Share

7. TAMU

Author: Herofah
last update Last Updated: 2021-02-25 16:56:04

Malam ini, keluarga Kisyan kembali kedatangan tamu. Rumah sederhana itu terlihat ramai oleh tamu-tamu mereka.

"Ini, nih Mah, yang namanya Aksel. Dia ini anak Pak Johanes, rekan usaha Papa di Jakarta dan ini Kakaknya Aksel, namanya Marcel. Dia ini stylish jebolan The John's Salon. Jago make over dan sudah terkenal namanya di kalangan artis-artis ternama sekarang, Mamah mau di make over nggak sama Marcel, biar tambah cantik?" jelas Narendra, suami Kisyan. Dia melirik genit ke arah Kisyan yang langsung mencubit perutnya.

Kisyan berkenalan dengan Aksel dan Marcel.

"Aksel ini masih kuliah atau sudah bekerja juga?" tanya Kisyan setelah dia mempersilahkan para tamu-tamunya itu untuk duduk.

"Aku sekarang, bekerja sebagai kru film Tante. Sebagai Casting Director," jawab Aksel dengan suara bassnya.

"Wah, Om Aksel sering ketemu sama artis dong?" tanya Ganesha yang di susul jitakan pelan sang Mama. Ganesha sontak cemberut sambil mengusap-usap kepalanya yang sakit.

Narendra jadi tertawa kecil, sementara Marcel justru malah tertawa keras. Dia mengacungkan sebelah ibu jarinya ke arah Ganesha.

"Kok, Nesha pinter sih?" ucap Marcel yang masih terus tertawa. Dia terus melirik ke arah adiknya, Aksel yang duduk di sebelahnya. Aksel yang hanya bisa cengar-cengir malu.

Pasalnya, ini bukan yang pertama kalinya dia di panggil Om oleh seorang anak kecil. Bahkan dia juga seringkali di panggil dengan sebutan Mas oleh beberapa wanita atau anak muda yang tidak mengenalnya. Postur tubuh Aksel yang kurus, rata depan belakang, rambut bondol abis, dan suara bassnya yang seolah memberi kesan tegas dan maskulin di dirinya sudah cukup mengelabui siapapun orang yang belum mengenalnya dengan baik. Karena tak akan ada yang menyangka, dari penampilan Aksel yang hampir 90% seperti laki-laki itu, kenyataannya justru dia adalah seorang wanita.

Wanita tulen.

"Panggilnya, Tante Aksel, bukan Om, Nesha," beritahu Kisyan. Dia jadi tak enak hati pada Aksel yang sebenarnya sih santai-santai saja. Aksel tidak pernah merasa terganggu sedikit pun oleh panggilan apapun selama itu masih dalam batas normal dan wajar.

"Mungkin malam ini Mereka akan menginap di sini Mah, untuk beberapa hari. Sebab mereka sedang ada project syuting di sini," jelas Narendra lagi.

"Sebenernya tadi kita ada niat untuk menyewa hotel, tapi Om Naren paksa kami ikut ke sini," sahut Marcel sedikit sungkan.

"Ah, tidak apa-apa. Justru kami senang kalian ada di rumah kami. Rumah jadi terasa ramai. Kebetulan Pah, Basti juga sedang ada di sini," beritahu Kisyan pada sang suami.

"Oh ya? Mana dia?" tanya Narendra sumringah. Ke dua bola mata laki-laki itu terlihat melebar.

"Sayang, panggilkan Om Basti di belakang ya? Bilang, Papah sudah pulang," perintah Kisyan pada Ganesha. Bocah kecil itu pun langsung menuruti perintah sang Mama. Dia berlari ke arah belakang rumah di mana Basti terlihat sedang melamun.

Tak lama kemudian, Basti terlihat sudah bergabung di ruang tamu. Kisyan dan Ganesha membawakan minuman dan beberapa cemilan untuk para tamu-tamunya.

"Kebetulan, Basti ini ke sini mau sekalian cari pekerjaan, Pah." ucap Kisyan di sela-sela percakapan mereka.

"Wah, kebetulan banget kalau begitu," ucap Aksel yang langsung menyela. "Gue lagi ada kerjaan bagus nih," tambahnya dengan penuh antusias.

"Ah, jangan percaya sama Aksel, dia suka PHP'in orang," seru Marcel meledek. Dia tertawa kecil yang di barengi pelototan mata Aksel ke arahnya.

Pertama kali melihat wajah Basti, sontak Aksel cukup terkejut. Kenapa dunia begitu sempit, pikir Aksel dalam hati. Wanita itu terus mencuri-curi pandang ke arah Basti selagi mereka melakukan percakapan santai.

