Share

32

Menahan rasa takutnya, Maeera mulai memainkan ujung kukunya, menggesekkan kedua kuku jarinya dengan gerakan yang sangat cepat tanpa jeda. Ia gelisah sangat gelisah.

Bibir pucatnya tampak gemetar, dengan telapak tangan mulai terasa dingin. Ia takut, sangat-sangat takut. Lebih takut dibandingkan saat di teror oleh para rentenir penagih hutang.

"Kenapa diam," seru Gin.

"Apa pertanyaanku kurang jelas, aku bertanya padamu, apa kau tak penasaran kenapa aku masih tetap membiarkanmu tinggal di sini?" tanya pria bermata biru itu dengan nada suara yang sedikit lebih tinggi.

Maeera tak bergeming, ia masih tetap mematung tanpa memberikan respon apapun.

Ia masih bergelut dengan pikirannya dan rasa takutnya. Rasa takut yang bermuara dari rasa bersalahnya pada Gin Yuta.

Ia merasa berdosa telah membohongi pria buta itu. Menghancurkan pernikahannya dan tak pernah jujur mengatakan bahwa ia bukan Avani. Andai ia jujur, mungkin semua tak akan serumit ini.

Kini ia di hadapkan pada dilema, menga
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status