Share

Bab 47~Sedikit Tidak Nyaman~

Author: Giana
last update Last Updated: 2025-04-07 09:08:39

Angga berjalan dengan langkah cepat, matanya melirik ke segala arah sambil mencoba mencari-cari sosok Ziandra. Ia baru saja mendengar kabar bahwa Ziandra terlibat keributan dengan salah satu karyawan di dapur kantor, namun entah mengapa, meski sudah menanyakan ke beberapa orang, tak ada yang tahu pasti di mana keberadaannya sekarang. Keresahan mulai menyelimuti pikirannya.

Ketika ia melangkah melewati sudut gedung, langkahnya terhenti sejenak. Di sana, ia melihat Elden sedang berdiri dengan ekspresi lesu.

Angga mendekatinya, dan tanpa basa-basi bertanya. “Elden, kau lihat Ziandra?”

Elden menatap Angga sejenak, tidak banyak bicara, hanya mengangguk pelan. “Dia ada di rooftop,” jawabnya singkat.

Angga mengernyit bingung mendengar jawaban itu. “Rooftop? Kenapa dia di sana? Apa yang terjadi?”

Elden tidak memberi jawaban lebih lanjut, malah berbalik dan berjalan menjauh, tampak seolah ingin menghindari percakapan lebi

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 73~Kembali Berjalan~

    Pagi itu langit tampak mendung, seolah mencerminkan suasana hati Angga yang masih berkecamuk. Ia berdiri di depan cermin, mengenakan jas kerjanya dengan gerakan perlahan. Di belakangnya, Ziandra memerhatikan dalam diam, lalu merapikan dasi suaminya dengan sentuhan lembut.“Sudah siap?” tanyanya pelan, suara yang terdengar seperti bisikan penuh perhatian.Angga mengangguk singkat. “Belum sepenuhnya. Tapi, aku sadar bahwa tidak bisa terus-terusan di rumah sakit. Perusahaan juga membutuhkan aku.”Ziandra tersenyum kecil, lalu mengaitkan tangannya ke lengan sang suami. “Aku akan setia menemanimu. Kau tidak sendirian.”Dengan langkah berat tapi pasti, mereka berangkat ke kantor. Meski pikirannya masih tertuju pada kondisi sang ayah yang belum sadarkan diri, Angga berusaha keras untuk tetap fokus. Ia tahu, sebagai CEO, ada banyak hal yang harus ia jaga. Bukan hanya kelangsungan perusahaan, tetapi juga kepercayaan para pegawai yang mengandalkannya.Sesampainya di kantor, suasana terasa sedik

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 72~Pertolongan~

    Elden terdiam sebentar, lalu menjawab pelan. [“Ya, aku di rumah sakit itu. Bagaimana kau bisa tahu?”]Tanpa buang waktu Ziandra berdiri bangkit dari duduknya. “Kalau begitu, tunggu aku sebentar! Aku akan segera ke sana.”Ziandra menutup telepon dengan napas memburu. Matanya segera menoleh ke arah ruang ICU, memastikan Angga masih berada di dalam. Dari balik kaca bening, ia melihat pria itu berdiri tegak di samping ranjang ayahnya, tidak bergerak sedikit pun. Jelas sekali Angga belum menyadari apa pun selain fokusnya yang tertambat pada kondisi sang ayah.Tanpa berpikir panjang, Ziandra berbalik dan melangkah cepat menyusuri lorong. Detak langkahnya menggema, menandai betapa terburu-burunya ia menelusuri tiap sudut rumah sakit. Tidak butuh waktu lama hingga ia menemukan bangsal yang dimaksud Elden—tidak terlalu jauh dari ruang ICU. Hanya terpaut satu belokan kecil dan dua ruangan ke samping.Pandangan matanya langsung tertuju pada sosok pria yang duduk sendirian di bangku panjang, pung

