Share

MENYUSUN RENCANA

Penulis: Zhustar grup
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-17 15:24:29

Bab 3 - Menyusun Rencana

Dito terus bergulat dengan gejolak perasaan yang berkecamuk di dalam dirinya. Ambisi keluarga Wijaya telah memojokkannya ke dalam situasi yang amat sulit. Di satu sisi, ia terikat dengan kontrak pernikahan yang mengikatnya pada Sari. Namun di sisi lain, Tuan Wijaya telah memberikan ultimatum yang tak dapat diabaikan begitu saja.

Dito menghela napas panjang, berusaha menjernihkan pikirannya. Ia harus segera menemukan cara untuk meloloskan diri dari perangkap keluarga Wijaya ini. Jika tidak, bukan hanya masa depannya yang terancam, tetapi juga kebahagiaannya bersama Sari.

Dengan langkah pasti, Dito bergegas menuju kamar Sari. Gadis itu tampak terkejut melihat Dito datang dengan ekspresi serius.

"Dito, ada apa?" tanya Sari dengan nada cemas.

Dito menggenggam tangan Sari erat-erat. "Sari, kita harus segera pergi dari sini."

Sari membelalakkan matanya, tak menyangka Dito akan berkata demikian. "Pergi? Tapi... kenapa?"

"Keluargamu, Sari. Mereka memiliki rencana lain untukku dan kita. Aku tidak bisa membiarkan kita terjebak lebih dalam," ujar Dito dengan suara bergetar.

Sari mengernyit bingung. "Rencana apa yang kau maksud, Dito? Apa yang sebenarnya terjadi?"

Dito menarik napas dalam-dalam sebelum menceritakan apa yang dibicarakan Tuan Wijaya dengannya. Sari mendengarkan dengan raut wajah semakin cemas dan terkejut.

"Ya Tuhan... Jadi Ayah dan Ibu berniat memaksakan semua itu?" Sari tampak begitu terpukul. "Dito, aku... aku tidak tahu harus berbuat apa."

Dito memeluk Sari erat, berusaha menenangkannya. "Itulah sebabnya kita harus pergi dari sini, Sayang. Aku tidak ingin kau terus-menerus menjadi objek ambisi mereka."

"Tapi... bagaimana caranya? Kita tak mungkin bisa kabur begitu saja. Ayah dan Ibu pasti akan mengejar kita," ujar Sari dengan nada putus asa.

Dito terdiam, berusaha memikirkan rencana yang matang. Ia tak bisa bertindak terburu-buru, karena itu hanya akan memperparah situasi. Keluarga Wijaya pasti akan berusaha segala cara untuk menemukannya dan Sari.

"Kita harus menyusun rencana yang matang, Sari. Kita tidak bisa gegabah," kata Dito akhirnya.

"Lalu bagaimana?" tanya Sari dengan pandangan penuh harap.

"Pertama-tama, kita harus mencari tempat aman untuk bersembunyi sementara waktu. Kemudian, kita bisa memikirkan langkah selanjutnya untuk kabur dari sini," jelas Dito.

"Tapi... ke mana kita bisa pergi? Keluarga Wijaya pasti akan mencari kita ke seluruh penjuru," Sari tampak begitu cemas.

Dito terdiam sejenak, mencoba mencari solusi terbaik. Tiba-tiba, sebuah ide muncul di benaknya.

"Aku punya seorang teman yang mungkin bisa membantu kita," ujar Dito. "Namanya Rudi, dia adalah seorang teknisi seperti aku. Mungkin dia bisa menyembunyikan kita untuk sementara waktu."

Sari tampak ragu. "Tapi... apa kita bisa mempercayainya?"

"Rudi orang yang bisa dipercaya, Sari. Dia selalu membantuku ketika aku sedang kesulitan," Dito berusaha meyakinkan Sari.

