Beranda / Romansa / PEWARIS TERSEMBUNYI / Part 5. Sarapan bersama

Share

Part 5. Sarapan bersama

last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-01 09:23:28

Part 5

"Tunggu Aku gadis kecil, Aku akan membantumu mendapatkan apa yang seharusnya kamu dapatkan," gumam Kevin, sebelah bibirnya terangkat saat melihat foto Endrea yang tadi pagi dirinya Ambil.

Pagi ini Endrea membantu Bibi Mun masak, sebenarnya Bibi Mun sudah menolaknya tapi Endrea bersikeras membantu.

"Endrea tolong antar ini ke meja makan ya, sebentar lagi Paman akan keluar," perintah Bibi Mun tangannya menunjuk ke mangkok yang berisi sup. 

"Iya Bi," jawab Endrea kemudian melakukan apa yang seharusnya.

Tidak lama kemudian Paman Dimas keluar dari kamar dan duduk dikursi.

"Endrea," panggil Paman Dimas. 

"Iya Paman, ada apa?" tanya Endrea saat dirinya sudah kembali dari dapur, dan duduk dikursi yang ada disana. 

"Tadi Tuan Kevin telepon ke Paman, dan meminta paman untuk mengantarkanmu ke rumahnya," jelas Paman Dimas. 

"Apa... kenapa harus aku datang ke sana Paman?" tanya Endrea, dirinya masih belum mengerti apa mangsud pemuda kemarin memintanya untuk datang ke rumahnya.

"Apa kamu melakukan kesalahn kemarin?" tanya Paman Dimas dengan menatap Endrea.

Endrea menggeleng, kemarin dirinya hanya mengantarnya sampai hotel setelah itu dirinya pergi jadi aku tidak melakukan kesalahan bukan pikir Endrea.

Mereka bertiga sarapan dengan diam, selesai sarapan Paman Dimas mengajak Endrea untuk tetap ikut bersamanya. meski keberatan Endrea tidak ingin membuat Paman Dimas jadi sulit jadi dirinya tetap ikut dengan Pamannya. 

Setengah jam kemudian mobil yang dikendarai Paman Dimas berhenti di depan rumah dengan dua lantai, tidak terlalu besar dan rumah ini terlihat begitu sepi seperti tidak ada yang tinggal di dalamnya.

Endrea melihat ke arah Paman Dimas yang sedang menelepon seseorang dan sedikit menjauh darinya, Endrea tidak tahu apa yang dibicarakan Pamannya tapi Paman Dimas menganggukkan kepalanya. 

Pak Dimas berjalan ke arah Endrea dan berkata "Endrea ini rumah Tuan Kevin dan dia sudah menunggumu di dalam, maaf Paman hanya bisa mengantarmu sampai disini," jelas Paman Dimas. 

"Iya Paman." jawab Endrea. 

Pak Dimas meninggalkan Endrea disana sendiri, cukup lama Endrea berdi diri disana dirinya ragu untuk masuk ke dalam sekali lagi Endrea melihat ke sekeliling rumah. 

'Rumah ini benar-benar seperti tidak berpenghuni,' batin Endrea.

Endrea melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah, tangannya memegang knop pintu yang tidak terkunci.

"Permisi apa ada orang di dalam." teriak Endrea, Suaranya menggema diseluruh ruangan membuat bulu kuduk endrea berdiri.

"Masuk saja ke dalam saya ada di ruang makan!" teriak seorang pria dari dalam rumah, memgejutkan Endrea yang masih berdiri diambang pintu. 

Endrea membiarkan pintunya terbuka siapa tahu nanti ada orang jahat di dalam, jadi Endrea bisa langsung lari keluar tanpa harus susah payah membuka pintunya.

Endrea masuk ke ruangan yang terlihat seperti ruang makan ada empat kursi yang melingkari meja bundar, terdapat meja bar dipojok samping kanan ruangan dengan berbagai fasilitas memasak.

"Endrea Kim!" teriak seorang yang sudah berdiri di belakang Endrea.

Endrea yang terkejut langsung berbalik, dan mendapati Kevil Lii sudah berdiri dengan kedua tangan yang terlipat di dada.

