Endrea kim adalah pewaris sah bisnis keluarga Kim. Ia tidak mendapat apa yang seharusnya menjadi miliknya, Adelard cinta pertama Endrea memutuskan hubungan mereka, namun hal itu membawa Endrea bertemu dengan Arya Lii, pria yang memenangkan cintanya dan kepercayaannya, hubungan mereka sampai dijenjang pernikahan, tapi suami yang begitu dipercayainya ternyata memiliki rahasia besar, bagaimana cara Endrea menghadapi hidupnya yang berliku?
view more"Sayang awas... aaaaaaa...." teriak Endrea kepada Adelard, saat dirinya melihat dari arah depan sebuah truk melawan arah dengan kecepatan tinggi melaju ke arah mereka, Adelard yang sedang mengemudikan mobil pajero sport langsung membanting stir ke arah samping jalan.
Ciiitttt...braaakkk...
Mobil yang Adelard kendarai menabrak pembatas jalan, bagian depan mobilnya hancur.Endrea membuka matanya, tangannya meraba kepala bagian atas Endrea merasakan cairan hangat ditelapak tangannya, Endrea langsung menarik dan melihat telapak tangannya yang sudah penuh dengan cairan merah, Endrea berusaha melihat ke arah Adelard dengan pandangan samar dirinya melihat Adelard keadaannya juga tidak lebih baik darinya. lama-lama pandangan Endrea menjadi semakin mengabur dan gelap dirinya tidak ingat apa-apa lagi.
Pengandara lain yang melihat kejadian itu langsung keluar dari kendaraan masing-masing dan berusaha membantu mengeluarkan korban, sepuluh menit kemudian polisi dan ambulance sudah sampai di lokasi, Endrea dan Adelard langsung dibawa ke rumah sakit terdekat.
Endrea perlahan membuka matanya, bau obat-obatan langsung masuk ke dalam indera penciumannya, pikirannya berputar ke kejadian yang baru saja dirinya alami.
"Dimana Adelard, apakah dia baik-baik saja?" gumam Endrea tangannya meraba kepalanya ada perban kecil menempel dikeningnya.
"Aahh," rintihnya saat Endrea berusaha bangun dari ranjang kepalanya terasa sangat pusing, Endrea bangun dengan perlahan dan membuka pintunya.
Bertepatan dengan itu seorang perawat lewat di depan Endrea "Sus dimana korban kecelakaan tadi dirawat?" tanya Endrea.
"Ada diruangan IGD Mbak, apa ada yang bisa saya bantu?" tanya perawat itu dengan ramah.
"Tidak ada, terimakasih sus." jawab Endrea.
Endrea berjalan ke ruang IGD, Endrea sangat bersyukur dirinya tidak mengalami luka yang parah.
Endrea sampai disana bertepatan dengan seorang dokter yang keluar dari ruangan IGD, dokter itu tersenyum ramah ke arah Endrea.
Dokter itu tahu wanita yang ada di depannya juga korban kecelakaan, karena dirinya yang mengobati luka Endrea.
"Dok bagaimana keadaan teman saya?" tanya Endrea dengan nada panik.
Dokter Adit menghela nafas panjang kemudian melihat ke arah Endrea dan berkata "Teman Mbak keadaannya sangat memperihatinkan, kaki kanannya patah dan harus segera melakukan tindakan, saya ingin bertanya apa tidak ada keluarga korban yang bisa dihubungi?" tanya Dokter Adit dan melihat ke arah Endrea yang menggeleng.
Endrea berpacaran dengan Adelard baru tiga bulan Endrea juga belum mengenal keluarga Adelard, hanya saja Adelard pernah berkata padanya jika kedua orang tuanya tidak pernah peduli kepadanya.
"Jadi seperti ini, teman Mbak harus segera menjalani operasi tapi kami belum bisa melakukan apa-apa karena persyaratan rumah sakit ini biaya untuk operasi dibayar dimuka," jelas Dokter Adit, dirinya merasa kasian tapi tidak bisa berbuat apa-apa.
"Berapa biaya untuk operasinya Dok?" tanya Endrea.
"150 juta, setidaknya 50 persen dari semua biayanya harus dibayar terlebih dahulu baru kami bisa melakukan operasinya," jawab Dokter Adit.
