Share

BAYANGAN

Penulis: Hanin Humayro
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-04 19:44:46

Fahira menghentikan aktifitas minum tehnya. Menoleh pada wanita yang tengah ingin diyakinkan lebih.

“Malem ini, Ma.”

Sebisa mungkin suaranya dibuat tenang. Minuman hangat itu diletakkan di atas nakas dekat ranjang.

“Bener? Nanti gak jadi lagi.”

Fahira tak merespon. Percuma menjelaskan pada mama bahwa Bayu itu super sibuk. Selain menjadi kepala sekolah, juga mengelola usaha bengkel mobil yang cukup besar.

“Fa, bukan apa-apa. Diakan udah jadi tunangan kamu. Tiga bulan lagi kalian nikah. Harusnya lebih intens berkunjung agar lebih saling mengenal.”

Mama mulai melontarkan argumennya. Diraih jari-jari lentik gadis berusia dua puluh tujuh tahun itu.

“Di sekolah juga tiap hari ‘kan ketemu, Ma,” kilah Fa.

“Apa di sana kalian bisa ngobrol lama? Pastinya enggaklah. Kamu sibuk, dia apalagi,” cecar Mama.

Selanjutnya Fahira membiarkan mama bicara panjang lebar terkait banyak hal. Dia tahu kecerewetan wanita itu disebabkan kekhawatiran terulang kegagalan cintanya seperti di masa dulu.

Dia pun tahu betapa ingin mama melihatnya naik pelaminan. Wanita paruh baya itu begitu cemas dengan usia putrinya yang makin menanjak saja.

Ucapan mama harus terpotong kala ponselnya berdering nyaring. Cepat-cepat dikeluarkan dari tas kerja hitam di bagian paling depan. Bangkit dari ranjang untuk sedikit memberi jarak dengan mamanya.

‘Fa, maaf, Mas sepertinya gak bisa datang malam ini. Ponakanku tabrakan. Maaf, ya.’

Satu pernyataan Bayu mendadakmembuat lututnya lemas. Terbayang apa yang akan dikatakan mama terkait pembatalan janji untuk ke sekian kali.

Benar saja, kala disampaikan bahwa Bayu tak jadi datang mama kembali meradang. “Gak jodoh kali kamu sama Bayu. Ada aja halangannya. Ck!” Wanita itu segera menarik handle keemasan setelah melemparkan ucapan ketusnya.

“Mama kok ngomongnya gitu, sih.” Sanggahan Fahira tertahan di daun pintu yang sudah tertutup kembali.

Sekuat mungkin Fahira menahan emosi atas cecaran mama terkait Bayu. Dihela udara petang jelang senja untuk meminimalisir kesesakan.

Usai sholat Isya, Fa tak berniat makan malam. Enggan jika harus berdebat kembali di meja makan. Menarik selimut adalah pilihan lebih aman. Hanya saja niatan itu harus ditahan sebab kembali terdengar dering panggilan masuk di ponselnya.

Dengan malas, diraih juga ponsel keluaran terbaru hadiah dadakan dari sang tunangan.

“Ibu, ini aku Aslena. Maaf ganggu Ibu.”

“Oh, iya, Sayang ada apa?”

Fahira merubah posisi dari rebahan menjadi duduk bersila kala mendengar suara cempreng di ujung telpon. Cepat-cepat dikuasai kekagetan karena suprise ini.

“Apa boleh aku maen ke rumah ibu besok?”

Kekagetannya makin bertambah mendengar permintaan polos itu.

“Boleh, dong. Udah bilang belum ke Papa?” tanya Fahira untuk memastikan bahwa muridnya itu serius.

“Udah, Bu, kalau gak percaya Ibu bisa bicara sama papa.”

“Gak usah!”

Kalimat Fahira terpotong oleh dehaman di seberang telpon. Jantungnya tiba-tiba kehilangan irama.

“Maaf Ibu, kalau putri saya merepotkan.”

Suara berat seorang pria membuatnya harus menghela napas dulu sebelum menjawab perkataan barusan. Setelah berdeham, barulah bicara, “Tidak apa-apa Pak. Kalau Aslena mau main silakan. Saya hanya khawatir orang tuanya tidak tahu.”

