Share

12. Gerbang Sembilan Naga Langit

Candaka benar-benar terkejut dengan penjelasan Moghul mengenai kekuatan baru yang saat ini berada di antara Kota Naga Biru dan Dusun Penyamun.

"Kekuatan mereka sangat besar, Candaka! Kenapa kejadian besar ini bisa luput dari perhatian kerajaan?" tanya Moghul.

Setelah beberapa lama menenangkan diri, akhirnya Moghul memutuskan untuk menceritakan semuanya kepada Candaka dan Rinjani.

"Siapa sebenarnya penghuni Sekte Sembilan Naga Langit ini?" tanya Rinjani.

"Katanya mereka ini berasal dari Langit dan merupakan keturunan Naga, yang turun ke Kamandaria untuk memantau perkembangan dunia persilatan dan dunia naga di negeri ini!" ujar Moghul.

"Kamu pernah bertemu mereka?" tanya Candaka.

"Salah satu utusan mereka berjulukan Naga Timur pernah mendatangi Kota Naga Biru. Naga Timur ini bahkan mengancamku agar tidak menganggu keberadaan mereka agar Kota Naga Biru ini aman dari gangguan mereka!" jelas Moghul.

"Apa sebenarnya tujuan Sekte Sembilan Naga langit ini? Kenapa keberadaan mereka luput dari penglihatanku ya?' ujar Rinjani.

"Kalian belum mengatakan maksud kalian mengunjungiku? Tidak mungkin Raja dan Ratu Kamandaria mengunjungiku tanpa ada tujuan." ujar moghul berterus terang.

"Sebenarnya aku dan Rinjani sedang menuju ke suatu tempat yang jauh. Kebetulan kami sudah lama tidak berpetualang di dunia persilatan, jadi kami mengambil jalur darat yang sedikit berbahaya."

"Itu tidak menjelaskan alasanmu mengunjungiku, Candaka."

"Tunggu dulu ... biarkan aku selesai menceritakan pengalaman kami terlebih dahulu!" ujar Candaka.

"Baik! Silahkan saudaraku!"

"Kamu tahu Kota Seribu Wajah yang tidak jauh dari sini?" tanya Candaka.

"Aku tahu! Kota itu konon dihuni naga yang sangat sakti beserta beberapa Ruh Naga di dalam Kota Tersembunyi yang berada di dalam Kota Seribu Wajah itu! Apa yang terjadi dengan kota yang sangat ketat dan sakti itu?" tanya Moghul.

"Kota Seribu Wajah dan Kota Tersembunyi sekarang kosong melompong tanpa ada satu penghuni pun di dalamnya. Bahkan Naga Jingga yang menjadi penghuni Kota Tersembunyi juga ikut lenyap. Aku tidak tidak tahu apa yang terjadi padanya."

"Serius kamu, Can?" tanya Moghul yang langsung penasaran dengan ucapan Candaka.

"Kanda tidak bohong, jika itu maksudmu!" kata Rinjani denga ketus.

"Bukan maksudku mengatakan kalau Candaka berbohong tapi kota itu sangat sakti. Penghuninya semuanya berasal dari golongan yang sakti. Jadi, sangat membingungkan apabila mereka semuanya lenyap tak berbekas dari kota itu!" ujar Moghul.

"Aku juga bingung dengan kejadian di kota itu, makanya aku ingin mennayakannya padamu. Kota Naga Biru ini tidak jauh dari Kota Seribu Wajah, jadi mungkin saja kamu tahu kejadian yang menimpa kota itu. aku sedang mencari Naga Jingga karena suatu keperluan."

Moghul menggelengkan kepalanya.

"Aku juga baru tahu informasi ini darimu, Can! Apa mungkin semua ini ulah dari Sekte Gerbang Sembilan Naga Langit?" kata Moghul menduga-duga.

"Kamu yakin kalau mereka yang telah mengacau di Kota Tersembunyi yang dihuni Naga Jingga?" tanya Candaka.

"Aku tidak tahu pasti! Kalau bukan mereka, siapa lagi yang memiliki kekuatan begitu besar untuk membuat sebuah kota yang besar menjadi kota mati?" tanya Moghul.

