Share

41. Kabar Buruk

Author: Dewi masitoh
last update Last Updated: 2025-10-08 19:19:30

“Siapa?” tanya Yasmine sambil menatap saku celana Reno.

“Udah biarin aja, paling kerjaan.” Reno menggandeng tangan Yasmine mengajak makan siang.

Sampai makan siang selesai ponsel Reno masih saja bergetar. Hal itu membuat Yasmine risih.

“Kak, tolong dibuka.” Yasmine memaksa karena penasaran.

Akhirnya, Reno mengambil ponselnya di dalam saku. Ternyata benar ada hal penting. Dino menelepon berulang kali.

“Halo, Pa!” panggil Reno santai.

“Pulang, Mama masuk rumah sakit.” Dino memberi tahu keadaan Lusiana.

“Baik, Pa. Aku pulang sekarang.” Reno mematikan teleponnya.

“Ada apa?” tanya Yasmine yang bingung melihat wajah Reno terlihat sedih.

“Mama masuk rumah sakit.” Reno sendu.

“Aku akan cari tiket pesawat yang tercepat,” ucap Leo dengan sigap.

Reno menggeleng tanda ia tidak setuju. Dia butuh waktu cepat sampai di kotanya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pak Dosen Jangan Nakal, Ah!   117. Mengantongi Restu

    “Yah, ketahuan deh!” Reno mencebik lalu berdiri pergi ke meja makan.“Awas kamu Kak Dimas!” Sesil merajuk.Sejujurnya para wanita begini banyak drama. Namun, tidak semua wanita ya.Selesai makan malam bersama. Dimas melihat jam tangannya ternyata sudah malam. Ia pun harus kembali karena besok pagi akan bekerja.“Om, Tante! Saya pamit pulang. Bro duluan ya!” Dimas berdiri.“Mama jadi nginep di sini?” tanya Sesil yang memastikan.“Jadi dong!” Lusiana berdiri membantu Yasmine membereskan piring.“Aku besok mau daftar kerja, jadi aku pulang.” Sesil mengecek tasnya.“Memangnya udah ada ijazah?” tanya Reno.“Bapak Dosen! Daftar kerja freelance pakai ijazah? Nggaklah.” Sesil berdiri.“Lagian kamu nggak bilang kalo freelance.” Reno tidak mau disalahkan.“Iya, Kak iya!” Sesil mengalah.“Hati-hati di jalan ya, Dim.” Dino berdiri akan mengantarkan mereka berdua pergi.“Kita ngobrol di rooftop aja, Pa!” ajak Reno malas mengantarkan mereka.“Kamu dulaan, nanti Papa nyusul.Reno pun berjalan ke roo

  • Pak Dosen Jangan Nakal, Ah!   116. Nyonya Memang Pemenangnya

    “Tentu saja ada permintaan aku,” ucap Yasmine. “Katakan biar aku catat, nanti aku ngomong sama WO-nya.” Reno mencoba sabar menghadapi sang ratu. Bunganya rangkaian yang rimbun dan melimpah, pakai warna monokromatik atau gradasi (ombre). Aksen berkilau, penggunaan kristal, manik-manik, atau kain satin/sutra biar memantulkan cahaya. Pencahayaan lampu yang dramatis dan terencana dengan baik kaya lampu gantung kristal, lilin dalam jumlah banyak, atau lampu sorot itu sangat bagus dan penting untuk menciptakan suasana mewah. Garis yang ramping pakai furnitur dan tata letak cenderung memiliki garis yang bersih dan modern, menghindari detail yang terlalu rumit kecuali untuk aksen tertentu.” Yasmine tersenyum senang. “Ok, cuma itu saja ‘kan?” Reno memastikan kembali. “Masih ada Kak! Sabar dong!” omel Yasmine. “Baik, Nyonya apalagi?” tanya Reno. “Gaunnya banyak pernak-pernik! Kristal gitu,” ucap Yasmine asal. “Yakin?” Reno memastikan. “Yakinlah.” Yasmine tersenyum. “Berarti udah nggak

  • Pak Dosen Jangan Nakal, Ah!   115. Perdebatan WO

    “Pak berhenti!” Reno meminta supir berhenti. Supir langsung menghentikan mobilnya. Yasmine menurunkan kaca mobil. Mata Venya terpukau melihat mobil mewah. Varian spek tertinggi untuk Toyota Alphard adalah Alphard 2.5L HEV CVT tersedia dengan harga Rp 1,733 Milyar. Varian lain dari Toyota Alphard. “Kalian ada apa?” tanya Yasmine. “Maaf, ya! Ini untukmu.” Venya mendekati Yasmine. Yasmine keluar dari dalam mobil. Ia memeluk Venya lalu mengambil pemberiannya. “Makasih, Ve! Selamat berjuang.” Yasmine melambaikan tangan. Mobil berwarna hitam itu melaju kencang. Minto yang membawa motor hanya menatap kepergiannya. Venya berjalan kaki meninggalkan Minto yang masih menatap mobil itu. “Ayo, naik!” Minto datar. “Nggak usah,” tolak Venya sambil tersenyum. “Sepertinya memang harus berhenti berjuang,” batin Venya yang kembali berjalan. Pria itu menggunakan motor CB klasik adalah motor legendaris dari Honda yang identik dengan desain klasik, mesin tangguh, dan performa yang andal, terutama

