Share

Fakta baru

last update Last Updated: 2023-03-10 08:20:46

"Selamat siang Bu. Ada yang bisa kami bantu?" sapa Yuni dengan ramah kepada Kak Rona. 

"Aku mau menjahit gaun untuk ke acara pernikahan temanku. Soalnya ke penjahit langganannya katanya orderan penuh. Jadi aku ke sini deh," jawab Kak Rona. Aku tidak tahu ekspresi mereka karena aku hanya mendengarkan di balik gorden.

"Baik Bu. Tapi orderan menjahit kami juga penuh. Kalau Ibu berkenan, gaunnya jadi minggu depan." 

"Oh iya tidak apa-apa. Pas aja itu." 

"Baik Bu. Saya ukur dulu ya badan Ibu agar bajunya pas dan cocok." 

Yuni kemudian mengukur badan Kak Rona dan mencatatnya di buku, lalu ia menggambar model bajunya seperti yang di inginkan Kak Rona.

Yuni menyerahkan nota upah menjahit gaun Kak Rona. Jadi Kak Rona wajib membayar uang muka dulu.

"Wah murah banget ini daripada di penjahit langgananku. Awas ya kalau hasilnya nggak memuaskan," ancam Kak Rona.

Duh belum apa-apa kok main ancam-ancaman segala. Kecuali bajunya sudah jadi tapi tidak sesuai kehendaknya okelah dia boleh komplain.

"Ibu bisa melihat di sini hasil dari kami menjahit. Insya Allah kami amanah," kata Yuni yang sepertinya menunjuk arah rak gantung tempat kami menaruh baju yang sudah selesai kami jahit.

"Hmmm. Boleh juga hasilnya ternyata bagus juga ya. Ya sudah, ini aku bayar uang muka dulu," balas Rona dengan nada merajuk.

Aku tersenyum membayangkan ekspresinya yang pongah itu. Sebelum berkomentar alangkah baiknya melihat hasil baju jahitan kami dan Yuni dulu.

"Baik Bu. Saya catat. Makasih ya." 

Kemudian Kak Rona berlalu. Aku dan Yuni menyelesaikan orderan menjahit yang menumpuk. Aku pulang sore hari saja. Aku rencana ingin lembur tapi tidak jadi karena efek baru beberapa hari pulang dari Bali badanku masih agak capek.

* * 

Malam ini aku harus bisa membuka ponsel Mas Rian karena dia selalu bersama ponselnya. Jadi aku terkadang susah sekali membuka ponsel Mas Rian karena dia pun membawanya ketika dia mandi.

Ponsel Mas Rian ternyata tergeletak di samping nakas. Aku harus segera membukanya. Mumpung Mas Rian sepertinya di sedang di bawah atau di ruang kerjanya.

Dengan cepat aku mengklik tombol  tangkapan layar di ponselnya serta mengirimkan langsung ke ponselku lewat WA dan segera menghapus riwayat chat kami. 

Aku seperti sedang menghadapi pelakor saja. Apa aku sebenarnya yang di anggap pelakor oleh mereka. Ah masa bodo! 

Aku segera ke dapur agar lebih leluasa membaca hasil tangkapan layar percakapan antara Mas Rian dan Sekar. Biasanya aku juga sering membantu Bi Tia. Aha! Apa aku bertanya pada Bi Tia soal hubungan mereka?

"Bi, masak apa malam ini?" tanyaku.

"Masak sup daging aja Non. Udah Non nggak usah membantu Bibi," jawab Bi Tia. 

"Nggak apa Bi. Aku udah biasa membantu Bundaku di dapur. Bi, ada yang mau aku tanyakan?" 

"Apa itu Non? Kayaknya serius?" 

"Begini Bi. Mas Rian dan Sekar sudah pernah menikah sebelum denganku?" 

Praaank. 

Bi Tia yang rupanya sedang mengelap piring tiba-tiba menjatuhkan piring yang sedang dia lap. 