Endrea menghela nafas panjang "Kamu hampir membuatku terkena serangan jantung," gerutu Endrea. 

Kevin berjalan dan duduk ke salah satu kursi yang ada disana "Duduk," perintah Kevin. 

Endrea memajukan bibirnya dan menghentakan kakinya "Sebenarnya maumu apa, siapa dirimu mengapa kamu memintaku untuk datang kesini?" tanya Endrea dengan perasaan sebal karena melihat wajah Kevin yang terlihat begitu santai. 

"Duduk!" perintah Kevin lagi dengan nada yang dibuat setegas mungkin. 

Endrea menuruti perkataan Kevin dan duduk dikursi yang menghadap ke Kevin, ada dua pelayan yang mengantarkan minuman.

Sebelah alis Endrea terangkat dirinya bingung. ada banyak pelayan di rumah ini mengapa membiarkan dirinya masuk sendiri tadi, bukankah jika ada tamu satu pelayan akan menjemputnya dan mengantarkan ke Tuan Rumah pikir Endrea.

"Ada apa?" tanya Kevin yang melihat tatapan Endrea terpaku ke dua pelayan tadi. 

"Tidak ada." jawab Endrea kemudian mengalikan tatapannya ke arah Kevin. 

"sebenarnya kamu siapa?" tanya Endrea. 

'Kenapa Dia tahu namanya apa Paman Dimas yang memberitahunya,' batin Endrea.

"Aku Kevin Lii." jawab Kevin tangannya terulur ke arah Endrea.

Endrea yang melihat itu menyambut tangan Kevin dan langsung melepasnya, Kevin hanya tersenyum melihat tingkah Endrea. 

"Kevin... Kevin sepertinya Aku tidak kenal denganmu," ucap Endrea, pikiranya berusaha keras memikirkan nama Kevin, siapa tahu Kevin ini teman sekolahnya. 

"Iya Aku tahu kamu tidak mengenalku, begitu juga denganku yang tidak mengenalmu." jawab Kevin kemudian menyeruput minuman miliknya.

"Kalo begitu aku harus pergi untuk bekerja, aku tidak punya waktu untuk meladeni orang yang tidak aku kenal," ucap Endrea kemudian dirinya berdiri, tapi tidak jadi pergi saat tangannya dipegang oleh Kevin. 

"Lalu ada keperluan apa kamu memintaku datang kesini?" tanya Endrea dan menatap Kevin dengan bingung.

"Tapi sebentar lagi kita akan saling mengenal dan akan menjadi saudara," ujar Kevin tangannya mengambil roti dan melahapnya. 

Endrea semakin dibuat bingung dengan perkataan Kevin "Apa mangsudmu, coba jelaskan lagi aku masih belum mengerti, mengapa kamu akan menjadi saudara tiriku. bagimana bisa?" tanya Endrea. 

"Papaku akan menikahi Mamamu bulan depan, itu berarti kita menjadu saudara kan?" tanya Kevin. 

Pikiran Endrea melayang pada perkataan Bibi Mun kemarin, jadi benar Bibi Liana akan menikah lagi itu artinya dirinya akan memiliki banyak saudara tiri, Endrea memijat pelipisnya yang terasa pusing. 

"Lalu apa urusannya denganku?" tanya Endrea punggungnya disandarkan ke kursi. 

"Tentu itu akan menjadi masalah untukmu, kamu keturunan yang sah ke tiga kekayaan Kim. kamu akan mrmbiarkan orang-orang itu menikmati apa yang seharusnya kamu miliki," ujar Kevin yang merasa tidak rela, separuh hatinya mengatakan kasihan kepada gadis yang ada di depannya.

"Bukankah Aku sudah tidak memiliki hak, saat Papaku mengusirku dari rumah itu dan memberi surat agar aku tidak mendapatkan hartanya sepeserpun dan Aku menandatanginya," jelas Endrea ke Kevin.

"Tentu kamu bisa mendapatkannya kembali apa yang seharusnya menjadi milikmu," ucap Kevin dirinya kembali tersenyum saat seorang terlitas dipikirannya.

Dia pasti bisa membantunya pikir Kevin. 

