Beranda / Fantasi / PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU / 03. Kembalinya Peramal Sakti

Share

03. Kembalinya Peramal Sakti

Penulis: Zhu Phi
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-21 05:07:18

"Selamat atas kelahiran putra mahkota kerajaan Kamandaria, Raja Candaka!" ujar bidan yang membantu kelahiran putra pertama dari raja Kamandaria ini.

"Sudah lahir?" tanya Candaka dengan raut wajah yang masih cemas bercampur bahagia.

"Sudah, Paduka Raja! Permaisuri juga dalam keadaan sehat-sehat saja!" 

Kerajaan Kamandaria tengah berbahagia.

Permaisuri Zhian telah melahirkan putra pertama untuk Raja Candaka, sebagai putra mahkota penerus tahta Kerajaan Kamandaria.

Putra mahkota itu bernama Mahesa Nagaswera.

Raja Kamandaria, Candaka Nagaswera telah mengubah peraturan tentang tahta kerajaan Kamandaria.

Tidak ada lagi Pendekar Naga Biru yang akan menduduki tahta kerajaan, untuk mencegah kejadian pertempuran yang mengakibatkan banyak korban baik di pihak pendekar maupun rakyat jelata.

Pendekar Naga Biru selanjutnya hanya akan memimpin Aliansi Pendekar Naga yang didirikan Candaka untuk menegakkan kebenaran di Benua Kamandaria.

Aliansi Pendekar Naga memegang peranan penting dalam pemerintahan di Kerajaan Kamandaria.

Pendekar Naga Biru akan menjadi kepala pemerintahan setingkat Perdana Menteri untuk membantu Raja Kamandaria memerintah di kerajaan.

"Selamat atas kelahiran putra mahkota, Raja Candaka!" kata Terakota yang turut hadir dalam peristiwa berbahagia ini memberi salam.

Kasim istana ini sangat berjasa dan turut serta membantu Candaka menjadi Raja Kamandaria.

Candaka hanya mengangukan kepalanya, kemudian bergegas menuju ke tempat Zhian berada.

"Kamu baik-baik saja, Zhian?" tanya Candaka dengan perasaan agak cemas.

Kondisi kesehatan Zhian, Sang Dewi Naga ini agak memburuk saat mengandung putra pertamanya jadi wajar saja apabila Candaka sangat mencemaskan diri Zhian.

"Aku baik-baik saja! Rinjani dan Alisha banyak membantuku!" ujar Zhian.

Candaka memandang putra pertamanya ini dengan air mata bahagia.

"Semoga kamu kelak bisa menjadi Pendekar Naga Biru, agar tidak ada keraguan padamu untuk memimpin negeri ini! Tapi, kalaupun tidak, kamu akan tetap memimpin negeri ini dibantu oleh Pendekar Naga Biru Terpilih nantinya!' seru Raja Candaka.

"Selamat Kanda atas kelahiran putranya!" ujar Rinjani tanpa rasa cemburu sedikitpun.

Dewi Racun ini tetap tersenyum dan turut berbahagia untuk Candaka dan Zhian.

"Terima kasih, Rinjani ... kamu dan Alisha sudah banyak membantu Zhian melewati masa sulit!" ujar Candaka.

"Sama-sama Kanda! Kak Zhian pasti melakukan hal yang sama apabila aku yang berada di posisinya yang sekarang!" ujar Rinjani.

******

"Maaf Paduka Raja, ada seorang peramal sakti dari negeri Arkandaria yang ingin bertemu dengan Paduka!" ujar salah satu pengawalnya dari lima pengawal yang selalu menjaga keselamatannya.

Candaka sebenarnya tidak menginginkan lima pengawal raja ini tapi Terakota bersikeras kalau itu sudah peraturan yang wajib dipatuhi oleh Raja Kamandaria.

"Peramal Sakti? Aku tidak pernah mengundang peramal sakti ke istana!" seru Candaka.

"Peramal Sakti ini bersikeras hendak bertemu Paduka Raja, katanya ada hubungannya dengan kelahiran putra mahkota!" ujar pengawal Candaka ini.

Begitu disinggung mengenai kelahiran putra pertamanya yang belum diumumkan sama sekali membuat Candaka tertarik menemui peramal sakti ini.

