Share

Bab 196

Author: Elenor
Elsa dengan gembira berlari ke arah Clara dan melakukan tos dengannya, "Ma, kita menang!"

Clara tos dengannya, "Iya."

Edward juga berjalan ke arahnya, "Kamu sudah rekam?"

"Sudah." Kata Clara dan langsung mengirimkan video itu kepadanya.

Setelah memainkan permainan ‘merebut kursi’, permainan berikutnya adalah balap roda putar.

Aturan permainannya adalah empat keluarga membentuk satu kelompok, dan semua anggota memutar sambil berjalan di roda untuk bergerak maju. Tim yang mencapai garis akhir terlebih dahulu akan menang.

Edward menatap Clara dan bertanya, "Kau yang main ya?"

Elsa juga mengangguk, "Mama yang main sama aku."

Clara tidak keberatan, "Oke."

Saat permainan hendak dimulai, Clara melihat tasnya dan berhenti sejenak. Pada saat itu, Edward mengulurkan tangan padanya, "Biar aku pegang."

"Terima kasih."

Clara menyerahkan tasnya padanya.

Bagi pasangan lainnya, adalah hal yang umum bagi sang suami untuk membantu istrinya membawakan tasnya.

Tetapi untuk mereka, ini adalah pertama kalin
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Cindy Listiyani Ap
cepet lah thor tunjukin indentitas s Clara yg sesungguh nya biar keluarga harmoni berjaya lagi dan s Clara juga biar gak d pandang remeh lagi,,jngn sampai kelurga Sanjay sama glori yg makin berjaya berkat bantuan s Edward dan biarkan nenek s Edward mengetahui kelakuan cucunya yg berengsek
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 197

    Edward bertanya lagi, "Kamu atau aku yang main?"Clara memandang Elsa, "Elsa, pilih siapa yang main.""Ayah." Elsa berkata, "Mama nggak bisa main basket, tapi Ayah sangat pandai."Clara bisa bermain basket.Akan tetapi, dia tidak mengatakannya.Karena Elsa sudah membuat keputusannya, dia berkata, "Kamu yang main."Edward berkata, "Oke."Matahari semakin terik, dan suhu di luar pun meningkat drastis. Edward melepas mantel hitam panjangnya dan menyerahkannya padanya, "Bantu aku pegang."Clara terdiam.Dia mengambilnya dan menaruhnya di rumput di sampingnya.Edward terdiam menyaksikannya.Sebelah alisnya terangkat, namun dia tidak mengatakan apa pun.Saat permainan hendak dimulai, dia tiba-tiba berkata padanya, "Nanti kalau rekam video, ikuti gerakan kami, jangan cuma berdiri di sana."Clara berkata, “Iya.”Aturan Permainan Semut Menggiring Bola adalah pada awalnya, orang tua menarik lingkaran dengan tali dan berjalan maju, lalu menggiring bola di dalam lingkaran. Ketika sampai ke titik a

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 198

    Wajar jika anak dekat dengan ayahnya.Selain itu, dia juga memperhatikan ketika orang tua lain melihat istri atau suami mereka bermain dengan anak-anak mereka, mereka akan tertawa atau bertepuk tangan jika mereka bersenang-senang, dan akan jadi cemas jika mereka tidak bermain dengan baik.Jadi satu keluarga itu selalu punya hati yang sama.Tapi Clara, meskipun dia tersenyum di wajahnya saat bersama anaknya dan bermain, dia tetap memberi orang lain perasaan ada sesuatu yang beda.Seolah-olah ada pemisahan antara dia dan suami serta anaknya.Namun, mengingat kembali pertemuan orang tua dan guru terakhir, putri Clara dan wanita itu jelas sangat dekat. Wajar saja jika Clara sekarang tidak bisa lagi mengurus suami dan putrinya.Siapa yang akan merasa nyaman jika anak mereka sendiri jadi dekat dengan seorang pelakor dalam pernikahan mereka?Memikirkan hal itu, dia merasa Clara pasti sangat sedih.Tetapi ketika dia melihat Clara, dia tidak tahu gimana cara menghiburnya.Clara melihat rasa kas

