Home / Romansa / Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku / Bab 38~Tidak Seburuk yang Diduga~

Share

Bab 38~Tidak Seburuk yang Diduga~

Author: Giana
last update Huling Na-update: 2025-03-29 09:08:47

Ziandra duduk sendirian di halte bus, pandangannya kosong menatap jalanan yang mulai gelap. Lampu-lampu kota berpendar, kendaraan berlalu-lalang, tapi ia hanya diam, larut dalam pikirannya sendiri.

Sikap dingin Pak Yuda dan bentakan Angga tadi membuat hatinya terasa berat. Ia tahu suaminya sedang tertekan, tapi tetap saja, menerima perlakuan seperti itu dari orang yang ia cintai membuatnya terluka.

Ziandra menarik napas panjang. Ia ingin pulang ke apartemen Angga, tapi di sana ia hanya akan sendirian. Itu akan terasa jauh lebih menyakitkan daripada duduk di halte ini. Setidaknya di sini, ia bisa menenangkan pikirannya meski hanya sementara.

Tiba-tiba suara klakson mobil membuatnya tersentak. Ziandra menoleh dan melihat sebuah mobil mewah berhenti tak jauh darinya. Kaca jendela perlahan turun, memperlihatkan sosok yang duduk di balik kemudi.

“Devan?” gumam Ziandra terkejut, tak menyangka bertemu adik iparnya.

Pria itu menyunggingkan seny

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 77~Penyangkalan~

    Lorong rumah sakit malam itu terasa lebih lengang dari biasanya. Bau antiseptik dan suara mesin monitor dari kamar-kamar rawat seakan mempertegas kesunyian yang menggantung di udara. Suara sepatu Angga dan Ziandra menggema di lantai keramik yang mengilap, keduanya melangkah cepat menuju ruang ICU.Ziandra menggenggam tangan Angga erat-erat, menyadari bagaimana ekspresi suaminya begitu tenang di permukaan, namun penuh gejolak di balik sorot matanya yang sayu.Sesampainya di depan kamar, pintu terbuka sedikit. Di dalam, hanya ada satu orang yang duduk di sisi ranjang dengan wajah lelah namun tetap rapi dalam balutan jas mahal. Vidia.Perempuan itu berdiri seketika melihat mereka datang. Namun, alih-alih menyapa ramah, ia langsung merapikan tas tangan dan tampak bersiap pergi.“Aku baru saja akan pulang,” katanya datar, tanpa menatap wajah Angga maupun Ziandra terlalu lama.“Kenapa terburu-buru?” tanya Angga dengan nada yang tak bisa disembunyikan ketidaksukaannya. “Baru saja kami datang

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 76~Senjata~

    Devan langsung menoleh cepat ke belakang, matanya menyipit tajam. Di sana, berdiri seorang wanita—dengan rambut yang sedikit berantakan dan wajah yang pucat karena terkejut. Dalam dekapan tangannya, seorang bocah laki-laki berusia sekitar dua tahunan menatap Devan dengan rasa penasaran, tidak mengerti ketegangan yang sedang berlangsung.Wanita itu tampak gugup, cengkeramannya pada bocah kecil di sisinya mengencang tanpa sadar. Bibirnya terbuka sedikit, seolah hendak mengatakan sesuatu, tapi yang keluar hanyalah napas tertahan. Ia buru-buru menggendong anak itu, menyembunyikan sebagian wajahnya ke dada.“De-Devan?” suaranya lirih, nyaris tenggelam oleh desir angin yang menyapu pekarangan sepi itu. “Bagaimana kau bisa di sini?”Devan melangkah pelan mendekatinya, penuh kehati-hatian seperti pemburu yang tak ingin buruannya kabur, namun dengan ekspresi smirk menakutkan di wajahnya.“Bagaimana kabarmu? Jadi, memang benar rumor waktu itu bahwa kau sedang mengandung ... lebih tepatnya menga