"150 juta," Endrea mengulangi lagi ucapan Dokter Adit, darimana dirinya bisa mendapatkan uang sebanyak itu bahkan sekarang tabungannya tidak sampai sepuluh juta.
"Kalo begitu saya permisi dulu." pamit Dokter Adit, Endrea hanya mengangguk sebagai jawabannya.
Endrea duduk dikursi besi yang ada disana kedua tangannya memegang wajahnya, Endrea menangis dalam diam dirinya harus melakukan sesuatu jika tidak ingin kehilangan Adelard..
'Apa aku pinjam saja ke Pak Bos ya.' batin Endrea tapi uang sebanyak itu Endrea yakin Pak Arga tidak akan memberinya, saat pikirannya sedang kalut satu sosok melintas dipikiran Endrea.
Endrea langsung tersenyum ya hanya Papa satu-satunya harapan Endrea kali ini, tapi apakah Papanya akan memberikan bantuan untuknya setelah kejadian tiga tahun lalu, pikiran Endrea melayang ke tiga tahun yang lalu.
Flas back on
Pagi ini seperti biasa kegiatan dikeluarga Kim mereka semua berkumpul dimeja makan untuk sarapan. begitu juga dengan Endrea pukul enam lebih tiga puluh menit keluar dari kamarnya.
Saat sampai dimeja makan, Endrea disambut dengan tatapan tajam Bibi Liana, Ibu tiri Endrea.
"Lihatlah Pah, apa kamu tidak bisa melihat perubahan fisik yang dialami Endrea," tunjuk Bibi Liana.
Tuan Kim melihat ke arah Endrea dengan tatapan tajam, tubuh putrinya sedikit gemuk.
Malam tadi istrinya mengatakan hal yang membuat hatinya sangat terluka, Endrea sudah berhubungan badan dengan kekasihnya entah istrinya dapat informasi darimana tapi setelah melihat perubahan tubuh Endrea membuat Tuan Kim percaya dengan perkataan istrinya.
"Ada apa Ma dengan tubuhku?" tanya Endrea.
"Kamu ngga usah sok polos deh Endrea, masih kecil sudah berani membuat noda di keluarga besar Kim," ujar Nina yang baru keluar dari kamarnya.
Endrea semakin dibuat bingung dengan ucapan Nina dan Bibi Liana Endrea menghampiri Papanya "Coba Papah jelaskan ke Endrea sebenarnya ada apa?" ucap Endrea dengan menguncangkan lengan Tuan Kim.
"Minggir!" perintah Tuan Kim dan mengibaskan tangan Endrea.
Tuan Kim berdiri dan berkata kepada Bibi Liana "Aku menyerahkan Endrea sepenuhnya kepadamu, terserah mau kamu apakan," Tuan Kim meninggalkan meja makan.
"Pah ini ada apa?" tanya Endrea.
Endrea masih berusaha agar Papanya mau membuka suaranya, karena jika Mamanya yang berbicara dengannya pasti dirinya akan mendapatkan siksaan.
Mendengar ucapan Tuan Kim membuat Nina dan Bibi Liana tersenyum puas rencana untuk menyingkirkan Endrea sebentar lagi akan terwujud.
"Iya Mas," jawab Bibi Liana.
Setelah Tuan Kim tidak terlihat, tanpa aba-aba Bibi Liana langsung menarik lengan Endrea, membawanya ke dalam kamar dan memukul tubuh Endrea dengan gagang sapu hingga membuat punggung Endrea mengeluarkan darah.
"Ini hukuman buat kamu, karena sudah membuat noda dikeluarga kim. mulai sekarang bereskan semua bajumu dan keluar dari rumah ini!" perintah Bibi Liana.
"Ma, Endrea tidak melakukan itu semua darimana Mama mendapatkan informasi palsu itu," ucap Endrea berusaha untuk membela dirinya.
Mendengar Endrea membuka suaranya membuat emosi dihati Bibi Liana semakin besar, Bibi Liana mengambil sapu dan kembali memukul Endrea.
"Ma, maaf ampun Ma," pinta Endrea, tapi Bibi Liana tidak mendengar permohonan putri tirinya.
Endrea tidak bisa lagi mengeluarkan kata-kata, karena rasa sakit yang ia rasakan, hanya air mata yang bisa mewakili betapa sakitnya saat ini.
Tuan Kim yang melihat itu semua hanya bisa terdiam di depan pintu kamar. tidak ada niat untuk menghentikan aksi istrinya, dirinya juga merasa dikhianati oleh putrinya.