Entah kenapa gadis berwajah oval itu gugup kali ini. Suara berat di seberang sana membuatnya risih sendiri.

Menit kemudian rekaman wajah pemilik suara berat itu melintas. Meski baru pertama kali bertemu, ia hapal sekali dengan raut tampannya.

Fahira kembali merebahkan diri, mencoba memejamkan mata, tetapi sia-sia. Mendadak pikirannya tertuju pada pria yang baru saja menelponnya.

Ia tahu Aslena sudah tak punya ibu. Itu artinya pria berjas mentereng itu adalah duda. Cepat-cepat ditepis bayangan itu. Ia pun mulai serius mengistirahatkan raga.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • PESONA DUDA RUPAWAN   END

    "Aku sudah siap!”Aslena memeluk Fahira dari arah belakang. Seperti biasa ia akan menggoyang-goyangkan badannya hingga ikut bergerak tubuh orang yang dipeluknya.“Putri Mama cantik banget ini!" puji Fahira Wanita yang sudah sembuh total itu melepas pelukan Aslena, lalu membalikkan badan hingga mereka berhadapan. Dijawil hidung bangir itu perlahan. Detik berikutnya kening sang putri sudah disentuhnya. “Mamaku juga cantik kayak ratu!" balas Aslena. Bola mata mungil itu bergerak-gerak hingga kilauannya tampak begitu indah ia mengerjakan dua kelopak mata hingga gemas yang melihatnya “Ratunya papa, ya? Nah, ini tuan putrinya!” sela Reynan. Lelaki yang melihat aksi itu tak bisa tinggal diam. Ia ikut larut dalam keceriaan dengan memeluk keduanya. Lalu, dicium kening kedua belahan jiwanya. “Ayo. Sebentar lagi akad nikah Bapak Bayu dimulai. Nanti kita ketinggalan!" ajak Reynan pada keduanya. Reynan menuntun ratu dan putri kerajaan hatinya menuju mobil. Pagi ini, mereka akan menghadiri ak

  • PESONA DUDA RUPAWAN   JODOH

    Melinda memberanikan diri menantang sorot lembut di depannya. Namun, bertahan sekian detik saja, ia menunduk dengan rona merah menyemburat di pipinya.Wanita itu seperti kehilangan kemampuan bicara. Satu kata pun tak mampu lolos dari lidahnya. Saat ini seperti ada tali yang mengikat lisannya. Beberapa menit, Bayu harus menahan rasa yang tak nyaman sebab Melinda tak kunjung bicara. Dadanya mulai berdebar-debar sebab muncul ketakutan akan terempas kembali sebuah harapan. Pikirannya mulai dicengkram bayangan masa lalu, tentang Fahira, perjuangan cinta, kedatangan Reynan da akhir kisah menyakitkan. Apa cinta ini akan kembali pupus di tengah jalan?“Jika Mas Bayu serius, Insya Allah saya juga serius," jawab gadis itu sambil menahan rasa malu yang mendera. Setelah berhasil meredakan gemuruh di dada, Melinda dengan mantap menjawab lamaran Bayu. Tak ada keraguan pada hati gadis itu. Perkenalan satu bulan baginya cukup untuk memahami bahwa pria ini luar biasa.Tak ada alasan menolaknya dari

  • PESONA DUDA RUPAWAN   MOVE ON

    “Nakal, ya. Tak ingat sama Mama!" rajuk mama Bayu. Wanita awet muda itu memeluk putra yang baru saja pulang dari Malaysia. Bahagia campur haru menghiasi hatinya kini. Kesepian yang menggerogoti hari-hari akan sirna pasti.Bayu berjanji, selama libur kuliah akan tinggal di sini. Rencananya pun setelah tuntas akan kembali ke Indonesia. Ia sadar orang tuanya sangatlah kesepian. Muncul sesal karena selam ini hanya mementingkan kesedihan hatinya sendiri. Keduanya bicara banyak hal tanpa menyinggung soal wanita. Mama tak ingin momen bahagia ini rusak gara-gara obrolan yang Bayu enggan membahasnya.Di satu sudut hatinya masih sedih hingga kini menyaksikan putra kesayangan terpuruk karena cinta. Sebagai ibu ia tahu Bayu begitu dalam terluka.Bukan sesaat cinta yang Bayu perjuangkan. Tidak sedikit pengorbanan yang dicurahkan putranya. Oleh karena itu hatinya tetap dendam pada Fahira. Namun, ia menahan diri dari perkara buruk demi menjaga perasaan sang pemuda.“Mah, doakan ya. Semoga gadis ya

