Home / Romansa / Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku! / Bab 59. Permainan yang Makin Menggila

Share

Bab 59. Permainan yang Makin Menggila

Author: Nychinta
last update Last Updated: 2025-04-20 07:32:51
“Kak Al, aku sudah menyiapkan piring-piring di atas meja, dan sepertinya makanan itu juga sebentar lagi selesai, lebih baik Kak Al pergi panggil Kak Zayden aja deh, nanti aku yang membereskan sisanya.” Nariza berkata lembut pada Alisha yang kini masih memasak lauk untuk makan malam mereka.

Alisha melihat ke arahnya dengan memiringkan kepalanya. “Wah, kamu sepertinya memang sudah sangat sehat sekali, ya!”

“Tentu saja, berkat dorongan Kakak,” Nariza terkekeh ringan.

“Baiklah, kalau begitu Kakak ke atas dulu, kakak serahkan padamu adikku sayang.” Setelah mengatakan hal itu Alisha langsung naik ke kamar atas.

Begitu menaiki tangga dan membuka pintu kamar, aroma sabun khas Zayden langsung menyergap indra penciumannya. Di dalam, pria itu tampak bersandar santai di headboard tempat tidur sambil memainkan ponselnya.

Saat Alisha masuk, Zayden langsung menoleh.

“Sudah selesai menyiapkan makan malam, istriku?” ucapnya santai, tapi tajam.

Alisha menyipitkan mata, menghampiri ranjang sambil melipa
Nychinta

Hai-hai, selamat pagi semuanya! Tidak bosan-bosannya chinta mengucapkan terima kasih pada kalian yang terus mendukung cerita ini. Mulai hari ini mudah-mudahan Chinta bisa konsisten update 2 bab ya! Akan ada bab tambahan kalau Chinta selesai editingnya. heheheh Sayang kalian banyak-banyak! (つ♥3♥)つ

| 16
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
novel.online
seru bangettt Kak, tambah dong. bonus bab gitu hari minggu gini.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 60. Menemui Nenek

    Mata Alisha sontak membulat, debaran jantung yang mendadak liar, tak beraturan. Udara di antara mereka terasa panas. Napasnya tercekat di tenggorokan, dan meski bibir mereka tak benar-benar bersentuhan, tetap hal itu membuatnya tak bisa berpikir jernih.Zayden perlahan menarik tubuhnya menjauh. Wajahnya tenang. Senyumnya tipis, seperti seseorang yang tahu persis efek yang ia tinggalkan.Akan tetapi detik berikutnya, matanya mengikuti arah pandang Zayden ke bawah tangga, ia langsung sadar.Nariza.Adik perempuannya itu berdiri di sana sambil menyunggingkan senyum geli. Tatapannya seperti mengatakan, "Kalian ini, ada-ada saja!" Lalu dengan santai, ia kembali berbalik, melanjutkan kegiatannya.Alisha meremas jari-jarinya sendiri. Panasnya belum reda.Zayden melirik ke arahnya sekilas. “Beruntung aku hanya menghukummu begini,” ujarnya datar, suaranya kembali stabil, seperti biasanya terdengar tanpa emosi berarti. “Kalau tidak ada Nariza barusan, mungkin aku akan mempertimbangkan bentuk huk

    Last Updated : 2025-04-20
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 61. Yakin Karena Mencintainya?

    Zayden hanya menatap keduanya sebentar, sebelum akhirnya mengikuti langkah neneknya dengan diam. Mereka berjalan melewati lorong panjang, melintasi beberapa lukisan tua yang tergantung di dinding rumah keluarga besar Wicaksana itu, lalu berhenti di depan sebuah pintu kayu yang tinggi dan tebal—ruang kerja Henry Wicaksana.Helena membukanya lebih dulu, dan Zayden masuk menyusul.Begitu pintu tertutup, suasana berubah. Hening. Ada wibawa yang berbeda di ruangan itu. Lemari berisi buku-buku berjajar rapi, serta aroma kayu tua yang khas langsung menyergap penciuman.Helena berjalan ke arah meja kerja Henry, lalu duduk di kursi besar itu dengan anggun di sana. “Duduklah,” ucapan wanita itu dengan suara tegas dan penuh kelembutan, matanya tajam menatap Zayden, tapi bukan dengan kemarahan—melainkan sebuah bentuk ketegasan dan sedikit rasa kerinduan.Kalau dipikir lagi, sudah sangat lama Zayden tidak bicara dengan Helena berdua seperti ini, terakhir kali mereka berada dalam jarak yang cukup d

    Last Updated : 2025-04-20
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 62. Kamu Serius?!

