Pagi ini keluarga Giory melaksanakan kegiatan sarapan bersama-sama. Dimeja makan suana tampak hening, Sera tak mau duduk disebelah Arsya. Sedangkan Arsya mencoba mendekati Sera, namun hanya penolakan yang dirinya dapat. Bahkan Reta turut melarangnya dekat dengan Sera.
Setelah sarapan mereka melakukan rutinitas masing-masing. Sera dan Arsya masih berada dimeja makan, sedangkan Alif dan Reta sudah pergi dari sana. Sebenarnya Sera masih berada disini dikarenakan nasinya belum habis. Kalau Arsya sengaja berlama-lama disini dan pura-pura tengah makan buah.
"Sera!" panggil Arsya.
"Ngapain? Mau izin selingkuh?" tanya Sera tertawa pelan. Lalu dirinya pergi dari sana. Dengan segera Arsya menyusul Sera dan mencekal tangan perempuan itu hingga berhenti.
"Lepas Arsya!" ucap Sera, ia mencoba melepaskan cekalan tangan Arsya ke pergelangan tangannya.
"Aku
Di mansion Louwen, kini Liora tengah bermanja ria degan Citra. Mereka tengah duduk di pinggir kolam renang. Sedangkan Rama duduk tak jauh dari mereka sembari membaca koran, tak lupa dengan secangkir kopi yang tersedia dia meja kecil. "Tante Liora tadi lihat baju bagus banget," ucap Liora, kakinya dan kaki Citra berada didalam air. Citra menatap Liora. "Kalau kamu suka ambil aja. Nanti tante yang bayarin," balasnya. "Beneran?" tanya Liora ragu, padahal hatinya sangat senang mendengarnya. "Benar dong," ucap Citra seraya tersenyum. "Terimakasih," ucap Liora tersenyum. "Sama-sama," jawab Citra. Tak lama mereka mendengarkan teriakan seseorang, tanpa berlama-lama lagi mereka langsung pergi ke asal suara. Rama mendapati Fikri berada diruang tamu, langsung saja dirinya menghampiri Fikri dan
Rian terdiam setelah mendengarkan pertanyaan yang keluar dari mulut Sera. Dirinya tentu tau siapa Liora, namun mengapa Sera menanyakan hal itu kepada dirinya?. Kemudian ia melihat kearah Sera yang saat ini juga melihatnya, bisa dirinya rasakan jika Sera memandangnya dengan tatapan sendu. "Memang kamu kenpa tanya tentang Liora?" tanya Rian heran. "Dia udah datang ke keluarga aku dan menfitnah aku yang engak-engak. Bahkan aku udah ditampar mama dan papa gara-gara fitnah Liora, puncaknya kemarin saat aku diusir dari rumah. Disitu Liora senang karena rencananya berhasil," ujar Sera. "Sejak kapan Liora berada dirumahmu?" tanya Rian, jujur saja dirinya tak tau jika Liora berada di kediaman Louwen dan melakukan hal menjijikkan seperti itu. "Lebih dari 1 bulan," jawab Sera. Rian mengangguk pertanda mengerti. Dirinya langsung menceritakan pertemuann
Arsya dan seseorang itu berada di ruangan milik Arsya. Mereka duduk berhadapan di meja kerja milik Arsya, mata mereka saling bertatapan. Sedari tadi tak ada yang mau memulai pembicaraan, Arsya sendiri tak ingin bertanya ataupun menyapa karena menurutnya itu terlalu basa basi. "Tak usah berlama-lama lagi. Perkenalkan saya Robet Danuarta, kau sudah mengenal aku bukan?" tanya seseorang itu yang Arsya ketahui bernama Robet. "Tidak!" Arsya menjawab dengan nada cuek. Robet tertawakan kecil, "Saya orang yang kau lihat di rooftop kantormu yang berada di Jepang! Saya tentu tau jika waktu itu kau mendengarkan pembicaraan saya dengan bodyguardmu," ungkapnya. Arsya terdiam, jadi dia? Namun mengapa dia tau kalau sebenarnya ia berada dibelakang rooftop? Bukankah sewaktu itu dia menghadap ke depan?. Entahlah, yang terpenting dirinya sudah bertemu dengan seseorang itu yang kini sudah
