Share

Tiga puluh sembilan.

Arum menatap bubur yang sudah berserakan di lantai.

Bubur yang sudah dia buat susah payah, harus berakhir sia-sia.

Sementara Jack hanya menatap Arum tidak minat, lalu dia kembali menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang, dan memejamkan matanya lagi.

Siapa suruh Arum cerewet, membuat Jack kesal saja.

Kepala Jack sudah pusing, di tambah pusing karena harus berurusan dengan Arum.

Arum menghembuskan napasnya sabar, dia pun mulai berjongkok dan memunguti pecahan beling yang berserakan di lantai.

"Ya ampun Nyonya...." Ucap Sean yang baru masuk kedalam kamar Jack lagi.

Sean segera berlari dan menolong Arum memunguti pecahan beling itu.

"Tidak papa biar aku saja..." Ucap Arum tidak enak, ini kan pekerjaan nya.

Jack yang mendengar panggilan Sean untuk Arum, langsung membuka matanya lebar.

"Apa kau bilang!" Ujar Jack.

Bisa-bisanya Sean memanggil Arum seperti itu, membuat Jack marah saja.

Sean yang baru sadar dengan panggilannya ke Arum, langsung menutup mulutnya rapat-rapat. Sepertinya Sean sala
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status