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 75~Menemukan Dia~

    Seminggu berlalu sejak pertemuan dengan Devan di Blackroom Cafe.Egraf duduk di dalam kamar kontrakannya yang sempit, hanya ditemani cahaya layar laptop dan tumpukan kaleng minuman energi di meja. Matanya merah, penuh urat tegang, tapi jemarinya masih lincah menari di atas keyboard.“Apa kau benar-benar tidak bercanda, Devan?” gumamnya bermonolog sendirian sambil menatap layar.Ia sudah menyusuri berbagai platform digital, tetapi sosok itu seperti menghilang tanpa jejak. Namun Egraf bukan sembarang pencari.Ia akhirnya menemukan satu celah. Sebuah akun media sosial yang tidak lagi aktif sejak dua tahun lalu. Nama pengguna berbeda, foto profil tidak menampakkan wajah, tapi pola penulisan dan lokasi unggahan cukup mencurigakan baginya. Egraf memperbesar metadata dari gambar itu.Ia menelusuri kembali pola pencarian berdasarkan IP log terakhir sebelum akun itu benar-benar menghilang dari radar. Butuh waktu berjam-jam hingga akhirnya ia menemukan satu titik terang. Namanya memang bukan na

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 74~Menjaga~

    Selesai menghabiskan kopinya, Ziandra pamit untuk pergi duluan. Ia tak bisa berlama-lama karena pekerjaan pasti sudah menumpuk di meja ķerjanya. Ia juga tak boleh lupa kalau Angga harus ditemaninya karena suaminya itu berada dalam kondisi kurang stabil.“Aku akan di sini sebentar lagi, setelah itu kembali ke mejaku. Kau duluan saja. Pokoknya terima kasih atas semuanya, sampaikan juga pada suamimu kalau aku berhutang budi padanya,” ujar Elden dengan senyum ringan.Ziandra mengangguk. “Aku kusampaikan.”Ziandra kemudian melangkah pergi meninggalkan pantry, dan beberapa saat setelah itu, Elden mengembuskan napas panjang. Ia meneguk sisa kopinya lalu bangkit dari duduk, hendak kembali ke mejanya.Namun baru beberapa langkah, ia berpapasan dengan seseorang di ambang pintu pantry. Keduanya bertubrukan ringan, dan gelas plastik kosong di tangan Elden hampir terjatuh.“Maaf, aku tidak melihat—” suara Elden terputus saat melihat wajah yang dikenalnya dengan baik.Liona.Wanita itu terperangah,

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 73~Kembali Berjalan~

    Pagi itu langit tampak mendung, seolah mencerminkan suasana hati Angga yang masih berkecamuk. Ia berdiri di depan cermin, mengenakan jas kerjanya dengan gerakan perlahan. Di belakangnya, Ziandra memerhatikan dalam diam, lalu merapikan dasi suaminya dengan sentuhan lembut.“Sudah siap?” tanyanya pelan, suara yang terdengar seperti bisikan penuh perhatian.Angga mengangguk singkat. “Belum sepenuhnya. Tapi, aku sadar bahwa tidak bisa terus-terusan di rumah sakit. Perusahaan juga membutuhkan aku.”Ziandra tersenyum kecil, lalu mengaitkan tangannya ke lengan sang suami. “Aku akan setia menemanimu. Kau tidak sendirian.”Dengan langkah berat tapi pasti, mereka berangkat ke kantor. Meski pikirannya masih tertuju pada kondisi sang ayah yang belum sadarkan diri, Angga berusaha keras untuk tetap fokus. Ia tahu, sebagai CEO, ada banyak hal yang harus ia jaga. Bukan hanya kelangsungan perusahaan, tetapi juga kepercayaan para pegawai yang mengandalkannya.Sesampainya di kantor, suasana terasa sedik

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 72~Pertolongan~

    Elden terdiam sebentar, lalu menjawab pelan. [“Ya, aku di rumah sakit itu. Bagaimana kau bisa tahu?”]Tanpa buang waktu Ziandra berdiri bangkit dari duduknya. “Kalau begitu, tunggu aku sebentar! Aku akan segera ke sana.”Ziandra menutup telepon dengan napas memburu. Matanya segera menoleh ke arah ruang ICU, memastikan Angga masih berada di dalam. Dari balik kaca bening, ia melihat pria itu berdiri tegak di samping ranjang ayahnya, tidak bergerak sedikit pun. Jelas sekali Angga belum menyadari apa pun selain fokusnya yang tertambat pada kondisi sang ayah.Tanpa berpikir panjang, Ziandra berbalik dan melangkah cepat menyusuri lorong. Detak langkahnya menggema, menandai betapa terburu-burunya ia menelusuri tiap sudut rumah sakit. Tidak butuh waktu lama hingga ia menemukan bangsal yang dimaksud Elden—tidak terlalu jauh dari ruang ICU. Hanya terpaut satu belokan kecil dan dua ruangan ke samping.Pandangan matanya langsung tertuju pada sosok pria yang duduk sendirian di bangku panjang, pung

