Share

Bab 157

Author: Piemar
last update Last Updated: 2025-10-04 17:33:52

Ana tahu, jika keadaan memanas, perang kecil bisa saja terjadi. Ia tidak mau sampai ada korban hanya karena dirinya.

Dalam sekejap, ia menyentuh pundak pamannya dari belakang. Sentuhan itu membuat Cedric menoleh cepat, tapi Ana menggeleng pelan. “Paman, izinkan aku.”

‘Tidak, Ana, apa yang kaulakukan?’ batin Cedric.

Ana melangkah maju kendati jantungnya berdegup kencang. Tubuhnya tegak dan matanya tenang.

“Bagus, berani sekali kau gadis kecil,” ucap Seraphina tersenyum penuh kemenangan. “Sudah seharusnya kau menyerahkan diri,”

Seraphina menatap dengan sorot menang, yakin gadis itu telah menyerah.

Suara derap langkah kaki kuda terdengar cukup nyaring. Sejumlah pasukan berjubah kepala singa mendekat. Mereka bahkan sudah siap dengan pedang yang terhunus.

Kini dua pasukan berhadapan. Pasukan berbaju zirah dari Velmont Raya dan pasukan Ravensel yang bertugas menjaga Ana.

Seraphina terkekeh melihat betapa setianya pasukan Ravensel menjaga gadis itu. Wanita itu mengangkat segel kerajaan d
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • PUTRI YANG TERTUKAR   Bab 158

    Tangan Ana gemetar saat membuka gulungan perkamen bersegel kerajaan Ravensel. Hatinya membuncah dan dadanya bergetar hebat. Ia menatap ayahnya lalu menatap gulungan yang digenggamnya bergantian.Seolah memahami isi hati putrinya, Rowan meninggalkan kamar itu.Ana menaruh gulungan itu di dekat meja di mana di sampingnya, beberapa lilin menyala terang.Ia memejamkan matanya, menghidu aroma samar yang tertinggal dalam ingatannya sebelum membukanya. “Pangeran, kau mengingatkku,” gumamnya.[Teruntuk Ana Merwin,Atau yang kusebut sebagai wanitaku.Aku tidak tahu apakah surat ini akan sampai padamu sebelum bulan berganti. Namun aku ingin kau tahu, aku menulis ini bukan sebagai seorang pangeran Ravensel, melainkan sebagai seorang pria yang begitu merindukan kekasihnya.Kau tahu, aku tidak pandai merangkai untaian kata. Kau hanya perlu tahu satu hal. Setiap malam aku memandang bulan, menatap dan menyapanya. Aku berharap bulan itu adalah dirimu. Aku berharap kau baik-baik saja di sana. Setela

  • PUTRI YANG TERTUKAR   Bab 157

    Ana tahu, jika keadaan memanas, perang kecil bisa saja terjadi. Ia tidak mau sampai ada korban hanya karena dirinya.Dalam sekejap, ia menyentuh pundak pamannya dari belakang. Sentuhan itu membuat Cedric menoleh cepat, tapi Ana menggeleng pelan. “Paman, izinkan aku.”‘Tidak, Ana, apa yang kaulakukan?’ batin Cedric. Ana melangkah maju kendati jantungnya berdegup kencang. Tubuhnya tegak dan matanya tenang. “Bagus, berani sekali kau gadis kecil,” ucap Seraphina tersenyum penuh kemenangan. “Sudah seharusnya kau menyerahkan diri,”Seraphina menatap dengan sorot menang, yakin gadis itu telah menyerah. Suara derap langkah kaki kuda terdengar cukup nyaring. Sejumlah pasukan berjubah kepala singa mendekat. Mereka bahkan sudah siap dengan pedang yang terhunus. Kini dua pasukan berhadapan. Pasukan berbaju zirah dari Velmont Raya dan pasukan Ravensel yang bertugas menjaga Ana.Seraphina terkekeh melihat betapa setianya pasukan Ravensel menjaga gadis itu. Wanita itu mengangkat segel kerajaan d