Dia jadi teringat dengan percakapannya tempo hari di Jakarta, dengan seorang sutradara senior yang sudah lama berkecimpung di industri film tanah air. Bahkan beberapa film karyanya banyak yang berhasil menduduki tangga box office film terlaris se-Asia.

Januar Lubis. Itulah nama sutradara handal itu. Kini, dia berencana membuat sebuah film bergenre romantis yang di angkat dari sebuah novel best seller berjudul 'Perfect Love'.

Tapi, satu hal yang membuat Aksel bingung adalah, saat tiba-tiba Januar memperlihatkan sebuah foto kepadanya.

*

"Nih Sel, namanya, Bastian Dirgantara. Dia anak pertama Helen Anastasya dari suami pertama Helen, Jonas Michael Dirgantara, pemilik Dirgantara Grup. Foto-foto dia sekarang lagi viral banget di instagram sejak Ibunya naik jadi Gubernur DKI. Dia ini target utama gue buat jadi aktor utama di film gue selanjutnya. Tapi, gue nggak yakin dia bakal mau, gimana kalo lo bantu gue? Lo cari keberadaan dia sekarang dan usahain gimana pun caranya supaya dia bersedia tekan kontrak untuk bermain di film gue. Gue percaya sama lo, Sel. Sebagai casting director, gue yakin lo bisa,"

*

Dan perasaan Aksel mengatakan, Januar pasti memiliki alasan lain kenapa dia menjatuhkan pilihannya pada laki-laki bernama Basti, selain karena tampang dan body laki-laki itu yang memang oke.

Sebab, Aksel tau persis, Januar bukan tipe orang yang sembarangan memilih aktor dalam film yang akan dia kerjakan. Apalagi mengingat Basti ini belum berpengalaman sama sekali dalam dunia akting. Pastinya akan sulit menariknya untuk bisa bekerja sama.

"Kalo boleh tahu, pekerjaan apa ya?" tanya Basti menyadarkan lamunan Aksel.

"Jadi pemeran utama di film terbaru garapan sutradara Januar Lubis," jawab Aksel penuh keyakinan.

Sontak, seluruh pasang mata manusia di dalam ruangan itu terbelalak kaget.

Tak terkecuali Basti sendiri.

"Apa? Aktor?" pekiknya, tak yakin.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • PERNIKAHAN YANG TERNODA   126. EPILOG

    Bastian DirgantaraSetelah keluar dari terik matahari yang membakar diri, aku tergelincir jatuh dari tempatku bernaung sebelum ini.Tempat di mana pertama kalinya kita bertemu.Saat itu, waktu seolah berhenti di sana.Aku masih berjalan pada jalur yang sama. Aku masih memandang pada titik yang sama.Langit di tepi pantai ini.Saat aku melihatnya lebih dalam, Langit itu melebur dan berubah menjadi kaca. Tapi setelahnya langit itu membeku dan berubah menjadi sebuah cermin.Langit itu membentuk bayangan wajahmu.Raline Septia Wulandari...Hanya wajahmu, tak ada yang lain.Aku memang berpura-pura telah melupakanmu selama ini, semua itu aku lakukan demi Stella, demi Aksel.Tapi sekarang, aku kembali sendirian. Tanpa mereka. Aksel m

  • PERNIKAHAN YANG TERNODA   125. MISTERI

    "Bu, ayo dong Bu, cepetan! Ibu lama banget nih dandannya! Kita udah kelaperan tau, Bu..." panggil Delisha yang begitu bersemangat saat dia tahu sang Kakak Devano, mengajaknya ke resort yang dulu pernah jadi milik mereka. Katanya sih mau di undang makan malam sama orang kaya gitu. Terus ikutan nimbrung acara bakar ayam di tepi pantai. Pasti seru banget deh!"Aduh... Ibunya Devano udah kayak Abg aja deh, dandan pake lama daritadi, nanti kita keburu kehabisan makanannya, Bu," kali ini Devano yang protes. Pasalnya, dia sudah mati pegal daritadi harus gendong rindu yang nggak mau di taruh sama sekali."Iya, sabar... Nggak enakkan kalo dateng ke acara resmi Ibu keliatan kucel," Raline mempercepat kegiatan make upnya. Merapikan posisi pakaiannya sekali lagi, barulah setelah itu dia keluar dari dalam kamar.Devano sempat terpana melihat penampilan sang Ibu yang tidak seperti biasanya. Devano memang tidak memungkiri lagi, baginya, Raline adalah wanita tercantik di dunia.

