Share

11. Ada Apa dengan Moghul?

"Kita kemana Kanda?" tanya Rinjani, setelah mereka keluar dari Kota Seribu Wajah.

"Aku akan mengunjungi saudara angkatku, Moghul di Kota Naga Biru! Dia tidak ingin menjabat di istana kerajaan, dan memilih kembali ke kota tempat tinggalnya untuk membangun Kota Naga Biru!" sahut Candaka.

"Kamu terlalu baik padanya, Kanda! Dia tidak membantumu sama sekali saat berhadapan dengan Raja Iblis Naga Hitam!" seru Rinjani penuh kekesalan.

"Wajar dia tidak membantuku, Adinda Rin! Penduduk kota bisa dihukum mati oleh Arkadewi saat itu apabila Moghul bergabung dengan aliansi kita melawan kerajaan!" kata Candaka memberikan alasannya.

"Seharusnya dia membantumu, apapun resikonya! Kalian ini bersaudara!" tegas Rinjani, tetap tidak menerima alasan Candaka.

"Aku juga ingin menanyakan padanya tentang kejadian aneh di Kota Seribu Wajah, mungkin Moghul mengetahui kejadian yang menimpa kota itu!" ujar Candaka.

*****

Kota Naga Biru benar-benar berkembang sangat pesat di bawah pimpinan Moghul selaku walikota kota ini.

Moghul bahkan memiliki ratusan pengawal yang menjaga gerbang kota serta disebar ke berbagai titik pengamatan di luar Kota Naga Biru.

Tidak heran kalau kedatangan Candaka sudah diketahui oleh Moghul saat Raja Kamandaria ini sampai di gerbang kota.

"Silahkan masuk, Tuan Candaka! Walikota Moghul sudah menunggumu di Balai Kota!" sambut pengawal yang menjaga gerbang tanpa menanyakan identitasCandaka sama sekali.

"Hebat sekali, Moghul ini ... aku baru sampai di kotanya tapi dia sudah tahu kedatanganku! Bagusnya dia tidak menyebut kalau aku ini Raja di hadapan pengawalnya," ujar Candaka.

"Kenapa dia tidak menyambutmu sendiri? Kan dia tahu kalau Kanda itu Raja Kamandaria!" seru Rinjani agak ketus.

"Kamu kenapa sih, Adinda Rin? Kok kamu dendam sekali sama Moghul? Kan sudah aku bilang kalau dia tidak membantuku saat itu karena ada sebabnya! aku sudah memakluminya kok!" ujar Candaka.

"Seharusnya dia menyambutmu ... bukan hanya mengandalkan pengawal kotasaja! kamu itu Raja Kamandaria, Kanda! Kota Naga Biru berada di wilayah Kamandaria! Seharusnya dia tahu tat krama dan kesopanan dengan menyambut sendiri Kanda di depan gerbang kota! Kecuali kalau memang dia tidak tahu kedatangan Kanda, aku masih bisa memakluminya!" seru Rinjani dengan wajah penuh kekesalan.

"Sudah ya ... jangan marah-marah terus! Katanya mau cari suasana baru ... tapi marah-marah terus!" kata Candaka mencoba menenangkan Rinjani agar tidak terjadi konflik dengan Moghul nantinya.

"Kota Naga Biru ini maju sekali, Kanda!" ujar Rinjani saat mereka berjalan masuk ke pusat kota.

Rinjani mulai melupakan kekesalannya terhadap Moghul begitu merasakan kota yang sangat ramai dan lengkap, tapi bersih.

Tidak seperti Kota Naga Emas yang masih memiliki daerah kumuh disalah satu distrik, Kota Naga Biru benar-benar kota yang bebas kemiskinan.

Semua warga kota ini hidup makmur dan sejahtera.

Perdagangan juga terlihat sangat lancar di Kota Naga Biru.

Keamanannya sungguh luar biasa, melampaui Kota Naga Emas.

Tiap sudut kota pasti ditempatkan pengawal untuk memantau aktivitas warga.

Candaka menolak tawaran pengawal gerbang untuk mengantarnya ke Balai Kota, karena dia tahu persis posisi Balai Kota ini saat melawan Drago, ketika kota ini masih bernama Kota Para Pendekar dan Kota Kegelapan.

