Di hari berikutnya.Menjelang tengah hari, Clara pergi.Dia dan Tania sudah lama tidak bertemu, dan Tania sangat merindukannya.Setelah sampai di restoran dan masuk ke ruangan pribadi, Tania berlari ke arahnya begitu dia melihatnya, "Tante Clara!"Clara tersenyum dan mengulurkan tangan untuk memeluknya, "Tania, sudah lama nggak bertemu."Saat itu adalah pertama kalinya Clara datang ke restoran itu.Sambil makan, dia menyadari setiap hidangan di restoran itu sangat enak dan sesuai dengan seleranya.Dani sudah memesan beberapa tiket film, setelah makan, mereka pergi ke bioskop lalu mengambil tiketnya.Sebelum memasuki teater, Tania ingin makan berondong jagung. Dani bertanya padanya sebelum membelikannya, "Kamu mau yang besar atau yang kecil?""Yang besar! Aku mau makan dengan Om dan Tanteku!"Dani tersenyum, "Oke."Mereka memasuki teater dan Tania duduk di tengah.Begitu duduk, dia meletakkan popcorn di pangkuannya, memakannya dan kemudian menawarkan ke Clara untuk ikut memakannya.Clar
Marcel berjalan menghampiri Elsa, "Hai, Elsa."Elsa mengangguk, "Kamu sudah sampai?"Marcel duduk dan menyusun bongkar-pasang itu bersamanya, sambil berkata, "Aku tadi pergi ke bioskop bareng mama, dan aku melihat mamamu."Elsa awalnya tengah serius bermain bongkar-pasang, tetapi saat mendengar hal itu, dia langsung mengangkat kepalanya."Kamu melihat mamaku? Di mana?""Di bioskop."Elsa mengerutkan bibirnya dan berkata, "Nggak mungkin. Mamaku sangat sibuk sekarang dan nggak punya waktu untuk pergi ke bioskop. Kamu pasti salah lihat."Marcel merasa tidak senang, "Aku nggak salah lihat, orang itu pasti mamamu.""Aku nggak percaya." Elsa sama sekali tidak mempercayainya.Dia menelepon mamanya tadi malam dan pagi ini, tetapi mamanya bahkan tidak punya waktu untuk menjawab panggilannya, jadi bagaimana mungkin dia bisa punya waktu untuk pergi ke bioskop?"Aku nggak bohong," jelas Marcel membela diri saat melihat Elsa meragukannya. "Dan mamamu nggak pergi ke sana sendirian, dia pergi dengan
Marcel tidak senang dituduh berbohong.Setelah Sinta menenangkannya, dia langsung merasa jauh lebih baik.Elsa, yang berdiri di samping, juga berhenti menangis setelah mendengar semua penjelasan itu.Pasti seperti itu, kemungkinan besar Marcel memang salah lihat orang.Orang itu pasti bukan mamanya.Memikirkan hal itu, dia merasa jauh lebih baik.Tetapi dia kemudian teringat Clara pernah memuji kalau Bella itu sangat imut.Apalagi, mereka tampak sangat akrab satu sama lain.Ketika Elsa memikirkan hal itu, dia bahkan tidak punya waktu untuk menyeka air matanya, dan merogoh saku Edward, "Ayah, ponsel!"Setelah mendengar apa yang dikatakan Sinta, Edward secara garis besar mengetahui apa yang telah terjadi.Dia menyeka air mata Elsa dengan ibu jarinya, setelah itu, menyerahkan ponsel padanya.Elsa dengan cepat memasukkan nomor Clara dan menghubungi nomor itu.Clara telah selesai menonton filmnya.Saat itu, mereka sedang bermain gim di arena permainan yang ada di sebelah bioskop.Ketika mel
