Share

02. Pendekar Naga Suci

HIIIAAAT!

Terdengar teriakan dari pendekar berpakaian hijau yang sedang menghadapi pendekar lainnya yang berpakaian serba biru.

"Kenapa kamu mengacau di Kamandaria?" tanya pendekar berpakaian biru, sambil berkelit menghindari pukulan pendekar berpakaian hijau ini.

"Aku ingin menguasai dunia persilatan! Tidak ada yang bisa menghalangiku!" seru pendekar berpakaian hijau.

"Aku sudah mengetahui reputasimu di dunia persilatan! Kenapa sekarang kamu ingin menjadi penguasa dunia persilatan? Ini tidak benar!" tegas pendekar berpakaian biru.

"Bicara memang mudah, Pendekar Naga Biru! Kamu sudah terkenal di Kamandaria! Apalagi kamu telah menjadi Raja Kamandaria dengan tiga permaisuri cantik! Siapa yang tidak iri padamu!" seru pendekar berpakaian hijau.

"Kamu masih muda, Pendekar Naga Suci! Perjalananmu masih panjang! Jangan sia-siakan reputasimu dengan mengacau di dunia persilatan, terutama di Kamandaria! Aku tidak akan membiarkannya!"

"Tidak perlu banyak bicara, Raja Candaka! Hadapi saja jurus-jurusku! Kalau kamu bisa menandinginya maka aku akan mundur!" tegas Pendekar Naga Suci.

"Kamu tahu hukumannya apabila melawan Raja Kamandaria?" tanya Candaka, pria berpakaian biru yang juga Raja Kamandaria.

"Aku sudah tahu resikonya, Candaka! Aku menantangmu sebagai Pendekar Naga Biru, bukan sebagai Raja Kamandaria!" seru Pendekar Naga Suci.

"Aku tidak meremehkanmu, Kameswara! Kamu salah satu pendekar terbaik yang dimiliki oleh Kamandaria! Bergabunglah dengan Aliansi Pendekar Naga untuk membela kebenaran!" ajak Candaka.

"Aku tidak ingin bergabung denganmu! Aku ingin menjadi pendekar nomor satu melampaauimu!" sahut Pendekar Naga Suci ini menolak ajakan Candaka.

"Apa yang kamu inginkan? Kalau kamu mau gelar pendekar nomor satu, akan aku berikan padamu! Aku tidak membutuhkannya!" tawar Candaka.

"Aku tidak butuh belas kasihanmu! Aku akan mengalahkanmu dengan seluruh kemampuanku! Aku juga Pendekar Naga, seharusnya aku berhak duduk di tahta kerajaan Kamandaria!" seru Pendekar Naga Suci ini, yang ternyata mengincar tahta Kerajaan Kamandaria.

Candaka sangat menyayangkan sikap Pendekar Naga Suci.

Tadinya dia percaya dengan perkataan Pendekar Naga Suci yang hanya menantangnya sebagai pendekar, tapi dengan perkataannya barusan yang mengincar tahta berarti pertarungan antar pendekar ini tidak murni lagi.

"Katamu tadi pertarungan kita hanya di dunia pendekar untuk membuktikan siapa yang terkuat dan menjadi nomor satu, tapi kenanpa kamu juga mengincar tahta kerajaan?" tanya Candaka.

"Kamu tidak pantas duduk di sana, Candaka! Kamu bukan Pendekar Naga Biru sejati karena kamu belum mempelajari keseluruhan Kitab Sembilan Naga Sakti! Wajar saja kalau aku juga hendak merebut tahta kerajaanmu karena kamu bukan Pendekar Naga Biru yang menjadi legenda di Benua Kamandaria ini!" sahut Pendekar Naga Suci.

Perkataan Pendekar Naga Suci begitu menusuk hati Candaka.

Pendekar Naga Biru ini sadar kalau dia bukanlah Pendekar Naga Biru yang sempurna, karena dia hanya mempelajari 4 Kitab Sembilan Naga Sakti saja dari Sembilan Kitab Naga Sakti yang ada, termasuk Kitab Naga Sakti kesembilan yaitu Kitab Naga Biru.