    Zayden berdiri perlahan dari kursinya—gerakannya tenang, tapi ada tekanan yang membuat ruang di sekitarnya terasa mengecil.“Aku akan menganggap pembicaraan tentang istriku hari ini … tidak pernah terjadi.” Suaranya terdengar dalam dan berat, setiap katanya mengandung peringatan. “Dan jangan pernah sekali pun Anda menyelidiki hubunganku, apalagi menyentuh masa lalu istriku. Jangan pernah melibatkan dia terlalu jauh.”Nada Zayden begitu tegas. Ia tidak berteriak—tak perlu—karena intonasi rendah dan mantapnya justru lebih menggetarkan. Sorot matanya menajam, seolah-olah menusuk Helena yang masih duduk di seberangnya.Helena mengangkat alis sedikit. Senyumnya tipis, nyaris tak terlihat, namun cukup untuk menunjukkan bahwa ia tidak gentar. Wanita itu juga masih terlihat tenang seperti sebelumnya.“Nenek tidak pernah bilang kalau nenek tidak menyukainya,” ucapnya santai, seolah mencoba meredakan bara api yang baru saja dilemparkan. “Entah informasi yang kudapat benar atau tidak… tapi dari c

    Last Updated : 2025-04-21
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 63. Suamiku Sendiri Contohnya!

    Udara di antara mereka jadi terasa berat. Tika menelan ludahnya sendiri, matanya tak berkedip menatap Alisha—berusaha membaca apakah ini sungguhan atau hanya gurauan level tinggi. Lalu, tawa Alisha meletup. Ringan dan renyah, memecah ketegangan yang menggantung. Ia menggeleng sambil menutup mulut dengan telapak tangan. “Duh, Tika! Mukamu barusan pucat banget, sumpah lucu banget ekspresimu!” Alisha terpingkal, menepuk-nepuk bahu temannya. Tika mendesah panjang, menepuk dada. “Astaga, Al! Kamu tuh ya… kalo mau ngelawak, yang lain aja topiknya! Jantungku kayak mau copot tahu gak!” “Tapi aku serius, loh.” Alisha masih tersenyum, tapi matanya tak bergeser sedikit pun dari wajah Tika. “Ya ampun, udah deh jangan becanda. Nggak lucu,” kata Tika setengah protes, tapi masih terlihat ragu-ragu. Alisha mendekat, mencondongkan tubuhnya, lalu berbisik pelan di telinga Tika, “Gimana kalau memang istri Pak Zayden itu ... aku?” Tika memundurkan tubuhnya sedikit, lalu melipat tangan di dada. “Kal

    Last Updated : 2025-04-21
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 64. Tugas Baru

    Saat Alisha membuka pintu ruangan kerja Zayden, matanya langsung menangkap sosok pria itu yang berdiri membelakangi mereka, sibuk dengan telepon di tangan, suaranya rendah namun terdengar tegas. Arsel yang duduk di kursi tamu di depan meja kerja Zayden segera berdiri. Ia tersenyum sopan lalu menghampiri Alisha. “Nyonya Alisha,” sapanya pelan. Alisha membalas dengan anggukan kecil dan senyum manis, lalu melirik Zayden yang masih sibuk berbicara sambil membelakangi mereka. Suasana ruangan itu terasa sedikit tegang, tapi Alisha tetap memberanikan diri berbisik pelan pada Arsel. “Dia, lagi menelpon siapa?” tanya Alisha sambil bisik-bisik. “Dia lagi nelepon siapa?” bisiknya sambil sedikit mencondongkan tubuh. Arsel hanya tersenyum kecil, tampak geli melihat tingkah istri muda bosnya itu yang berusaha bergosip. “Nyonya Helena,” jawabnya singkat. Alisha membelalak pelan. “Nenek?” Arsel mengangguk. “Bukannya tadi sudah ketemu?” tanya Alisha lagi. “Mungkin urusannya masih belum seles