Mereka sudah tahu tentang hal itu.Sekarang mendengar Diana membicarakannya, Fani tersenyum sangat bahagia.Namun, Vanessa masih berkonsentrasi membaca, tanpa ada reaksi di wajahnya.Hal yang sama berlaku pada Rita.Tampaknya Clara tidak layak mendapatkan perhatian mereka.Melihat Diana masih ingin melanjutkan, Rita berkata dengan tenang, "Diana, sepupumu masih belajar, jangan ribut dan mengganggunya.""Oh, oke."Melihat ekspresi serius Vanessa, Diana berkata, "Bukannya gurumu sudah datang tadi pagi? Sekarang sudah lewat jam lima sore, tapi kamu masih belajar. Aku bahkan merasa capek hanya dengan melihatmu. Apa kamu nggak capek?"Fani berkata, "Pasti capek, tapi sepupumu adalah orang yang akan melakukan hal-hal hebat. Coba lihat dirimu, aku selalu menyuruhmu untuk belajar dari sepupumu, tapi kamu nggak mau dengar."Setelah itu, dia tersenyum dan berkata dengan perhatian, "Vanessa, nggak peduli seberapa keras kamu belajar, kamu tetap harus istirahat yang cukup. Bagaimana kalau kamu maka
Setelah menyerahkan makalahnya secara resmi, mereka mengundang Prof Nian makan malam bersama.Saat itu, Prof Nian tidak menolak.Ketika mereka tiba di restoran, Clara dan Prof Nian keluar dari mobil dan naik ke lantai atas. Mereka tidak menyadari mobil Dani diparkir tidak jauh dari mobil mereka.Namun, Dani menghentikan langkahnya untuk keluar dari mobil setelah melihat Clara dan yang lainnya.Setelah menunggu sekitar dua tiga menit, dia akhirnya keluar dari mobil sambil menggendong Tania yang masih mengantuk.Gading adalah orang pertama yang tiba.Melihatnya, dia berkata, "Kamu sudah sampai?"Dani mengangguk, "Iya."Beberapa menit kemudian, Tania baru saja bangun, Edward, Vanessa, Elsa dan Diana juga tiba.Melihat Diana, Dani menurunkan pandangannya.Diana sangat bersemangat. Dia berjalan cepat ke arahnya dan menyapanya dengan suara manis, "Kak Dani."Dani menatapnya acuh tak acuh tanpa menjawab.Diana tiba-tiba merasa sedikit malu. Pada saat itu, Elsa datang dan melihat Tania terliha
"Dani?"Edward, Gading dan yang lainnya terkejut ketika mereka melihatnya berdiri tiba-tiba.Melihat dia yang tampak agak aneh, lalu bertanya, "Ada apa?"Dani tiba-tiba tersadar, tatapannya jatuh pada Edward dan Vanessa, lalu dia perlahan menggelengkan kepalanya, "Nggak apa-apa."Setelah itu, dia duduk kembali.Diana berkata, "Kak Dani, aku..."Dani tampaknya tidak mendengar, dia menoleh untuk berbicara kepada Tania dengan suara lembut, "Tania, apa kamu haus? Mau minum?"Tania menjawab, "Iya."Tania berlari mendekat, minum dua teguk air dari tangan Dani, lalu berlari kembali untuk mengobrol dengan Elsa.Baru saja mereka membicarakan tentang mainan kecil yang dibawakan Elsa untuknya.Setelah minum dan kembali ke Elsa, Tania menyerahkan sebuah figur karakter kepada Elsa, "Aku membeli ini waktu aku pergi ke bioskop saat Tahun Baru. Ini untukmu."Elsa sangat menyukainya dan menerimanya dengan terkejut, "Kamu juga pergi ke bioskop pas Tahun Baru?""Iya, om dan tanteku mengajakku ke sana." T
Dylan mengusap pelipisnya yang sakit, matanya hampir tidak bisa terbuka, "Aku tahu kamu pasti belum tidur!""Aku mau turun untuk sarapan sekarang. Kita ngobrol lagi nanti?"Mata Dylan perih, dia duduk di kursi dengan wajah nggak semangat, tetapi nadanya sangat bersemangat, "Tentu saja, kita harus bicara!"Inspirasi sangatlah cepat berlalu.Tentu saja harus segera dibicarakan saat inspirasi itu masih hangat."Oke."Setelah sarapan, Clara hendak melakukan obrolan video dengan Dylan ketika Willy menelepon."Saya baru saja menerima telepon dari pengacara Pak Edward. Sertifikat properti untuk tiga rumah yang diberikan Pak Edward pada Ibu beberapa waktu lalu telah diproses. Saya akan pergi dan mengambil sertifikat properti itu nanti. Kapan Bu Clara punya waktu untuk datang dan mengambilnya? Kalau Anda nggak punya waktu, kita bisa membuat janji nanti dan saya akan mengirimkan sertifikatnya kepada Ibu."Clara hampir lupa tentang itu.Pikirannya tidak tertuju pada masalah itu sekarang.Setelah
