Share

2. Kecewa 2

last update Last Updated: 2024-09-09 21:56:18

PERNIKAHAN

- Kecewa

Vanya memberengut. Mak Sri yang melihat dari dapur tergesa menghampiri dan membantu Puspa memunguti nasi. Vanya memang tidak menyukai Puspa. Semenjak mereka dipertemukan pertama kali dan dikenalkan sebagai calon istri papanya., Vanya sudah menunjukkan kebenciannya. Berbeda dengan Sonny. Sekarang sang adik yang duduk di kelas empat SD sudah mulai dekat dengan ibu tirinya.

"Bunda, untuk acara Parents Day besok. Bunda, saja yang datang ke sekolah, ya. Teman-teman Sonny juga mamanya yang datang. Biasanya kan Mbak Tika yang dampingi Sonny. Sekarang Bunda saja, ya." Sambil makan bocah lelaki itu memandang Puspa.

Puspa tidak langsung menjawab. Dia memandang Bram yang tengah makan. Namun suaminya diam saja.

"Biar Mbak Tika saja, Dek. Dia sudah biasa dampingi kamu," jawab Vanya. Tika ini salah satu staf di gudang. Sudah bekerja lama dengan papa mereka.

"Kan kita sudah punya Bunda, Kak. Sonny juga ingin didampingi seorang ibu. Mau kan, Bun?" Tatapan Sonny pada Puspa penuh harapan. Rasanya Puspa tidak tega bilang tidak. Tapi kenapa suaminya diam saja. Puspa tidak berani membuat keputusan setelah kejadian tadi malam.

"Nggak apa-apa kalau Bunda nggak mau. Biar Mbak Tika saja." Sonny menunduk dengan wajah kecewa.

"Iya, saya akan mendampingimu untuk acara besok," jawab Puspa dengan suara pelan. Tidak sampai hati melihat Sonny sedih.

Sebulan ini ia sudah terbiasa membahasakan dirinya dengan sebutan 'bunda', tapi pagi ini Puspa menyebut dirinya dengan kata 'saya'.

"Dih, kepedean!" Vanya berkata lirih seraya melirik tajam pada Puspa.

"Vanya, jaga bicaramu." Bram kembali menegur putrinya. Gadis remaja itu langsung diam. Dia sebenarnya takut dengan sang papa, tapi tidak bisa menahan diri juga setiap kali berhadapan dengan Puspa. Vanya sangat membencinya.

Selesai makan, Vanya yang sudah duduk di kelas 8 segera bangkit dan berpamitan. Meski enggan, dia terpaksa menyalami ibu tirinya. "Ayo, Dek. Mbak tunggu di depan."

Sonny menyudahi sarapan. Kemudian pamitan, mencium tangan papanya dan Puspa dengan takzim.

Mereka berangkat ke sekolah di antar oleh salah seorang karyawan gudang.

Bram adalah pemilik penggilingan padi terbesar di pinggiran kota kecil mereka. Memproses dan mengemas beras dan kedelai premium kualitas ekspor. Karyawannya puluhan orang yang mengurusi tiga gudang.

Lelaki yang menyelesaikan pendidikan S2-nya di luar negeri itu adalah anak tunggal keluarga terpandang. Jadi semua bisnis diwariskan padanya. Istri Wira Bramasta telah meninggal empat tahun yang lalu karena sakit.

Sementara Puspa adalah putri kedua dari kepala desa di daerah mereka. Baru wisuda S1 sebulan sebelum menikah.

"Segera bersiap, kita ke rumah orang tuamu pagi ini." Bram bicara tanpa memandang sang istri. Pria itu bangkit dan meninggalkan Puspa di meja makan sendirian.

Tenggorokan Puspa terasa tersekat. Buru-buru meraih gelas dan minum beberapa teguk. Pada akhirnya apa yang ditakutkan terjadi. Bram marah setelah mereka melewati malam pernikahan yang telah tertunda sebulan ini.

Perempuan itu menyusul sang suami yang sibuk memeriksa pembukuan di ruang kerjanya.

"Kalau kamu sudah siap. Kita pergi sekarang." Bram menutup buku kemudian melangkah ke luar ruangan. Namun Puspa menahan lengannya. "Maaf, Mas. Kasih aku waktu untuk bicara sebentar."

Bram kembali duduk di kursinya. Pria pendiam itu terlihat semakin dingin. Puspa duduk di kursi depan sang suami dan mereka hanya dipisahkan oleh meja kerja.

Beberapa kali Puspa menelan saliva. Dadanya terasa sesak dan netranya berembun. "Maafkan saya. Mungkin saya memang bukan perempuan baik-baik. Saya juga nggak memiliki keberanian untuk jujur sebelum kita menikah. Tapi saya mohon, jangan beritahu tentang hal ini pada orang tua saya. Bisakah kita mencari alasan yang lain jika Mas Bram ingin menceraikan saya."