    Last Updated : 2025-04-21
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 65. Tantangan Alisha

    Ruangan itu hening sejenak, hanya ada suara AC yang berdengung pelan. Zayden berdiri bersandar di meja, menatap Alisha yang berdiri tegap di depan pintu, lalu kemudian pria itu memberikan isyarat untuk menutup pintu lalu dia duduk di kursi kebesarannya.“Ada apa, Pak? Ada yang bisa saya bantu?” tanya Alisha dengan nada formal..Zayden mengangkat alis. “Biasa saja ngomongnya. Nggak usah kaku. Cuma ada kita berdua di sini.”“Idih, tadi juga pas ada Arsel ngomongnya kaku banget.” Alisha menjawab dengan cemberut dan berjalan mendekat ke meja Zayden.Zayden menatap Alisha dengan sorot tajam. “Walaupun Arsel tahu hubungan kita seperti apa, kamu tetap harus bersikap profesional.”Alisha mengangkat alis. “Aku selalu profesional.”“Tetap hati-hati,” tegas Zayden. “Aku khawatir, kalau nanti ada orang lain selain Arsel, kamu kelepasan … dan hubungan kita ketahuan.”Alisha memutar bola matanya pelan mendengar ucapan barusan.Zayden mencondongkan sedikit tubuhnya, nada suaranya turun, tapi tajam. “

    Last Updated : 2025-04-22
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 66. Jangan Membantah

    Begitu keluar dari ruangan Zayden, Alisha langsung dengan cepat mencari informasi. Matanya tak lepas dari layar komputer, jari-jarinya bergerak cepat membuka berkas-berkas digital, laporan klien, hingga data publik yang bisa diakses.Ia tahu waktu tidak banyak. Targetnya: sebelum jam makan siang, informasi itu harus sudah di tangannya.Beberapa kali ia harus menggigit bibir menahan kesal saat menemukan informasi yang terlalu umum. Tapi akhirnya, setelah menelusuri jejaring bisnis dan menghubungi beberapa kontak lama secara anonim, ia menemukan satu nama yang muncul berulang kali—dan itu bukan nama biasa.Austin Thamrin.Alis Alisha langsung bertaut. "Ini CEO-nya?"Lalu Alisha segera melihat ponselnya lagi, kontak yang dikirim oleh Zayden sama persis: Austin Thamrin. “Lah, kalau dia tahu orang ini kenapa dia tidak langsung menghubunginya sendiri saja?” Alisha kembali berbicara pada dirinya sendiri.Akan tetapi, kemudian ia menyandarkan punggung di kursi dan menarik napas dalam. “Zayden

    Last Updated : 2025-04-22
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 67. Apa Mereka Sudah Saling Kenal?

    Langkah Alisha terdengar mantap di lorong kantor, meski dalam dadanya, ada gejolak yang tak bisa dia abaikan begitu saja. Ia sudah berada di luar ruangan Zayden sejak beberapa menit lalu, berdiri di dekat meja tinggi dengan berkas-berkas di tangan—dokumen yang telah dia susun rapi sesuai instruksi Zayden untuk pertemuan mereka dengan CEO Nusa Forward Global nanti sore. Namun, matanya tak kunjung tenang membaca detail dokumen itu. Justru pikirannya mengembara ke arah yang sama sekali tidak seharusnya. ‘Kenapa dia tiba-tiba jadi begitu, sih?’ pikir ALisha sambil menggigit bibir bawahnya pelan. Lalu, tiba-tiba kembali terlintas wajah Zayden, dengan ekspresinya yang akhir-akhir ini sedikit lebih lembut dari biasanya, terus mengganggu fokusnya. “Ih, apaan sih!” gumamnya lemah lalu mengacak rambutnya. Kemudian, Ia mendesah pelan dan merapikan letak kertas di tangannya. “Jangan bodoh, Alisha. Ingat pernikahan ini terjadi karena dia ingin menutupi aibnya dari keluarga besarnya itu,” gumam