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 199

    Clara berkata, "Kalian makan berdua saja, aku nggak ikut."Elsa berkata, "Hah? Mama nggak ikut?""Iya." Dia menyentuh kepala Elsa dengan lembut, "Mama pergi dulu, kalian nikmati makanannya.""Iya."Clara tersenyum, tidak berkata apa-apa lagi, berbalik dan pergi tanpa menoleh ke belakang.Edward menatapnya dari belakang, dan tidak mencoba membujuknya untuk tetap tinggal. Sebaliknya, dia berkata pada Elsa, "Ayo kita pergi.""Iya."Begitu dia masuk ke dalam mobil, ponsel Edward berdering.Itu panggilan dari Nenek Anggasta.Begitu dia mengangkat telepon, Nenek Anggasta menggertakkan giginya dan berkata, “Kamu buka proyek untuk Keluarga Gori dan Keluarga Sanjaya di perusahaan kita?”Edward berkata “Iya.” lalu tersenyum, "Nenek baru tahu?""Kamu!" Nenek Anggasta jadi semakin marah, "Apa maksudmu? Apa kamu mau ceraikan Clara?"Kalau tidak, dia tidak akan melakukannya secara terang-terangan.Dia sudah berani memasukkan Keluarga Gori dan Keluarga Sanjaya ke dalam bisnis Keluarga Anggasta, dia t

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 200

    "Ya, memang ada yang keberatan, tapi itu nggak akan berdampak banyak." Pak Alden berkata, "Perusahaan punya proyek yang bagus, dan pemegang saham lainnya tentu ingin mengatur orang-orang mereka sendiri untuk mengerjakannya. Pak Edward jarang atur hal-hal ini sendiri, jadi nggak mungkin orang lain menentang setelah beliau mengatur orang-orang pilihannya untuk ambil alih suatu pekerjaan. Apalagi, kedua keluarga itu memang cukup mampu dan mematuhi aturan, jadi dampak keseluruhannya nggak akan terlalu besar."Dylan terdiam.Dia tidak ingin mendengarkan lagi dan berkata, "Oke, kalau gitu saya nggak ganggu waktumu bersama keluarga lagi. Kita bisa makan bersama lain kali saat senggang."Pak Alden berkata, “Oke, oke.”Setelah Pak Alden pergi, Dylan berkata pada Clara, "Ayo kita juga masuk."Clara berkata, "Ayo."Setelah makan dan kembali ke kantor, tak lama kemudian mereka diberi tahu bahwa Doni ada di sana.Clara dan Dylan masih belum punya rencana untuk menemuinya.Tapi Doni tidak pergi. Sor

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 201

    Agra bertanya, "Kenapa kamu nggak bicara dengan Dylan? Kalian berteman, ‘kan?"Richard berkata, "Bisa saja, tapi kurasa Dylan nggak akan dengarkan."Dari raut wajah Clara saat dia setuju untuk bertukar pasangan dansa hari itu, dia menyadari Clara dan Dylan tidak sedang berpacaran.Tapi Dylan memang sangat menghargai Clara.Dia tidak merasa Dylan akan setuju untuk kerja sama dengan Doni, walau dia bisa perbaiki hubungan antara Doni dan Dylan. Agra berkata, "Jadi, kita tetap harus mulai dari Clara? Tapi kita nggak kenal dia, gimana bisa dekati dia? Gimana kalau cari orang untuk selidiki dia?"Doni menggelengkan kepalanya, "Lupakan saja, aku nggak mau buang waktu lagi, aku akan hubungi ayahku nanti."Richard segera menjawab, "Apa kamu mau mulai dari Prof Nian?""Betul."Dylan adalah murid Prof Nian. Selama Prof Nian yang minta, dia tidak percaya Dylan akan tetap mengabaikannya.Begitu dia bilang, dia langsung melakukannya.Setelah makan, Doni ingin menelepon Gunawan dalam perjalanan pula

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 202

    Terlebih lagi, Clara dan Doni belum jadi musuh.Namun, dalam masalah ini, Clara bukanlah pihak yang salah, dia hanya tidak mau berkompromi dengan mudah.Sekarang Gunawan sendiri yang memintanya, jadi dia bisa saja menyetujuinya.Tetapi…Pada saat itu, Gunawan berkata dengan suara lembut, "Clara, kamu nggak usah buru-buru, kamu bisa pikirkan dulu."Clara menjawab, "Baik, Om."Gunawan juga menambahkan, "Mengenai Doni, kamu bisa perlakukan dia sesuai keinginanmu, dan kamu nggak perlu mikirin Om."Clara berkata, “Oke.”Gunawan tersenyum dengan kejujurannya dan berkata, "Oke, kalau gitu Om nggak akan ganggu kamu lagi. Kita bisa ngobrol lagi lain kali.""Oke. Sampai jumpa, Om."Setelah menutup telepon, Clara berpikir sejenak dan menelepon Prof Nian.Prof Nian meneleponnya kembali setengah jam kemudian, "Ada apa?"Clara menceritakan kepadanya masalah tersebut secara umum.Prof Nian berkata, "Gunawan nggak sembarang berutang budi pada orang, jadi kamu harus pikirkanlah baik-baik."Prof Nian se

