Share

Bab 157

Author: Piemar
last update Last Updated: 2025-10-04 17:33:52

Ana tahu, jika keadaan memanas, perang kecil bisa saja terjadi. Ia tidak mau sampai ada korban hanya karena dirinya.

Dalam sekejap, ia menyentuh pundak pamannya dari belakang. Sentuhan itu membuat Cedric menoleh cepat, tapi Ana menggeleng pelan. “Paman, izinkan aku.”

‘Tidak, Ana, apa yang kaulakukan?’ batin Cedric.

Ana melangkah maju kendati jantungnya berdegup kencang. Tubuhnya tegak dan matanya tenang.

“Bagus, berani sekali kau gadis kecil,” ucap Seraphina tersenyum penuh kemenangan. “Sudah seharusnya kau menyerahkan diri,”

Seraphina menatap dengan sorot menang, yakin gadis itu telah menyerah.

Suara derap langkah kaki kuda terdengar cukup nyaring. Sejumlah pasukan berjubah kepala singa mendekat. Mereka bahkan sudah siap dengan pedang yang terhunus.

Kini dua pasukan berhadapan. Pasukan berbaju zirah dari Velmont Raya dan pasukan Ravensel yang bertugas menjaga Ana.

Seraphina terkekeh melihat betapa setianya pasukan Ravensel menjaga gadis itu. Wanita itu mengangkat segel kerajaan d
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • PUTRI YANG TERTUKAR   Bab 423

    “Hei, kau gugup?” imbuh Cedric saat tangannya menyentuh pipi istrinya. Kulit beningnya terasa sangat dingin. Tangannya menyusuri sisi wajahnya lalu berhenti tepat di pipinya yang sudah merona seperti bunga mawar yang baru mekar. Ada rona merah jambu menyembul dari area pipi ke telinganya. Pemandangan kecil yang membangunkan hasratnya sebagai pria dewasa.Cedric menelan saliva. Tak sabar ingin berbagi kehangatan dengan wanitanya. Jakunnya naik turun. Namun ia berusaha mengendalikan dirinya. Tidak boleh tergesa-gesa dan harus pelan-pelan. Ia ingin menciptakan malam pengantin yang syahdu untuk mereka. Clarissa menggigit bibir bawahnya saat mendapat sentuhan lembut dari jari jemari pipihnya. Sentuhan yang menjelma seperti sengatan-sengatan kecil di kulit lembutnya. “Sedikit,” Cedric menatap wajah istrinya dengan lekat, mengamati setiap inci keindahannya. Jarinya kini berpindah mengangkat dagu lancipnya, membuatnya menengadah dan menatapnya. “Aku tidak akan memaksamu untuk melakukan mal

  • PUTRI YANG TERTUKAR   Bab 422

    Hening sesaat. Suasana kamar menegang kembali. Alric menghela napas panjang. Dadanya terasa sesak tiba-tiba. Akhir-akhir ini ketegangan datang dari Seraphina, istrinya. Namun bukan Seraphina berbuat ulah, melainkan dia seringkali jatuh sakit secara tiba-tiba. Dan, anehnya, penyakitnya seperti penyakit yang dideritanya. Ia sudah mengerahkan penyidik untuk menyelidiki tentang obat atau ramuan yang sempat dikonsumsi oleh istrinya. Namun mereka belum menemukan titik terang. Sang tabib berkata dengan penuh kehati-hatian. “Yang Mulia, maafkan hamba, tapi sepertinya ini baru dugaan hamba. Bisa jadi Yang Mulia—” kata-kata sang tabib terputus. Alric menyela untuk ke dua kalinya. Sang tabib sontak menelan kosong. Lidahnya mendadak kelu. “Cukup,” imbuh Alric menghela napas panjang. Ia memijat pelipisnya yang terasa berdenyut sakit. ‘Siapa yang meracuninya? Jika seseorang meracuni Seraphina, maka sakit yang aku derita dulu bukan diracun olehnya. Tapi, mereka atau siapapun itu ingin aku dan S