    Last Updated : 2025-04-22

Latest chapter

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 106. Dengarkan Baik-Baik Alisha

    Alisha hanya bisa menahan napas, menyadari betapa pria itu bisa membuat emosinya naik turun dalam hitungan detik. Tidak bisakan pria ini membuat hubungan mereka jauh lebih jelas?“Bukan begitu, tapi maksudku–”“Aku tidak bisa melarang orang untuk menyukaiku, lagipula bukankah itu menyenangkan kalau disukai oleh istri sendiri?” Zayden hanya menanggapi datar akan hal itu.“Ya kamu memang tidak punya hak untuk larang orang lain, cuma maksudku, kalau kamu tidak menyukaiku, kamu bisa untuk bersikap biasa saja saat orang lain tidak ada di sekitar kita karena hal ini bisa membuatku–”“Makin menyukaiku?” potong Zayden.Alisha diam.“Kamu menyimpulkan dari mana kalau aku tidak menyukaimu?” Kalimat yang dilontarkan Zayden barusan terdengar datar, tenang, dan tanpa emosi.Hanya saja cukup membuat Alisha mengerjapkan matanya berkali-kali mencoba untuk menerjemahkan maksud dari pria itu.“Maksudmu?” Zayden menghela napas dalam sebelum akhirnya bicara, “Dari pesanmu itu, kamu hanya menyatakan ses

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   bab 105. Ya Sudah!

    Setelah mengirimkan pesan itu, Alisha langsung melempar ponselnya ke sembarang tempat. Jantungnya berdetak kencang, napasnya memburu. Beberapa detik dia terdiam, berusaha mencerna apa yang baru saja dia lakukan.Tapi di detik berikutnya — panik itu datang menyerbu.“Ya Tuhan! Apa yang barusan aku lakuin?!” serunya, buru-buru meraih kembali ponsel yang tadi dia lempar.Jari-jarinya gemetar saat membuka aplikasi pesan. Dan … terlambat! Pesan itu… sudah dibaca.Tubuhnya langsung lemas. Rasanya seperti ditarik ke dalam lubang hitam. “Astaga… bodoh … bodoh … bodoh!” rutuknya sambil menepuk kening sendiri.Kenapa dia bisa seimpulsif itu? Kenapa tanpa pikir panjang, langsung kirim saja? Padahal, dia tahu, hal-hal seperti ini jelas tidak bisa sembarangan! Tidak bisa hanya mengikuti emosi sesaat saja! Kalau begini bukankah malah bikin runyam dan mempermalukan diri sendiri?!"Ah… gimana kalau dia marah? Atau… aduh, jangan-jangan dia malah–" pikiran Alisha berputar ke mana-mana. Kepalanya terasa

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 104. Ingatan Helena

    Sementara itu, di tempat lain.“Nyonya sepertinya suasana hati Anda sedang baik sekali hari ini.” Danti, asisten pribadi Helena Wijaya berkata padanya saat Helena menikmati makan siangnya.“Ya, tentu saja. Dari laporan terakhir tentang istrinya Zayden sepertinya dia memang wanita baik-baik, hanya nasibnya saja yang kurang beruntung sebelum ini.” Helena berkata santai.Danti tersenyum ringan. “Betul, Nyonya.”“Jadi, menurut Nyonya apa kita perlu selidiki lebih jauh terkait Nona Alisha ini?” tanya Danti memastikan.“Tetap lanjutkan, karena aku ingin membuktikan kalau pernikahan mereka itu ada sesuatu di dalamnya. Mungkin Alisha terlihat sederhana, hanya saja … sikap sederhananya ini perlu digali lagi. Walaupun aku menyukainya, tetap kita perlu waspada.” Helena berkata dengan nada datar.“Baik, Nyonya.” Danti kembali menjawab dengan hormat. “Kalau begitu, mereka tetap perlu bertugas untuk mengawasi mereka.”“Ya, katakan pada mereka bagaimana perkembangan hari ini. Aku sudah tidak sabar i

