Share

Bab 26

Aku segera berlari menghampiri Gio setelah menyambar jilbab bergo. Napas sedikit tersengal, tetapi mau bagaimana lagi. Aku bahkan rela mendaki gunung detik ini juga asal bisa bertemu sang penawar rindu.

Begitu pagar rumah terbuka, aku langsung merentangkan tangan menyambut dengan senyum semringah. "Selamat pagi, Gio!"

"Ayu?!" pekik Gio dengan suara tertahan. "Kamu ngapain di sini?"

"Nyapa kamu. Kenapa memangnya?"

Gio melirik ke kanan dan kiri. "Ya gak apa-apa. Sebagai tetangga yang baik memang harus saling sapa. Tapi, apa suami kamu tahu kalau kamu mau mampir ke sini?"

"Enggak," balasku enteng.

Lelaki di hadapanku menepuk jidat. Dia kemudian melangkah cepat pada kuda besi yang sedang dipanaskan. Aku mengekor dari belakang berharap Gio menyampaikan sesuatu yang bisa membuat hati meleleh.

Namun, sepertinya tidak akan ada kalimat istimewa yang aku dapat pagi ini karena dia telah memasang helm di kepalanya. Gio melirikku sekilas, kemudian berkata, "jangan pernah melakukan hal ini lagi, Ay
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status