Share

Bab 139

Author: Runayanti
last update Last Updated: 2025-09-24 09:08:27

Deon menepis tangan Bella yang menahannya, "aku mengkhawatirkan keadaan Ibu dan akan ke rumah sakit untuk melihatnya sekarang. Tidurlah dulu dan jaga Alfie."

Bella menatapnya sekilas dengan rasa kecewa, ia lalu pergi dengan langkah ringan seolah tak ingin menunggu lama. Deon tidak menatap balik, hanya melangkah masuk kembali ke mobilnya tanpa banyak berkata-kata lagi.

Deon tiba di rumah sakit ketika malam sudah larut.

Saat pintu kamar pasien terbuka, ia melihat ibundanya tubing dan perban, kulitnya masih merah-bercak, rambutnya sedikit hangus. Mata yang biasanya basah oleh kelembutan kini menatap kosong, terpaut pada sesuatu yang tak tampak bagi orang lain.

“Deon…” suara ibunya serak, namun tegas. Di matanya ada kilasan yang tak biasa: bukan kebutaan murni, melainkan sejenis penglihatan yang terbungkus rasa sakit.

"Deon, akhirnya kamu datang, Nak."

"Bu, bagaimana keadaanmu?" Deon menerima tangan Ibunya yang terjulur untuk

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 158

    Mereka diam, seolah sedang menunggu Kenzi bangkit untuk melanjutkan pertandingan, namun akhirnya mereka kecewa saat wasit menyatakan 'selesai'.Vincent berdiri goyah, hampir jatuh, tubuhnya sendiri sudah penuh luka. Ia bisa merasakan setiap bagian tubuhnya berteriak kesakitan, bahu yang patah membuat lengannya nyaris lumpuh. Lutut yang sudah tidak utuh lagi susunan tulangnya membuat dia tidak mampu berdiri tegak. Tapi tatapannya tetap tegak, mengarah pada Kenzi yang tidak lagi bangun. Bersiap untuk melayangkan tendangan mematikan lainnya bila pria itu berhasil bangkit lagi.Penonton menahan napas. Beberapa diplomat di tribun bahkan berdiri, tidak percaya dengan apa yang baru saja mereka saksikan. Ayah Vincent dan perdana menteri Jepang menyaksikan semuanya tanpa mampu berkata banyak.Kenzi membuka mulut, terdengar suara lirih seperti rintihan, namun matanya tetap terpejam. Ia tidak sanggup bangkit lagi. Dari dalam tubuhnya, ia bisa merasakan tulang-tulang patah,

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 157

    Vincent menahan langkahnya sendiri, menatapnya tanpa gentar. “Kalau begitu buktikan. Kita bertarung di ajang internasional ini. Siapa yang menang… dialah yang layak mendampingi Naila.”Sorot mata Kenzi semakin tajam saat merasakan ejekannya tidak ditanggapi Vincent dengan serius, tapi bibirnya terangkat penuh kesombongan. “Baik. Taruhannya jelas. Kalau aku yang menang, kau harus pergi dan menyerahkan Naila padaku. Tapi kalau kau menang… aku akan memberikan dia padamu.”"Toh, dia hanya pakaian bekas yang pernah kupakai... berulang kali," lanjutnya dengan tertawa kekeh.Vincent memicingkan matanya dan mengepalkan kedua tangannya di samping badang erat-erat.“Aku terima,” Vincent menunduk sedikit, suaranya serak tapi mantap. “Karena bagiku, Naila bukan sekadar taruhan. Dia hidupku. Kau tidak layak!”Kenzi terdiam sepersekian detik, lalu tertawa lantang. “Kalau begitu mari kita lihat,