Tepat saat dia memikirkan hal itu, Dani melihat mobilnya dan berjalan ke arahnya.Clara perlahan menurunkan jendela mobilnya, "Pak Dani."Dani berkata, "Selamat pagi."Clara mengangguk, "Selamat pagi." Kemudian dia bertanya, "Pak Dani, ada apa pagi-pagi ke sini?"Sebenarnya tidak ada yang akan dilakukan Dani di sini.Dia hanya mengingat tebakannya kemarin malam...Dia berkata, "Sabtu malam lalu, aku melihatmu, Pak Dylan, dan Prof Nian di pintu masuk restoran."Clara mendengarkan, dan sebelum dia bisa bereaksi mengapa Dani tiba-tiba berkata seperti itu, dia mendengar Dani bertanya, "Kamu juga murid Prof Nian, ‘kan?"Clara tertegun, mengerutkan kening dan menatapnya, "Kamu..."Dani melihat jawabannya dari reaksi Clara.“Jadi, kedua proyek Morti Group ini juga dikembangkan olehmu, ‘kan?”Clara mengerutkan bibirnya, "Kamu kenapa...""Satu pertanyaan terakhir." Dani berkata, "Bahasa pemrograman CUAP Morti Group juga diciptakan olehmu, ‘kan?"Meskipun dia tidak menguasai bahasa pemrograman a
Setelah makan dan menonton film, ketika melewati arena permainan arkade, Elsa teringat dia sudah lama tidak bermain gim dengan Clara, jadi dia menarik Clara ke tempat permainan itu.Berbelanja, makan, menonton film, dan bermain gim di arkade sebenarnya adalah kegiatan yang cukup umum bagi Elsa.Tetapi dia sudah lama sekali tidak pernah keluar bermain bersama Clara, dan dia sangat bersenang-senang meskipun itu merupakan kegiatan yang sangat biasa.Clara dan Gunawan sudah membuat janji untuk makan bersama nanti malam.Setelah keluar dari arena permainan, Clara ingin mengantar Elsa pulang dulu ke rumah Keluarga Hermosa sebelum pergi ke tempat pertemuan.Elsa tidak ingin meninggalkan Clara, jadi dia memegang tangannya dan cemberut, "Apa Mama nggak bisa mengajakku?"Clara berpikir.Gunawan mengajaknya keluar hanya untuk makan bersama, tidak ada yang penting.Seharusnya tidak masalah bawa Elsa.Memikirkan hal itu, Clara menelepon Gunawan dan bertanya apakah dia keberatan jika Clara bawa anak
Pada hari berikutnya.Ketika Clara selesai sarapan dan naik ke kamar, Elsa sedang melakukan panggilan video dengan Edward.Melihatnya kembali, Elsa mendongak dan berteriak, "Ma!""Iya."Clara menanggapi dan menyalakan komputer.Di ujung telepon lainnya, Edward bertanya, "Apa rencanamu hari ini?"Elsa berbaring di tempat tidur dan berkata dengan gembira, "Aku mau nonton film. Aku dan Mama bakal pergi ke bioskop nanti siang!"Clara memperhatikan materi-materi yang telah disortirnya kemarin dengan penuh konsentrasi.Setelah beberapa saat, Elsa datang sambil membawa ponselnya, "Ma, Ayah suruh aku berikan ponsel ini ke Mama."Clara berhenti sejenak, mengambilnya, dan melirik Edward di seberang telepon. Dia tidak ingin melakukan panggilan video dengannya, jadi dia meletakkan telepon di atas meja, menghadapkan kamera ke langit-langit, dan bertanya, "Ada apa?"Edward berkata, "Beberapa hari ini, Elsa aku titipkan ya."Clara tidak menjawab, matanya masih tertuju pada komputer, mengetik di keybo