"Bagaimana peramal sakti ini bisa begitu cepat mengetahui kelahiran Mahesa? Aku belum mengumumkan ke seluruh istana dan negeri mengenai kelahriran Mahesa," pikir Candaka.

"Apa aku usir saja peramal sakti ini, Paduka?" tanya pengawal raja ini.

"Tidak perlu! Aku akan menemuinya!' seru Candaka. "Ada di mana peramal sakti itu sekarang?"

"Dia menunggu di Aula Kerajaan, Paduka!" sahut pengawal raja ini.

Raja Candaka bergegas menuju Aula Kerajaan untuk menemui Peramal Sakti yang mengetahui kelahiran putranya.

Terlihat olehnya pria setengah baya yang berpakaian agak lusuh dengan wajah yang sepertinya sudah lama tidak terawat.

"Ada perlu apa sehingga kamu perlu menghadapku, Peramal Sakti! Siapa namamu?" tanya Raja Candaka.

"Paduka Raja mungkin sudah mengetahu namaku, apalagi aku berasal dari Arkandaria! Peramal sakti mana lagi yang berasal dari Arkandaria yang mempunyai hubungan khusus dengan Permaisuri Zhian!" ujar Peramal Sakti ini.

"Lu Ming? Beraninya kamu hadir di istana ini setelah sekian lama mempermainkan Zhian!" seru Raja Candaka penuh kemarahan.

"Tahan dulu amarahmu, Raja Candaka! Aku tidak pernah mempermainkan Zhian! Bukan aku yang membunuh orangtuanya! Kilasan masa lalu yang dilihatnya dibuat oleh Naga yang super jahat, yang ingin menjauhkan dirinya dariku! Terserah Paduka Raja percaya atau tidak!" sahut Lu Ming.

"Apa kamu tahu siapa naga jahat ini? Kamu hanya beralasan saja, Lu Ming!" seru Raja Candaka yang dipenuhi kemarahan, padahal tadi dia baru saja berbahagia. Peramal Sakti ini datang merusak kebahagiaannya.

"Aku sedang menyelidikinya, makanya aku mengundurkan diri dari Kerajaan Arkandaria!"

"Kalau kamu tidak salah, kenapa melarikan diri saat Zhian menemuimu? Seharusnya kamu menjelaskannya!" 

Candaka tidak percaya sama sekali dengan perkataan Lu Ming.

"Aku pergi dari Kerajaan Arkandaria bukan karena tuduhan Zhian, tapi Naga jahat ini mengincar nyawa Zhian apabila aku tetap berada di dekatnya!"

"Penjelasanmu sama sekali tidak masuk akal! Naga jahat apa yang begitu hebatnya sampai Peramal Sakti yang hebat takut menghadapinya!" seru Candaka lagi.

"Naga jahat ini menghuni Alam Tanpa Batas yang berada di atas Alam Dewa! Zhian berasal dari Alam Tanpa Batas ini yang kebetulan berada di City of Dragon saat tragedi yang menimpanya serta orangtuanya terjadi!" jelas Lu Ming.

"Jadi, Zhian ini bukan hanya Dewi Naga tapi berada di tingkatan yang lebih tinggi daripada Dewi Naga?" ujar Raja Candaka.

"Benar sekali, Raja Candaka!" sahut Lu Ming.

"Kenapa baru kamu katakan sekarang? Kenapa tidak dari dahulu agar Zhian tidak salah paham terhadapmu? Sampai sekarang Zhian tetap menganggapmu sebagai pembunuh orangtuanya!" ujar Candaka.

"Aku tidak peduli apabila Zhian tetap menganggapku sebagai pembunuh orangtuanya! Apabila Zhian mengetahui tentang Naga Tanpa Batas ini maka keselamatn jiwanya akan terancam! Naga ini sangat sakti dan tidak terkalahkan!"

"Apa yang kamu inginkan dariku, Lu Ming? Aku bisa saja memerintahkan pengawalku untuk menahanmu, tapi aku tahu kesaktianmu dari Zhian. Kalau kamu berani datang sendirian menghadapiku berarti kamu yakin tidak akan tertangkap!" seru Raja Candaka.

"Seperti kataku sebelumnya, aku tidak bersalah atas kematian orangtua Zhian di City of Dragon serta terlunta-luntanya Zhian di Lost Dragon City! Semua itu ulah Naga Tanpa Batas alias Infinity Dragon! Sekarang, naga itu mengincar putra Zhian yang baru saja lahir!"

