Share

Mertuaku Ternyata Baik

"Mas Huda!" Naira panik sekaligus gelisah. Kemunculan Huda di rumahnya, bukanlah sesuatu yang diinginkan Naira.

"Aku ada meeting dengan seseorang di restoran dekat sini. Tapi, aku kepagian dan..., karena dekat dengan rumahmu, aku jadinya mampir dulu."

Huda celingukan, melihat-lihat sekitar, seolah-olah sednag mencari-cari.

"Oh, ya, Anggara ada?" tanya Huda santai.

Naira menelan air liurnya. Dia tahu kalau Huda bertanya basa-basi. Naira yakin kalau mantan suaminya itu tahu perginya Anggara ke tempat kerja. Itu karena selisih waktu yang tidak banyak.

"Suamiku kerja , Mas," jawab dingin Naira. Dengan nyata Naira menekankan kata 'suamiku'.

"Lho, gak libur? Kalian kan pengantin baru. Kita dulu aja, malah langsung bulan madu, kan," ucap Huda sambil terkekeh geli sendirian.

Naira tak menanggapi. Dia tidak mau diseret ke masa lalu yang baginya sudah amat sangat tidak penting lagi.

"Nai, boleh minta minum, gak? Aku tadi buru-buru. Haus, nih." Huda mengelus tenggorokannya dengan wajah meringis.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status