sebelumnya. “Mobil… mobil apa?” Suaranya terdengar sedikit bergetar, membuat Sandy yakin kalau Adrian menyembunyikan sesuatu.Sandy tersenyum tipis, ia mengeluarkan ponselnya dan be
Hari beranjak gelap, adzan maghrib berkumandang dan ruangan Cakra masih diliputi keheningan setelah obrolan terakhir dengan Andika lewat sambungan telepon.Cakra merasa kepalanya dipenuhi dengan rasa curiga pada orang-orang terdekatnya saat ini. Dari Sandy, Andika dan sekarang dia mulai merasa curiga pada Adrian. Tapi apakah kecurigaan ini benar?Untuk meredakan rasa penasaran dan emosi yang menumpuk di hati, mereka memutuskan sholat magrib berjamaah di mushola kantor. Setelah itu, mereka berniat pulang, sepertinya agenda hari ini sudah melewati batas.Tapi baru saja maju beberapa langkah Asha mendengar ponselnya berdering. Nama Reno muncul di layar dan Asha segera menerima panggilan itu.“Aussie,” ucap Reno tiba-tiba membuat Asha mengerutkan kening dan mengh