Share

7. Patah Hati

Author: Dewi masitoh
last update Last Updated: 2025-09-19 19:18:22

“Bicaralah, jangan sungkan. Kita ‘kan teman,” ucap Lusiana dengan santai.

“Kamu akan membantuku, ‘kan?” Fira memastikan terlebih dahulu.

“Jangan berbelit Fira, bicaralah.” Lusiana datar.

“Perjodohan ini harus lancar, Elsa sangat mencintai Reno.” Fira mencoba meyakinkan.

“Iya, Tante!” Elsa dengan wajah sok imutnya.

“Aku akan coba ya,” balas Lusiana sambil tersenyum entah isi hati Lusiana seperti apa.

***

“Sayang, aku rindu kamu!” Kenan menyentuh tangan Yasmine.

“Aku juga rindu kamu,” balas Yasmine yang bergelayut mesra.

Mereka berdua sedang berada di sebuah restoran mewah. Melepas rindu yang hampir beberapa minggu tidak bertemu. 

Ceklek … 

Pintu utama restoran terbuka, pria dingin nan tampan masuk ke dalam restoran itu untuk meeting. Pria itu menatap tajam saat melihat sosok yang ia kenal.

“Kucing kecil ini berani sekali bermesraan di depan mataku,” batin Reno.

“Tuan, ayo!” ajak Leo yang tidak tahu kenapa bosnya menghentikan langkahnya.

“Tunda 30 menit, aku ada urusan mendesak!” titah Reno datar.

“Baik, Tuan!” Leo pergi.

Reno berjalan ke arah Yasmine yang sedang makan bersama dengan Kenan. Reno menarik kursi lalu duduk sambil menatap  Yasmine. Seketika Yasmine tercekat, tangan bergetar saat memegang sendok.

“Silakan makan,” ucap Reno.

Yasmine yang sadar langsung menggeser kursinya. Kenan merasa aneh kenapa Yasmine ada Reno berubah sikap.

“Bapak kenapa di sini?” tanya Yasmine masih mengendalikan kegugupannya.

“Saya ada meeting.” Reno masih enggan memalingkan matanya dari wajah Yasmine.

Mengapa Yasmine harus takut, padahal hubungan mereka saja tidak jelas. Kenan tahu jika Reno dosen pembimbing Yasmine.

“Bapak mau pesan makanan?” tawar Kenan.

“Tidak perlu,” balas Reno dingin. 

Yasmine seperti sedang ketahuan berselingkuh merasa tak nyaman sekali. Reno berdiri lalu mengkode Yasmine agar ikut dengan Reno.

“Saya bawa Yasmine sebentar,” pamit Reno.

Bodohnya, Yasmine mengikuti Reno dengan patuh. Reno berjalan ke arah ruangan VIP, pelayan langsung menyediakan tempat karena Reno tamu VIP di sana.

“Jangan ada boleh masuk ke sini,” ucap Reno.

Pelayan hanya mengangguk saja. Jantung Yasmine dag-dig-dug, ia terkejut dengan ucapan Reno yang menakutkan baginya. Saat di dalam Yasmine kebingungan tidak ada Reno. Ternyata Reno di belakang pintu dengan sengaja mengunci pintu.

Gluk …

Yasmine menelan ludahnya dengan kasar, ia membalikkan tubuh menghadap Reno. Reno berjalan maju, Yasmine pun berjalan mundur hingga tubuhnya menabrak meja makan.

“Mau kabur ke mana kamu?” bisik Reno di telinga Yasmine, tangannya menyentuh pinggang Yasmine.

Yasmine mencengkram pinggiran meja, napasnya memburu ketika Reno membungkam bibir Yasmine. Yasmine yang sadar langsung memberontak. Namun, Reno tidak mau melepaskan Yasmine begitu saja.

“Hah-hah!” Napas Yasmine tidak beraturan.

“Aku tidak suka milikku disentuh orang lain, Yasmine.” Suara Reno terdengar tegas.

“Bapak! Bapak ngomong apa sih! Bukannya kita hanya berpura-pura saja? Kenapa Bapak bicara begitu sekarang.” Yasmine mendorong tubuh Reno agar menjauh.

Deg …

Reno baru sadar jika mereka hanya berpura-pura saja dan tidak lebih. Reno melepaskan Yasmine, ia mencoba mengontrol rasa cemburunya begitu tinggi.

“Dia bukan pria baik, Yasmine.” Reno mencoba memberi tahu betapa bejatnya pacarnya itu.

“Bapak jangan sok tahu deh, yang beja*t itu Bapak! Bukan Pacarku!” Yasmine tidak terima Kenan dituduh yang tidak-tidak.

Yasmine meninggalkan Reno yang masih bergeming di tempat. Setelah keluar dari ruangan itu Yasmine memilih ke toilet untuk membenarkan penampilannya yang berantakan. Di dalam toilet Yasmine mencuci mukanya sambil menangis.

“Kenapa Pak Reno selalu kasar padaku?” batin Yasmine air mata menetes terus menerus.

