Share

Bab 20

SEKITAR jam 5 sore, mas Naren sampai di rumahku.

“Ayo masuk, mas,” sambutku di teras menyuruhnya masuk ke rumah.

“Ah, nggak usah Ndri, di sini saja,” katanya sembari melihat Bunga-bunga yang ada di taman depan rumah.

Aku tertegun. Mas Naren tidak mau masuk ke rumahku??

“Masuk mas, ibu ada di dalam,” kataku. Sewajarnya menantu datang menyalami mertuanya, apalagi ibu baru mendapat musibah dan dia kemarin tidak datang menghadiri pemakaman bapak.

Tetapi mas Naren tidak menghiraukan ajakanku. Kini semakin jelas, dia tidak mau masuk ke rumahku!

Mas Naren baru kali ini ke rumahku. Kami sebelumnya memang tidak begitu saling kenal, dan pernikahanku dengannya terjadi begitu saja tanpa dia pernah datang meminangku, atau mengunjungiku terlebih dahulu di rumah ini.

Kini, dengan sikapnya, dia menempatkanku di posisi yang sangat tidak enak. Bagaimana mungkin aku meminta ibu untuk keluar dan menemuinya di sini? Apa kata mas Pras nanti jika mel

Almirah

Pembaca yang budiman. Bagaimana pendapat anda, apakah sebaiknya Indri mengakhiri saja hubungannya dengan Naren? Apakah benar seorang perempuan yang sudah menikah harus lebih menurut kepada suaminya ketimbang kepada orang tuanya? Ikuti terus kisah ini ya, dan jangan lupa memberi VOTE agar kisah ini bisa muncul di daftar novel pilihan. Terima kasih.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status