Saat itu, Candaka bersama teman-teman pendekarnya berhasil melepaskan Kota Kegelapan ini dari cengkraman Drago, yang berusaha menguasai kota dan menjadikan warga kota ini sebagai pasukan Human Warriornya.

Balai Kota tampak megah sekarang dibandingkan sebelumnya.

Moghul benar-benar membangun Kota Naga Biru ini dengan sempurna.

*****

"Selamat datang saudaraku, Raja Kamandaria!" sapa Moghul yang sudah menunggu Candaka di luar Balai Kota.

"Hahaha ... Saudara Moghul, kamu tampak makin gagah saja!" seru Candaka yang langsung berjabat tangan dan memeluk saudara angkatnya ini.

"Kalau tahu datang bersama permaisuri, tadi aku pergi menyambutmu, Paduka!" sahut Moghul.

"Kamu tidak mendapat informasi kalau Permaisuri Rinjani ikut bersamaku?" tanya Candaka.

"Tidak! Pengawalku hanya melaporkan adanya pengelana yang ciri-cirinya mirip denganmu! Mereka pernah melihatmu saat kita melawan Drago! Tapi, mereka belum pernah melihat Ratu Kamandaria! Selamat datang Permaisuri ... maaf kalau aku tidak menyambut permaisuri di gerbang kota!" seru Moghul.

Sapaan sopan Moghul membuat kemarahan Rinjani sedikit mereda.

"Kenapa kamu tidak menyambut Kanda Candaka kalau dia datang sendirian?" tanya Rinjani penasaran.

"Candaka pernah bilang kalau dia sebenarnya tidak ingin menjadi Raja, jadi aku pikir untuk membiarkan saudaraku ini mendatangiku saja seperti pendekar biasa!" jelas Moghul.

Sikap Rinjani mulai melunak setelah mendengar penjelasan Moghul.

"Ada satu lagi pertanyaanku ... kenapa kamu tidak turut serta membantu Kanda untuk menumbangkan Iblis Naga Hitam? Kanda bilang kalau kamu cemas warga Kota Naga Biru akan disiksa oleh Arkadewi kalau kamu ikut membantu Kanda, tapi kamu kan bisa saja ikut membantu Kanda tanpa ketahuan kalau kamu adalah pemimpin Kota Naga Biru!"

Pertanyaan ketus Rinjani sungguh mengejutkan Candaka.

Dia khawatir Moghul menjadi marah, dan membuat persaudaraan mereka menjadi buruk.

Moghul hanya tersenyum mendengar pertanyaan ketus Rinjani.

"Wajar kalau permaisuri marah terhadapku. Aku memang bisa dibilang peengecut karena tidak ikut serta membantu Candaka, tapi ada kejadian di Kota Naga Biru saat itu yang membuatku tidak bisa meninggalkan Kota Naga Biru. Mungkin bagi permaisuri ini hanya alasanku saja, tapi aku berani bersumpah kalau memang aku tidak bisa meninggalkan kota ini walaupun hatiku menginginkannya!" jelas Moghul.

"Sudahlah Adinda Rin ... toh kita suah memenangkan pertempuran dengan Iblis Naga Hitam dan Arkadewi, jadi lupakan saja masa lalu tentang Moghul ini ya?" kata Candaka dengan lembut menghibur hati Rinjani yang masih kesal.

"Aku juga dengan tulus minta maaf terhadap ratu Rinjani atas perbuatanku yang tidak mengutamakan persaudaraan, tapi suatu saat Ratu akan mengetahui sendiri alasanku saat itu tidak bisa membantu Candaka."

Ucapan Moghul yang terlihat tulus dan jujur membuat Rinjani tidak mempermasalahkan lagi keejadian masa lalu yang membuatnya kesal sampai sekarang.

"Baiklah ... aku tidak akan mempermasalahkannya lagi!" ujar Rinjani.

Hati Candaka langsung tenang mendengar janji Rinjani.

Kekejaman Rinjani sangat terkenal di dunia persilatan sebelum permaisuri cantik ini mengenal Candaka. saat bersama Candaka, barulah sedikit demi sedikit kekejaman Dewi Racun ini mereda.