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 203

    Clara tampak begitu tenang, seolah-olah dia sudah tahu mereka akan bekerja sama.Tapi Doni tidak banyak memikirkannya dan hanya mengira Dylan telah memberitahunya terlebih dahulu.Dia pun menjawab dengan dingin, "Senang bekerja sama dengan Anda."Setelah tiba di restoran dan keluar dari mobil, Clara dan Dylan hendak naik ke lantai atas, tetapi Doni melihat Edward dan Vanessa datang dari sisi yang lain.Dia berhenti dan menyapa mereka, "Pak Edward, Bu Vanessa."Edward dan Vanessa juga melihat mereka.Edward menyapa, "Pak Doni, Pak Dylan."Dylan lalu tersenyum dengan enggan, "Pak Edward."Tanpa menunggu dia bicara, Dylan berkata, "Kalian ngobrol saja, kami naik duluan."Setelah mengatakan itu, dia memasuki lift bersama Clara.Ketika mereka bertemu di X-Tech sebelumnya, Doni menyadari Dylan tidak menyukai Edward.Kali ini, Dylan bahkan terlalu malas untuk menyembunyikannya, dan Doni cukup terkejut melihat itu.Dia tidak tahu apa masalah antara Dylan dan Edward, tetapi jelas terlihat Edwar

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 204

    Clara mengangguk, "Iya."Doni tak bisa berkata-kata melihat mereka.Dylan memang sengaja buat Doni menderita.Sebenarnya, tak seorang pun di antara mereka yang peduli dengan sedikit uang itu.Selama makan, mereka mulai bicara serius tentang kerja sama mereka.Sementara Clara duduk di samping dan makan, dia hanya berbicara beberapa patah kata bila diperlukan.Selain itu, dia tidak banyak bicara.Doni cukup terkejut menyadari kata-kata Clara semuanya cukup konstruktif.Dia tampaknya punya sedikit kemampuan.Selama ini, dia juga mengira Clara sangat bergantung pada Dylan, dan dia bakal jadi pihak yang lebih rendah dan aktif.Tetapi, cara mereka berinteraksi selama makan bersama ini malah terbalik.Dia juga merasa itu mungkin merupakan rahasia gimana Clara buat Dylan begitu tergila-gila.Lagipula, jika Clara tidak punya kemampuan apapun, gimana mungkin Dylan bisa begitu terobsesi?Ketika mereka hampir selesai makan, Clara pergi ke toilet.Saat keluar dari toilet, dia kebetulan bertemu Edwa

Latest chapter

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 278

    Setelah makan dan menonton film, ketika melewati arena permainan arkade, Elsa teringat dia sudah lama tidak bermain gim dengan Clara, jadi dia menarik Clara ke tempat permainan itu.Berbelanja, makan, menonton film, dan bermain gim di arkade sebenarnya adalah kegiatan yang cukup umum bagi Elsa.Tetapi dia sudah lama sekali tidak pernah keluar bermain bersama Clara, dan dia sangat bersenang-senang meskipun itu merupakan kegiatan yang sangat biasa.Clara dan Gunawan sudah membuat janji untuk makan bersama nanti malam.Setelah keluar dari arena permainan, Clara ingin mengantar Elsa pulang dulu ke rumah Keluarga Hermosa sebelum pergi ke tempat pertemuan.Elsa tidak ingin meninggalkan Clara, jadi dia memegang tangannya dan cemberut, "Apa Mama nggak bisa mengajakku?"Clara berpikir.Gunawan mengajaknya keluar hanya untuk makan bersama, tidak ada yang penting.Seharusnya tidak masalah bawa Elsa.Memikirkan hal itu, Clara menelepon Gunawan dan bertanya apakah dia keberatan jika Clara bawa anak

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 277

    Pada hari berikutnya.Ketika Clara selesai sarapan dan naik ke kamar, Elsa sedang melakukan panggilan video dengan Edward.Melihatnya kembali, Elsa mendongak dan berteriak, "Ma!""Iya."Clara menanggapi dan menyalakan komputer.Di ujung telepon lainnya, Edward bertanya, "Apa rencanamu hari ini?"Elsa berbaring di tempat tidur dan berkata dengan gembira, "Aku mau nonton film. Aku dan Mama bakal pergi ke bioskop nanti siang!"Clara memperhatikan materi-materi yang telah disortirnya kemarin dengan penuh konsentrasi.Setelah beberapa saat, Elsa datang sambil membawa ponselnya, "Ma, Ayah suruh aku berikan ponsel ini ke Mama."Clara berhenti sejenak, mengambilnya, dan melirik Edward di seberang telepon. Dia tidak ingin melakukan panggilan video dengannya, jadi dia meletakkan telepon di atas meja, menghadapkan kamera ke langit-langit, dan bertanya, "Ada apa?"Edward berkata, "Beberapa hari ini, Elsa aku titipkan ya."Clara tidak menjawab, matanya masih tertuju pada komputer, mengetik di keybo

