“Siapa dia?!” Sesil menatap tajam.
“Dia Pacarku.” Leo meraih tangan Ranti.“Woh … so sweet!” Yasmine tersenyum.“Tolong ralat ucapan kamu! Bisa-bisanya kamu bilang aku kabur! Padahal tadi aku bilang, tunggu aku di luar, setelah aku kembali dari toilet kamu nggak ada! Sekarang kamu nuduh aku,” gerutu Ranti panjang kali lebar.“Jadi begitu ceritanya?” Yasmine menanggapi Ranti, makin panas Sesil dengan sikap Yasmine seperti itu.“Kakak!” Sesil meminta Reno membelanya.“Kamu itu sudah besar, jangan berbuat hal yang tidak baik,” nasihat Reno.“Kamu yang terbaik, Sayang,” lirih Yasmine bergelayut manja di lengan Reno.“Kalian udah nggak sayang aku!” Sesil merajuk.“Please, deh Sesil. Umur kita sudah 21 tahun, bukan anak kecil lagi jadi jangan kekanakan.” Yasmine dengan tegas mengatakan itu agar dia sadar.Mata Sesil memerah setelah mendengar ucapan Yasmine. Ia mengepalkan tangannya lalu pergi dari sa“Siapa dia?!” Sesil menatap tajam.“Dia Pacarku.” Leo meraih tangan Ranti.“Woh … so sweet!” Yasmine tersenyum.“Tolong ralat ucapan kamu! Bisa-bisanya kamu bilang aku kabur! Padahal tadi aku bilang, tunggu aku di luar, setelah aku kembali dari toilet kamu nggak ada! Sekarang kamu nuduh aku,” gerutu Ranti panjang kali lebar.“Jadi begitu ceritanya?” Yasmine menanggapi Ranti, makin panas Sesil dengan sikap Yasmine seperti itu.“Kakak!” Sesil meminta Reno membelanya.“Kamu itu sudah besar, jangan berbuat hal yang tidak baik,” nasihat Reno.“Kamu yang terbaik, Sayang,” lirih Yasmine bergelayut manja di lengan Reno.“Kalian udah nggak sayang aku!” Sesil merajuk.“Please, deh Sesil. Umur kita sudah 21 tahun, bukan anak kecil lagi jadi jangan kekanakan.” Yasmine dengan tegas mengatakan itu agar dia sadar.Mata Sesil memerah setelah mendengar ucapan Yasmine. Ia mengepalkan tangannya lalu pergi dari sa
“Dia—” “Stop, Tante. Biar aku yang menjelaskan kepada Yasmine.” Leo duduk tak jauh dari Yasmine. “Cepet!” titah Yasmine. “Sabar, Yas.” Ranti terlihat santai. “Sesil itu ada sepupunya Reno, dia berada di luar negeri, masih kuliah beberapa semester lagi selesai.” Leo mengambil ponselnya lalu menunjukkan foto Sesil. “Ini?” Yasmine melihat wajah Sesil. “Astaga ini!” Yasmine mengingat sesuatu. “Dia temen SMP-ku!” “Wah, bagus dong!” Reno tersenyum. “Bagus gimana? Dia tidak denganku. Dia pernah di-bully sampai masuk rumah sakit, aku ingat betul. Waktu itu aku di sana, aku mencoba membantu dengan mencari bantuan, tapi dia masuk rumah sakit. Setelah itu dia bilang membenciku lalu dia pindah sekolah.” Yasmine mengingat kejadian itu. “Jadi gimana?” Ranti sendu. “Tenang, aku akan melindungimu.” Yasmine tersenyum. “Siap, Bestie!” Ranti tertawa.
