Arsya dan seseorang itu berada di ruangan milik Arsya. Mereka duduk berhadapan di meja kerja milik Arsya, mata mereka saling bertatapan. Sedari tadi tak ada yang mau memulai pembicaraan, Arsya sendiri tak ingin bertanya ataupun menyapa karena menurutnya itu terlalu basa basi.
"Tak usah berlama-lama lagi. Perkenalkan saya Robet Danuarta, kau sudah mengenal aku bukan?" tanya seseorang itu yang Arsya ketahui bernama Robet.
"Tidak!" Arsya menjawab dengan nada cuek.
Robet tertawakan kecil, "Saya orang yang kau lihat di rooftop kantormu yang berada di Jepang! Saya tentu tau jika waktu itu kau mendengarkan pembicaraan saya dengan bodyguardmu," ungkapnya.
Arsya terdiam, jadi dia? Namun mengapa dia tau kalau sebenarnya ia berada dibelakang rooftop? Bukankah sewaktu itu dia menghadap ke depan?. Entahlah, yang terpenting dirinya sudah bertemu dengan seseorang itu yang kini sudah
Sera terdiam dengan masih mencekal pergelangan tangan Liora. Tiba-tiba saja Liora menghempaskan tangannya dan mendorong tubuhnya hingga jatuh kebelakang. Sera berdiri dan mengusap sedikit tanah yang menempel ditubuhnya."Kau sendirian Sera, bagaimana kalau kita menghabisimu sekarang saja?" tanya Liora dengan ekspresi seorang yang polos."Kau yang lebih dahulu akan ku habisi!" ucap Sera."Coba saja, intinya sekarang kau sendiri dan aku dengan pacarku akan menghabisimu tanpa gangguan." Liora tertawa keras, suaranya mengema dihutan ini."Lebih baik kau menyerah saja Sera!" sahut Ragil dengan senyum seringainya.Sera terdiam, dirinya seorang diri sekarang dan mereka berjumlah 2 orang. Sera merutuki dirinya sendiri mengapa tak membawa bodyguard saja!. Tak lama Liora dan Ragil mulai menyerang dirinya, langsung saja ia menangkis pukulan yang mereka berikan
Arsya dan Sera sudah sampai didepan pekarangan rumah besar berlantai 4. Masuk kesini tentu tak mudah, untung saja ada salah satu bodyguard Rian yang mengenal mereka dan langsung menyuruh untuk masuk. Mereka keluar dari dalam mobil, Sera melihat sekeliling. Rumahnya nampak mewah dan indah."Pencet belnya," suruh Arsya dan Sera mengangguk.Sera memencet bel, tak lama pintu terbuka dan kelaurlah pembantu. Sera dan Arsya mendekat dan bertanya dimana Rian, pembantu itu langsung menyuruh mereka masuk. Arsya dan Sera masuk dan duduk diruang tamu, sementara pembantu itu pamit untuk memanggil Rian."Lama sekali," gerutu Sera.Tak lama terdengar suara derap langkah kaki, Arsya dan Sera berdiri dan melihat Rian yang tengah turun dari arah tangga dengan membawa seorang bocah laki-laki kecil gendongannya. Rian menghampiri mereka dan Arsya menjelaskan apa tujuan ia dan Sera berkunjung kemar
Arsya dan Sera masuk kedalam mansion dan mendapati Citra dan Rama yang tengah menatap mereka dengan tatapan sinis nya. Jangan lupakan jika ada Liora yang memamerkan muka polosnya, lebih tepatnya pura-pura polos."Untuk apa kalian kesini?" tanya Citra dengan wajah tak bersahabat."Ada larangan supaya kita tak datang kesini?" tanya Arsya dengan nada menantang."Jangan berdebat! Kau Arsya, mengapa kesini?" tanya Rama sembari meletakkan koran yang sebelumnya dirinya baca ke atas meja."Dengar-dengar kau megusir istriku dari rumah ini?" tanya Arsya memastikan."Memangnya kenapa?" tanya Rama, dirinya tak takut dengan tatapan yang Arsya berikan kepada dirinya."Rumah ini milik Sera! Apa kalian tak ingat opa Fikri yang memberikan mansion ini atas nama Sera?" tanya Arsya.Mereka semua terdiam setelah mende
Di rooftop kantor Alif terdapat Abimanyu dan Hesa, mereka berada disini tanpa undangan dari Alif. Sebenarnya Alif sangat malas menghadapi mereka berdua, namun mau bagaimana lagi. Mereka berdiri berhadapan, dibawah langit cerah mereka saling melemparkan tatapan tajam.Entah mengapa Abimanyu datang kesini langsung dengan helikopter, membuat kericuhan apalagi bodyguard Abimanyu yang mengganggu para karyawan Alif. Hesa berdiri dengan tatapan sinis nya seolah-olah ada dendam tersendiri dengan Alif."Mengapa kalian datang kemari?" tanya Alif tanpa ekspresi."Aku hanya ingin berbicara denganmu," jawab Hesa."Jangan membuang waktu berharga dengan pertemuan yang tak jelas ini," ujar Alif seraya menatap mereka bergantian."Santai saja," sahut Abimanyu."Bagimana kalau aku menghabisi keterunan Theor secepatnya?" tanya Hesa.