"Oh Non maaf piringnya jadi pecah." Sepertinya Bi Tia kaget dengan pertanyaanku.

"Iya Bi. Sini aku bantuin membersihkannya." 

Aku membantu Bi Tia membersihkan beling pecahan piring tersebut.

Setelah semuanya selesai. Bi Tia meneruskan perkataannya.

"Kenapa Non jadi tahu soal pernikahan Den Rian dan Non Sekar? Padahal kan Tuan dan Nyonya apalagi kakak-kakaknya Den Rian mereka semua kompak menyembunyikan hal ini dari Non Hilda." 

Aku menghela nafas. Jadi mereka semua menyembunyikan hal ini dariku?

"Tapi jangan salah sangka dulu Non. Sebenarnya Tuan menentang Den Rian menikah dengan Non Sekar. Tetapi Nyonya dan kedua kakak Den Rian yang setuju." 

Bi Tia celingak-celinguk, mungkin dia takut ada yang mendengar percakapan kami.

"Terus?" sambungku penasaran. 

"Mereka menikah cuma setahun. Setelah itu... "

Belum sempat Bi Tia meneruskan kata-katanya Mas Rian datang. Kami semua akhirnya diam.

"Sayang, tadi aku cari kamu kemana-mana ternyata kamu di sini ya?" tanya Mas Rian sambil merangkul pinggang dari belakang. 

"Kamu masak apa sayang?" tanyanya lagi."

"Masak sup daging sapi kesukaanmu," jawabku sambil tersenyum. 

"Hmm aromanya enak sekali. Ambilkan sekarang dong untukku! Aku udah lapar nih." 

Aku segera melayani Mas Rian. Aku mengambilkan nasi, sup daging, dan juga air putih. Mas Rian makan di dapur. 

"Makasih, Sayang," balasnya sambil mengecup tanganku. Ayo kamu makan juga di sini temani aku." 

"Tapi aku belum lapar, Mas," kataku lirih karena aku masih penasaran dengan hubungan Mas Rian dan Sekar mendadak rasa laparku hilang.

"Ah kenapa kalau makan mesti menunggu lapar? Ayo ambil juga nasinya. Bukankah lebih enak makan berdua?" ajaknya lagi.

Benar juga lebih enak makan berdua. Aku pun makan berdua dengan Mas Rian. Meskipun hatiku sakit tapi harus kutahan. Lagipula aku menemukan fakta baru lagi. Ternyata benar Mas Rian dan Sekar pernah menikah dan pernikahan mereka berumur setahun! Wah lama juga ternyata. Aku masih penasaran hal apa yang menyebabkan mereka bercerai?

Aku belum bisa membaca hasil tangkapan layar ponselnya Mas Rian malam ini karena Mas Rian terus menempel denganku dan meminta jatahnya sebagai suami. Permainan kita masih berlanjut Mas!

* * 

Keesokan harinya.

Di malam hari.

Semua saudara perempuan Mas Rian. Kak Rona dan Kak Resa, juga para suami dan anak-anak mereka. Aku, Mas Rian, Mama, dan Papa.

"Ada apa ini sebenarnya, Mas?" bisikku pada Mas Rian.

"Katanya Papa mau mengumumkan hal penting malam ini. Tetapi aku juga nggak tahu Papa mau bilang apa," jawab Mas Rian yang juga bertanya-tanya. 

"Baiklah karena kita semua sudah berkumpul di sini. Papa akan mengumumkan pengumuman penting untuk kalian," kata Papa di sebelah Papa ada pengacara pribadi beliau, namanya Pak Aldi.