Clara tidak punya pilihan lain selain mengulurkan tangan dan memeluknya untuk mencegahnya terjatuh.Namun, begitu dia memeluknya, aroma parfum Vanessa sekali lagi menembus hidungnya.Dia mengambil tas sekolahnya dan meletakkannya di sofa di sampingnya. Saat dia hendak berlari ke tempat tidur, dia menghentikannya dan bertanya, "Apa kamu sudah mandi?""Sudah."Setelah mandi pun masih ada aroma Vanessa di tubuhnya, itu berarti Vanessa tinggal bersamanya dan Edward, atau Edward dan Vanessa yang mengantarnya ke sini bersama.Mereka tidak pernah mengantarnya ke sini bersama-sama sebelumnya.Clara berkata dengan tenang, "Bajumu kotor, ganti dulu pakaianmu."Elsa ingat dia berlari-lari setelah mandi dan sedikit berkeringat.Dia mengangguk dan pergi ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya.Clara melanjutkan pekerjaannya.Elsa mengganti pakaiannya dan keluar dari kamar mandi. Dia mengeluarkan lentera kelinci kecil dari tas sekolahnya dan berkata, "Ma, lihat lentera kecil ini!"Clara melihatnya
Clara pindah restoran dan baru saja mulai makan ketika ponselnya berdering dua kali.Itu pesan yang dikirim oleh Raisa.Clara mengkliknya dengan santai dan menemukan Raisa telah mengiriminya dua foto.Orang-orang dalam foto itu adalah Edward dan Vanessa.Dia mengerutkan bibirnya, tidak melihat dengan seksama, lalu menutup pesannya.Setelah itu, Raisa langsung meneleponnya.Clara berpikir sesaat, lalu berdiri dan keluar untuk menjawab panggilan, "Raisa.""Clara, apa kamu sudah lihat dua foto yang baru saja kukirim?"Clara hanya melihat satu, masih ada satu lagi yang belum dilihatnya dan dia tidak berminat untuk melihatnya.Namun dia berkata, “Iya, sudah.”Raisa berkata, "Temanku kirim foto pertama semalam, katanya dia lihat mereka di hotel. Dasar, itu pas malam liburan, dan mereka benar-benar pergi ke hotel untuk pesan kamar? Sungguh nggak tahu malu!"Ekspresi Clara tidak berubah, dia bahkan tidak mengerutkan kening, dia hanya berkata "Iya." dengan ringan."Yang kedua bahkan lebih menji
Saat itu, sudah hampir tengah hari.Mereka tidak berminat memasak saat tiba di rumah.Walaupun sebenarnya tidak ada seorang pun yang berminat untuk makan siang.Tetapi, mereka tetap harus makan.Clara berkata, "Ayo kita makan di luar."Nenek Hermosa mengangguk, "Iya. Terserah kamu saja, Clara."Setelah tiba di restoran dan memarkir mobil, Clara, Bagas dan yang lainnya melihat Keluarga Gori dan Keluarga Sanjaya segera setelah mereka keluar dari mobil.Mereka juga datang ke sana untuk makan.Namun, saat mereka tiba, seseorang yang mengenali Vanessa dan Ervan, dan menghampiri mereka dengan antusias untuk berbicara, ingin mengundang mereka makan bersama.Keluarga Gori dan Sanjaya juga melihat Clara dan keluarganya.Nenek Sanjaya memandang mereka sambil mencibir.Rita hanya melirik sekilas lalu mengalihkan pandangannya.Vanessa pun sama, pada dasarnya dia memperlakukan Keluarga Hermosa seolah-olah mereka tidak ada dan tidak peduli pada mereka sama sekali.Pada saat itu, manajer restoran kel
Keluarga Clara tidak memiliki kebiasaan begadang semalaman untuk liburan tahun baru. Ketika Clara, Sandy dan Rana sampai di rumah, Nenek Hermosa dan yang lainnya sudah tertidur.Tepat tengah malam ketika Clara naik dan kembali ke kamarnya.Ponselnya berdering beberapa saat.Dylan, Dani, dan beberapa mitra yang memiliki hubungan baik dengannya dan Morti Group, yaitu Gunawan dan Henry, semuanya mengirimkan ucapan selamat liburan tahun baru padanya.Clara membaca pesan semua orang, termasuk Dani, dia membalas satu per satu, dan juga berinisiatif untuk mengirimkan ucapan selamat liburan kepada Prof Nian dan Raisa.Pada saat itu, Gunawan mengirim pesan lain, menanyakan apakah dia punya waktu luang. Dia berkata bahwa dia lumayan sibuk beberapa saat ini, jadi belum sempat berterima kasih dengan benar, kebetulan dia punya waktu luang beberapa hari ini, jadi dia ingin mentraktirnya makan.Setelah berbicara dengan Gunawan, Clara meletakkan ponselnya dan pergi ke kamar mandi.Meskipun tetap menya