  • PUTRI YANG TERTUKAR   Bab 421

    Suasana pernikahan yang awalnya penuh khidmat dan haru kini tiba-tiba berubah menjadi sunyi dan tegang. Semua tatapan tak luput dari pemandangan di mana Seraphina jatuh ke lantai dan tak sadarkan diri. Kepanikan melanda. Semua orang tak bisa menyembunyikan keterkejutan mereka. Alric langsung mendekati istrinya dan meminta pengawal membawa istrinya ke kamar. Ia langsung menyuruh tabib istana untuk mengobatinya. Di luar suasana kembali tenang. Duke Arvin mengumumkan bahwa Seraphina hanya kecapekan hingga membuatnya kelelahan dan tak sadarkan diri. Acara pesta pernikahan tetap berlanjut kendati tak bisa dipungkiri hati Clarissa gelisah. Ia yang begitu menyayangi ibunya merasa khawatir, terjadi sesuatu padanya. Pasalnya, Seraphina jarang sakit. Cedric menggenggam tangan istrinya dengan lembut seraya berkata, menghiburnya. “Sayang, kau tak usah khawatir, Ibu pasti baik-baik saja. Tabib juga sudah menanganinya.”Clarissa menghela napas panjang. Wajahnya tak lagi secerah saat sumpah pern

  • PUTRI YANG TERTUKAR   Bab 420

    Keheningan mengudara. Waktu terasa merangkak lama. Clarissa melangkah lebih dulu. Ragu, tapi mantap. Ia berdiri di depan Ana, lalu memeluknya. “Aku tidak tahu,” ucapnya pelan. Suaranya bergetar. “Maaf.”Ana terdiam beberapa detik. Lalu ia membalas pelukan itu. Tangannya gemetar saat meraih punggung Clarissa. “Ini bukan salahmu,” katanya lirih. “Bukan salah kita.” Mereka berpelukan cukup lama, memangkas jarak yang selama ini membentang di antara mereka. Air mata ke duanya luruh tanpa bisa ditahan. Awalnya, Clarissa kecewa pada ibunya karena pernah memiliki anak di luar pernikahan. Namun perlahan perasaannya justru terbalik. Ia merasa teramat bersalah karena telah bersikap buruk pada Ana—saudari seibu mereka. Dan, ia tidak menyangka jika ibunya ternyata memiliki kebencian yang terdalam pada Ana karena dianggap aib masa lalu. Fakta yang menyedihkan adalah Ana hidup di panti asuhan menderita. Sementara itu, ia hidup di istana bergelimang harta dan mendapatkan apapun yang ia inginkan. L

  • PUTRI YANG TERTUKAR   Bab 419

    Hari demi hari berlalu, tak terasa pernikahan Clarissa dan Cedric akan segera digelar. Tinggal hitungan bulan. Keluarga ke duanya bertemu dan membahas hari yang tepat dan baik untuk pernikahan mereka. Namun sebelum hari itu tiba, Clarissa meminta ijin pada ayahnya untuk pergi ke Ravensel. Cedric akan memperkenalkannya sebagai calon istrinya kepada Ravensel, terutama kepada Ana dan Leon. Clarissa begitu bersemangat. Bahkan sejak semalam ia sudah meminta ijin pada ayahnya. Ia juga mengatakan pada sang ayah ingin memperbaiki hubungannya dengan Ana–saudara seibunya. Clarissa duduk dengan gelisah di dalam kereta. Mira sesekali mengipasinya agar tidak kegerahan. Ia mengira jika nona mudanya berkeringat karena cuaca panas. “Gak usah, Mira.” Clarissa mengembuskan napas panjang. Entah kenapa perjalanan kali ini terasa sedikit menegangkan, tak seperti sebelumnya. Suara derak roda kereta terdengar berisik. Baik Clarissa maupun Mira tersentak. Lalu tak lama kemudian kereta berhenti. Mereka p

  • PUTRI YANG TERTUKAR   Bab 418

    Leon langsung menemui Ana. Saat itu Ana sedang mengajak mengobrol ke dua bayi kembarnya. “Julian, kelak kau harus menjaga adikmu. Apapun yang terjadi,” imbuh Ana menggenggam tangan Julian dengan begitu lembut. Julian tertawa merespon ibunya. Sementara itu Juliana yang baru saja memiringkan tubuhnya, tangan mungilnya sedang menarik-narik baju Julian dari belakang.Para pelayan yang melihat pemandangan itu memandang gemas. “Yang Mulia, lihatlah Nona Juliana. Dia sangat aktif meski masih bayi,” salah satu pelayan berkomentar. Rasanya ingin mencium pipi bayi itu yang tembem.“Benar sekali. Dia sangat aktif,” tukas Ana berusaha melepaskan tangan mungil Juliana yang kini bergerak meremat rambut Julian. Reflek, Julian pun menoleh ke arahnya. Ia meringis kesakitan. Ana buru-buru memisahkan mereka berdua. “Ana,” suara Leon menggema. Para pelayan mundur teratur dan keluar kamar. Begitulah prosedur yang diminta Leon saat kehadirannya. “Tuan? Ada apa?” tanya Ana menatap suaminya yang terliha

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status