“Kenapa Sayang? Kamu sakit?” Lusiana mendekati Yasmine khawatir kandungannya kenapa-kenapa.“Tara!” Yasmine memberikan buku nikah di atas meja.“Kalian menikah!” Dino terkejut.“Kenapa nggak ngomong, kita pakai resepsi.” Lusiana menyentuh tangan Yasmine.“Nggak perlu, Ma. Nanti setelah melahirkan boleh, ‘lah. Cukup doakan aku cepat lulus kuliah.” Yasmine memeluk Lusiana.Rasa haru dan bahagia menyelimuti mereka semua. Mereka melanjutkan makan malam bersama.“Minggu depan aku mau honeymoon, akan foto prewed sekalian,” ucap Reno tiba-tiba.“Kok nggak ngomong?” Yasmine bingung harus bahagia atau tidak.“Kamu mau menyelesaikan skripsimu?” tebak Reno.“Iyalah! Kapan selesai ini,” balas Yasmine frustrasi.“Dosen pembimbingmu di sini jangan khawatir Baby!” Reno mengusap perut Yasmine yang rata.“Siap Pak Dosen!” Yasmine hormat kepada Reno membuat Lusiana dan Dino tertawa melihat kelucuan Yasm
Di perjalanan mereka saling diam. Sampai di rumah keluarga Reno. Yasmine bergegas keluar dari mobil meninggalkan pria itu sendirian.“Sayang tunggu!” Reno tertinggal.Di dalam rumah Yasmine melihat Fira di sana. Suasana hati Yasmine makin buruk.“Ngapain dia di sini?” batin Yasmine sedikit terkejut.“Yasmine sini!” panggil Lusiana sambil melambaikan tangan.Gadis itu mengamati sekitar, ternyata banyak ibu-ibu arisan. Ibu Kenan tidak ada di sana. Yasmine dengan anggun menghampiri mereka.“Halo Tante-Tante!” sapa Yasmine.“Ini Calon Menantumu?” tanya Hira—salah satu teman Lusiana.“Bukan!” Lusiana menjawab membuat mereka tegang. “Maksudnya Menantuku,” canda Lusiana diikuti mereka ikut tertawa.Setelah saling mengenal Yasmine pergi dari sana. Namun, di saat Yasmine berjalan. Fira menempelkan pisau di belakang tubuh Yasmine.“Aku ingin berbicara denganmu!” Fira menutupi pisau itu agar tidak terliha
“Uhuk-uhuk!” Yasmine tersedak air minum.Ucapan Reno sangat dramatis sekali. Memangnya menikah segampang itu. Sedangkan, Yasmine belum mempersiapkan apa pun.“No!” Yasmine mengusap bibirnya yang basah karena air minum.“Kenapa?” tanya Reno menatap tajam.Deg …Yasmine sebal jika harus ditatap Reno seperti itu. Bulu kuduknya meremang. Yasmine menundukkan kepalanya sambil cemberut.“Aku punya alasan kenapa aku tidak mau,” lirih Yasmine.“Iya, kenapa?” Reno butuh penjelasan.“Kuliahku belum selesai, apa aku bisa menjadi istri yang baik?” tanya Yasmine tatapannya sendu.“Yang terpenting itu adalah, kamu di sampingku dan Baby kita sehat,” balas Reno mencoba meyakinkan Yasmine. “Kita hanya tinggal datang ke pemerintahan untuk mencatatkan pernikahan kita saja, cukup.”“Memang sudah siapkan?” Yasmine ragu.“Tinggal berangkat.” Reno sudah selesai mempersiapkan sarapan pagi.Yasmine kin
“Kita main air bersama bisa kok Kak!” Yasmine membuka kemeja Reno.Reno mengerutkan keningnya melihat Yasmine mulai celamitan. Padahal, Reno merasa lelah sekali hari ini. Setelah Reno bertelanjang dada mata Yasmine berbinar.“Ya ampun, Nak! Tubuh Papamu memang luar biasa.” Yasmine memainkan tangannya di dada Reno.“Yasmine jangan pancing aku!” Reno sedikit menggertak.“Aku itu kangen kamu!” Yasmine cemberut lalu turun dari pangkuan Reno.Yasmine merasa kecewa, ia hampir menangis. Gadis itu berpikir jika Reno tidak menyukainya lagi. Reno pun menarik tangan Yasmine agar duduk di tepi ranjang.“Kamu ‘kan yang minta.” Suara Reno berubah serak.Yasmine sudah kecewa ia naik ke atas ranjang lalu menutupi tubuhnya dengan selimut. Reno bingung sikap Yasmine yang berubah 360 derajat.“Ini orang kenapa lagi? Tadi minta, sekarang marah?” batin Reno sambil menatap Yasmine yang dibalik selimut.Hormon yang menyebabka