Setelah berdiskusi panjang, akhirnya Sari menyetujui rencana Dito. Mereka sepakat untuk menemui Rudi di kediamannya malam hari, ketika keluarga Wijaya sudah terlelap. Dito berharap Rudi bersedia membantu mereka.

Malam itu, Dito dan Sari bergegas menuju apartemen sederhana Rudi. Dengan hati-hati, mereka mengetuk pintu, berharap Rudi ada di rumah.

Tak lama kemudian, pintu terbuka, menampakkan sosok Rudi yang tampak terkejut melihat kedatangan mereka.

"Dito? Dan... Nona Sari?" Rudi membelalakkan matanya tak percaya.

"Maaf Rudi, kami datang secara mendadak. Bisakah kami masuk sebentar? Ada yang ingin kami bicarakan," ujar Dito dengan nada memohon.

Rudi mengangguk pelan, memberi jalan bagi Dito dan Sari untuk masuk. Begitu pintu tertutup, Sari tak dapat menahan air matanya lagi.

"Rudi, tolong kami... Kami harus segera pergi dari sini," isak Sari.

Rudi tampak kebingungan, namun segera memimpin mereka ke ruang tamu. "Tentu, silakan duduk dulu. Coba ceritakan apa yang terjadi."

Dito menjelaskan situasi rumit yang mereka hadapi dengan keluarga Wijaya. Rudi mendengarkan dengan saksama, sesekali mengernyitkan dahi.

"Jadi, kalian ingin aku menyembunyikan kalian di sini?" tanya Rudi setelah Dito selesai bercerita.

Dito mengangguk mantap. "Ya, Rudi. Kami tak punya tempat lain untuk bersembunyi. Keluarga Wijaya pasti akan terus mencari kami."

Rudi terdiam sejenak, tampak mempertimbangkan permintaan Dito. Ia tentu sadar bahwa membantu Dito dan Sari kabur dari keluarga Wijaya bukan perkara mudah. Mereka bisa saja terlibat masalah besar.

Namun, melihat Sari yang begitu ketakutan dan memohon bantuan, Rudi tak tega untuk menolak.

"Baiklah, kalian bisa tinggal di sini untuk sementara waktu," putus Rudi akhirnya. "Tapi kalian harus benar-benar berhati-hati. Jangan sampai keluar rumah atau kontak dengan siapapun."

Sari langsung menghambur memeluk Rudi. "Terima kasih, Rudi! Kau benar-benar penyelamat kami."

Rudi tersenyum kecil, menepuk-nepuk punggung Sari. "Jangan khawatir, Nona Sari. Selama kalian di sini, aku akan melindungi kalian."

Dito merasa lega, setidaknya mereka telah menemukan tempat aman untuk bersembunyi sementara waktu. Namun, ia tahu rencana selanjutnya akan menjadi tantangan yang lebih besar.

"Terima kasih banyak, Rudi. Maaf kami merepotkanmu," ujar Dito tulus.

"Jangan sungkan, Dito. Kau sahabatku, tentu saja aku akan membantumu," balas Rudi. "Nah, sekarang sebaiknya kalian segera istirahat. Besok kita bisa memikirkan langkah selanjutnya."

Dito dan Sari mengangguk, lalu bergegas menuju kamar tamu yang disediakan Rudi. Sari tampak sedikit lebih tenang, meskipun masih ada sedikit kekhawatiran di wajahnya.

"Kita pasti bisa melewati ini semua, Sari," bisik Dito sambil menggenggam tangan Sari.

"Aku percaya padamu, Dito," balas Sari dengan senyum tipis.

Keesokan harinya, Dito, Sari, dan Rudi berkumpul di ruang tamu untuk mendiskusikan rencana mereka selanjutnya.

"Pertama-tama, kita harus memastikan bahwa keluarga Wijaya belum menyadari kalian berdua kabur," ujar Rudi.

"Bagaimana caranya?" tanya Sari.