Bibi Liana menyeret kasar tubuh Endrea dan juga kopernya membawa ke depan rumah dan melempar tubuh Endrea dengan kasar. para pelayan yang melihat penuh dengan tatapan iba tapi tidak bisa melakukan apa-apa.
"Pergi Kamu dari sini dan jangan pernah kembali ke rumah ini lagi," ujar Bibi Liana.
"Tutup pagarnya Pak, jika anak ini kembali jangan pernah bukakan pintunya!" perintah Bibi Liana kepada saptam yang sedang berjaga.
"Tunggu!" teriak Tuan Kim dari belakang Bibi Liana.
Mendengar teriakan Tuan Kim membuat semua yang melihat, merasa lega Tuan Kim pasti akan membantu Nona Endrea pikir para pelayan yang melihat.
"Tanda tangan dulu di sini!" perintah Tuan Kim kepada Endrea.
Tanpa melihat isi kertas yang diserahkan Papanya, Endrea langsung tanda tangan di sana.
"Baik Papa akan menjelaskan apa isi surat ini Kamu, Endrea Kim tidak akan pernah mendapatkan Sepeserpun harta yang keluarga Kim miliki dan mulai sekarang Papa tidak lagi mengakui kamu sebagai putriku, Kamu mengerti?" ujar Tuan Kim penuh dengan penekanan.
Endrea mengangguk kemudian berbalik menyeret kopernya berjalan dengan tertatih-tatih karena luka dipunggung dan juga kakinya yang memar.
Endrea tidak tahu harus ke mana, mungkin dirinya harus membersihkan lukanya terlebih dahulu pikir Endrea.
"Tutup pagarnya!" perintah Tuan Kim, kemudian masuk ke dalam rumahnya dan memerintahkan yang ada di sana untuk tidak ada yang membuka suara tentang Endrea. dan menyuruhnya melanjutkan kegiatan seperti biasa.
Endrea melihat ada apotik, dirinya membuka tas kecil miliknya untung masih ada uang jajan yang tersisa. Endrea membeli beberapa antibiotik untuk membersihkan lukanya, Endrea berjalan ke arah toilet yang ada diapotik.
"Kenapa sakit sekali," gumam Endrea, melihat kakinya yang membiru.
Karena tidak bisa membersihkan luka yang ada dipunggungnya jadi Endrea meminta bantuan kepada gadis yang berjaga diapotik.
Endrea kembali berjalan dirinya ingin mencari kontrakan dan pekerjaan agar bisa bertahan hidup.
Flas back of
Endrea berdiri dan berjalan ke arah toilet, setelah mencuci wajahnya Endrea berjalan keluar dari rumah sakit, dan menyetop taksi yang lewat Endrea menyebutkan alamat lengkap Papanya.
Apapun nanti yang akan terjadi terhadap dirinya, Endrea yakin Papanya tidak akan membiarkan anaknya kesusahan batin Endrea.
Endrea dan Semuel duduk berdampingan, Tuan Wu memerintahkan mereka untuk makan Endrea sedikit ragu saat ingin memasukan makanannya ke dalam mulut takutnya makanan itu sudah diberi racun."Makanlah," perintah Tuan Wu kembali. Kemudian mereka mulai menikmati makan malam dengan diam, setelah makan malam Tuan Wu mengajak Endrea dan Semuel untuk ke ruang keluarga ada sesuatu yang ingin Tuan Wu sampaikan."Sem...." panggil Tuan Wu."Iya Kek," jawab Semuel kemudian membenarkan duduknya melihat ke arah Kakeknya."Intan sudah lama meninggalkan kita bersama disini, apa kamu belum bisa muve on darinya?" tanya Tuan Wu."Maksud Kakek apa?" tanya Semuel."Hehe... Kakek tahu kamu sudah bisa melupakan Intan dan kamu juga sudah menemukan calon penggantinya, jangan kira Kakek tidak tahu dengan apa yang kalian lakukan," Tuan Wu menghentikkan ucapannya."Jadi kapan kali