  • Pak Dosen Jangan Nakal, Ah!   114. Blue Sapphire

    Wush …Tiba-tiba ada angin kencang membuat pohon bergoyang. Dedaunan berterbangan Venya melihat pria tampan berjalan langsung menghentikan langkahnya.“Malaikat mana itu?” batin Venya terpukau.“Suamiku! Sakit!” rengek Yasmine manja.“Kamu hati-hati!” Reno langsung membopong tubuh Yasmine.“Tuan, maafkan saya tidak bisa menjaga Nona Yasmine.” Minto menundukkan kepalanya.Deg …Seketika Venya merasa jantungnya berhenti sesaat. Mendengar pernyataan Minto baru saja.“Tuan Reno? Orang terkaya di desa ini?!” jerit Venya hanya bisa di dalam hati.Tubuh gadis itu terasa kaku ia ingin sekali meminta maaf. Namun, rasa gengsi telah merasuki pikiran dan tubuh Venya.“Tidak apa-apa. Terima kasih sudah mengajak Istriku jalan-jalan.” Reno datar.Pria itu berjalan melewati Venya. Namun, Yasmine menarik lengan Reno.“Berhenti.” Yasmine memohon.Reno menghadap ke arah Venya yang terlihat merasa bersalah. Yasmine tersenyum saat Venya menatapnya.“Venya dia adalah cintaku. Jangan cemburu dengan aku.” Ya

  • Pak Dosen Jangan Nakal, Ah!   113. Sehari Berdarah 3 Kali

    “Bukan urusan kamu!” Minto dingin.Yasmine hanya diam dia hanya mengamati wajah tampan Minto. Baru saja ramah murah senyum. Kini berubah menjadi serius.“Aneh,” gumam Yasmine.“Kenapa Non?” tanya Minto menoleh ke arah Yasmine.“Nggak pa-pa, aku balik aja ya. Nggak enak Pacarmu datang,” pamit Yasmine.“Jangan Non!” Minto meraih lengan Yasmine.Yasmine menatap bingung, para anak buah Reno menatap tajam. Minto langsung melepaskan tangannya.“Maaf.” Minto tersenyum kikuk.“Kalo nggak jalan aja rame-rame,” ajak Yasmine.“Gadis Gila! Kamu pulang sana! Ganggu!” ucap Minto kasar.“Minto, sudahlah.” Yasmine tersenyum.“Dia juga ngizinin juga! Kamu kenapa sih! Sama aku pasti kasar.” Venya—gadis ini anak kepala desa.“Sudah-sudah.” Yasmine menengahi.Mereka akhirnya berjalan-jalan kembali. Mereka mulai masuk ke hutan yang niat awal ingin keliling desa. Mata Yasmine berbinar melihat jamur.“Jamur apa ini?” tanya Yasmine penasaran. “Bahaya nggak aku pegang.” “Aman.” Minto melihat Yasmine mengambi

  • Pak Dosen Jangan Nakal, Ah!   112. Mulai Melupakan Masalah

    “Iya janji sama orang.” Bik Minah menjelaskan lagi. “Nggak ada Bik. Mungkin Bibik.” Yasmine tersenyum. “Anak sekarang.” Bik Minah tertawa. Tidak sadar mereka sudah sampai di desa. Banyak rumah warga pastinya di sana. Para warga menyapa Bik Minah dengan ramah mereka mengobrol tiap jalan. “Ini orang apa nggak ada kerjaan ya?” batin Yasmine merasa aneh. “Non,” panggil Bik Minah melihat Yasmine melamun. “Hah!” Yasmine fokus dengan rumah-rumah warga terlihat menyejukkan. “Rumah di sini klasik banget,” ucap Yasmine lalu menoleh ke Bik Minah. “Sini masuk! Ini rumah Bibik.” Mereka pun masuk ke dalam. Yasmine melihat tidak orang lain di rumah itu selain Bik Minah. “Bibik tinggal sendiri?” tanya Yasmine yang celingukan. “Ada suami dan anak, mereka masih di ladang Non.” Bik Minah menjelaskan. “Bik, saya mau ke ladang. Sepertinya enak.” Yasmine butuh penyegaran hati. “Bibi mau ambil makanan dulu, untuk ke sana.” Bik Minah menyiapkan makan siang. Setelah itu mereka berjalan kembali l

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status