"Aku akan mencoba menghubungi beberapa orang di lingkungan Wijaya Corp. Siapa tahu ada yang bersedia memberi informasi," jawab Rudi.

Dito mengangguk setuju. "Itu ide bagus. Sementara itu, kami akan tetap bersembunyi di sini."

"Baiklah, aku akan segera mengurus hal itu. Kalian berdua tetaplah di sini dan jangan ke mana-mana," pesan Rudi sebelum bergegas meninggalkan apartemen.

Sari menoleh ke arah Dito, raut wajahnya penuh kekhawatiran. "Dito, apa menurutmu kita bisa lolos dari Ayah dan Ibu?"

Dito meraih tangan Sari, menggenggamnya erat. "Percayalah padaku, Sayang. Aku akan melindungimu, apapun yang terjadi."

"Tapi... bagaimana jika mereka menemukanku? Aku takut Ayah dan Ibu akan berbuat sesuatu yang buruk padamu," ujar Sari dengan nada cemas.

"Ssshhh... Jangan berpikir yang tidak-tidak. Selama aku ada di sini, aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitimu," Dito menenangkan Sari.

Sari menyandarkan kepalanya di bahu Dito, mencoba menenangkan diri. "Aku takut, Dito... Aku tidak ingin kehilanganmu."

"Kau tidak akan kehilangan aku, Sayang. Aku berjanji akan selalu ada untukmu," bisik Dito, menarik Sari ke dalam pelukannya.

Mereka berdua pun larut dalam keheningan, berdoa agar rencana Rudi berjalan lancar dan mereka bisa segera keluar dari jeratan keluarga Wijaya.

Sementara itu, Rudi sibuk menghubungi beberapa orang yang ia percayai di lingkungan Wijaya Corp. Setelah beberapa kali mencoba, akhirnya ia mendapatkan informasi yang mengejutkan.

"Astaga... Jadi mereka belum menyadari kalau Dito dan Sari kabur?" Rudi terkesiap tak percaya.

Rupanya, Nyonya Wijaya masih mengira Dito dan Sari berada di rumah, sibuk dengan pelatihan dan persiapan menjadi penerus Wijaya Corp. Keluarga itu belum menyadari kepergian Dito dan Sari.

Rudi segera menghubungi Dito dan memberitahukan kabar tersebut. Dito dan Sari merasa lega, setidaknya mereka masih memiliki waktu untuk merencanakan pelarian selanjutnya.

"Ini kesempatan yang baik. Kita harus segera meninggalkan kota ini sebelum mereka menyadari kalian berdua menghilang," ujar Rudi.

"Tapi... ke mana kita akan pergi?" tanya Sari cemas.

"Bagaimana kalau kita pergi ke kampung halamanku? Di sana kita bisa bersembunyi dengan aman," usul Rudi.

Dito mengangguk setuju. "Ide bagus. Kita harus segera berangkat sebelum keluarga Wijaya mulai mencurigai sesuatu."

Sari menggenggam tangan Dito erat. "Aku siap, Dito. Asal bersamamu, aku tidak takut apapun."

Dito tersenyum lembut, mengecup kening Sari dengan penuh kasih sayang. "Aku berjanji akan selalu melindungimu, Sayang. Kita pasti bisa melewati semua ini bersama-sama."

Malam itu juga, Dito, Sari, dan Rudi segera bergegas meninggalkan kota, menuju ke kampung halaman Rudi yang jauh dari jangkauan keluarga Wijaya. Mereka bertekad untuk memulai hidup baru, tanpa tekanan dan ambisi orang lain.

Namun, tanpa sepengetahuan mereka, Nyonya Wijaya telah menyadari bahwa Dito dan Sari menghilang. Wanita itu geram, tak menyangka mereka berani kabur dari genggamannya. Ia pun segera memerintahkan anak buahnya untuk mencari keberadaan Dito dan Sari, tak peduli dengan cara apapun.