"Setelah kamu membohongiku, sekarang kamu mau mengaturku, Puspa! Kamu tahu, aku paling tidak suka didustai. Tiada maaf untuk orang yang berani mengkhianatiku.

"Kenapa kamu jadi perempuan begitu murahan? Menjaga kehormatan sendiri saja tidak bisa. Bagaimana kamu akan menjaga harga diri suami dan keluargamu?"

Kalimat itu menusuk tepat di ulu hatinya. Namun Puspa yang biasa melawan siapapun yang merendahkannya, kini diam tak berkutik. Air matanya mengalir ke pipi.

"Aku ingin bertemu ayahmu. Orang yang sangat bangga dan mengagungkan kesucian putrinya. Kita berangkat sekarang!" Bram bangkit dari duduknya. Namun pada saat yang bersamaan, pintu ruangannya di ketuk dari luar.

Puspa buru-buru menghapus air mata supaya orang lain tidak melihatnya menangis.

Next ....

Selamat membaca 🥰

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (13)
goodnovel comment avatar
melatieza
Bram duda anak 2 tp terlalu menuntut..
goodnovel comment avatar
Intan 77
sangatvmenarik
goodnovel comment avatar
Helmy Rafisqy Pambudi
duh Puspa knp sebenarnya km,knp gak jujur Lo ,knp km bisa gak suci LG?ada kejadian pa sebenarnya?
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • PERNIKAHAN (Rahasia Kelam Seorang Istri)   208. Bidadari Kecil 3

    "Bagaimana, May?" teriak Dikri. Tidak sabar menyambut Maya yang keluar dari kamar mandi malam itu."Bentar!"Dikri mondar-mandir menunggu. Dia berharap ada kabar bahagia malam ini. Sudah membayangkan memiliki anak perempuan yang cantik. Biar terobati rindunya pada Denik.Maya keluar dari kamar mandi."Bagaimana?" "Aku hamil," ucap Maya dengan suara bergetar dan netra berkaca-kaca. Menunjukkan testpack dengan garis dua di tangannya.Mata Dikri membelalak dan langsung memeluk Maya dengan erat, hampir tak percaya dengan kabar bahagia itu meski harapannya begitu besar. "Alhamdulillah."Akhirnya setelah dua bulan menikah, Maya baru hamil. Biar menepis dugaan sebagian orang kalau mereka menikah diam-diam karena Maya hamil duluan.Tidak adanya resepsi dan nikah dadakan membuat beberapa orang berprasangka buruk. Apalagi Maya seorang janda."Besok kita cek ke dokter, Mas. Baru ngasih tahu orang tua kita.""Iya." Dikri masih speechless. Tak henti ia mengucap syukur. Masih diberikan kesempatan

  • PERNIKAHAN (Rahasia Kelam Seorang Istri)   207. Bidadari Kecil 2

    "Sampai sekarang Rayyan belum tahu kalau akulah yang menghancurkan harapannya. Semoga sampai kapanpun dia nggak akan pernah tahu, Ma.""Baiklah kalau gitu. Kita nggak usah ngadain resepsi saja." Bu Ira mengelus punggung putranya sambil tersenyum. Dalam hati berdoa semoga semuanya akan baik-baik saja. Dikri dan Maya bahagia.***L***Dua bulan sudah Dikri dan Maya menjadi pasangan suami istri. Mereka tinggal di rumah orang tua Maya karena Bu Anang di Surabaya menunggui Mika yang hendak bersalin. Tiap akhir pekan mereka menginap di rumah orang tua Dikri atau berkunjung ke Surabaya.Maya membuka jendela dapur saat matahari pagi sudah menerobos masuk. Tiap selesai salat subuh, ia akan sibuk di dapur untuk menyiapkan sarapan. Selalu memastikan pagi mereka dimulai dengan sarapan bersama sebelum berangkat kerja. Meski sama-sama sibuk. Salah satu kebiasaan mereka adalah mengatur makan siang bersama setidaknya dua kali seminggu. Kalau Dikri ada acara di luar kantor, ia akan menjemput Maya untu

  • PERNIKAHAN (Rahasia Kelam Seorang Istri)   206. Bidadari Kecil 1

    PERNIKAHAN - Bidadari Kecil "Assalamu'alaikum.""Wa'alaikumsalam."Di depan pintu ada Rayyan bersama Najiya yang tengah hamil besar."Hai, Ray. Ayo, masuk!" Dikri bangkit dan menyambut tamunya. Mereka jarang sekali bertemu dan berkomunikasi lewat telepon. Rayyan pasti lebih sibuk setelah menikah.Maya memperhatikan pasangan itu. Dia belum pernah melihatnya. Karena hampir kenal semua teman-teman Dikri."Nikah nggak ngabarin sih, Mas," protes Rayyan sambil bersalaman. Kemudian ia dan Najiya menyalami Maya, Pak Maksum, dan Bu Ira. Dikri mengenalkan Maya pada Rayyan dan Najiya."Mari silakan duduk," ujar Bu Ira."Maaf, rencananya kan mau tunangan dulu. Tapi kami langsung nikah siri atas saran keluarga. Baru nanti mendaftarkan pernikahan ke KUA. Kapan kalian datang?""Tadi pagi. Dan kami dikasih tahu sama Budhe. Alhamdulilah, saat berulang kali kutanyai Mas Dikri bilang nggak punya pacar. Eh tiba-tiba saja nikah. Rupanya main rahasia selama ini."Dikri tertawa. "Tanyakan ke Budhe, giman