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 71~Napas yang Tertahan~

    Devan terpaku. Matanya menatap langsung ke mata Angga, tetapi tidak ada jawaban keluar dari mulutnya. Hanya napasnya yang mulai memburu, seolah tubuhnya tahu bahwa ia tengah disudutkan meski pikirannya mencoba menyangkal. Keringat dingin mulai membasahi pelipis, dan tangan yang dikepal di sisi tubuhnya gemetar tak kentara.“Jawab aku, Devan,” suara Angga rendah namun mengandung tekanan kuat. ““A-Apa maksudmu?” tanyanya akhirnya, pelan namun terdengar jelas dalam keheningan lorong.Angga melangkah mendekat, satu langkah yang cukup untuk membuat Devan mundur setengah langkah secara refleks. Tatapan itu masih menusuk, dan bahunya yang tegap terlihat mengeras.“Jangan berpura-pura tidak tahu. Gelagatmu tadi pagi yang mengikutiku, sudah cukup jadi bukti jelas bahwa ada yang sedang kau sembunyikan.”“Aku tidak tahu,” jawab Devan akhirnya, perlahan namun mantap. “Aku hanya salah menduga targetnya.”Kening Angga mengernyit, seketika rasa penasarannya makin dalam. “Salah menduga target? Oh, b

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 70~Terlambat Menyadari~

    Rumah sakit dipenuhi aroma alkohol medis dan udara dingin yang terlalu kering. Angga berjalan cepat menyusuri lorong, menggenggam tangan Ziandra erat-erat seolah itu satu-satunya pegangan agar ia tidak jatuh. Begitu sampai di depan ruang operasi, matanya langsung menangkap dua sosok duduk di kursi tunggu.Vidia dan Devan. Keduanya nampak tegang, dengan mata sembab dan tubuh yang hampir membeku. Namun, yang paling membuat Angga tercekat bukan mereka, melainkan lampu merah menyala terang di atas pintu bertuliskan ‘OPERASI SEDANG BERLANGSUNG’.Angga berhenti mendadak. Pandangannya terpaku pada tulisan itu. Seakan dunia berhenti bergerak.Kakinya terasa lemas. Ia menghela napas pendek, tapi dadanya terasa berat.“Baru semalam ...,” gumamnya lirih, hampir tak terdengar, “Baru semalam kami bicara begitu santai. Baru semalam akhirnya aku bisa menganggap dia ayahku lagi setelah sekian lama semenjak dia berubah.”Tangannya mengepal, dan sebelum Ziandra sempat berkata apa pun, Angga mulai berja

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 69~Tenang di Sampingnya~

    Langkah Angga terdengar berat saat memasuki kantor. Pintu ruangan utamanya terbuka lebar, disambut tatapan penasaran beberapa karyawan yang sempat melihat ia masuk dengan wajah muram dan langkah cepat.“Kurang aja memang bocah itu!” gerutunya sambil melempar map ke atas meja kerja dengan kasar. “Menguntit, lalu membuat keributan di jalan. Apa dia pikir aku ini boneka yang bisa dipermainkan seenaknya?”Ziandra yang sedari tadi berjalan di belakang suaminya, memilih menutup pintu ruangan perlahan dan mengunci agar tidak ada yang masuk sembarangan. Ia mendekat, menatap Angga dengan hati-hati. “Tenanglah. Semua sudah selesai, kan?”Angga menghempaskan tubuhnya ke kursi, mengusap wajah dengan kedua tangan. “Tidak semudah itu, Zia. Dia terus saja memancing emosiku, dan aku yakin dia akan membuat masalah lagi.”Ziandra berjalan mendekat, lalu meletakkan tangannya di bahu Angga. “Aku tahu kau kesal. Tapi kalau terus marah begini, kau akan kehilangan fokus. Jangan biarkan Devan mengacaukan har

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 68~Beda Dengan Hati~

    “Aku dan Ziandra pamit pulang dulu, Ayah,” ucap Angga sopan.Pak Yuda mengangguk tenang. “Menginaplah sesekali jika kau tidak terlalu sibuk.”Angga hanya mengangguk membalasnya. Ia menggandeng tangan Ziandra lembut lalu keduanya masuk ke mobil.Vidia ikut melambaikan tangannya, mencoba terlihat ramah tapi ada senyum miring yang terukir samar di bibirnya. “Hati-hati di jalan.”Devan berdiri di sisi pintu, menyaksikan semua itu. Matanya bergantian menatap wajah ibunya dan langkah kepergian Angga. Jantungnya berdebar kencang. Tatapan ibunya saat mengucapkan kalimat itu membuat bulu kuduknya meremang. Ada sesuatu yang tidak beres. Ada sesuatu di balik senyuman tipis itu yang membuat hatinya semakin tidak tenang.Ia melihat mobil Angga melaju perlahan meninggalkan halaman rumah. Napasnya terasa berat.“Kenapa ekspresimu seperti itu?” tanya Vidia pelan, saat mereka kembali ke dalam rumah.Devan menoleh cepat. “Tidak apa-apa,” elaknya ketus.Devan pergi begitu saja masuk ke mobilnya sendiri,