"Apa benar kalau mereka begitu hebat? Bahkan Naga Jingga juga kalah darinya? Sangat tidak masuk akal! Berasal darimana sebenarnya Sekte Gerbang Sembilan Naga Langit ini? Kenapa mereka turun ke dunia ini untuk mengacau di sini?" tanya Candaka.

"Sepertinya mereka ingin menguasai dunia kitaini, Candaka! Naga Timur hanya salah satu dari Sembilan Naga Langit yang bertujuan memperbudak manusia di Bumi Karimun ini!" ujar Moghul.

"Kamu tahu dari mana kalau mereka hendak memperbudak manusia di semesta ini?" tanya Rinjani.

"Naga Timur pernah menyinggung tentang manusia tingkat rendah yang tidak pantas di sebut ahli bela diri, seperti pendekar! Tapi, mereka menyebut kalau hnya Pendekar Naga Biru yang istimewa yang bisa disetarakan dengan keahlian bela diri merekadi Dunia Atas! Itu yang membuatku tidak menjemputmu di gerbang kota, Candaka! Aku khawatir kalau Naga Timur menyangka kalau aku bersekongkol denganmu untuk mengusik keberadaan Gerbang Sembilan Naga langit ini."

"Mereka tidak bisa dibiarkan begitu saja menginjak-injak kita di dunia ini! Aku akan membuat perhitungan dengan mereka!" seru Rinjani dengan amarah yang meluap.

"Naga Timur hanya salah satu dari sembilan pemimpin sekte ini. Kita masih belum tahu kekuatannya yang sebenarnya. Apakah dia hanya Kultivator dari Dunia Atas, atau dia merupakan Naga dari Dunia Atas yang telah mencapai kultivasi naga? Lebih baik kita tidak mengusik mereka terlebih dahulu, Adinda Rin ... masih banyak bahaya yang harus kita hadapi termasuk Kaisar Xian Ming yang tengah berencana menyerang Kamandaria."

Candaka berusaha meredakan kemarahan Rinjani agar tidak bertindak gegabah yang dapat mempercepat rencana sekte Gerbang Sembilan Naga langit ini untuk menguasai Bumi Karimun termasuk Kamandaria.

"Bukannya sangat berbahaya apabila mereka dibiarkan bertindak seenaknya saja di Kamandaria ini, Kanda?" tanya Rinjani yang heran dengan Candaka.

"Kita harus mengumpulkan kekuatan dahulu untuk melawan mereka. Aku rasa mereka tidak akan bertindak secepat ini! Lebih baik kita memantau pergerakan sekte ini dahulu sebelum memutuskan untuk menyerang Naga Timur. Apabilakita menyerangnya, belum tentu kemenangan ada di pihak kita karena kita belum mengetahui kekuatan Naga Timur ini yang sebenarnya."

"Aku sependapat dengan paduka Raja Candaka, Permaisuri Ratu!" sambung Moghul.

"Kamu itu, sebentar panggil Candaka, sebentar panggil Paduka Raja! Sebentar panggil aku Permaisuri, sebentar panggil aku Ratu!" gerutu Rinjani memendam kekesalan.

Moghul jadi serba salah melihat kerisauan Rinjani yang dilampiaskan kepada dirinya.

Candaka tahu perasaan Rinjani yang kesal dan marah karena tidak diijinkan bertindak oleh dirinya, tapi Candaka khawatir dengan kehidupan manusia di semesta Bumi Karimun ini apabila Rinjani bertindak gegabah untuk menyerang Naga Timur.

Kalaupun mereka berhasil memukul mundur Naga Timur, akan datang delapan Naga Langit lainnya yang lebih kuat daripada Naga Timur untuk membuat kekacauan di Kamandaria ini.

"Jadi, bagaimana rencanamu untuk masalah yang sangat besar ini, Kanda?" tanya Rinjani.