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 103. Pesan untuk Zayden

    Alisha masih berdiri di tempat, membiarkan sunyi yang tersisa di kamar itu membungkusnya. Jantungnya berdetak cepat, seakan baru saja menyelesaikan lari jarak jauh. Tangannya masih menempel di kening, tepat di tempat bibir Zayden tadi menyentuh kulitnya.“Apa … barusan?” gumamnya lagi dengan pelan dan mencoba untuk menerka-nerka.Ia menunduk, mencoba mencari alasan logis. Hanya saja alasan logis untuk saat ini sepertinya tidak ada yang cocok kecuali satu hal …. Hanya saja apa itu mungkin? Alisha memejamkan mata, menggeleng cepat, berusaha mengusir perasaan aneh yang baru saja muncul.“Ah, hari ini aku artinya bebas tugas, kan? Tapi … apa alasan yang akan aku berikan pada mereka kalau aku tidak ikut ke sana?” Alisha baru terpikir akan hal ini. Artinya dia harus menciptakan kebohongan lagi.Dia mengirim pesan pada Zayden:Alisha: “Nanti kalau mereka bertanya aku tidak ikut bagaimana?”Zayden: “Aku akan mengatakan kalau kamu tiba-tiba tidak enak badan.”Alisha: “Jangan! Itu sama saja d

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 102. Apa Ini Akting?

    Jelas saja dia panik. klien yang akan ditemui ini adalah klien besar, dan sudah bekerja sama dalam waktu yang lama. Itu yang diketahui Alisha, tetapi secara detail dia tidak terlalu paham, karena klien ini dipegang oleh salah satu rekannya–Farhan. Zayden benar-benar memastikan kunjungannya kali ini bisa bertemu dengan pimpinannya langsung.Kalau kejadiannya begini, bagaimana bisa mereka akan tiba tepat waktu?!“Sudah tenang saja, Kak Zayden pasti bisa menanganinya!” Yumi berkata dengan menenangkan Alisha.“Menangani apanya sih?! Udah, ah! Aku mau mikir dulu apa yang harus aku lakukan! Mudah-mudahan bajuku tidak terlalu bau untuk kupakai dua kali!” Setelah mengatakan hal itu, Alisha memutuskan sambungan telepon mereka.Dia kembali menatap layar ponselnya berharap apa yang dikatakan Yumi hanya sebuah lelucon saja! Akan tetapi, waktu di layar ponselnya menunjukkan pukul 10.40, kurang 20 menit jam 11 siang!“Ya Tuhan! Bisa gawat ini!” serunya.Dia kemudian berlari ke ruang tidur, tetapi,

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 101. Kesiangan

    Pagi itu, sinar matahari lembut menyelinap masuk melalui celah tirai kamar, mengenai wajah Alisha yang masih terlelap. Perlahan, kelopak matanya mulai bergerak, lalu terbuka setengah saat cahaya hangat itu menyapa.“Sudah pagi, rupanya…” gumamnya pelan, suaranya serak sisa tidur.Ia berniat mengubah posisi tidurnya, namun baru menyadari ada sesuatu yang berat melingkari pinggangnya. Alisha terdiam sejenak, matanya berkedip-kedip, mencoba mengumpulkan kesadarannya yang masih setengah kabur.Perlahan, ia merasakan kehangatan di punggungnya — tubuh seseorang yang begitu dekat, hingga napasnya terdengar jelas di belakang telinganya, teratur dan dalam. Jantung Alisha seketika berdetak lebih kencang. Ia tak perlu menebak lama untuk menyadari siapa pemilik tangan yang kini memeluknya erat dari belakang.‘Astaga… Zayden?!’ teriaknya dalam hati.Kesadarannya langsung utuh seketika. Alisha berbalik untuk memastikan kalau dia sedang tidak bermimpi!Dan …!Ya Tuhan!? Wajah Zayden terlihat sanga