Kenapa Papa membawa pengacaranya ya ke hadapan kami ya? Jangan-jangan.. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • PETAKA STATUS WA   Penyesalan yang datang terlambat

    "Sekaaaar, tolong jangan tinggalkan aku!" teriak Rian. Betapa Rian tidak kaget kalau dia menemukan Sekar sudah tergantung tak bernyawa. Mata yang melotot dan lidah yang terjulur. Rian begitu merinding melihat pemandangan mengerikan yang baru pertama kali ia lihat. Rian mendekati Sekar, sepertinya sudah tidak bernyawa. Rian panik, ia takut di tuduh yang tidak-tidak. Kemudian dia keluar rumah Sekar dan meminta pertolongan warga. "Tolooong, tolong. Saya menemukan Sekar gantung diri," kata Rian meminta pertolongan dengan seorang Bapak tetangga di sebelah rumah Sekar. "Apa yang benar Mas?" tanya Bapak itu kaget.Rian yang masih syok hanya menganggukkan kepalanya."Baik kalau begitu saya akan panggil Pak RT dan memanggil pihak kepolisian," sambung Bapak itu lagi.Lima belas menit kemudian, Pak RT, beberapa orang polisi, tenaga medis, dan warga sudah tiba di rumah Sekar. Polisi di bantu tenaga medis menurunkan jenazah Sekar. Mereka langsung membawa jenazah Sekar ke rumah sakit untuk mel

  • PETAKA STATUS WA   Pernikahan Hilda dan Bobby

    "Ehmm, asyik berdua aja nih," goda Bu Alika kepada Hilda dan Bobby. "Kapan nih acara pernikahan kalian akan di laksanakan?" "Insya Allah, secepatnya Bu," jawab Bobby dengan mantap. "Ih kamu," Hilda malah tersipu malu."Ehmmm, ya enggak apa-apa. Lebih cepat, lebih baik kan. Apalagi kalian kan sama-sama sudah pernah merasakan manis dan pahitnya berumah tangga. Jadi buat apa di tunda-tunda, enggak baik kan," Pak Ferdinan memberikan saran. "Iya betul kata Ayah, jangan sampai kalian menunda-nunda pernikahan. Apa kata orang," jawab Bunda dengan lembut. "Iya Bun, Yah. Tapi Hilda pengennya acara nikahan yang sederhana aja," imbuh Hilda. "Lho kenapa Hil? Bukankah kamu belum pernah sama sekali mengadakan pesta resepsi pernikahan?" tanya Bobby dengan heran. "Maksudku lebih baik uangnya di tabung Mas. Untuk menambah modal usaha dan tabungan masa depan kita. Kan sayang uangnya jika hanya di hamburkan untuk pesta sehari saja," jawab Hilda dengan santai, dia sebenarnya takut mengemukakan penda

  • PETAKA STATUS WA   Tertipu!

    Rian merasa senang dan lega, akhirnya dia bisa mendapatkan uang tanpa harus bekerja keras. Tanpa berpikir panjang, Rian menyerahkan sebagian uangnya kepada Lusi yang baru saja di kenalnya. "Kamu benar-benar cerdas sayang, tak salah kalau aku memilihmu," kata Rian sambil mengelus-elus kepala Lusi. Tak lama kemudian Rian mencium rambut Lusi yang hitam dan panjang. Tercium aroma sampo wangi segar buah-buahan. Membuat Rian merasa makin bergairah. Rian pun akhirnya memeluk mesra Lusi. Sementara itu, Lusi yang juga membalas pelukan Rian juga tak kalah mesranya. Meskipun dia tersenyum menyeringai. Ternyata mendapatkan harta bisa dengan mudah begini ya, bathin Lusi. "Sayang," panggil Rian kepada Lusi dengan lirih. "Ya sayang," jawab Lusi dengan manja. "Setelah anak kamu lahir, aku berjanji akan menikahimu. Aku sudah terlanjur mencintaimu. Aku berjanji akan selalu menjagamu dan setia kepadamu," ucap Rian yang sudah bucin akut."Tapi Mas...""Kenapa sayang?" "Kamu yakin mau menerima aku a