"Aku tidak pernah mengakui kalau aku adalah Pendekar Naga Biru. Rakyat Kamandaria yang mengakuinya. Jadi, tidak perlu mempelajari Kitab terakhir dari Kitab Sembilan Naga Sakti untuk menjadi Pendekar Naga Biru!" seru Candaka.

"Hahaha! Kamu sungguh Raja pengecut! Mengandalkan Rakyat Kamandaria sebagai alasanmu untuk merebut tahta dari Raja Naga Hitam! Apa kesalahan Naga Hitam sehingag kamu menurunkannya dari tahta kerajaan Kamandaria? Apa bedanya dia dengan dirimu? Kamu juga bukan Sang Terpilih Pendekar Naga Biru yang legendaris?" ejek Pendekar Naga Suci.

"Kamu sudah kelewatan, Kameswara! Aku mengampunimu karena mendengar reputasimu! Tapi, aku kecewa padamu! Reputasimu hanyalh omong kosong belaka! Kamu masih mengincar kejayaan untuk dirimu sendiri!" balas Candaka.

"Jangan banyak bicara lagi, Pendekar Naga Biru palsu!" seru Pendekar Naga Suci yang langsung melancarkan serangannya.

"Pedang Naga Suci!"

Pedang berukiran naga ini langsung berkelabat dengan kilau terangnya yang menyilaukan mata menusuk ke arah tubuh Candaka.

Serangan cepat yang dilancarkan oleh Pendekar Naga Suci ini sangat hebat karena mengandalkan pedang suci yang memiliki kekuatan magis.

Candaka sebisa mungkin menghinbdari tusukan dan tebasan pedang dari Kameswara, tapi serangan dari Pendekar Naga Suci ini sangat cepat dan bertubi-tubi membuatnya agak kesulitan mengimbanginya.

"Pedang Naga Menusuk Kalbu!"

Candaka yang kebertulan sedang membawa Pedang Naga Hijau langsung mengeluarkan jurus dari pedang naga hijau ini.

"Kitab Naga Hijau ... kebetulan sekali aku penasaran dengan jurus-jurusnya!' seru Pendekar Naga Suci.

Pedang Naga Hijau langsung dialiri listrik hijau yang membungkus keseluruhan pedang naga hijau ini.

Traaang!

Candaka menangkis serangan pedang dari Pendekar Naga Suci yang diarahkan padanya.

Getaran listrik dari pedang naga hijau langsung menjalar melalui pedang dan menyetrum tangan Kameswara dengan kencangnya.

Ouch!

Kameswara berteriak kesakitan saat tangannya tersengat listrik yang berkekuatan super.

Hampir saja tangannya terbakar habis kalau dia tidak memiliki tenaga dalam yang kuat untuk meredam kekuatan listrik naga hijau ini.

"Jurus yang hebat! Aku kagum dengan kehebatanmu, Candaka!" seru Kameswara.

Pendekar Naga Suci masih merasakan tangannya yang gemetaran tersengat listrik dari pedang naga hijau, padahal dia sudah berusaha meredamnya.

"Barisan Naga Terbang!"

Jurus yang mengandalkan serangan sinar pedang yang menyerupai naga-naga putih yang sedang terbang dengan kencangnya menuju ke arah lawan.

"Pedang Sejuta Naga Hijau!"

Candaka langsung mengubah jurusnya dengan serangan pedang jarak jauh untuk mengimbangi serangan jarak jauh dari Pendekar Naga Suci.

Pedang naga hijau digetarkan menjadi beberap bayangan pedang yang menyerupai naga-naga hijau kecil. Kekuatan magis dari pedang giok ini membuat naga-naga hijau ini bisa bergerak dengan sendirinya menyerang lawan.

Sebagian naga-naga hijau yang makin bertambah ini melindungi tubuh Candaka, dan sebagian lagi menyambut serangan naga-naga putih.

DUUUAAAR!