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 100. Validasi Perasaan

    Setelah pergi mengantar neneknya menemui seseorang, Zayden memutuskan untuk kembali ke hotel dengan menggunakan taksi. Begitu membuka ponselnya di dalam taksi, matanya langsung membelalak. Puluhan panggilan dari Alisha memenuhi layar. Baru sekarang notifikasi itu muncul, setelah mode Do Not Disturb-nya dinonaktifkan.Dia ingin langsung menghubungi Alisha balik, tetapi panggilan Arsel membuatnya mengurungkan niatnya.“Bagaimana, Arsel?” tanya Zayden saat panggilan itu tersambung.“Tuan, sepertinya informasi yang disampaikan oleh orang itu sedikit berbeda setelah kulakukan validasi.” Arsel melaporkan hasil investigasinya pada Zayden.Hal itu membuat Zayden mengerutkan keningnya cukup dalam. “Apa kamu yakin?”“Yakin, Tuan, aku sudah memastikan sekali lagi, karena itu, aku akan kembali menelusurinya lebih dalam setelah ini.” Arsel berkata dengan suara tenang.Zayden menghela napas dalam.“Ya sudah, kalau begitu, cari dengan teliti.” Zayden lalu mematikan sambungan itu.Pikirannya mulai b

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 99. Pembicaraan Dengan Helena

    Beberapa jam sebelumnya.Setelah meninggalkan Alisha di tempat itu, Zayden menyusul Helena. Dengan perasaan yang sangat kesal dia menghentikan langkah Helena yang baru saja ingin masuk ke mobil.“Nenek tunggu!” cegatnya sambil setengah berlari.Helena menghentikan gerakannya dan memutar tubuhnya melihat ke arah Zayden.Sudah cukup lama … Zayden tidak memanggilnya seleluasa sekarang.Zayden berjalan mendekat. “Kita harus bicara.” Dia berkata dengan suara tegas, lalu melihat ke arah sopir yang sedang membukakan pintu mobil untuk wanita itu dan juga asisten pribadi Helena yang berada di dekatnya dengan tatapan datar. “Empat mata,” lanjutnya lagi.Mengerti dengan yang dimaksud Zayden, sopir dan asisten pribadi Helena itu menunggu perintah dari Nyonya besar mereka.Helena lalu melihat ke arah keduanya dan memberikan isyarat untuk meninggalkan mereka, tetapi sebelum asistennya meninggalkan Helena dia berkata pelan, “Nyonya jangan lupa, kita masih ada janji jam lima sore ini–”“Aku yang akan

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 98. Jawaban Jujur

    Mendengar pernyataan barusan tentu saja Alisha tidak bisa berkata-kata. Saat ini, bahkan mereka hanya berdua saja, dan pria itu bisa bersikap seperti ini? Apa yang coba dia perbuat? Walaupun targetnya sudah berganti untuk menaklukan pria itu, tentu saja tidak akan sudi dia secara terang-terangan mengakui perasaannya yang mulai tumbuh, kan?Setidaknya Zayden tidak boleh membaca isi hatinya!Untuk menetralkan suasana, Alisha dengan sigap mengalihkan topik pembicaraan mereka dengan keras!“Ih, apaan sih! Lagian di sini tidak ada orang lain, jangan bersikap sok manis!” gumam Alisha dengan nada datar, hanya saja riak di dalam hatinya cukup besar.Zayden hanya tersenyum singkat!‘Astaga! Bahkan pria ini sempat-sempatnya tersenyum?! Apa dunia sudah mau kiamat?! Setidaknya, tidak perlu memberikanku harapan tingga kalau nantinya juga akan dihempas kenyataan!’ Alisha berteriak dalam hatinya.“Sudah, ya! itu jangan diganggu-ganggu, biar obatnya meresap dulu.” Alisha berkata santai lalu memberes

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status