Beranda / Romansa / Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku! / Bab 58. Sempurna di Depan Nariza

Share

Bab 58. Sempurna di Depan Nariza

Penulis: Nychinta
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-19 12:43:22
[“Aku akan menjemput Nariza ke rumah sakit sore ini, tadi rumah sakit sudah menghubungiku kalau dia sudah bisa pulang. (≧◡≦)/~☆”]

Pesan singkat itu dikirim Alisha kepada Zayden sesaat sebelum dia masuk ke taksi yang sudah dipesannya.

Tidak berselang lama, pesan itu dibalas oleh Zayden.

[“Aku pulang agak terlambat, hati-hati di jalan.”]

Sederhana. Tapi dari obrolan singkat itu, tanpa sadar keduanya mulai terbiasa saling memberi kabar. Seolah... ada kebiasaan baru yang tumbuh di antara mereka.

***

Rumah sakit sore itu cukup ramai, dia pergi ke kamar perawatan Nariza dengan langkah cepat, sesampainya di sana adiknya itu tersenyum menyambutnya, wajahnya jauh lebih segar dari sebelumnya.

“Kirain tadi Kak Al mau jemput aku malam,” ucap Nariza.

“Nggak dong, begitu pihak rumah sakit mengabari kalau kamu sudah diizinkan pulang, kakak cepet dateng ke sini. Iza pasti sudah gak sabar, kan mau lihat kamar baru?” Alisha berkata sembari memasukkan beberapa barang Nariza ke dalam tas.

“Kakak, jadi na
Nychinta

Ih, gemesnya... By the way, Chinta akan up lagi kalo saweran gemsnya rame, hehehe! Mohon bantuannya biar ceritanya masuk di rank, donk temen-temen sekalian! Terima kasih... sayang kalian banyak-banyak! (*≧▽≦)

| 25
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Iza Soares
hubungan mereka romantis banget tapi mereka ko gk nyaman sendiri dgn pernikahan mereka
goodnovel comment avatar
Dun Bad
suka banget alurnya semoga aja menyenangan ,,smga nariza tida menjadi pihak ke 3...
goodnovel comment avatar
Yulia Mirdaningsih
Keren thor... lanjut ya......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 247. Begitulah Seharusnya Cinta

    Bayangan hari di mana kematian Nariza kembali terputar dalam ingatan Zayden. Pagi itu, saat Alisha tidak bersama mereka, Nariza mendekati Zayden, seperti biasa adik iparnya ini mengajaknya bercerita hal yang sedikit serius.“Kak Zayden, apa boleh aku minta bantuanmu?” tanya Nariza kala itu.Zayden tentu mengangguk pasti. “Katakan saja, kamu terlihat serius sekali pagi ini.” Nariza tersenyum singkat, terlihat cukup berbeda dari hari-hari sebelumnya. Gadis itu membawa sebuah kotak berwarna hijau dan menyerahkannya pada Zayden.“Di dalam sini, berisi semua tulisanku. Aku ingin kakak membantuku untuk mencetaknya dan menjadikannya sebuah buku.” Nariza berkata dengan menghela napas dalam.Hal itu membuat Zayden mengernyitkan keningnya.“Kalau misal ada royalti dari cerita itu, bisa disumbangkan saja ke yayasan,” pesan Nariza dengan suara lemahnya.“Kamu mengatakan seolah-olah waktumu tidak banyak lagi.” Zayden menghela napas berat.“Kak Zayden tentu tahu tentang kondisiku ini, kan?” Nariza

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 246. Saling Memberi Kejutan

    Satu tahun berlalu.Waktu telah menjadi penenang luka, meski tak sepenuhnya menghapus bekasnya.Kevin sudah menerima hukumannya. Bukan hukuman yang berat, tapi cukup untuk menyampaikan pesan: bahwa setiap tindakan punya konsekuensi. Alisha tak menuntut lebih. Ia tahu, dalam dunia yang mereka tinggali, ada martabat keluarga yang harus dijaga.Keluarga besar para pelaku tentu tak tinggal diam. Banyak yang berusaha membungkam, menekan, bahkan menghilangkan jejak. Termasuk keluarga Wicaksana sendiri. Pertengkaran hebat sempat terjadi setelah kebenaran terungkap. Tapi beruntung, suara Zayden punya bobot besar. Kata-katanya cukup kuat untuk menahan keluarga mereka agar tidak hancur berantakan.Pagi itu, di apartemen mereka.“Kamu nggak kerja?” tanya Alisha sambil melongok ke ruang keluarga, melihat suaminya yang santai duduk di depan televisi dengan kaus rumah dan celana pendek.Zayden mengangkat alis dan tersenyum. “Hmm… hari ini kayaknya aku butuh istirahat total.” Ia berdiri dan berjalan