Bunyi ledakan keras terjadi tiap ada naga yang hancur, baik naga putih ataupun naga hijau.

Pertarungan kali ini berimbang.

Kadang naga hijau kecil dari Candaka hancur dan meledak, kadang juga naga putih dari Kameswara yang meledak.

"Aku tidak bisa berlama-lama menghadapimu, Kameswara! Ada yang harus kulakukan segera!" seru Candaka yang mulai mengerahkan jurus pamungkasnya untuk mengakhiri pertarungan ini.

"Jangan sombong, Candaka! Kemampuanmu belum mmapu untuk menghentikanku!" sahut Pendekar Naga Suci dengan sombongnya.

"Badai Pedang Naga Jingga!"

Pedang Naga Hijau di tangan Candaka langsung berganti dengan Pedang Naga Jingga.

Candaka telah mempelajari teknik baru Alam Hampa dari Zhian untuk secara otomatis berganti pedang saat bertarung tanpa membuka Alam Hampa terlebih dahulu.

Pedang api ini langsung berputar-putar menghasilkan pusaran api yang mirip badai besar dengan banyak pedang api di dalamnya yang menerjang lawan dengan pusaran api yang kencang.

Semua objek mulai terhisap oleh pusaran api pedang ini, membuat Pendekar Naga Suci kewalahan menahan pedangnya dan dirinya yang mulai tertarik oleh energi pedang naga jingga.

Ratusan pedang api langsung menuju ke arah Pendekar Naga Suci yang masih kewalahan dengan daya hisap pusaran api ini.

"Pelindung Naga Suci!"

Pendekar Naga Suci terpaksa bertahan dari serangan Candaka, karena dia kesuliatn untuk mengeluarkan jurus tandingan yang bisa menghentikan jurus pedang naga jingga dari Candaka.

"Api Menyambar Naga!"

Khawatir dengan pelindungnay yang tidak bisa menahan serangan dari Candaka, Pendekar Naga Suci mengeluarkan serangan pedang yang bisa membentuk api besar yang menyerupai naga, yang diharapkannya bisa menjadi pelindung tambahan sekaligus menyerang balik Candaka.

Serangan Pendekar Naga Suci ini terbukti ampuh untuk meredam serangan Candaka yang sebenarnya sudah diambang kemenangan besar, saat Kameswara terdesak oleh serangannya.

"Pedang Naga Jingga Tanpa Jiwa!"

Pedang api langsung dilingkari naga berbentuk api. Jurus ini memanfaatkan hawa pembunuh di dalam pedang naga jingga yang akan terus mencari korban dengan kekuataan yang berkali-kali lipat.

Candaka langsung menyerang naga api yang besar ini dan dengan cepat dilenyapkannya dengan jurus ini.

"Naga Suci Membeku!"

Pendekar Naga Suci mulai melawan elemen api dengan elemen es yang diharapkannya bisa meredam serangan dari Candaka yang tiada ampun ini.

Pedang dari Pendekar Naga Suci langsung diselimuti lapisan es tajam yang seharusnya bisa memadamkan api apa saja hanya dengan menyentuhkan pedang ini.

Tapi tidak dengan pedang naga jingga.

Adu pedang yang terjadi tidak menghasilkan apa-apa.

"Simpan saja pedang esmu, Kameswara! Pedang apiku tidak bisa dipadamkan dengan elemen apapun!" seru Candaka.

Traaang!

Adu pedang kembali terjadi, tapi kali ini lapisan es di pedang Pendekar Naga Suci mulai mencair terkena panasnya pedang api dari pedang naga jingga.

Menyadari kalau untuk sekarang ini kemmapuannya masih belum mampu menandingi Candaka, maka Kameswara memutuskan untuk mundur terlebih dahulu.

WUUUSSSH!

Hanya dalam sekejab saja, Pendekar Naga Suci langsung pergi meninggalkan tempat pertarungan karena kewalahan menghadapi serangan bertubi-tubi dari Candaka.

"Aku akan kembali lagi, Raja Candaka!' serunya dari kejauhan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status