Share

Bab 16

MAS NAREN tidak meneruskan kata-katanya. Aku pun tidak ingin mendesaknya. Biarlah dia menenangkan hatinya terlebih dahulu.

“Ayo kita tidur…” kata mas Naren akhirnya.

Aku bingung. Orang di depanku ini sungguh aneh. Baru saja dia membuka persoalan, namun belum selesai, dia malah mengajak untuk tidur.

“Mas, teruskan dulu kata-katamu tadi,” pintaku penasaran.

Mas Naren malah tersenyum. “Sudahlah Indri, sudah malam. Ayo kita tidur. Besok kamu masuk kerja, kan?”

“Tidak, kamu teruskan dulu kata-katamu. Tetapi… apa?”

“Indri…”

Sifat keras kepalaku muncul. “Kalau gitu, aku turun. Tidur di bawah!”

“Eh…” mas Naren menarik tanganku sehingga aku terdorong ke depan dan menimpanya di atas tempat tidur. Dengan sigap mas Naren menggulingkanku sehingga dia menjadi di atas badanku. Dengan posisi itu dia jadi leluasa memeluk dan menciumik

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status