Setelah sudah tenang, Yasmine kembali ke meja di mana Kenan sendang menunggu. Kenan melihat Yasmine langsung tersenyum. Yasmine tidak percaya jika pacarnya yang tampan ini bukan orang baik. Namun, rasa curiga di hati Yasmine ada. Otak dan hati Yasmine tidak bisa bekerja sama.

“Lama banget?” tanya Kenan.

“Tadi beliau kasih tugas banyak, skripsiku ada yang harus diperbaiki.” Alasan konyol macam apa ini bagi Yasmine.

“Ok, cepat makan lagi.” Kenan tanpa curiga sama sekali.

Tring … tring …

Ponsel Kenan berbunyi membuat mereka berdua tersentak. Kenan pun berdiri lalu mengangkat telepon itu. Entah mengapa hati dan pikiran Yasmine sudah terhasut omongan Bara. Yasmine diam-diam menguping pembicaraan Kenan.

“Iya, aku ke sana! Kamu tunggu aku,” ucap Kenan manja.

Yasmine melihat itu tampak curiga dengan gerak-gerik Kenan. Ia bergegas kembali ke mejanya agar Kenan tidak curiga.

“Sayang, aku pergi dulu ya! Mama minta jemput,” pamit Kenan lalu mencium kening Yasmine.

“Ok! Hati-hati di jalan ya!” seru Yasmine.

Kenan bergegas pergi dari sana dan Yasmine berinisiatif untuk mengikuti Kenan. Tanpa curiga Kenan melajukan mobilnya. Yasmine melihat Reno masuk ke dalam mobil akan pergi. Yasmine langsung masuk mobil Reno tanpa izin.

“Kenapa kamu di sini!” Reno terkejut.

“Pak tolong ikuti mobil Kenan,” mohon Yasmine dengan wajah memelas kali ini.

Reno tanpa menjawab ia mengikuti mobil Kenan. Yasmine ingin membuktikan jika Reno salah besar tentang Kenan. Sampai di salon spa termewah di kota mereka. Yasmine melihat dengan mata kepalanya sendiri. Kenan menyapa gadis cantik lalu berpelukan.

Deg …

Yasmine merasa sesak di dada, air mata pun mengalir. Tanpa aba-aba Yasmine keluar dari mobil Reno lalu menghampiri Kenan. 

Plak …

Tamparan itu mendarat di pipi Kenan. Gadis yang bersama Kenan ikut terkejut dengan apa yang diperbuat Yasmine.

“Kita putus!” Yasmine membalikkan tubuh lalu pergi.  

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pak Dosen Jangan Nakal, Ah!   7. Patah Hati

    “Bicaralah, jangan sungkan. Kita ‘kan teman,” ucap Lusiana dengan santai.“Kamu akan membantuku, ‘kan?” Fira memastikan terlebih dahulu.“Jangan berbelit Fira, bicaralah.” Lusiana datar.“Perjodohan ini harus lancar, Elsa sangat mencintai Reno.” Fira mencoba meyakinkan.“Iya, Tante!” Elsa dengan wajah sok imutnya.“Aku akan coba ya,” balas Lusiana sambil tersenyum entah isi hati Lusiana seperti apa.***“Sayang, aku rindu kamu!” Kenan menyentuh tangan Yasmine

  • Pak Dosen Jangan Nakal, Ah!   6. 50 Miliar

    Yasmine melepaskan tangan Reno dari tangannya, ia menatap sesaat lalu kembali berjalan ke arah sofa. Reno pun mengikuti Yasmine dari belakang.“Saya tidak suka dengan sikap Bapak yang kasar seperti itu.” Terdengar soft spoken suara Yasmine.“Maaf.” Reno bergeming.“Jika tidak ada lagi yang dibicarakan, Bapak boleh pergi,” usir Yasmine tanpa ekspresi.“Aku tadi menemui Papamu.” Reno menatap wajah Yasmine.Yasmine acuh tak acuh saat Reno menatapnya. Rasa takut yang biasanya datang kali ini Yasmine mulai terbiasa dengan tatapan itu.“Lalu?” Tanggapan Yasmine yang santai.Reno kesal melihat tanggapan Yasmine cuek seperti itu. “Papamu meminta 50 miliar, untuk modal perusahaan. Itu saham dariku,” terang Reno.Yasmine merasakan sesak di dada mendengar kata 50 miliar. Yasmine di jual dengan harga fantastis. Reno melihat Yasmine mengepalkan tangan lalu ia meneteskan air mata. Betapa sakit hatinya kepada sang papa.“Apa yang kamu tangisi?” tanya Reno.“Aku muak dengan semua ini, akan aku balas