Kevin masuk dan berjalan ke arah Yuana yang sedang bermain dengan Ardan di ruang keluarga, Kevin duduk di depan Ardan dan ikut bermain."Dik, Aku mau ke kantor sebentar setelah itu aku akan kembali lagi kesini," pamit Kevin kepada Yuana."Iya hati-hati di jalan Mas, kamu tenang saja disini ada aku," jawab Yuana.Kemudian Kevin berjalan ke arah kamar yang semalam digunakan oleh Yuana tidur, untung dirinya membawa baju ganti untuk ke kantor.Tiga puluh menit kemudian Kevin keluar dari kamar setelah berbicara dengan Yuana, Kevin keluar dari rumah dan membawa mobilnya menuju ke kantor.Tiga hari berlalu sekarang keadaan Endrea sudah membaik dan sudah bisa bekerja seperti biasa, saat ini Endrea, Kevin dan Yuana sedang menikmati udara segar dilantai atas rumah Endrea."Aku senang akhirnya kamu kembali seperti sedia kala lagi," ujar Kevin."Hanya sakit seperti itu saja, kenapa kalian khawatir sekali," jawan
"Ngga aku mau pulang saja, kasian Ardan di rumah sendirian," ucap Endrea dengan nada lemas"Iya sudah nanti aku antarkan ke rumah ya," ucap Semuel kemudian menyiapkan barang bawaan Endrea dan juga dirinya.Semuel mengeluarkan ponselnya dari saku dan menelepon Kevin, dipanggilan Kedua teleponnya baru diangkat."Halo, Vin kamu tolong jagain Ardan dulu sampai kami pulang ya," perintah Semuel kepada Kevin."Memangnya kalian dimana sih, dari semalam ngga pulang?" tanya Kevin diseberang sana."Nanti juga kamu tahu, sudah dulu ya," ucap Semuel kemudian mematikan sambungan teleponnya.Semuel membantu Endrea memakaikan sendalnya, kemudian memapah Endrea keluar dari kamsr hotel, Semuel mengantar Endrea ke kursi samping kemudi.Tidak lupa Semuel memasangkan sabuk pengaman, setelah itu Semuel menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju ke rumah Endrea."Kamu tidak mau periksa dulu En?" tanya Semuel kepada Endrea,
Selanjutnya mereka melakukan adegan yang seharusnya belum mereka lalukan sekarang, keduanya tenggelam dalam kenikmatan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.Satu jam kemudian Semuel membaringkan tubuhnya disamping Endrea, kemudian memeluk Endrea dengan sangat erat dibalik selimut.Endrea hanya terdiam memadangi langit-langit kamar, memikirkan apa yang baru saja dirinya lalukan bersama Semuel."Bagaimana kalau aku hamil?" celetuk Endrea, Semuel mencium pipi Endrea."Aku akan menikahimu segera, kamu tidak perlu khawatir," bisik Semuel ditelinga Endrea."Sekarang mandi ya setelah itu kita makan malam," perintah Semuel kepada Endrea."Tetapi aku tidak membawa baju ganti," ujar Endrea dengan melihat ke arah Semuel.Semuel keluar dari selimut dan berjalan ke arah sofa, kemudian kembali ke ranjang dan memberikan satu bag kepada Endrea."Ini aku sudah menyiapkannya tadi, tapi aku tidak tahu itu muat atau
"Sudah selesai, sekarang kita mau kemana lagi?" tanya Semuel ketika sudah berada di depan Endrea, Endrea menatap mata Semuel kemudian menghela nafasnya. "Pulang dulu ya, aku mau ketemu sama Ardan setelah itu baru," jawab Endrea. "Baru apa kenapa tidak dilanjutkan?" tanya Semuel. "Baru kita ke hotel," jawab Endrea dengan berbisik ditelinga Semuel, Semuel tersenyum kemudian mengusap telinganya yang terasa geli. "Cepat buka mobilnya panas ini," perintah Endrea. "Perintahnya yang bener dong sayang," pinta Semuel, Endrea mendengus kemudian memalingkam wajahnya ke arah lain. "Buka mobilnya Mas panas ini," perintah Endrea, dengan tertawa Semuel membuka kunci mobilnya. Jam setengah dua siang Endrea baru sampai di rumah, tadi dirinya sudah makan siang bersama Semuel, tidak lupa Endrea membeli kue untuk Ardan. "Ardan," teriak Endrea saat masuk ke dalam rumah, Endrea melihat Ardan sedang menonton televisi.