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 245. Catatan Nariza

    Hari berganti. Sinar matahari keemasan menyusup lewat celah tirai, menyentuh pipi Alisha yang masih basah oleh sisa air mata semalam. Udara pagi terasa sunyi, seolah dunia pun tahu harus berhenti sejenak, memberi ruang bagi luka yang belum sempat reda.“Sha .…” Suara pelan itu memecah keheningan, mengalun lembut di telinganya.“Sayang … bangunlah, ini sudah pagi,” bisik Zayden pelan, nadanya seperti takut mengganggu.Alisha menggeliat lemah. Semalaman ia tidur di kamar Nariza — satu-satunya tempat di rumah ini yang masih menyisakan jejak adiknya. Zayden sempat keberatan, tapi akhirnya mengalah, membiarkan istrinya tenggelam dalam kesendirian di sana.“Sha,” bisik itu terdengar lagi.Perlahan, kelopak matanya terbuka. Alisha berkedip beberapa kali, seolah mencoba menghalau kabut perih yang masih menggantung di hati. Wajahnya sembab, matanya bengkak. Pemandangan itu membuat dada Zayden terhimpit.Alisha menarik napas dalam-dalam. Udara pagi seakan tak cukup untuk memenuhi paru-parunya

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 244. Turut Bersedih

    Pertanyaan itu berputar-putar di kepala Alisha.Menangis?Apa tidak apa-apa?Apa boleh?Apa itu tidak terlihat cengeng?Alisha masih diam, sejujurnya dia terus menahan, hanya saja … dia selalu harus terlihat kuat. Tidak boleh bersedih karena itu, adalah sebuah kelemahan.“Keluarkan kesedihanmu dan biarkan jiwamu menjadi sedikit lebih tenang, hehm.” Zayden menangkupkan tangannya ke pipi Alisha.“Jangan memendamnya, karena aku … tidak ingin kamu … terluka lebih jauh dan menderita terlalu dalam,” sambung Zayden lagi.Alisha masih diam, matanya masih menatap lurus ke depan.“Lakukanlah, itu bukan suatu kejahatan, keluarkan apa yang kamu rasakan,” ucap Zayden lagi.“Apa … itu tidak terlalu … lemah?” Alisha berkata pelan.Zayden menghela napas. “Kamu nggak harus begini. Nggak apa-apa kalau kamu mau nangis… aku di sini, Al.”Suara itu… Lembut, hangat, dan entah kenapa justru membuat dinding pertahanan yang selama ini Alisha bangun mulai retak.Zayden menggeleng pelan, senyum tipisnya menyert

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 243. Apa Itu Harus?

    Alisha cukup terkejut dengan apa yang dilakukan Kevin, keningnya sedikit mengerenyit, belum sempat berpikir jauh tentang tingkahnya itu, lagi-lagi Kevin bersujud padanya, kepalanya nyaris menyentuh ujung kakinya.“Kak Alisha maafkan aku,” ucapnya lagi dengan suara yang terdengar lirih sekali.“Semua salahku … semua salahku ….” Lagi-lagi Kevin berkata dengan sangat pilu, siapa pun yang mendengarnya tentu akan merasakan kalau dia penuh dengan penyesalan dan merasa sangat kehilangan. Kehilangan yang cukup dalam yang tidak mampu dikeluarkan sepenuhnya. Bahkan ini cukup membuat Kevin sangat menderita.“Bangunlah,” ucap Alisha datar.Hanya saja sepertinya perintah Alisha barusan tidak terlalu diindahkan oleh laki-laki itu. Di maish terus bersujud dan beberapa kali mengentukkan keningnya ke lantai.“Bangun dan jangan bertindak konyol di depan jenazah adikku!” Dia berkata dengan cukup tegas. Membuat Kevin akhirnya berusaha untuk bangkit.Dia terlihat sangat kacau, Alisha menatapnya tajam. Wala

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 242. Permohonan Maaf

    Alisha membuka matanya, saat itu yang pertama kali dilihat olehnya adalah Zayden. Menyadari sesuatu, Alisha langsung duduk dan wajahnya terlihat panik.“Iza … Iza dia … dia …!” Alisha tidak bisa mengeluarkan kata-kata, otaknya terasa tidak sanggup untuk berpikir banyak. Napasnya kembali memburu, hingga akhirnya Zayden membawanya dalam pelukannya.“Sabar, Sha, sabar,” ucap Zayden pada Alisha sambil mengelus kepalanya.Alisha diam, dia hanya memejamkan matanya dan mencoba untuk mengatur napasnya. Rasanya sangat sesak sekali. Sulit baginya untuk menerima semua ini.Zayden mengendurkan dekapannya, menjepit dagu Alisha hingga mata mereka bertemu, Zayden memandang dalam, sementara tatapan Alisha terasa sangat kosong dan hampa.“Sha, semuanya sudah takdirnya masing-masing.” Zayden berkata dengan tenang, setidaknya dia harus membuat Alisa bisa menerima semua ini.Hanya saja, Alisha tidak memberikan reaksi apapun, jangankan menangis, saat ini ekspresinya hanya diam dengan tatapan kosong. Hal in

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status