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 276

    Clara tidak punya pilihan lain selain mengulurkan tangan dan memeluknya untuk mencegahnya terjatuh.Namun, begitu dia memeluknya, aroma parfum Vanessa sekali lagi menembus hidungnya.Dia mengambil tas sekolahnya dan meletakkannya di sofa di sampingnya. Saat dia hendak berlari ke tempat tidur, dia menghentikannya dan bertanya, "Apa kamu sudah mandi?""Sudah."Setelah mandi pun masih ada aroma Vanessa di tubuhnya, itu berarti Vanessa tinggal bersamanya dan Edward, atau Edward dan Vanessa yang mengantarnya ke sini bersama.Mereka tidak pernah mengantarnya ke sini bersama-sama sebelumnya.Clara berkata dengan tenang, "Bajumu kotor, ganti dulu pakaianmu."Elsa ingat dia berlari-lari setelah mandi dan sedikit berkeringat.Dia mengangguk dan pergi ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya.Clara melanjutkan pekerjaannya.Elsa mengganti pakaiannya dan keluar dari kamar mandi. Dia mengeluarkan lentera kelinci kecil dari tas sekolahnya dan berkata, "Ma, lihat lentera kecil ini!"Clara melihatnya

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 275

    Clara pindah restoran dan baru saja mulai makan ketika ponselnya berdering dua kali.Itu pesan yang dikirim oleh Raisa.Clara mengkliknya dengan santai dan menemukan Raisa telah mengiriminya dua foto.Orang-orang dalam foto itu adalah Edward dan Vanessa.Dia mengerutkan bibirnya, tidak melihat dengan seksama, lalu menutup pesannya.Setelah itu, Raisa langsung meneleponnya.Clara berpikir sesaat, lalu berdiri dan keluar untuk menjawab panggilan, "Raisa.""Clara, apa kamu sudah lihat dua foto yang baru saja kukirim?"Clara hanya melihat satu, masih ada satu lagi yang belum dilihatnya dan dia tidak berminat untuk melihatnya.Namun dia berkata, “Iya, sudah.”Raisa berkata, "Temanku kirim foto pertama semalam, katanya dia lihat mereka di hotel. Dasar, itu pas malam liburan, dan mereka benar-benar pergi ke hotel untuk pesan kamar? Sungguh nggak tahu malu!"Ekspresi Clara tidak berubah, dia bahkan tidak mengerutkan kening, dia hanya berkata "Iya." dengan ringan."Yang kedua bahkan lebih menji

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 274

    Saat itu, sudah hampir tengah hari.Mereka tidak berminat memasak saat tiba di rumah.Walaupun sebenarnya tidak ada seorang pun yang berminat untuk makan siang.Tetapi, mereka tetap harus makan.Clara berkata, "Ayo kita makan di luar."Nenek Hermosa mengangguk, "Iya. Terserah kamu saja, Clara."Setelah tiba di restoran dan memarkir mobil, Clara, Bagas dan yang lainnya melihat Keluarga Gori dan Keluarga Sanjaya segera setelah mereka keluar dari mobil.Mereka juga datang ke sana untuk makan.Namun, saat mereka tiba, seseorang yang mengenali Vanessa dan Ervan, dan menghampiri mereka dengan antusias untuk berbicara, ingin mengundang mereka makan bersama.Keluarga Gori dan Sanjaya juga melihat Clara dan keluarganya.Nenek Sanjaya memandang mereka sambil mencibir.Rita hanya melirik sekilas lalu mengalihkan pandangannya.Vanessa pun sama, pada dasarnya dia memperlakukan Keluarga Hermosa seolah-olah mereka tidak ada dan tidak peduli pada mereka sama sekali.Pada saat itu, manajer restoran kel