Mendengar perkataan Kevin membuat Endrea tersenyum dirinya merasa mendapatkan cahaya ditengah lorong kegelapan yang begitu panjang, itu artinya rencana untuk balas dendam semakin dekat dengannya saat harta itu sudah kembali ditangannya. 

Endrea menatap balik mata Kevin "Lalu sekarang apa yang harus aku lakukan?" tanya Endrea ke Kevin.

"Sebentar." jawab Kevin kemudian mengambil ponselnya yang berada di meja. 

Kevin mengetik beberapa pesan kemudian mengirimkan kepada seorang, tidak lama kemudian ponselnya kembali berbunyi Kevin tersenyum senang saat melihat balasan dari orang itu. 

"Nanti temani Aku makan malam, Aku akan mempertemukanmu dengan seorang," ujar Kevin, dirinya berdiri dan berjalan ke arah Endrea. 

"Ikut Aku." Kevin langsung menarik tangan Endrea fan membawanya ke lantai dua.

Kevin dan Endrea berdiri di depan pintu kamar, Kevin mengambil kunci yang ada dilaci dan membuka kamar itu, mata Endrea langsung melotot melihat isi kamarnya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • PEWARIS TERSEMBUNYI    Part 176. HAPPY ENDING

    Endrea dan Semuel duduk berdampingan, Tuan Wu memerintahkan mereka untuk makan Endrea sedikit ragu saat ingin memasukan makanannya ke dalam mulut takutnya makanan itu sudah diberi racun."Makanlah," perintah Tuan Wu kembali. Kemudian mereka mulai menikmati makan malam dengan diam, setelah makan malam Tuan Wu mengajak Endrea dan Semuel untuk ke ruang keluarga ada sesuatu yang ingin Tuan Wu sampaikan."Sem...." panggil Tuan Wu."Iya Kek," jawab Semuel kemudian membenarkan duduknya melihat ke arah Kakeknya."Intan sudah lama meninggalkan kita bersama disini, apa kamu belum bisa muve on darinya?" tanya Tuan Wu."Maksud Kakek apa?" tanya Semuel."Hehe... Kakek tahu kamu sudah bisa melupakan Intan dan kamu juga sudah menemukan calon penggantinya, jangan kira Kakek tidak tahu dengan apa yang kalian lakukan," Tuan Wu menghentikkan ucapannya."Jadi kapan kali

  • PEWARIS TERSEMBUNYI    Part 175. Undangan sang Kakek

    Kevin masuk dan berjalan ke arah Yuana yang sedang bermain dengan Ardan di ruang keluarga, Kevin duduk di depan Ardan dan ikut bermain."Dik, Aku mau ke kantor sebentar setelah itu aku akan kembali lagi kesini," pamit Kevin kepada Yuana."Iya hati-hati di jalan Mas, kamu tenang saja disini ada aku," jawab Yuana.Kemudian Kevin berjalan ke arah kamar yang semalam digunakan oleh Yuana tidur, untung dirinya membawa baju ganti untuk ke kantor.Tiga puluh menit kemudian Kevin keluar dari kamar setelah berbicara dengan Yuana, Kevin keluar dari rumah dan membawa mobilnya menuju ke kantor.Tiga hari berlalu sekarang keadaan Endrea sudah membaik dan sudah bisa bekerja seperti biasa, saat ini Endrea, Kevin dan Yuana sedang menikmati udara segar dilantai atas rumah Endrea."Aku senang akhirnya kamu kembali seperti sedia kala lagi," ujar Kevin."Hanya sakit seperti itu saja, kenapa kalian khawatir sekali," jawan

  • PEWARIS TERSEMBUNYI    Part 174. Kamu boleh pulang sekarang

    "Ngga aku mau pulang saja, kasian Ardan di rumah sendirian," ucap Endrea dengan nada lemas"Iya sudah nanti aku antarkan ke rumah ya," ucap Semuel kemudian menyiapkan barang bawaan Endrea dan juga dirinya.Semuel mengeluarkan ponselnya dari saku dan menelepon Kevin, dipanggilan Kedua teleponnya baru diangkat."Halo, Vin kamu tolong jagain Ardan dulu sampai kami pulang ya," perintah Semuel kepada Kevin."Memangnya kalian dimana sih, dari semalam ngga pulang?" tanya Kevin diseberang sana."Nanti juga kamu tahu, sudah dulu ya," ucap Semuel kemudian mematikan sambungan teleponnya.Semuel membantu Endrea memakaikan sendalnya, kemudian memapah Endrea keluar dari kamsr hotel, Semuel mengantar Endrea ke kursi samping kemudi.Tidak lupa Semuel memasangkan sabuk pengaman, setelah itu Semuel menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju ke rumah Endrea."Kamu tidak mau periksa dulu En?" tanya Semuel kepada Endrea,