Setelah Clara, Sandy dan Rana selesai menyalakan kembang api, mereka berpamitan kepada Nenek Hermosa dan yang lainnya lalu pergi keluar.Mereka akan pergi ke Pusat Menara Pemancar.Pusat Menara Pemancar merupakan tempat yang sangat bagus untuk menyaksikan pemandangan malam seluruh ibu kota.Pada malam liburan tahun baru, akan ada pertunjukan lampu yang indah dan pertunjukan lainnya.Ketika mereka tiba di sana, sudah banyak orang berkumpul.Terdengar tawa di mana-mana.Saat itu pertunjukan lampunya belum dimulai.Beberapa teman sekelas Rana telah membuat janji untuk melewati liburan tahun baru bersama di sana malam itu.Setelah mereka tiba beberapa saat, Rana bertemu dengan teman-temannya.Melihat dia dan Sandy, teman-teman sekelas Rana mengikutinya dan memanggil mereka ‘Kakak’. Kemudian mereka tidak dapat menahan diri untuk tidak melirik Clara dan berkata kepada Rana, "Kakak-kakakmu semuanya cantik-cantik ya! Sangat cantik!"Rana menjawab, “Tentu saja!”Beberapa anak muda bermain-main,
Dani baru saja menutup telepon ketika Tania berlari ke arahnya lagi, memegang lentera kecil, "Om, aku mau menelepon video dengan Elsa!"Dani berpikir sejenak sebelum berkata, "Oke."Panggilan video dilakukan dan Elsa segera mengangkat telepon.Begitu dia mengangkat telepon, Tania dengan senang hati berbagi dengannya, "Elsa, lihat ini, aku punya lentera kecil!"Khawatir Elsa tidak bisa melihat dengan jelas dalam video, Tania meminta Dani untuk memegangi ponselnya lagi. Dia lari sambil membawa lentera kecil itu dan memperlihatkan lenteranya secara utuh.Dani dan Tania sedang berada di taman kecil. Cahaya di taman agak redup, sehingga lenteranya semakin terlihat jelas.Elsa menatapnya, tetapi sebelum dia sempat bereaksi, Tania berlari kembali dan berkata, "Ini hadiah Tahun Baru yang diberi tanteku. Lenteranya bagus dan lucu, ‘kan?"Elsa tidak dapat mengingat banyak hal yang terjadi dua atau tiga tahun lalu.Namun saat dia melihat Tania memegang lentera itu, beberapa gambaran terlintas di
Elsa menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tersambung."Edward memeluknya, mengusap dahinya dengan ujung jarinya, menatap alis dan mata gadis itu yang mirip dengannya, "Apa kamu masih nggak senang walaupun tersambung?"Elsa mengerutkan kening, "Senang, tapi..."Aku sudah lama tidak menelepon mama. Setelah berbicara dengannya, dia merasa sangat senang, tetapi...Edward berkata, "Tapi apa?"Elsa berkata dengan suara tertahan, "Tapi Mama seperti nggak terlalu senang.""Kedengarannya agak serius? Tapi..." Edward menopang dagunya dan tersenyum, "Mungkin kamu sudah lama nggak bertemu mama dan sangat merindukannya. Saat mama selesai bekerja, dia akan menghabiskan lebih banyak waktu denganmu."Elsa mengangguk, tetapi berkata dengan tidak senang, "Tapi mama sangat sibuk. Mama bilang baru bisa menemaniku bulan depan...""Kalau begitu, Ayah akan menemanimu sampai bulan depan.""Oke."Elsa juga lelah. Setelah mengobrol sebentar, dia menguap, turun dari pelukannya, dan kembali ke kamarnya untuk ber