Share

RASA SAYANG

“Makasih, Ibu. Aku seneng banget!”

Fahira memeluk gadis kecil yang tengah menguarkan pendar bahagia. Di hatinya tumbuh sayang berlebih pada anak yang kehilangan seorang ibu cukup lama. Di sekolah pun Aslena sangat mencari perhatiannya.

“Aduh, maaf, hanya bisa menjamu ala kadarnya. Ayo silakan di minum, Sayang.”

Ibu Salma masuk kembali ke ruangan dengan nampan besar di tangannya. Duduk di samping Aslena, membelai lembut wajah dan rambut putri kecil itu. Selanjutnya mengecup kening yang tertutup anak rambutnya.

“Terima kasih, Ibu. Maaf merepotkan. Ini ada sedikit oleh-oleh dari Aslena.”

Reynan menyerahkan dua kantung belanjaan pada Bu Salma. Wanita bergamis dongker itu tak bisa menyembunyikan binar bahagia di matanya.

“Aduh, apa ini? Banyak sekali, Makasih, ya, Sayang.”

Wanita bertahi lalat di dagu itu kembali mencium Aslena yang tengah tersenyum senang. senangBu Salma segera masuk untuk menaruh buah tangan tersebut.

Seandainya tak dikejar tugas kantor, ingin rasanya Reynan berlama-lama di rumah Fahira. Apalah daya, bos besar sudah berteriak-teriak akibat keterlambatannya.

“Jangan nakal sama Bu Guru, ya. Nanti sore Papa jemput, Okey.” Reynan membungkukkan badan agar wajahnya sejajar dengan kepala mungil itu.

“Siap, Bos!”

Aslena bergaya seperti orang yang sedang memberi hormat. Keduanya tertawa. Sekali lagi Reynan memeluk dan mencium putrinya. Fahira menyaksikan itu dengan perasaan tak karuan. Dirinya serasa istri yang sedang mengantar suami bekerja.

Setelah pamit, Reynan berlalu meninggalkan Fahira yang terpaku memandang kepergiannya. Seperti ada tautan hati, pria itu menoleh hingga kedua pasang netra saling melemparkan sorotan penuh arti. Satu senyum yang dilayangkan duda ganteng itu sempat menerbitkan getaran di sekeping merah bernama hati.

“Ehem!”

Kalau saja mama tak berdeham tentu Fahira akan terus berada dalam keadaan membingungkan. Untung saja kesadaran akan posisinya saat ini segera datang. Adalah suatu kegilaan bermain hati dengan pria lain, sedangkan telah diletakkan cinta itu pada yang seharusnya.

***

Gadis cantik itu membawa Aslena ke ruang santai. Mengajaknya ngobrol dari hati ke hati di atas sofbed polkadot paduan biru langit dan hijau daun. Diambilkan beberapa boneka yang tersimpan rapi di lemari kaca sebelah kanan televisi.

Guru sekolah dasar itu memahami benar bahwa anak butuh kelembutan agar tumbuh kembang karakter mereka sehat. Untuk itulah Fahira tak sungkan menyelipkan pesan pendidikan pra balig pada orang tua murid peserta didiknya. Tujuh tahun bergelut dengan dunia anak membuatnya makin memahami bahwa manusia kecil yang di didik dengan kekerasan akan membentuk pribadi penakut sekaligus pembangkang kelak saat mereka dewasa.

Ibu Salma kadang ikut bergabung dengan mereka, larut dalam canda tawa. Sampai pada pembicaraan yang membuatnya terlonjak. Ia tak menyangka kalau Aslena telah kehilangan mama sejak lama. Ada denyut perih melihat gadis kecil itu meneteskan air mata. Didekap erat anak yang sedang sesenggukan.

Fahira pun tak kuasa menahan jatuhnya bulir bening di pipi. Nyeri nian mendapati anak sekecil itu sudah tak mendapat kasih sayang seorang ibu. Tiba-tiba rasa sayang itu semakin mendalam.

Untuk menghilangkan kesedihan Fahira mengajak Aslena main petak umpet.

“Kenaa!” Fahira menangkap tubuh mungil yang tengah bersembunyi di taman di depan beranda samping rumahnya. Ada beberapa pohon bonsai dan palem yang tak mungkin menutupi sempurna tubuh itu.

“Waaa!” Aslena menjerit saking kaget dipeluk tiba-tiba oleh gurunya.

Selain bermain, Fahira pun mengajak Aslena menggambar, menulis, juga memasak. Riuh tawa di dapur tak dapat dihindari. Suara alat masak menambah ramai suasana.

Mama hanya menggeleng-gelengkan kepala. Entah mengapa begitu mudah ia jatuh hati pada gadis mungil berkulit putih itu.

Ia pun tak sungkan untuk ikut bergabung dalam acara masak memasak. Selanjutnya acara makan bersama dilakukan. Celotehan Aslena di meja makan, kembali mengundang tawa kedua wanita itu.

Kehangatan keluarga ini membuat Aslena betah berlama-lama di sini. Bahkan, jika boleh ia ingin menginap saja. Namun, segera ditepis keinginan itu sebab papa pasti takkan mengizinkan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status