  • Pak Dosen Jangan Nakal, Ah!   5. Yasmine Mempermainkan Elsa

    “Maaf, Pak! Saya pergi dulu,” pamit Yasmine.“Mau saya antarkan pulang?” tanya Reno.“Nggak perlu, Pak.” Yasmine sedikit membungkukkan tubuhnya tanda menolak dengan halus sebelum pergi.Reno merasa seru selalu membuat Yasmine selalu gugup. Yasmine pun menghilang dari pandangan Reno.***Keesokan harinya, Yasmine sedang bersolek di depan cermin. Yasmine ragu dengan dandannya malam ini terlihat bagus atau tidak di mata Reno. Yasmine segara keluar dari apartemen lalu menunggu pria itu di basement.Tak … tak …Suara langkah heels terdengar jelas di telinga Reno. Yasmine datang dengan menggunakan gaun berwarna hitam dan warna heels berwarna merah. Terlihat elegan dan serasi di tubuh Yasmine. Pria itu yang di dalam mobil terpukau kecantikan Yasmine.“Menarik,” gumam Reno lalu keluar dari dalam mobil.Pria itu menelusuri sosok di hadapannya menatap. Yasmine sudah menebak jika Reno sedang menilai dirinya.“Aku pantas di sampingmu malam ini, Pak?” tanya Yasmine dengan nada manja.“Lumayan ‘lah

  • Pak Dosen Jangan Nakal, Ah!   4. Ciuman yang Panas

    “Maaf, Pak! Saya pergi dulu,” pamit Yasmine.“Mau saya antarkan pulang?” tanya Reno.“Nggak perlu, Pak.” Yasmine sedikit membungkukkan tubuhnya tanda menolak dengan halus sebelum pergi.Reno merasa seru selalu membuat Yasmine selalu gugup. Yasmine pun menghilang dari pandangan Reno.***Keesokan harinya, Yasmine sedang bersolek di depan cermin. Yasmine ragu dengan dandannya malam ini terlihat bagus atau tidak di mata Reno. Yasmine segara keluar dari apartemen lalu menunggu pria itu di basement.Tak … tak …Suara langkah heels terdengar jelas di telinga Reno. Yasmine datang dengan menggunakan gaun berwarna hitam dan warna heels berwarna merah. Terlihat elegan dan serasi di tubuh Yasmine. Pria itu yang di dalam mobil terpukau kecantikan Yasmine.“Menarik,” gumam Reno lalu keluar dari dalam mobil.Pria itu menelusuri sosok di hadapannya menatap. Yasmine sudah menebak jika Reno sedang menilai dirinya.“Aku pantas di sampingmu malam ini, Pak?” tanya Yasmine dengan nada manja.“Lumayan ‘lah

  • Pak Dosen Jangan Nakal, Ah!   3. Harus Kuat

    Yasmine tersentak, ia buru-buru mendorong tubuh Reno agar menjauh. Tapi, senyum tipis yang muncul di wajah Reno justru membuat darahnya mendesir panik. “Baik, saya akan menerima tawaran Bapak.” Suara Yasmine terdengar gugup.“Bagus. Tepat seperti yang saya harapkan darimu.” Reno manipulatif sekali.“Saya izin pamit pulang, Pak.” Yasmine segara mengambil tasnya yang berada di sofa.Langkah Yasmine terburu-buru hingga kakinya tersandung. Tubuh Yasmine hampir membentur lantai sebelum Reno refleks berdiri, tatapan Reno ikut menegang. “Kamu nggak pa-pa?” tanya Reno sambil berjalan mendekati Yasmine.Yasmine menggelengkan kepala lalu berdiri sendiri, berjalan kembali meninggalkan Reno. Rasa takut telah merasuki tubuh Yasmine.Brak …Pintu tertutup, Yasmine berjalan sedikit tidak jauh dari apartemen Reno. Tiba-tiba Yasmine bersandar di dinding jantungnya berdetak tidak karuan. Yasmine mencoba menenangkan pikirannya sesaat. Sampai di apartemen Yasmine membuang tas ke sembarang tempat lalu m

  • Pak Dosen Jangan Nakal, Ah!   2. Godaan Pak Dosen

    “Menurutmu Shita?” goda Yasmine yang sengaja membuat marah.“Jangan pernah kamu menggoda Pak Reno!” ancam Shita—musuh bebuyutan Yasmine. Mereka dari zaman SMA selalu berebut prestasi.“Ha-ha-ha! Pak Reno bukan tipeku,” balas Yasmine.Shita terlihat emosi karena ia menyukai Reno dari dulu. Papa Reno salah satu rekan bisnis papa Shita. Mengapa Shita menyukai Reno. Yasmine enggan meladeni Shita, ia memilih pergi begitu saja.***Keesokan harinya, Yasmine dan Ranti ke kampus untuk mengajukan judul skripsi kepada Reno. Yasmine dan Ranti sudah menunggu Reno di depan ruangannya. Ternyata hari ini Reno tidak ada di kampus. Membuat Yasmine kesalnya setengah mati.“Dosen sialan!” gerutu Yasmine ingin sekali menendang pintu ruangan Reno. “Kamu kenapa sih, kayanya nggak suka banget sama Pak Reno?” tanya Ranti yang penasaran.“Nggak pa-pa. Nggak suka aja,” balas Yasmine.“Awas nanti jatuh cinta loh,” goda Ranti yang asal bicara.“Amit-amit.” Yasmine memilih pulang ke apartemen ketimbang keluyura

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status