"Kamu harus bertangung jawab Endrea, kamu sudah berkali-kali membuat kepalaku sakit," gumam Semuel, Endrea melototkan matanya apa maksud yang dipikirkan calon suaminya pikir Endrea."Maksudnya bagaimana daritadi aku diam saja?" tanya Endrea dengan nada kebingungan."Kamu tahu dengan sikapmu yang seperti itu mampu membangunkan sesuatu ditubuhku," celetuk Semuel."Ya terus aku harus apa?" tanya Endrea yang belum tahu apa maksud perkataan calon suaminya."Malam ini aku mau kamu menginap dihotel bersamaku, tapi tidak dengan anak-anak," pinta Semuel."Gila apa ngga aku ngga mau, kita itu baru calon suami istri aku ngga mau melakukan itu," ujar Endrea yang sekarang sudah tahu apa maksud Semuel."Aku tidak akan memaksanya, tapi aku mohon untuk malam ini saja," pinta Semuel dengan nada memohon."Ya sudah, malam ini dihotel tapi jangan macam-macam," ancam Endrea."Iya sayang," jawab Semuel kemudian me
Endrea berbalik ingin memukul Kevin tapi Kevin menghindar, Endrea mengejar Kevin dengan berkata "Bisa diam ngga sih,"."Mami lagi apa?" tanya Ardan yang baru turun dari kamarnya dan melihat Mami dan Omnya sedang berlarian."Ngga sayang, itu si Om nakal," jawab Endrea kemudian menggendong Ardan dan membawanya ke meja makan, Yuana hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah suaminya dan Endrea.Sebentar lagi Kevin sudah mau menjari seorang Ayah tapi tingkahnya masih seperti anak kecil saat bertemu dengan Endrea, tapi Yuana tidak pernah melarangnya selagi itu membuat suaminya bahagia."Makan yuk ini semuanya sudah siap," ajak Yuana kemudian mereka bertiga jalan ke arah meha makan dan mulai menikmati soto ayam buatan Yuana.Selesai sarapan Yuana dan Kevin pamit pulang karena mereka harus berangkat ke kantor, begitu juga Endrea harus bersiap untuk bekerja.Endrea mengantarkan Kevin sampai di depan rumahnya, Endrea kembali
"Lain kali jangan memaksa orang yang sedang hamil, itu tidak baik," gerutu Endrea, Kevin hanya bisa memamerkan giginya yang putih dan tangannya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.Jam sebelas malam mereka baru selesai makan malam, Kevin dan Yuan pulang terlebih dahulu malam ini mereka aka menginap di rumah Endrea.Sedangkan Endrea dan Semuel masih ingin menikmati malam berdua, Semuel memerintahkan Endrea untuk menatap ke arahnya."Coba lihat ke arahku dan tatap mataku," perintah Semuel kepada Endrea.Endrea menurut dan langsung menatap mata Kevin, mereka saling bertatap kemudian Semuel memalingkan wajahnya ke arah lain."Kamu cantik, aku tidak menyangka kamu mau menerima cintaku," ujar Semuel dengan menggengam tangan Endrea."Tugas kita masih satu lagi," ujar Semuel.Endrea melihat ke arah Semuel dengan menaikan sebelah alisnya kemudian bertanya "Apa?"."Kita harus mendapatkam restu Kakek, setelah itu kita b
"Seperti anak remaja saja yang mudah tersingung," gumam Endrea kemudian dirinya tersenyum dan mematikan ponselnya dan meletakan kembali ke meja kamar.Siang ini Endrea berencana ingin pergi ke mal untuk berbelanja barang yang sudah habis, karena Ardan baru saja tertidur jadi Endrea menitipkan Ardan kepada Lia, agar dirinya bisa leluasa belanja.Endrea berjalan ke arah garasi dan memgeluarkan mobil pajero putihnya, Endrea membawa dengan perlahan mobil itu ke mal.Semuel yang sedang berada dibalkon kamarnya melihat mobil Endrea keluar, Semuel menghembuskan nafas lega kemudian tersenyum itu artinya Endrea sudah tidak lagi marah dengan ucapan Kakeknya.Hari berganti hari tidak terasa sudah satu minggu sejak pernyataan cinta Semuel waktu itu, sekarang waktunya Endrea memberikan jawaban kepada Semuel.Dan selama satu minggu itu juga hubungan mereka semakim dekat, Ardan dan juga Qila juga terlihat sangat dekat Qila sudah mengangap
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Mga Comments