Perburuan tak terelakkan telah dimulai. Dito, Sari, dan Rudi harus bergerak cepat dan cerdik jika ingin selamat dari amukan Nyonya Wijaya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • PEWARIS YANG TIDAK TERDUGA   Membangun Kapasitas dan Pemberdayaan Masyarakat Lokal

    Bab 87 - Membangun Kapasitas dan Pemberdayaan Masyarakat LokalSetelah membahas rencana pemanfaatan teknologi dan inovasi, rombongan kemudian beralih untuk memaparkan upaya-upaya membangun kapasitas dan pemberdayaan masyarakat lokal di kawasan Amazon."Sayang-Sayang, membangun kapasitas dan memberdayakan masyarakat lokal menjadi komponen kunci lainnya dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di kawasan Amazon," ungkap Bibi Amelia.Sari menambahkan dengan antusias, "Ya, Sayang. Kami akan mengembangkan program-program peningkatan keterampilan, pengetahuan, dan kesadaran masyarakat di berbagai bidang, mulai dari pengelolaan sumber daya alam, pertanian berkelanjutan, hingga kewirausahaan sosial."Dito pun menegaskan, "Betul, Sayang. Selain itu, kami juga akan mendorong partisipasi dan kepemilikan masyarakat lokal dalam proses perencanaan, pelaksanaan, serta pemantauan upaya-upaya pembangunan di kawasan Amazon."Para mentee tampak tertarik mendengar penjelasan tersebut."Wah, itu terdenga

  • PEWARIS YANG TIDAK TERDUGA   Memanfaatkan Teknologi dan Inovasi untuk Pembangunan Berkelanjutan

    Bab 86 - Memanfaatkan Teknologi dan Inovasi untuk Pembangunan BerkelanjutanSetelah memaparkan pentingnya membangun kemitraan yang kuat dengan berbagai pemangku kepentingan, rombongan kemudian beralih untuk membahas peran teknologi dan inovasi dalam mendukung upaya pembangunan berkelanjutan di kawasan Amazon."Sayang-Sayang, selain membangun kolaborasi yang efektif, kunci lain bagi keberhasilan pembangunan berkelanjutan di kawasan Amazon adalah pemanfaatan teknologi dan inovasi yang tepat guna," ungkap Bibi Amelia.Sari menambahkan dengan antusias, "Ya, Sayang. Kami akan mendorong penerapan teknologi-teknologi ramah lingkungan, seperti energi terbarukan, pertanian presisi, dan pengolahan limbah yang efisien, untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan."Dito pun menegaskan, "Betul, Sayang. Selain itu, kami juga akan memanfaatkan teknologi digital dan inovasi dalam bidang pemantauan, analisis data, serta perencanaan pembangunan untuk meningkatkan efektivitas dan transparansi up

  • PEWARIS YANG TIDAK TERDUGA   Menjalin Kemitraan untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan

    Bab 85 - Menjalin Kemitraan untuk Mendukung Pembangunan BerkelanjutanSetelah menjelaskan rencana pengembangan ekosistem ekonomi hijau, rombongan kemudian memaparkan pentingnya membangun kemitraan yang kuat untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di kawasan Amazon."Sayang-Sayang, kunci keberhasilan pembangunan berkelanjutan di kawasan Amazon tidak hanya terletak pada rencana-rencana yang kami paparkan, tetapi juga pada bagaimana kami dapat membangun kemitraan yang efektif dengan berbagai pemangku kepentingan," ungkap Bibi Amelia.Sari menambahkan dengan antusias, "Betul, Sayang. Kami akan berupaya menjalin kolaborasi erat dengan pemerintah daerah, komunitas masyarakat lokal, sektor swasta, lembaga penelitian, serta organisasi non-pemerintah untuk mewujudkan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan."Dito pun menegaskan, "Ya, Sayang. Dengan sinergi dan kerjasama yang kuat, kami yakin dapat menciptakan dampak transformatif bagi kawasan Amazon."Para mentee tampak tertarik mendenga