  • PERNIKAHAN YANG TERNODA   124. TRAGEDI DI MALAM TAHUN BARU

    Devano pulang ke rumah dengan wajah sumringah. Nyeri di sekujur tubuhnya seolah tak lagi dia rasa karena saat ini dia pulang dengan membawa berita gembira."Assalamualaikum, Bu, Ibu... Devano pulang, Bu..." teriaknya seraya berlari kecil ke dalam rumahnya yang terbilang sangat sederhana."Asik, Mas Dev bawa makanan," seru Delisha salah satu adik Devano. Delisha dengan sigap merogoh ke dalam kantong plastik yang di bawa sang Kakak. Dia terlihat sangat gembira."Ibu mana, Dek?" tanya Devano pada Delisha saat tak di dapatinya sang Ibu. Sementara ke dua adiknya yang lain, Rania yang baru berumur empat tahun dan Rindu yang berumur dua tahun, terlihat sedang tertidur pulas di kamar."Tadi, Pak De Kahfi ke sini jemput Ibu, katanya sih mau ajak Ibu ke rumah sakit, perginya buru-buru banget, terus Ibu titip Rania sama Rindu ke Delisha. Untung Rindu nggak rewel. Delisha cape daritadi, jagain mereka, Mas lama banget pulangnya, terus itu muka kenapa coba, biru-biru b

  • PERNIKAHAN YANG TERNODA   123. DEVANO SI PENCOPET

    "Jangan bawa saya ke kantor polisi, Om. Kasihan Ibu di rumah, Om..." tangis bocah itu terdengar miris. Mengiris hati Basti."Sekarang, kamu tunggu dulu di mobil, Om. Om urus dulu masalahmu dengan orang-orang ini di dalam ya?"Basti mengajak bocah itu memasuki mobilnya di mana Aksel dan Keyra tengah menunggunya di dalam. Dan setelah itu, Basti beranjak kembali menuju resort tadi."Iyyuuuwwhh bauuu! Papah apa-apaan sih? Sampah dibawa masuk ke mobil! Idih!" Keyra berteriak dengan ekspresi jijiknya yang kelewat lebay. Dia menggerutu sendiri dan memilih keluar dari dalam mobil. Aksel pun jadi ikutan keluar. Masalahnya mereka sedang di pinggir jalan raya."Keyra, nggak boleh bicara seperti itu! Ayo masuk lagi, bahaya ini pinggir jalan," ajak Aksel yang mencoba menarik tangan anaknya untuk kembali masuk ke dalam mobil.Keyra menepis kasar tangan sang Bunda. Dia cemberut dan

  • PERNIKAHAN YANG TERNODA   122. EIGHT YEARS LATER

    Delapan tahun berlalu.Semua berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan.Keyra tumbuh menjadi anak yang cantik, manis, pintar, enerjik dan sangat menggemaskan.Aksel menjelma menjadi sosok ibu yang baik dan sangat feminim. Dan hal itu jelas membuat Basti semakin tergila-gila padanya."Kenapa sih, liburan sekolah tahun ini kita cuma ke Jogya? Biasanya juga keluar negeri," gerutu Keyra di jok belakang. Bibir mungilnya terus cemberut di sepanjang perjalanan. Dia memilin kepang kudanya seraya memeluk boneka teddy bear coklat kesayangannya, yang dia beri nama, Devano, sama seperti nama aktor tampan asal malaysia, sahabat Tantenya Anggun, yang sangat dia idolakan."Ke luar negeri kemana lagi sih? Semua penjuru dunia udah kita datenginkan? Sekali-sekali kita liburan di dalam negerikan nggak apa-apa, cantik... Sekalian Papah bisa membantu meringankan pekerjaan Om Bayu,"

  • PERNIKAHAN YANG TERNODA   121. KEHADIRAN KEYRA

    Hari berganti. Musim berubah. Waktu berputar pada porosnya. Detik demi detik berlalu. Menyisakan asa pilu yang menggerogoti diri pun mengikis nurani. Penyesalan itu pun datang kian bertubi-tubi.Laki-laki itu tetap diam tanpa kata. Tetap dengan tatapannya yang kosong dan menerawang jauh ke depan.Tubuhnya terlihat lebih kurus, wajahnya tirus dan tidak terawat, hingga di tumbuhi janggut-janggut tebal yang tumbuh tak beraturan di seputaran dagunya. Sinar bola mata coklat maroon itu meredup tak bercahaya bahkan selalu terlapisi oleh cairan bening yang berkaca-kaca. Rambutnya yang awut-awutan dan sudah memutih, terlihat seperti sarang burung yang kotor.Laki-laki itu terdiam dalam duduknya yang tepekur di lantai, di dalam sebuah panti rehabilitasi khusus lansia pengidap gangguan jiwa. Dia terlihat mengukir sebuah nama di lantai itu menggunakan jari telunjuknya.BASTIAN, anakku...Satu titik air matanya jatuh tanpa mampu lagi dia tahan.*

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status