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 156

    Pintu kamar terbuka perlahan. Deon masuk dengan wajah letih, langkahnya berat seakan menanggung seluruh beban dunia. Pandangannya langsung jatuh pada Jannah yang meringkuk di ranjang, memeluk diri sendiri dengan mata sembab."Jannah..." panggilnya lembut. Namun, Jannah tidak menyahut.Hatinya mencelos. Tanpa pikir panjang, ia melangkah mendekat dan ingin memeluk istrinya, mencoba memberi sedikit penguatan, meski dirinya sendiri hampir roboh.Namun sebelum pelukan itu sempat terwujud, terdengar ketukan di pintu.Tok… tok…Pintu terbuka, seorang perawat masuk dengan wajah serius. “Tuan, dokter sudah keluar dari ruang UGD dan mencarimu.”Deon terdiam, menoleh sebentar. Namun sebelum ia sempat menjawab, suara Jannah terdengar lebih dulu.“Pergilah.” Jannah menunduk, menatap kedua tangannya yang menggenggam perutnya tadi.Suaranya pelan, tapi setiap kata mengiris. “Bella suda

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 155

    Seseorang berlari menyusul Alfie, "Tuan muda, mari kita ke ruang UGD dulu. Ibu Bella ada di sana," ucap wanita berpakaian perawat itu.Alfie mengusap ingusnya lalu mengangguk kecil dan berdiri lalu segera memegang tangan perawat itu, meninggalkan Jannah yang masih bersimpuh di pinggiran aspal."Dia bahkan lebih memilih perawat yang tidak dikenalnya dan mengabaikan keberadaan ibu kandungnya sendiri," ucap Jannah dengan suara bergetar.Perlahan Jannah melangkah menuju ke ruang UGD. Kepalanya tertunduk, namun matanya tetap terpaku pada pintu UGD yang kini tertutup rapat. Hatinya campur aduk, antara shock, ngeri, dan sebuah perasaan yang sulit ia namakan.Meliirk keberadaan Alfie di sana dan putranya itu sama sekali tidak melihat ke arahnya seolah keberadaannya juga tidak memiliki pengaruh besar di sana.Deon berdiri mematung. Bajunya penuh darah Bella, tangannya terkepal keras. Napasnya memburu. Sungguh, ia tak pernah menyangka ucapan Bella yang penuh

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 154

    Walau hatinya merasa senang mendengar bahwa semua harta akan diwariskan kepada Alfie dan Alfie sedang berada dalam pengaruhnya, maka semua akan menjadi mudah. Namun Bella masih merasa sangat ingin menguasai Deon, menjadikan Deon miliknya."Tidak," sahut Deon singkat lalu berbalik. "Pulanglah dan cari seseorang yang bisa mencintaimu dengan baik. Aku memiliki Jannah dan berhutang padanya.""Jadi selama ini kamu hanya menganggap Jannah sebagai istri karena hutang?"Bella menatap Deon dengan sorot mata yang liar, air mata berlinang, namun bibirnya tersenyum miris. “Baik. Kalau begitu, kamu juga berhutang kepadaku, Deon. Aku akan keluar dan membiarkan mobil menabrakku… agar kamu tahu betapa dalamnya cintaku padamu.”“Kau gila, Bella!” seru Deon dengan nada meninggi. Ia melangkah cepat mencoba meraih lengan Bella, tetapi wanita itu sudah lebih dahulu berlari ke arah pintu.“Bella! Jangan lakukan itu!” Deon

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 153

    Suasana seketika membeku. Pelayan yang berada di sudut ruangan menelan ludah, tak berani bergerak sedikit pun.Deon tersenyum miring, tatapan matanya dingin ke arah. “Kau berani sekali menginjakkan kaki ke sini dan...”Kakek Robert tidak gentar langsung menyela. “Kau bisa menolak sesukamu, Deon. Tapi kenyataan tetap kenyataan. Alfie lebih dekat pada Bella. Anak itu bahkan tidak peduli lagi pada Jannah. Jadi, untuk apa kau mempertahankan pernikahanmu yang rapuh itu? Lagipula, semua orang sudah menyaksikan acara pertunangan kalian, kau ingin semua ini dianggap hanya sekedar main-main?”Ucapan itu menusuk Deon, tapi ia tidak menunjukkan kelemahan sedikit pun."Papa..." Alfie melihat ke arah ayahnya dengan takut. Suaranya bergetar kecil. "Aku mau memanggil Ibu Bella... Mama."Deon tertawa miris, “Bella! Alfie tetap anakku bersama Jannah, dan Jannah tetap istriku. Tidak ada seorang pun, bahkan kau, Kakek, yang bisa menggant

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status