Share

43. Flash back

Bunyi tamparan terdengar keras hingga membuat Yuni kaget dan membesarkan kedua matanya.

Bukan Yuni saja rupanya yang kaget, Dewa pun melakukan hal yang sama seperti yang sedang Yuni lakukan. Dengan tangan kanan meraba pipinya yang panas, matanya melotot ke arah Alman yang kini sudah berada di depannya. 

Tampak sekali betapa marahnya Alman, Dewa tak pernah sekali pun melihat Alman menampakkan  wajah kejam seperti saat ini. 

"Kita memang brengsek, tapi tidak merusak perempuan, apa yang ada dalam pikiranmu saat itu?" kata Alman, pelan tapi sangat tegas terdengar.

"Man, a-aku ...."

"Pulang Yun, tak usah kamu yang mengurus ini, aku yang akan membawanya meminta maaf pada temanmu, kirimkan saja alamatnya padaku."

"Makasih, kak Alman." Ujar Yuni, tangannya terulur ke tasnya yang tadi ia letakkan begitu saja di tanah, kemudian bergegas berlalu setelah  mengubah yang dipakainya kembali menjadi rok.

"Man ...a-a--."

Alman tak m

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status