  • PEWARIS TERSEMBUNYI    Part 173. Endrea sakit

    Selanjutnya mereka melakukan adegan yang seharusnya belum mereka lalukan sekarang, keduanya tenggelam dalam kenikmatan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.Satu jam kemudian Semuel membaringkan tubuhnya disamping Endrea, kemudian memeluk Endrea dengan sangat erat dibalik selimut.Endrea hanya terdiam memadangi langit-langit kamar, memikirkan apa yang baru saja dirinya lalukan bersama Semuel."Bagaimana kalau aku hamil?" celetuk Endrea, Semuel mencium pipi Endrea."Aku akan menikahimu segera, kamu tidak perlu khawatir," bisik Semuel ditelinga Endrea."Sekarang mandi ya setelah itu kita makan malam," perintah Semuel kepada Endrea."Tetapi aku tidak membawa baju ganti," ujar Endrea dengan melihat ke arah Semuel.Semuel keluar dari selimut dan berjalan ke arah sofa, kemudian kembali ke ranjang dan memberikan satu bag kepada Endrea."Ini aku sudah menyiapkannya tadi, tapi aku tidak tahu itu muat atau

  • PEWARIS TERSEMBUNYI    Part 172. Tidak seharusnya terjadi

    "Sudah selesai, sekarang kita mau kemana lagi?" tanya Semuel ketika sudah berada di depan Endrea, Endrea menatap mata Semuel kemudian menghela nafasnya. "Pulang dulu ya, aku mau ketemu sama Ardan setelah itu baru," jawab Endrea. "Baru apa kenapa tidak dilanjutkan?" tanya Semuel. "Baru kita ke hotel," jawab Endrea dengan berbisik ditelinga Semuel, Semuel tersenyum kemudian mengusap telinganya yang terasa geli. "Cepat buka mobilnya panas ini," perintah Endrea. "Perintahnya yang bener dong sayang," pinta Semuel, Endrea mendengus kemudian memalingkam wajahnya ke arah lain. "Buka mobilnya Mas panas ini," perintah Endrea, dengan tertawa Semuel membuka kunci mobilnya. Jam setengah dua siang Endrea baru sampai di rumah, tadi dirinya sudah makan siang bersama Semuel, tidak lupa Endrea membeli kue untuk Ardan. "Ardan," teriak Endrea saat masuk ke dalam rumah, Endrea melihat Ardan sedang menonton televisi.

  • PEWARIS TERSEMBUNYI    Part 171. Ajakan Semuel

    "Kamu harus bertangung jawab Endrea, kamu sudah berkali-kali membuat kepalaku sakit," gumam Semuel, Endrea melototkan matanya apa maksud yang dipikirkan calon suaminya pikir Endrea."Maksudnya bagaimana daritadi aku diam saja?" tanya Endrea dengan nada kebingungan."Kamu tahu dengan sikapmu yang seperti itu mampu membangunkan sesuatu ditubuhku," celetuk Semuel."Ya terus aku harus apa?" tanya Endrea yang belum tahu apa maksud perkataan calon suaminya."Malam ini aku mau kamu menginap dihotel bersamaku, tapi tidak dengan anak-anak," pinta Semuel."Gila apa ngga aku ngga mau, kita itu baru calon suami istri aku ngga mau melakukan itu," ujar Endrea yang sekarang sudah tahu apa maksud Semuel."Aku tidak akan memaksanya, tapi aku mohon untuk malam ini saja," pinta Semuel dengan nada memohon."Ya sudah, malam ini dihotel tapi jangan macam-macam," ancam Endrea."Iya sayang," jawab Semuel kemudian me

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status