"Apaaa!!!"

Raja Candaka langsung naik pitam mendengar penjelasan Lu Ming.

"Bencana di Kerajaan Kamandaria ini akan terjadi saat Mahesa Nagaswera berumur 5 tahun. Saat itulah Naga Tanpa Batas akan datang untuk membawa Mahesa ke Infinity Realm yaitu Dunia Tanpa Batas yang tingkatannya di atas Dunia Dewa itu!"

Candaka semakin penasaran saat Lu Ming bisa menyebut nama putranya padahal dia baru saja memberikan nama itu kepada putra pertamanya ini.

"Bencana seperti apa, Lu Ming? Kerajaan Kamandaria sangat kuat! Tidak mungkin satu naga dapat menghancurkan semuanya!" kata Candaka penuh keyakinan.

"Kamu belum tahu kehebatan Infinity Dragon ini! Menurut ramalan, hanya Pendekar Naga Emas yang dapat menandingi kekuatan naga ini!" ujar Lu Ming.

"Anggap saja aku percaya semua ramalanmu, karena terbukti kalau kamu memang peramal jitu! Bagaimana cara mencegah kedatangan Infinity Dragon ini?" tanya Raja Candaka.

"Tidak ada!" jawab Lu Ming singkat.

"Berarti aku akan kehilangan Mahesa saat usianya mencapai 5 tahun tanpa ada yang bisa dilakukan sama sekali?" tanya Raja Candaka.

"Aku tidak bilang kalau kamu tidak bisa mencegahnya, Raja Candaka! Aku hanya bilang kalau kedatangan Infinity Dragon ke Kamandaria tidak bisa dicegah!" sahut Lu Ming.

“Kamu juga bukan hanya kehilangan Mahesa saat peristiwa ini terjadi, Candaka!” ujar Lu Ming.

“Maksudmu ini apa, Lu Ming? Bicara yang jelas, jangan bertele-tele menyampaikan ramalanmu!” seru Raja Candaka.

“Kerajaan Kamandaria akan hancur juga seiring menghilangnya Mahesa, apabila tidak segera dicegah, Candaka!” sahut Lu Ming.

"Bagaimana cara menolong Mahesa?" tanya Raja Candaka.

"Ramalan hanya mengatakan kalau Pendekar Naga Emas yang bisa mengalahkan Infinity Dragon. tapi sekali lagi, ramalan hanyalah ramalan. Kita yang menentukan jalan hidup kita! Mungkin saja Pendekar Naga BIru bisa menandingi kekuatan Infinity Dragon apabila telah menjadi Pendekar Naga Biru Sakti?" ujar Lu Ming.

"Pendekar Naga Biru Sakti?" tanya Raja Candaka.

"Benar! Kamu bisa menjadi Pendekar Naga Biru terhebat sepanjang masa dengan menjadi Pendekar Naga Biru Sakti! Aku tidak bisa menjelaskan bagaimana caranya kamu mencapainya, karena semua itu adalah jalan pendekarmu!" sahut Lu Ming menyampaikan ramalannya.

“Bagaimana dengan Zhian? Apa dia akan baik-baik saja!” tanya Raja Candaka.

“Aku tidak bisa menyampaikan segala sesuatu yang menyangkut masa depan Zhian padamu, Candaka! Kamu bisa meneruskannya kepada Zhian yang bisa memanipulasi waktu untuk mencapai tujuannya!” sahut Lu Ming.

“Apa yang salah dengan memanipulasi waktu untuk menyelamatkan Kerajaan Kamandaria ini, Lu Ming?” tanya Candaka dengan penuh selidik.

“Zhian tidak boleh menggunakan kemampuan Naga Waktu yang dikuasainya agar tidak terjadi kekacauan waktu di alam semesta!’ ujar Lu Ming.

"Kamu kemana saja selama ini, Lu Ming?" tanya Raja Candaka.

"Biarlah itu menjadi misteri saja, Raja Candaka! Satu hal lagi ... Paduka Raja tidak boleh memberitahukan kedatanganku kepada Zhian juga masalah Infinity Dragon dan Mahesa, karena Zhian adalah Naga Waktu yang bisa mengacaukan segala-galanya demi melindungi putranya!" pesan Lu Ming lagi mengingatkan Candaka.