"Menurutku lebih baik kita berdiam diri dahulu, karena kita masih belum tahu rencana sekte Gerbang Sembilan Naga Langit ini sebenarnya. Kalau kita salah menilai mereka, maka petempuran akbar akan terjadi antara Dunia Atas dengan Dunia Bawah, yang mengakibatkan kehancuran yang sangat besar bagi semesta ini. Mungkin saja mereka hanya ingin berada di Dunia Bawah tanpa diusik siapapun, seperti ancaman Naga Timur terhadap Moghul? Untuk saat ini kita berasumsi seperti itu dahulu, agar tidak gegabah dalam bertindak."

"Apa Naga Timur ini sering membuat masalah dengan Kota Naga Biru?" tanya Rinjani kepada Moghul.

"Tidak, Permaisuri ... eh Ratu!' jawab Moghul serba salah.

"Berarti kita masih belum mengetahui tujuan mereka yang sebenarnya, Adinda! Ucapan Moghul tadi hanyalah dugaan belaka karena melihat kekuatan yang besar dari Gerbang Sembilan Naga Langit ini!" seru Candaka.

"Apa kamu tahu persis dimana lokasi sekte Gerbang Sembilan Naga Langit ini, Moghul?" tanya Rinjani.

"Mereka sepertinya menempati sebuah dusun kosong yang telah ditinggalkan penghuninya, tidak jauh dari kota ini. Tapi, mereka juga membangun semacam perisai cahaya untuk melindungi keberadaan markas mereka. Aku pernah ke sana, tapi tidak diijinkan masuk!" jelas Moghul.

"Berarti jalan kita terhambat, Kanda!" ujar Rinjani.

"Mereka menempati Dusun Penyamun yang telah ditinggalkan Cakrabuana. Semua penghuni Dusun Penyamun sudah pindah ke Kota Nusa di Nusantara," jelas Candaka.

"Kalian hendak kemana?" tanya Moghul. "Aku bisa siapkan kapal untuk kalian agar bisa melewati markas Sekte Gerbang Sembilan Naga Langit ini!"

"Kamu punya kapal sekarang, Moghul?" tanya Candaka. "Kota ini tidak berada di tepi laut, bagaimana caranya kamu bisa memiliki kapal?" tanya Candaka.

"Kamu lihat sungai buatan yang mengalir di tengah-tengah kota ini, serta perahu yang lalu lalang membawa barang dagangan?" tanya Moghul.

"Jadi, sungai buatan ini menuju ke arah lautan tempat kapal milikmu bersandar? Apa jauh dari sini?" tanya Candaka.

"Aku juga sudah membangun Kota Naga Biru Laut di pinggir pantai yang terdapat dermaga untuk berlabuh kapal-kapal besar milikku, baik kapal dagang ataupun kapal tempur!" jelas Moghul.

"Kamu memiliki kapal tempur juga? Hebat sekali! Boleh kami melihat Kota Naga Biru Baru ini?" tanya Candaka.

"Kanda ... bukannya kamu harus segera menemukan Kitab Naga Ungu?" kaa Rinjani memperingatkan Candaka tentang tujuan awal mereka.

"Kamu tidak penasaran dengan kota baru yang dibangun Moghul? Mungkin saja ada beberapa informasi di sana yang bisa kita gunakan, karena pastinya di Kota Naga Biru Laut ini banyak pendatang dari luar kota ataupun daerah!" ujar Candaka meminta ijin Rinjani.

"Baiklah, aku juga penasaran dengan kota perdagangan yang kamu bangun ini, Moghul! Semua ini luput dari pengamatan kami di Istana Kerajaan!" 

Candaka berteriak kegirangan begitu Rinjani memberikan ijin untuk melihat kota peradagangan yang sudah maju di lepas pantai Kamandaria ini.

"Kita ke sana naik apa?" tanya Candaka.

"Kalian hendak naik apa? Bisa naik perahu lewat jalur sungai, atau kalian hendak ke sana dengan Kuda Sembrani?" tawar Moghul.

"Kamu punya Kuda Sembrani?" tanya Candaka.

Setahu Candaka, hanya Cakrabuana yang memiliki Kuda Sembrani ini saat dia mengunjungi Dusun Penyamun.

"Kuda Sembrani ini telantar saat dusun di dekat kota ini dikosongkan, jadi aku menampung mereka!" sahut Moghul yang sontak membuat Candaka terkejut.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status