Arsya dan Sera masih berada diruangan Robet. Mereka berbincang kecil, namun ada hal yang Sera curigai. Dirinya merasa bahwa Robet menyembunyikan sesuatu. Dan saat ini mereka tengah ngopi santai, menurut Sera Robet orangnya sangat welcome."Istri saya ingin bertemu dengan kamu Arsya, apa kamu mau?" tanya Robet."Apa kau tak punya anak lagi?" Bukannya menjawab, Arsya malah bertanya balik."Setelah kematian anak saya yang pertama, istri saya tak bisa hamil lagi." Robet berujar dengan nada sendunya."Maafkan saya," ucap Arsya tak enak hati."Tak apa," balas Robet.Sampai akhirnya Arsya mau, jadi mereka pergi menuju kediaman Robet menggunakan mobil sendiri-sendiri. Tentu saja Arsya bersama dengan Sera, awalnya Arsya tak mau berkunjung ke sana. Namun Sera terus memaksanya jadi ia mau tak mau.Sebenarnya
Arsya berada didalam mansion Louwen. Sera? Dia tengah mengambil sesuatu di dalam dapur, dan sekarang Arsya tengah bersantai diruang keluarga. Hanya ada dirinya disini, orang tua Sera? Entahlah dirinya tak tau mereka kemana. Soal Liora wanita ular itu tengah berenang dengan pakaian yang cukup seksi.Tiba-tiba saja Sera datang dengan membawa beberapa bungkus snack dengan wajah cemberutnya. Sontak Arsya menepuk sofa disebelahnya mengisyaratkan agar Sera duduk. Langsung saja Sera duduk disebelah Arsya setelah meletakkan snack yang dirinya bawa keatas sofa."Kenapa kok cemberut?" tanya Arsya heran."Masak Liora berenang pakai bikini! Dia mau ngegodain kamu Arsya," jawab Sera menggebu-gebu."Aku ngak akan tergoda dengan ja*a*g seperti dia," jawab Arsya. Mana mungkin dirinya tergoda dengan Liora yang tubuhnya sudah dipakai oleh banyak orang? Bahkan kakek-kakek pernah 'mencicipi' tubu
Sera berada didalam mobil seorang diri, di depannya sudah ada mobil Liora. Dengan sangat hati-hati Sera melajukan mobilnya supaya Liora tak curiga. Dirinya baru tau jika Liora bisa menyetir mobil, dan sekarang mobil yang Liora pakai milik mamanya."Kemana sebenarnya tujuan Liora?" batin Sera bertanya-tanya.Apakah Liora tau jika ia mengikutinya dari belakang? Pasalnya Liora melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Dari kejauhan Sera melihat mobil Liora berhenti tepat di depan gerbang sebuah rumah dengan ukuran sedang. Langsung saja Sera memberhentikan mobilnya, dapat dirimu lihat jika gerbang itu terbuka.Keluarlah seorang lelaki yang Sera yakini merupakan Ragil, dia masuk kedalam mobil Liora. Setelahnya mobil itu kembali berjalan, Sera pun ikut menjalankan mobilnya dan selalu memantau mobil Liora dari jauh."Kemana mereka akan pergi?" batin Sera bertanya.
Sera berada di dalam gudang mansionnya seorang diri. Beberapa menit yang lalu dirinya melihat Liora keluar dari sini. Karena rasa ingin taunya yang tinggi, Sera memutuskan untuk masuk ke dalam. Arsya? Dia pergi ke kantor dan menyuruh Sera untuk berada di rumah saja.Sesekali Sera terbatuk kala banyak debu berterbangan, sepertinya tempat ini jarang sekali dimasuki orang. Namun mengapa Liora masuk kesini? Itulah yang menjadi pertanyaan Sera sekarang. Ia menyalakan lampu remang-remang, tak jarang dirinya menyingkirkan sarang laba-laba yang menghalangi jalannya."Kotak? Apa Liora tadi naruh itu?" batin Sera setelah melihat kotak berukuran sedang dipojok, tepatnya disamping almari tua.Dengan langkah pasti, Sera berjalan dan berjongkok tepat di depan kotak itu. Tangannya terulur untuk membuka kotaknya, disana ada banyak sekali foto seseorang dan juga emas? Ya, ini emas batangan. Jika ini milik keluarganya me