"Baiklah! Hanya satu permintaanku padamu ... apabila setelah Mahesa berumur 5 tahun, aku sudah tiada maka aku harap Master Lu Ming bisa membimbing Mahesa dan menolongnya dari cengkraman Infinity Dragon! Kamu bisa melakukannya untukku?" pinta Raja Candaka.

"Apapun akan kulakukan untuk menebus kesalahanku terhadap Zhian!" sahut Lu Ming.

“Baguslah! Aku percaya kepadamu!” seru Raja Candaka.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU   139. Akhir Pertempuran Kamandaria

    Pertempuran di Kota Naga Biru Laut yang tadinya dikhawatirkan akan berlangsung sengit, ternyata selesai dengan lebih cepat.Gandar akhirnya memutuskan untuk menyerang armada kapal Benua Timur untuk memberi efek jera kepada Kaisar Xian Ming agar tidak lagi berambisi untuk menguasai Benua Kamandaria dan juga terutama Kerajaan Malaka.Seluruh kapal tempur Kerajaan Malaka menyerang habis-habisan kapal-kapal Benua Timur. Bunyi dentuman dan ledakan serta terlihat kobaran api di mana-mana menunjukkan betapa dasyat dan kejamnya sebuah pertempuran yang harus mengorbankan banyak nyawa.Sementara itu pertarungan antara Rinjani dan Jayanti juga selesai dengan perginya Iblis Naga Biru meninggalkan pertarungan mereka begitu melihat kehancuran kapal-kapal tempur Benua Timur."Selamat tinggal, Rinjani! Semoga kamu bisa membahagiakan Kanda Candaka! Aku akan pergi dari Kamandaria untuk selama-lamanya!" ucap Jayanti sambil lenyap begitu saja dari hadapan Rinjani.Rinjani juga tidak memiliki niat lagi be

  • PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU   138. Pertempuran Kota Naga Biru (VI) - Gandar vs Long Wan

    Naga Emas Gandar meluncur di dalam air dengan kecepatan tinggi menerjang Naga Long Wan yang sedang mengejar Naga Air Rinjani hingga terpental beberapa meter.Naga Long Wan yang merasa terganggu oleh Gandar langsung berbali dan mulai menerjang balik Naga Emas Gandar yang telah menerjangnya tadi.Tubuh Naga Emas Gandar terdorong oleh terjangan Naga Long Wan ini tapi Naga Emas tidak menyerah begitu saja.Dia berbalik dengan cepat menerjang tubuh Naga Long Wan yang besar sampai terjatuh ke dasar samudra.Naga Long Wan yang terjatuh langsung bangkit kembali dan menerjang dengan cepat ke arah Naga Emas Gandar tanpa bisa dihindarinya. Tubuhnya langsung terpental lagi dengan sedikit luka akibat kuku tajam dari Naga Long Wan.Pertarungan antara Naga Long Wan melawan Naga Emas Gandar masih berlangsung sengit. Belum tampak siapa yang akan menjadi pemenangnya.Naga Long Wan yang bertubuh besar dengan ekor panjangnya yang tajam bergerak berusaha menusuk tubuh Naga Emas Gandar. Tapi kulit dan sisi

  • PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU   137. Pertempuran Kota Naga Biru (V) - Rinjani vs Jayanti

    "Ternyata Iblis Naga Biru tidak memiliki pengikut ... hanya sendiri saja membawa prajurit emas yang sudah pernah kami kalahkan!' ejek Rinjani. Kesempatan bagi Rinjani menumpahkan segala kekesalannya. Tadinya dia mendukung Candaka untuk mencari Jayanti dan mengangkatnya menjadi Ratu keempat Kamandaria, tapi begitu melihat sikap Jayanti, tidak ada lagi rasasungkan di hati Rinjani."Tidak perlu pengikut kalau hanya ingin mengalahkanmu! Aku ingin tahu, seberapa hebat Dewi Racun yang berhasil memikat Pendekar Naga Biru!" balas Jayanti.Naga Merah Swantara berukuran lebih besar daripada Iblis Naga Biru, tapi untuk kecepatan masih unggul Iblis Naga Biru."Sudah cukup kekacauan yang kamu timbulkan, Iblis Naga Biru! Bekerja sama dengan bangsa asing untuk menjajah negeri sendiri sangat tidak bisa diampuni!" ujar Rinjani."Masih mending aku daripada dirimu, perebut kekasih orang!" tuduh Jayanti yang langsung menekan Rinjani dengan aura kegelapan miliknya."Cuih! Siapa yang merebut kekasihmu? Kau

  • PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU   136. Pertempuran Kota Naga Emas (IV) - Sahabat

    TRAAANG!Saat Kanaya yang tidak berdaya pasrah dengan nasibnya, mendadak puluhan anak panah yang turun dari atas langit terpental jauh dan tidak mengenai tubuh Kanaya.Bahkan Kubilai juga terpaksa melepaskan golok emas kembarnya saat dirinya diserang oleh beberapa sosok yang bergerak sangat cepat. AAARRRGGGH!Teriakan Kubilai yang terluka sungguh mengejutkan Kanaya. Bukan hanya dirinya yang lepas dari ancaman maut anak panah tapi Kubilai juga terpaksa melepaskan jepitan golok emas kembar pada Pedang Petir-nya karena tubuhnya terluka oleh sabetan prdang."Siapa yang membantuku? Gerakannya cepat sekali!" batin Kanaya yang merasa bersyukur masih bisa selamat saat nyawanya sudah di ujung tanduk.Saat ketiga bayangan ini menampakkan wujud aslinya barulah Kanaya mengenali beberapa di anataranya. "Isyana? Gayatri?" ujarnya pada kedua gadis yang masing-masing memegang pedang dan tongkat. Kanaya tidak mengenali pria yang bersama mereka. "Aku, Brahmana ... aku datang atas undangan Ratu Rinjan

  • PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU   135. Pertempuran Kota Naga Biru (IV) - Candaka vs Xian Ming

    Kaisar Xian Ming berdiri gagah dengan pakaian bertarungnya setelah melepaskan jubah emas kekaisarannya. "Kamu terlalu lemah, Candaka! Untuk menjadi pemimpin sejati, kita harus mengorbankan semua yang kita kasihi dan sayangi! Tidak boleh ada kelemahan sedikit-pun yang bisa dimanfaatkan oleh lawan kita!" seru Kaisar Xian Ming.Raja Candaka tidak kalah gagahnya berdiri di hadapan Kaisar Xian Ming. "Kamu yang salah, Xian Ming! Pemimpin sejati tidak akan mengorbankan sanak saudara dan sahabatnya. Pemimpin sejati selalu mengutamakan kepentingan orang lain di atas kepentingannya sendiri! Kamu menghancurkan satu benua hanya untuk mempermudahmu melintas? Sungguh kaisar yang tidak layak menduduki tahta kerajaan!"Sindiran Candaka membuat marah Kaisar Xian Ming. "Tahu apa kau tentang menjadi pemimpin? Kamu sudah ditakdirkan menjadi Raja bahkan sejak kau terlahir sebagai anak naga! Seharusnya hanya Kaisar yang bisa dianggap sebagai anak naga, penerus tahta kerajaan! Aku berjuang agar mampu menjad

  • PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU   134. Pertempuran Kota Naga Emas (III) - Siasat Xian Shung

    GWAAARRR ...!!! Belasan Naga Wrath terbang di atas kerumunan kapal tempur Benua Timur dan membakar habis beberapa kapal dengan prajurit di dalamnya yang berlarian dengan kondisi tubuh terbakar melompat ke dalam lautan. Terlihat Naga Biru yang terbang meliuk-liuk dengan indahnya turut menyemburkan api ke kapal tempur Benua Timur. Namun, berbeda dengan Naga Wrath yang menyembur tanpa belas kasihan, untuk Naga Biru ini melakukannya dengan raungan terlebih dahulu untuk memberi kesempatan prajurit Benua Timur melompat ke laut barulah dia menyemburkan api membakar kapal tempur mereka. Teriakan menyayat hati terdengar dari ratusan prajurit yang terbakar hidup-hidup oleh semburan api naga Wrath. Suasana di perairan Kota Naga Emas sudah mirip kobaran api dengan banyak kapal yang terbakar. Sepertinya kemenangan akan diraih dengan mudah, tapi Zhu Fei terlalu menganggap remeh Panglima Xian Shung. KWAAAK! Tiba-tiba terdengar teriakan dari beberapa Naga Wrath yang terjatuh ke dasar lautan. Nag

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status