"Terima kasih atas pengertian Ratu," kata Moghul sambil menghaturkan hormat.

"Apa aku boleh tahu kejadian apa yang menimpa Kota Naga Biru ini, Moghul? sebagai saudaramu apalagi aku ini Raja maka aku bisa menyelesaikansemua masalahmu yang menyangkut negeri ini."

Candaka yang penasaran mencoba mengorek informasi dari Moghul yang masih saja menyimpan rahasia tentang kejadian di Kota Naga Biru ini.

"Aku ingin kamu berjanji untuk tidak mengusik orang-orang yang telah membuatku tidak bisa pergi dari Kota Naga Biru ini, Candaka!" ujar Moghul.

"Ada apa sebenarnya, Moghul? Aku tidak pernah melihatmu setakut ini? Bahkan saat meenghadapi Drago dengan pasukan kegelapannya, kamu tidak gentar sedikitpun padahal Drago adalah naga yang bisa membakar habis kota ini!"

Tentu saja Canda sedikit heran dengan sikap Moghul yang terkesan takut terhadap sesuatu yang dirahasiakan darinya, padahal situaasi Kamandaria saat ini aman sentosa.

"Mereka lebih mengerikan daripada Drago, Candaka."

Moghul menundukkan wajahnya seakan menyesali sesuatu yang telah terjadi.

"Siapa sebenarnya mereka? kenapa kamu takut sekali dengan mereka?" tanya Candaka.

"Apa yang membuatmu ketakutan begini, Moghul?" tanya Rinjani yang merasakan tubuh Moghul sedikit gemetaran.

"Mereka itu bukan manusia, Candaka! Mereka bagaikan dewa atau iblis yang turun dari langit!" seru Moghul.

Suara Moghul yanga agak gemetaaran membuat Caandaka sedikit heran dengan sikap saudaranya ini. Keriangan Moghul sekan hilang begitu saja oleh sosok yang sangat menakutkan baginya ini.

"Siapa yang bukan manusia, Moghul? Ada apa denganmu? Kenapa kamu bisa ketakutan oleh sekelompok orang yang tidak jelas begini?' tanya Candaka.

Moghul tidak menjawab pertanyaan Candaka, dan hanya menundukkan kepalanya saja.

Sikap Moghul yang agak aneh ini juga membuat Rinjani penasaran dengannya.

"Apa itu juga yang membuatmu tidak menyambut Kanda di gerbang kota?" tanya Rinjani.

"Aku ..."

Moghul tidak bisa berkata-kata dan hanya menundukkan kepalanya saja tanpa melihat ke arah Candaka ataupun Rinjani.

Candaka memberi isyarat kepada Rinjani untuk membiarkan Moghul menenangkan dirinya terlebih dahulu tanpa dicecar oleh berbagai pertanyaan.

"Ada apa dengan Moghul?" tanya Rinjani kepada Candaka.

"Aku juga tidak tahu! Sepertinya dia ketakutan oleh sesuatu atau sosok yang masih dirahasiakannya, yang disebutnya sebagai sekelompok dewa atau iblis yang turun ke dunia ini! Aku tidak percaya ada dewa yag jahat seperti itu, kalau iblis masih memungkinkan! Apa aAdinda pernah mendengar tentang kelompok yang dikatakan Moghul? Biasanya Adinda mempunyai informasi yang sangat akurat mengenai situasi di seluruh Kamandaria ini."

Candaka sangat mengharapkan adanya penjelasan dari Rinjani mengenai masalah yang menimpa Moghul ini. Informasi dari Rinjani sangat bisa diandalkan olehnya.

"Aku tidak tahu, Kanda! Aku baru mendengar kalau ada sekelompok dewa atau iblis yang turun ke dunai seperti yang dikatakan Moghul ini. Tapi aku janji akan menyelidikinya, Kanda!" 

Rinjani juga penasaran dengan kejadian besar yang lolos dari pengamatannya selama ini.

"Sepertinya aku sudah terlalu lama berada di dalam istana, sehingga kemampuanku berkurang banyak!" ujar Rinjani dalam hatinya.

 

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status