  • PETAKA STATUS WA   Hari bahagia

    Bahas Part Hilda dan Bobby dulu yak. Soalnya Mak Thor lagi laper eh baper dengan adegan romantis mereka. Hihihi. Yang kangen Part Rian, insya Allah next Part ya Mak. 😁* * Sudah dua hari ini Bu Alika dan Pak Ferdinan mencari keberadaan Hilda tetapi belum juga menemui titik terang. "Yah, gimana kalau kita lapor polisi aja? Kita udah cari Hilda kemana-mana tapi kok belum juga ketemu," kata Bu Alika dengan nada putus asa."Bunda tenang dulu ya. Paling juga sebentar lagi Hilda akan pulang. Percaya deh dengan Ayah," jawab Pak Ferdinan mencoba menenangkan Bu Alika, padahal dalam hatinya juga khawatir dan takut terjadi apa-apa terhadap putri semata wayangnya itu. "Ayah gimana sih kok bisa tenang gitu!" "Sudahlah Bun, ini juga sudah tengah malam, besok kita lanjut lagi ya mencari Hilda."* *Hari ini Bu Alika pergi arisan bersama teman-temannya. Walaupun hati Bu Alika masih tak tenang memikirkan anaknya itu. Bu Novi, ibunda Arini baru saja datang. Sedangkan Ibu-ibu anggota arisan lain b

  • PETAKA STATUS WA   Lamaran yang tak biasa

    "Mas, maafkan aku! Aku telah menyesali perbuatanku!" sahut Arini menghiba. Bobby yang sudah terlanjur sakit hati atas pengkhianatan mantan istrinya itu tak mengindahkannya. Hilda hanya terdiam melihat pemandangan yang terjadi di depannya. Dia bingung. Jadi ternyata mantan istri Bobby itu adalah Arini, sedangkan beberapa bulan lalu dia lihat Rian dengan Arini. Artinya mereka sudah berselingkuh di belakang Hilda dan Bobby."Ini anakmu l, Mas Bobby!" sambung Arini lagi. Hilda sekarang mengerti bahwa ketika bertemu dengan Arini dan Rian di dokter kandungan, Arini sedang mengandung bayi ini. Bobby berhenti berjalan, dia menikah ke belakang menatap bayi perempuan malang yang sedang di gendong Arini. Arini berusaha menenangkan anaknya yang sedang menangis dengan memberikan botol susu formula. Hilda tertegun menyaksikan pemandangan itu. Dia melihat bayi perempuan yang kira-kira berusia empat bulan itu tampak lahap menyusu. Dia perhatikan garis wajah bayi itu, memang mirip sekali dengan Bob

  • PETAKA STATUS WA   Ternyata Arini?

    Hilda pergi tanpa arah dan tujuan. Sebenarnya dia juga menyayangkan sikap Ayahnya yang terlalu keras terhadap dirinya. Hanya karena Hilda tidak bisa menerima Ustadz Hasan, Sang Ayah tidak terima hingga membuat Hilda harus kabur. Hilda masih mengendarai sepeda motornya. Sekarang dia sedang bingung akan pergi kemana karena malam pun sudah beranjak larut. Dingin mulai menyergap Hilda. Dia tadi terburu-buru sehingga lupa memakai jaket. "Ayah, kenapa Ayah malah membela dia ketimbang Hilda anak Ayah sendiri?" gumam Hilda sambil menangis. Kata orang naik motor sambil menangis adalah cara yang paling enak untuk meluapkan kesedihan. Setelah emosinya agak mereda, karena tak tahu akan kemana. Hilda memutuskan untuk menghubungi Bobby. Lama Bobby tak mengangkat panggilan dari Hilda. Wajar, karena sudah jam sebelas malam. Hingga panggilan keempat, Bobby baru mengangkat panggilannya. [Halo, siapa?] jawab Bobby seperti orang yang baru bangun tidur. Hilda merasa bersalah karena telah menelepon

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status