Share

Satu Garis Merah

Kanaya baru saja sampai di depan rumah. Ia heran mengapa terdengar suara orang bercengkrama di dalam rumahnya. Setelah mendekat, ia baru mengenali bahwa itu adalah suara paman dan bibinya.

"Assalamualaikum."

"Wa alaikumussalam, Aya, baru pulang, Ndhuk? Sini, duduk!" ajak Bu Siti, sang bibi yang tadinya sedang berbicara dengan suaminya dan juga Devan.

"Ada apa, Bibi dan Paman tiba-tiba ke sini?" Tanya Kanaya setelah duduk di samping bibinya.

"Ini, Bibi hanya memastikan saja katanya kamu ada tanda-tanda hamil, jadi Bibi cepat-cepat kemari. Jadi benar kamu hamil, Ndhuk? Kalau lagi hamil, lebih baik istirahat saja, jangan pergi kuliah dulu. Pasti boleh ijin, kan, kalau memungkinkan harus istirahat?" tanya Bu Siti yang membuat Kanaya kebingungan.

"Ha-hamil?"

"Iya, Bibi senang sekali mendengarnya." Bu Siti kelihatan begitu bahagia saat berbicara dengan Kanaya.

Sementara Kanaya, gadis itu bingung dengan paman dan bibinya yang tiba-tiba datang dan me
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sutrisno Trisno
sayang sekali lagi hobi membaca eh ternyata harus beli dulu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status