  • PESONA DUDA RUPAWAN   BAYU KINI

    “Satu-satunya cara move on dari seorang wanita adalah mencari penggantinya. Ayolah kawan, dunia itu luas. Bunga tak hanya setaman!” ucap seseorang yang berada di samping Bayu. Lelaki bergaya rambut ala oppa korea itu mengacungkan dua tangannya ke atas. Detik kemudiam diturunkan, lalu menepuk pundak temannya.Bayu menepis tangan itu, beranjak dari sofa apartemennya. Ia melangkah menuju jendela, menyibak tirainya. Pandangan diarahkan keluar sana hingga ia menyaksikan kepadatan arus kendaraan. Barisan mobil harus rela berbaris karena kemacetanbelum terurai. Bukan pemandangan itu kemudian yang menjerat pikirannya. Namun kilasan masa lalulah yang membuat tatapannya kosong.Kembali, wajah itu berkelebat dalam benak, lalu segala tentangnya hingga sesak itu kembali menerpa.Sedalam itukah perasaannya? Hingga setahun bergulir pun tetap tak pernah Fahira pergi dari jiwa.Dihela udara Jakarta yang baru saja disinggahinya kembali. Setahun sudah meninggalkan kenangan manis sekaligus menyakitkan.

  • PESONA DUDA RUPAWAN   PERKEMBANGAN

    “Fa, kasih aku ponakan kembar. Biar ada penerus berantem!” canda Farhan sebelum menutup ruangan. Tawa keras Farhan membuat Fahira mengerucutkan bibir. Ingin rasanya mengejar kembarannya itu untuk mendaratkan dua jari di pinggangnya.“Sepertinya semua orang memberi kesempatan pada kita," ucap Reynan setelah hanya mereka berdua yang ada di ruangan. “Kesempatan apa?” tanya Fahira keheranan.Reynan membisikkan sesuatu ke telinga Fahira. Kontan saja wanita berpipi putih itu menepuk lengan lelakinya.“Mas, apa sih?”Reynan tak dapat menahan tawa kali ini. Segera saja ia mendorong kursi roda untuk pergi ke ruang sebelah.Saat masuk, aroma masakan sudah tercium di seantero ruangan. Sepertinya kedua ibu mereka sedang kolaborasi di dapur.Ayah memyambut Reynan dan Fahira, sedangkan Farhan dan Aslena tak tampak di sini. Mereka sedang jalan-jalan mungkin.Fahira tak betah jika tak ikut membantu di dapur. Karena itu ia memaksa pada suaminya untuk diizinkan bergabung dengan dua ibu di sana.“Eh,

  • PESONA DUDA RUPAWAN   ADA ADIK?

    Reynan mendudukkan Fahira di kursi roda. Lantas menghadapkannya pada cermin. Disisir rambut yang masih basah itu. Sesekali dihidu wanginya.Fahira memakai cream wajah, compact powder serta lip gloss merah muda. Merias diri untuk menyenangkan suami akan mengundang pahala besar pikirnya.Kini fisiknya sudah dimiliki seorang pria. Tak bisa lagi seenaknya sendiri. Apakah mau kusam atau cerah.Dipandangani dari belakang cermin membuatnya grogi. Hampir-hampir bedaknya jatuh.“Cantik,” rayu Reynan pada wanita yang kini wajahnya merona. Rayuan itu sukses menjadikannya merinding. Ah, lelaki ini benar-benar mengancam kestabilan detakan jantung.Setelah Fahira selesai berdandan, Reynan memutarkan kursi roda hingga wajah mereka berhadapan. Lelaki itu berjongkok, disentuh pipi halus itu, lalu jarak pun terhapus.Sekian detik dinikmati kembali sentuhan bibir yang kerap diulang. Sepertinya Fahira mulai terbiasa dengan aktivitas yang membawanya terbang menembus awan.“Aslena pasti sudah merindukan m

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status