  • PERNIKAHAN (Rahasia Kelam Seorang Istri)   205. Semalam di Telaga Sarangan 3

    "Apa dulu itu, kamu menyukai gadis lain, Dik? Makanya dengan berbagai alasan kamu menunda pernikahan kita?" Namun pertanyaan itu hanya terucap dalam dada. Dia tidak akan menanyakannya dan tidak usah tahu. Yang penting mereka sekarang berkomitmen untuk melangkah beriringan membina masa depan. Lupakan masa lalu. Sepahit apapun itu. Dirinya sudah menerima Dikri dan menerima seluruh kisahnya."Kita akan saling mencintai sampai kapanpun, May." Dikri mengecup puncak kepala istrinya. Ia menyadari betapa beruntungnya memiliki Maya. Dikri berjanji dalam hati untuk selalu menjaga Maya, melindunginya, dan menjadi suami yang setia.Maya mengeratkan pelukan. Keduanya terhanyut dalam perasaan dan tuntutan kebutuhan ragawi. Ternyata Maya sudah mengenakan gaun istimewa untuk suaminya. Membuat mereka tidak sabar untuk segera tenggelam menikmati malam pernikahan.Sarangan menjadi saksi keduanya untuk menyempurnakan hubungan. Maya tidak pernah tahu, bahwa dia bukan yang pertama bagi Dikri. "Dik, kita

  • PERNIKAHAN (Rahasia Kelam Seorang Istri)   204. Semalam di Telaga Sarangan 2

    "Setelah ini kamu dan Dikri harus mulai membahas mau tinggal di mana, May. Sebab Dikri pun sekarang menjadi anak tunggal. Jangan sampai hal begini akan jadi masalah. Kalau Mas, maunya kamu nemenin Mama," kata Bayu."Mas Bayu, nggak usah khawatir deh. Mama akan ikut aku ke Surabaya. Nungguin aku lahiran. Jangan khawatir, ada ART di rumah jadi Mama hanya duduk mengawasi saja saat kami tinggal kerja. Iya kan, Ma?" Si bungsu merangkul bahu mamanya.Sejak menikah, Mika memang mau mengajak mamanya tinggal bersama. Tapi Bu Anang menolak dengan alasan, kasihan Maya sendirian."Sekarang Mbak Maya kan sudah menikah, Ma. Ada suami yang jagain. Jadi Mama nggak perlu khawatir lagi."Bu Anang memandang Maya. Anak yang paling dekat dengannya. Dibanding dengan kedua saudaranya. Maya yang mungkin bisa dibilang kurang beruntung. Itu pun karena ada andil orang tua yang memaksakan kehendak."Nggak apa-apa Mama ikut ke Surabaya. Kalau pengen pulang ke Nganjuk kan bisa kami jemput. Pengen ke Surabaya bisa

  • PERNIKAHAN (Rahasia Kelam Seorang Istri)   203. Semalam di Telaga Sarangan 1

    PERNIKAHAN- Semalam di Telaga Sarangan "Mbak, dulu dia mengulur-ulur waktu nikahin aku. Sekarang dia maunya buru-buru. Kami nikah secepat kilat kayak habis di gropyok hansip saja.""Sssttt, jangan ngomong begitu. Memang takdir jodoh kalian baru sekarang," jawab sang kakak ipar seraya mengaplikasikan bedak di wajah Maya. "Apapun yang pernah terjadi, Mbak salut kalian bisa kembali bersama. Ini jodoh yang sempat belok arah namanya." Nafa, istrinya Bayu terkekeh. "Mbak aja kaget waktu dikabari mama.""Aku sendiri rasanya nggak percaya. Padahal aku sudah mengubur dalam-dalam harapan itu.""Kalian ini jodoh yang tertunda. Mbak doain kalian bahagia. Jangan tunda, segeralah punya momongan. Usiamu sudah tiga puluh tiga tahun, kan?"Maya mengangguk. Make up sudah selesai. Maya membuka lemarinya dan mengambil kebaya warna putih tulang. Itu baju yang ia pakai di hari pernikahan adik perempuannya. Mika. Baru setahun yang lalu, pasti masih muat. Modelnya simple, masih mewah kebaya pengantin saat

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status