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 273

    Keluarga Clara tidak memiliki kebiasaan begadang semalaman untuk liburan tahun baru. Ketika Clara, Sandy dan Rana sampai di rumah, Nenek Hermosa dan yang lainnya sudah tertidur.Tepat tengah malam ketika Clara naik dan kembali ke kamarnya.Ponselnya berdering beberapa saat.Dylan, Dani, dan beberapa mitra yang memiliki hubungan baik dengannya dan Morti Group, yaitu Gunawan dan Henry, semuanya mengirimkan ucapan selamat liburan tahun baru padanya.Clara membaca pesan semua orang, termasuk Dani, dia membalas satu per satu, dan juga berinisiatif untuk mengirimkan ucapan selamat liburan kepada Prof Nian dan Raisa.Pada saat itu, Gunawan mengirim pesan lain, menanyakan apakah dia punya waktu luang. Dia berkata bahwa dia lumayan sibuk beberapa saat ini, jadi belum sempat berterima kasih dengan benar, kebetulan dia punya waktu luang beberapa hari ini, jadi dia ingin mentraktirnya makan.Setelah berbicara dengan Gunawan, Clara meletakkan ponselnya dan pergi ke kamar mandi.Meskipun tetap menya

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 272

    Setelah Clara, Sandy dan Rana selesai menyalakan kembang api, mereka berpamitan kepada Nenek Hermosa dan yang lainnya lalu pergi keluar.Mereka akan pergi ke Pusat Menara Pemancar.Pusat Menara Pemancar merupakan tempat yang sangat bagus untuk menyaksikan pemandangan malam seluruh ibu kota.Pada malam liburan tahun baru, akan ada pertunjukan lampu yang indah dan pertunjukan lainnya.Ketika mereka tiba di sana, sudah banyak orang berkumpul.Terdengar tawa di mana-mana.Saat itu pertunjukan lampunya belum dimulai.Beberapa teman sekelas Rana telah membuat janji untuk melewati liburan tahun baru bersama di sana malam itu.Setelah mereka tiba beberapa saat, Rana bertemu dengan teman-temannya.Melihat dia dan Sandy, teman-teman sekelas Rana mengikutinya dan memanggil mereka ‘Kakak’. Kemudian mereka tidak dapat menahan diri untuk tidak melirik Clara dan berkata kepada Rana, "Kakak-kakakmu semuanya cantik-cantik ya! Sangat cantik!"Rana menjawab, “Tentu saja!”Beberapa anak muda bermain-main,

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 271

    Dani baru saja menutup telepon ketika Tania berlari ke arahnya lagi, memegang lentera kecil, "Om, aku mau menelepon video dengan Elsa!"Dani berpikir sejenak sebelum berkata, "Oke."Panggilan video dilakukan dan Elsa segera mengangkat telepon.Begitu dia mengangkat telepon, Tania dengan senang hati berbagi dengannya, "Elsa, lihat ini, aku punya lentera kecil!"Khawatir Elsa tidak bisa melihat dengan jelas dalam video, Tania meminta Dani untuk memegangi ponselnya lagi. Dia lari sambil membawa lentera kecil itu dan memperlihatkan lenteranya secara utuh.Dani dan Tania sedang berada di taman kecil. Cahaya di taman agak redup, sehingga lenteranya semakin terlihat jelas.Elsa menatapnya, tetapi sebelum dia sempat bereaksi, Tania berlari kembali dan berkata, "Ini hadiah Tahun Baru yang diberi tanteku. Lenteranya bagus dan lucu, ‘kan?"Elsa tidak dapat mengingat banyak hal yang terjadi dua atau tiga tahun lalu.Namun saat dia melihat Tania memegang lentera itu, beberapa gambaran terlintas di

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 270

    Elsa menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tersambung."Edward memeluknya, mengusap dahinya dengan ujung jarinya, menatap alis dan mata gadis itu yang mirip dengannya, "Apa kamu masih nggak senang walaupun tersambung?"Elsa mengerutkan kening, "Senang, tapi..."Aku sudah lama tidak menelepon mama. Setelah berbicara dengannya, dia merasa sangat senang, tetapi...Edward berkata, "Tapi apa?"Elsa berkata dengan suara tertahan, "Tapi Mama seperti nggak terlalu senang.""Kedengarannya agak serius? Tapi..." Edward menopang dagunya dan tersenyum, "Mungkin kamu sudah lama nggak bertemu mama dan sangat merindukannya. Saat mama selesai bekerja, dia akan menghabiskan lebih banyak waktu denganmu."Elsa mengangguk, tetapi berkata dengan tidak senang, "Tapi mama sangat sibuk. Mama bilang baru bisa menemaniku bulan depan...""Kalau begitu, Ayah akan menemanimu sampai bulan depan.""Oke."Elsa juga lelah. Setelah mengobrol sebentar, dia menguap, turun dari pelukannya, dan kembali ke kamarnya untuk ber

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status