Share

Tumbal Pengganti

Indah tak sanggup memandang wajah Abah Yai dan Emaknya, dia hanya menunduk sambil terisak.

"Ndah, Emak ingin kamu jujur dan katakan apa yang sudah terjadi sama Ranti, cucu Emak?" tanya Emak lembut sambil menepuk-nepuk bahu Indah yang makin terguncang menahan isakannya.

"Ayo kita doakan dulu Ranti, Mak. Nggak baik menangis dan bercerita di kuburan. Sebaiknya kita doakan Ranti agar jasadnya segera bisa Abah kembalikan ke dalam sini," kata Abah pelan.

Namun, tak urung ucapan itu membuat Indah terkejut bukan main.

'Darimana Abah tau, kalau jasad Ranti kemungkinan tidak ada lagi di dalam sini?' Indah bertanya dalam hati.

Dia pun menatap Abah dengan takjub hingga tak sadar jika Abahnya pun sedang menatapnya.

"Sudahlah, kamu tahu siapa Abah, kan!"

Ucapan Abah Yai menyadarkan Indah, dia kembali menunduk menatap gundukan tanah yang masih terlihat basah dengan bunga-bunga di atasnya.

"Bismillahirrahmanirrahim ...,"

Abah mulai memimpin doa untuk Ranti dengan sangat khusyuk. Terasa hembusan ang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status