Sera terdiam dengan masih mencekal pergelangan tangan Liora. Tiba-tiba saja Liora menghempaskan tangannya dan mendorong tubuhnya hingga jatuh kebelakang. Sera berdiri dan mengusap sedikit tanah yang menempel ditubuhnya."Kau sendirian Sera, bagaimana kalau kita menghabisimu sekarang saja?" tanya Liora dengan ekspresi seorang yang polos."Kau yang lebih dahulu akan ku habisi!" ucap Sera."Coba saja, intinya sekarang kau sendiri dan aku dengan pacarku akan menghabisimu tanpa gangguan." Liora tertawa keras, suaranya mengema dihutan ini."Lebih baik kau menyerah saja Sera!" sahut Ragil dengan senyum seringainya.Sera terdiam, dirinya seorang diri sekarang dan mereka berjumlah 2 orang. Sera merutuki dirinya sendiri mengapa tak membawa bodyguard saja!. Tak lama Liora dan Ragil mulai menyerang dirinya, langsung saja ia menangkis pukulan yang mereka berikan
Arsya dan Sera sudah sampai didepan pekarangan rumah besar berlantai 4. Masuk kesini tentu tak mudah, untung saja ada salah satu bodyguard Rian yang mengenal mereka dan langsung menyuruh untuk masuk. Mereka keluar dari dalam mobil, Sera melihat sekeliling. Rumahnya nampak mewah dan indah."Pencet belnya," suruh Arsya dan Sera mengangguk.Sera memencet bel, tak lama pintu terbuka dan kelaurlah pembantu. Sera dan Arsya mendekat dan bertanya dimana Rian, pembantu itu langsung menyuruh mereka masuk. Arsya dan Sera masuk dan duduk diruang tamu, sementara pembantu itu pamit untuk memanggil Rian."Lama sekali," gerutu Sera.Tak lama terdengar suara derap langkah kaki, Arsya dan Sera berdiri dan melihat Rian yang tengah turun dari arah tangga dengan membawa seorang bocah laki-laki kecil gendongannya. Rian menghampiri mereka dan Arsya menjelaskan apa tujuan ia dan Sera berkunjung kemar
Arsya dan Sera masuk kedalam mansion dan mendapati Citra dan Rama yang tengah menatap mereka dengan tatapan sinis nya. Jangan lupakan jika ada Liora yang memamerkan muka polosnya, lebih tepatnya pura-pura polos."Untuk apa kalian kesini?" tanya Citra dengan wajah tak bersahabat."Ada larangan supaya kita tak datang kesini?" tanya Arsya dengan nada menantang."Jangan berdebat! Kau Arsya, mengapa kesini?" tanya Rama sembari meletakkan koran yang sebelumnya dirinya baca ke atas meja."Dengar-dengar kau megusir istriku dari rumah ini?" tanya Arsya memastikan."Memangnya kenapa?" tanya Rama, dirinya tak takut dengan tatapan yang Arsya berikan kepada dirinya."Rumah ini milik Sera! Apa kalian tak ingat opa Fikri yang memberikan mansion ini atas nama Sera?" tanya Arsya.Mereka semua terdiam setelah mende
Di rooftop kantor Alif terdapat Abimanyu dan Hesa, mereka berada disini tanpa undangan dari Alif. Sebenarnya Alif sangat malas menghadapi mereka berdua, namun mau bagaimana lagi. Mereka berdiri berhadapan, dibawah langit cerah mereka saling melemparkan tatapan tajam.Entah mengapa Abimanyu datang kesini langsung dengan helikopter, membuat kericuhan apalagi bodyguard Abimanyu yang mengganggu para karyawan Alif. Hesa berdiri dengan tatapan sinis nya seolah-olah ada dendam tersendiri dengan Alif."Mengapa kalian datang kemari?" tanya Alif tanpa ekspresi."Aku hanya ingin berbicara denganmu," jawab Hesa."Jangan membuang waktu berharga dengan pertemuan yang tak jelas ini," ujar Alif seraya menatap mereka bergantian."Santai saja," sahut Abimanyu."Bagimana kalau aku menghabisi keterunan Theor secepatnya?" tanya Hesa.
Arsya dan Sera masih berada diruangan Robet. Mereka berbincang kecil, namun ada hal yang Sera curigai. Dirinya merasa bahwa Robet menyembunyikan sesuatu. Dan saat ini mereka tengah ngopi santai, menurut Sera Robet orangnya sangat welcome."Istri saya ingin bertemu dengan kamu Arsya, apa kamu mau?" tanya Robet."Apa kau tak punya anak lagi?" Bukannya menjawab, Arsya malah bertanya balik."Setelah kematian anak saya yang pertama, istri saya tak bisa hamil lagi." Robet berujar dengan nada sendunya."Maafkan saya," ucap Arsya tak enak hati."Tak apa," balas Robet.Sampai akhirnya Arsya mau, jadi mereka pergi menuju kediaman Robet menggunakan mobil sendiri-sendiri. Tentu saja Arsya bersama dengan Sera, awalnya Arsya tak mau berkunjung ke sana. Namun Sera terus memaksanya jadi ia mau tak mau.Sebenarnya