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 71~Napas yang Tertahan~

    Devan terpaku. Matanya menatap langsung ke mata Angga, tetapi tidak ada jawaban keluar dari mulutnya. Hanya napasnya yang mulai memburu, seolah tubuhnya tahu bahwa ia tengah disudutkan meski pikirannya mencoba menyangkal. Keringat dingin mulai membasahi pelipis, dan tangan yang dikepal di sisi tubuhnya gemetar tak kentara.“Jawab aku, Devan,” suara Angga rendah namun mengandung tekanan kuat. ““A-Apa maksudmu?” tanyanya akhirnya, pelan namun terdengar jelas dalam keheningan lorong.Angga melangkah mendekat, satu langkah yang cukup untuk membuat Devan mundur setengah langkah secara refleks. Tatapan itu masih menusuk, dan bahunya yang tegap terlihat mengeras.“Jangan berpura-pura tidak tahu. Gelagatmu tadi pagi yang mengikutiku, sudah cukup jadi bukti jelas bahwa ada yang sedang kau sembunyikan.”“Aku tidak tahu,” jawab Devan akhirnya, perlahan namun mantap. “Aku hanya salah menduga targetnya.”Kening Angga mengernyit, seketika rasa penasarannya makin dalam. “Salah menduga target? Oh, b

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 70~Terlambat Menyadari~

    Rumah sakit dipenuhi aroma alkohol medis dan udara dingin yang terlalu kering. Angga berjalan cepat menyusuri lorong, menggenggam tangan Ziandra erat-erat seolah itu satu-satunya pegangan agar ia tidak jatuh. Begitu sampai di depan ruang operasi, matanya langsung menangkap dua sosok duduk di kursi tunggu.Vidia dan Devan. Keduanya nampak tegang, dengan mata sembab dan tubuh yang hampir membeku. Namun, yang paling membuat Angga tercekat bukan mereka, melainkan lampu merah menyala terang di atas pintu bertuliskan ‘OPERASI SEDANG BERLANGSUNG’.Angga berhenti mendadak. Pandangannya terpaku pada tulisan itu. Seakan dunia berhenti bergerak.Kakinya terasa lemas. Ia menghela napas pendek, tapi dadanya terasa berat.“Baru semalam ...,” gumamnya lirih, hampir tak terdengar, “Baru semalam kami bicara begitu santai. Baru semalam akhirnya aku bisa menganggap dia ayahku lagi setelah sekian lama semenjak dia berubah.”Tangannya mengepal, dan sebelum Ziandra sempat berkata apa pun, Angga mulai berja

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 69~Tenang di Sampingnya~

    Langkah Angga terdengar berat saat memasuki kantor. Pintu ruangan utamanya terbuka lebar, disambut tatapan penasaran beberapa karyawan yang sempat melihat ia masuk dengan wajah muram dan langkah cepat.“Kurang aja memang bocah itu!” gerutunya sambil melempar map ke atas meja kerja dengan kasar. “Menguntit, lalu membuat keributan di jalan. Apa dia pikir aku ini boneka yang bisa dipermainkan seenaknya?”Ziandra yang sedari tadi berjalan di belakang suaminya, memilih menutup pintu ruangan perlahan dan mengunci agar tidak ada yang masuk sembarangan. Ia mendekat, menatap Angga dengan hati-hati. “Tenanglah. Semua sudah selesai, kan?”Angga menghempaskan tubuhnya ke kursi, mengusap wajah dengan kedua tangan. “Tidak semudah itu, Zia. Dia terus saja memancing emosiku, dan aku yakin dia akan membuat masalah lagi.”Ziandra berjalan mendekat, lalu meletakkan tangannya di bahu Angga. “Aku tahu kau kesal. Tapi kalau terus marah begini, kau akan kehilangan fokus. Jangan biarkan Devan mengacaukan har

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status