  • PUTRI YANG TERTUKAR   Bab 156

    Ana nyaris menjatuhkan pedangnya tatkala melihat siapa sosok yang datang. Sorot matanya sempat menajam, lalu mengerjap. Tubuhnya bergetar hebat. Peluh membanjiri pelipisnya. Kepalanya menunduk dalam. Semoga ini hanyalah ilusi semata.‘Semoga ini hanya mimpi belaka,’ batinnya.Namun suara derap langkah kaki kuda disertai sapuan debu tampak di depan mata. Sosok itu menunggangi kuda berwarna putih berbulu halus dan gagah. Penunggangnya seorang wanita cantik dalam balutan gaun berkuda panjang berwarna hitam keunguan berbahan beludru tebal yang tetap membentuk siluet di tubuhnya. Sebuah mantel kulit berlapis bulu serigala putih melingkari leher jenjangnya. Sebuah mahkota kecil berwarna hitam bertengger di kepalanya, cukup menandakan bahwa ia adalah penguasa seluruh Velmont. Wanita itu ternyata bukan seorang wanita cantik yang manja dan hanya ongkang-ongkang kaki di singgasana, mendampingi sang raja. Wanita itu adalah Ratu Seraphina. Ia datang dengan pasukan berbaju zirah.“Berani sekali

  • PUTRI YANG TERTUKAR   Bab 155

    “Tuan.” Satu kata yang keluar dari bibir Ana. Nafasnya tersengal. Keringat membasahi wajahnya. Ia duduk dengan menekuk lututnya di atas ranjang. Ia mengalami mimpi buruk tentang Leon.“Tuan, apa kau baik-baik saja?” gumamnya dengan nafas yang masih terengah-engah.Suara derit pintu terdengar. Ketukan berima menggema. “Nona, apa kau baik-baik saja?”Luca bertanya di balik pintu dengan nada khawatir. Pria itu memang mendengar suara jerit kecil Ana.Ana mendesah pelan lalu menjawab cepat. “Aku baik, Luca. Aku hanya mimpi buruk.”Gadis itu menurunkan kakinya. Ia hanya menjawab Luca di balik pintu. Tangannya menggenggam liontin di balik dadanya. Semoga bukan firasat buruk.“Nona, kalau Anda butuh sesuatu, katakan padaku,” lanjut Luca menatap pintu dengan raut tegas. Ia harus menjaga gadis itu seperti ia menjaga tuannya, Rowan Wendsley.Ana menarik nafas dalam lalu mengembuskannya perlahan. Kesadarannya masih belum pulih. Bayang-bayang mimpi buruknya berkelindan di kepalanya. Ia menggeleng

  • PUTRI YANG TERTUKAR   Bab 154

    “Leon, jawab! Di mana Putri Clarissa?” tanya Raja Edric untuk ke dua kalinya.“Aku tidak pergi ke istana Velmont, Yang Mulia,” jawab Leon dengan tegas.Semua bangsawan yang berada di sana terdiam. Lord Mervyn tersenyum tipis.Raja Edric menatap tajam putranya. “Apa maksudmu, Leon? Kau mau mengorbankan rakyat kita untuk perang?”Suara pria bersurai kinantan itu menggelegar. Tak percaya, jika putra sulung–putra yang satu-satunya ia andalkan bisa mengkhianatinya.Leon menghela nafas panjang. “Aku tak sebodoh itu Yang Mulia. Aku tak mungkin mengorbankan rakyatku. Justru aku sedang berjuang untuk rakyat kita. Aku berjuang agar perekonomian kita baik. Tidak ada rakyat yang kelaparan,”“Apa maksudmu?” tanya Raja Edric dengan dahi yang berkerut.“Aku pergi ke perbatasan dagang jalur barat,” jelas Leon kemudian. “Sebelum memutuskan menjemput putri Velmont, aku melihat situasi di perbatasan secara langsung,”“Bagaimana jalur perbatasan?” tanya Raja Edric, suaranya dalam, penuh wibawa.Leon menu

  • PUTRI YANG TERTUKAR   Bab 153

    Siang itu suara derap kuda bergema di sepanjang jalan berbatu. Udara terasa panas menyengat. Pangeran Leon menunggang kuda di barisan depan dengan begitu kharismatik. Di sebelah kanannya ada Sir Juan mendampingi dan mengawasi setiap sudut. Pun, di sebelah kirinya ksatria lain dengan sigap menjaga pangeran. Di belakang mereka, para pasukan kecil Ravensel membawa bendera kerajaan dengan gagah.“Tuan kenapa lewat sini? Bukankah jalan utama sebelah kiri.” Sir Juan bertanya ketika ia merasa jalan yang mereka lewati keliru. Itu adalah jalan menuju arah lain. Bukan istana Velmont yang dituju.Sesuai titah Raja Edric, pangeran Leon diperintahkan untuk pergi ke istana Velmont, menjemput Putri Clarissa sebagai solusi jalan damai dari pertikaian antara dua kerajaan besar.Leon menarik tali kekang kuda lalu berkata. “Kita akan pergi ke perbatasan Velmont,”Deg,Sontak, Sir Juan terkesiap mendengar perkataan pangeran. Ini terlalu berani tapi sekaligus membahayakan!“Tuan, tapi ini perintah baginda

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status