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 67~Ketenangan Sementara~

    Di kamar yang luas dan elegan dengan lampu gantung klasik yang menggantung di langit-langit, Angga dan Ziandra duduk di sisi ranjang. Keduanya tampak lebih santai setelah ketegangan di ruang tamu tadi mereda.Ziandra menjatuhkan tubuhnya ke ranjang empuk di tengah kamar, menghela napas panjang. “Akhirnya, selesai juga drama malam ini,” gumamnya sambil menatap langit-langit.Angga hanya tertawa kecil, lalu melepas jasnya dan melemparkannya ke sandaran kursi. “Drama? Kurasa itu lebih mirip pertunjukkan teater keluarga bergengsi. Kau lihat bagaimana ekspresi wajah Devan saat Ayah memintaku menginap? Seperti anak kecil yang direbut mainannya.”Ziandra tertawa, menyembunyikan wajahnya di bantal. “Jangan kejam begitu. Tapi ya ... aku senang sekali Ayahmu akhirnya mengakuimu malam ini. Bahkan memintamu menginap secara langsung, itu sudah seperti mukjizat kecil.”“Aku bahkan nyaris tidak percaya Ayah bilang begitu tadi. Menyuruh kita menginap.” Angga tertawa kecil, nada suaranya mengandung ke

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 66~Memantik Amarah~

    Pak Yuda yang sedari tadi berdiri di beranda hanya menatap kedua mobil itu dengan dahi berkerut. Setelah beberapa saat, ia kembali masuk ke dalam rumah, diikuti oleh kedua anaknya—Angga dan Devan—serta menantunya, Ziandra. Suasana begitu hening, hanya langkah kaki mereka yang terdengar menggema di dalam rumah megah itu.Pak Yuda duduk di kursi utamanya, di ruang tamu bergaya klasik yang terkesan dingin dan berjarak. Wajahnya datar, namun sorot matanya tajam, seperti menimbang banyak hal dalam diam.Tak lama berselang, langkah tergesa terdengar dari arah tangga. Seorang wanita paruh baya turun dari lantai atas—Vidia. Wajahnya tegang begitu melihat siapa yang datang. Tanpa ragu, ia melangkah cepat dan langsung duduk di sebelah Devan, menatap tajam ke arah Angga dan Ziandra yang berdiri di seberang ruangan.“Apa maksud kedatangan kalian ke mari?” tanya Vidia dingin. “Apa kalian sengaja datang malam-malam begini hanya untuk memperolok Devan yang berhasil kalian singkirkan dari perusahaan?

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 65~Malam yang Tegang~

    Langkah kaki Liona terasa berat di trotoar yang sepi, hanya diterangi lampu jalan yang remang. Malam ini udara terasa lebih dingin, namun bukan karena cuaca. Dingin itu bersumber dari dadanya yang dipenuhi rasa marah, ketakutan, dan pengkhianatan. Devan menghilang. Angga mulai mengincarnya. Dunia yang selama ini ia bangun dengan ambisi dan kepura-puraan, kini mulai runtuh satu demi satu.Tanpa sadar, kedua kakinya telah membawanya ke sebuah kawasan perumahan elit. Di ujung jalan berdiri rumah megah bergaya klasik. Ya, itu rumah Bapak Yuda, di mana Devan tinggal bersama orangtuanya.Liona menggenggam ponselnya erat. Jemarinya dingin, berkeringat. Ini gila, pikirnya. Tapi ia tidak punya pilihan lain. Jika Devan tidak bisa dihubungi, maka ia akan mencarinya. Langsung. Dengan cara apa pun.Namun sebelum sempat ia mengetuk gerbang rumah itu, suara deru mobil yang dikenalnya begitu baik menghentikan langkahnya. Sebuah mobil hitam melaju cepat dari arah berlawanan dan berhenti mendadak tepat

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status