  • PEWARIS YANG TIDAK TERDUGA   Membangun Ekosistem Ekonomi Hijau di Kawasan A****n

    Bab 84 - Membangun Ekosistem Ekonomi Hijau di Kawasan AmazonSetelah membahas rencana pengembangan infrastruktur hijau yang terintegrasi, rombongan kemudian beralih untuk membahas bagaimana membangun ekosistem ekonomi hijau di kawasan Amazon."Sayang-Sayang, selain infrastruktur hijau, kami juga akan fokus pada pengembangan ekonomi hijau di kawasan ini," ungkap Bibi Amelia.Sari menambahkan dengan antusias, "Betul, Sayang. Kami akan merancang dan memfasilitasi tumbuhnya aktivitas ekonomi yang selaras dengan prinsip-prinsip keberlanjutan lingkungan, mulai dari industri hijau, pertanian berkelanjutan, hingga pariwisata berbasis alam."Dito pun menegaskan, "Ya, Sayang. Ekonomi hijau ini akan menjadi pilar penting bagi pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan di kawasan Amazon."Para mentee tampak tertarik mendengar rencana tersebut."Wah, itu terdengar sangat menarik, Pak/Bu," ungkap salah seorang mentee. "Membangun ekosistem ekonomi hijau yang terintegrasi akan menjadi kunci bagi ter

  • PEWARIS YANG TIDAK TERDUGA   Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Hijau yang Terintegrasi

    Bab 83 - Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Hijau yang TerintegrasiSetelah membahas rencana pembangunan kota-kota hijau yang terintegrasi dengan ekosistem hutan, rombongan kemudian beralih untuk membahas pembangunan infrastruktur hijau yang lebih luas di kawasan Amazon."Sayang-Sayang, infrastruktur hijau yang terintegrasi akan menjadi fondasi penting bagi terwujudnya pembangunan berkelanjutan di kawasan ini," ungkap Bibi Amelia.Sari menambahkan dengan antusias, "Betul, Sayang. Kami akan merancang dan membangun jaringan infrastruktur yang ramah lingkungan, mulai dari sistem transportasi rendah emisi, pengelolaan air dan limbah yang efisien, hingga jaringan energi terbarukan."Dito pun menegaskan, "Ya, Sayang. Infrastruktur hijau ini akan dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mendukung konektivitas antar-wilayah, ketahanan lingkungan, serta peningkatan kualitas hidup masyarakat di kawasan Amazon."Para mentee tampak tertarik mendengar rencana tersebut."Wah, itu terdengar sangat

  • PEWARIS YANG TIDAK TERDUGA   Membangun Kota-Kota Hijau yang Terintegrasi dengan Ekosistem Hutan

    Bab 82 - Membangun Kota-Kota Hijau yang Terintegrasi dengan Ekosistem HutanSelanjutnya, rombongan memfokuskan diskusi pada pembangunan kota-kota hijau yang terintegrasi dengan ekosistem hutan di kawasan Amazon."Sayang-Sayang, pengembangan kota-kota hijau yang harmonis dengan lingkungan alam akan menjadi komponen strategis dalam pembangunan infrastruktur hijau di kawasan ini," ungkap Bibi Amelia.Sari menambahkan dengan antusias, "Betul, Sayang. Kami akan merancang dan membangun kota-kota yang menerapkan konsep pembangunan perkotaan yang berkelanjutan, dengan memperhatikan keseimbangan antara lingkungan binaan dan ekosistem alami."Dito pun menegaskan, "Ya, Sayang. Kota-kota hijau ini akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas dan infrastruktur yang ramah lingkungan, seperti bangunan hijau, sistem transportasi rendah emisi, pengelolaan air dan limbah yang terintegrasi, serta ruang terbuka hijau yang luas."Para mentee tampak tertarik mendengar rencana tersebut."Wah, itu terdengar san

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status