Mendengar suara, Edward pun berbalik.Clara keluar dari mobil, menutup pintu lalu berjalan mendekat tanpa suara dan mengambil kembali payung dari tangannya.Edward menundukkan kepala untuk melihat kakinya, "Apa kakimu baik-baik saja?"Sedikit sakit, tetapi masih bisa berjalan.Namun, Clara tidak mengatakannya.Dia tidak mau repot-repot memikirkan mengapa Edward berinisiatif menolong dan menggendongnya hari ini.Dia hanya berkata dengan tenang, "Hubungi aku kalau proses cerainya sudah selesai."Artinya, jika tidak masalah pada proses perceraian, mereka tak perlu lagi saling berhubungan.Setelah itu, dia mengangkat payungnya, berjalan melewatinya dan pergi.Edward menatap punggungnya, tetapi tidak menghentikannya. Dia membiarkannya pergi begitu saja.Mobilnya diparkir tidak jauh dari mobilnya Edward.Setelah melihatnya masuk ke mobil dengan selamat, Edward berbalik dan masuk ke mobil.Setelah beberapa saat, mobilnya keluar dari tempat parkir.Setelah Edward pergi, mobil Doni juga menyusu
Dani memiliki acara lain saat malam, jadi setelah membahas masalah bisnis, dia bersiap untuk pergi.Melihat Dani menatapnya, Clara mendongak dan bertanya, "Ada apa?"Besok adalah Hari Valentin.Namun dia tidak mengatakannya, sambil menggelengkan kepala dan berkata, "Nggak apa-apa."Pikiran Clara sekarang sepenuhnya tertuju pada pekerjaan, dan dia benar-benar lupa tentang Hari Valentin.Pada hari berikutnya, ketika dia tiba di kantor dan orang-orang melihatnya dan mengucapkan Selamat Hari Valentin kepadanya, dia baru menyadari hari itu adalah Hari Valentin.Tepat saat Clara hendak masuk ke ruangannya, terdengar suara dari pintu, "Permisi, siapa yang namanya Bu Clara? Seseorang telah memesan bunga untuk Ibu. Apa Ibu bisa keluar dan tanda tangan?"Clara berbalik dan melihat seorang pengantar paket berdiri di luar pintu sambil memegang buket besar mawar merah.Ucapan pengantar paket itu dan buket bunga mawar merah yang besar menarik perhatian semua orang di sekitarnya.Ada rumor yang menga
Dalam perjalanan ke X-Tech, Nenek Anggasta menelepon Clara.Clara menjawab panggilan itu, "Nenek.""Hai," Nenek Anggasta tersenyum ramah, "Nenek dengar dari Elsa beberapa hari yang lalu kalau kamu sangat sibuk kerja dan sampai harus begadang. Ada yang mengirimi Nenek beberapa suplemen dua hari ini. Nenek sudah minta orang untuk kirimkan ke kamu. Ingat minta orang merebusnya dulu."Clara tahu, meskipun dia menolak, Nenek Anggasta tidak akan mendengarkannya, jadi dia tidak punya pilihan selain berkata, "Iya. Terima kasih, Nek."Nenek Anggasta tersenyum, seolah teringat sesuatu lalu berkata, "Ngomong-ngomong, Nenek sudah bicara dengan Edward beberapa waktu lalu, dan dia berjanji akan berhubungan baik denganmu. Bagaimanapun, kalian adalah orang tuanya Elsa. Kalau hubungan kalian terlalu tegang, itu nggak akan baik untuk pertumbuhan dan kesehatan fisik serta mental Elsa."Jadi, itu sebabnya Edward menunjukkan perhatian yang tidak biasa padanya pada hari simposium?Clara berkata dengan tenan
Vanessa sekarang memiliki saham di X-Tech. Dia tadi tidak kelihatan karena sedang pergi menghadiri pertemuan dengan Edward dan yang lainnya."Kak Vanessa." Diana berjalan mendekat sambil tersenyum, melirik Clara lalu mencibir dengan suara yang hanya bisa didengar oleh mereka berdua, "Seseorang menerima bunga dan sudah merasa bangga tadi, tapi setelah mendengar banyak orang yang mengirimimu bunga, dan kakak iparku juga memberimu saham, dia nggak bisa ngomong apa-apa."Setelah mendengar hal itu,Vanessa melirik Clara dan tidak berkata apa-apa.Diana menambahkan, "Kak, bukannya kamu pernah bilang kalau Pak Dylan sangat baik padanya? Tapi di Hari Valentin, dia hanya memberinya sebuket bunga dan nggak ada yang lain."Vanessa mengangkat alisnya.Pada Hari Valentin, Dylan hanya memberi Clara buket bunga?Itu memang terlalu biasa.Sebelumnya, dia selalu berpikir bahwa Dylan sangat baik terhadap Clara.Meskipun Clara punya banyak keistimewaan di Morti Group.Tetapi sekarang setelah mendengar hal
Namun, melihat Dylan dan Prof Nian juga ada di sana, sebenarnya tidak terlalu mengejutkan melihat Clara dalam kesempatan seperti itu.Gunawan tidak menyangka akan bertemu putranya di sana.Dia berkata, "Kamu ada janji di sini?"Doni berkata, "Iya."Robert tersenyum dan berkata, "Gunawan, apa ini putramu?"Gunawan tersenyum dan berkata, “Iya.”"Dia pria yang tampan, lumayan."Doni tentu saja tahu tentang Robert dan Sulis.Dia juga tahu ayahnya punya hubungan yang baik dengan mereka.Tetapi Robert, Sulis dan Prof Nian semuanya adalah orang-orang super sibuk. Sekalipun mereka akrab dengan ayahnya, dia belum pernah benar-benar bertemu dengan mereka.Melihat Robert yang sudah berinisiatif untuk menyapanya, dia dengan sopan menjabat tangan Robert dan berkata, "Terima kasih atas pujiannya."Setelah itu, dia melihat Vanessa dan Ervan keluar dari mobil.Dia tertegun.Ketika Ervan dan Vanessa keluar dari mobil, mereka juga tercengang melihat Doni, Prof Nian, Sulis dan yang lainnya.Mereka adalah
Oleh karena itu, Vanessa tidak terlalu ambil hati menghadapi sikap dingin Prof Nian.Setelah menyapa Prof Nian, Vanessa dengan sopan menyapa Sulis dan yang lainnya, "Halo, Bapak-bapak semuanya."Dia menyebut "Bapak-bapak" alih-alih menyapa mereka satu per satu, memang adalah pilihan yang lebih tepat.Lagi pula, Sulis dan yang lainnya tidak mengatakan mereka ingin mengenalnya, jadi tindakannya menyapa mereka satu per satu sebenarnya merupakan gangguan bagi mereka.Robert dan Sulis, keduanya memusatkan perhatian mereka pada Clara.Seperti Henry, mereka semua menyadari ketidaksukaan Clara pada Ervan dan Vanessa.Robert bahkan sudah memiliki informasi rinci terkait Clara.Dia mengenali Vanessa dan Ervan segera setelah mereka muncul.Mendengar Vanessa berinisiatif menyapa mereka, Robert hanya mengangguk, menatap Prof Nian dan Clara, lalu berkata, "Jangan berdiri di sini, ayo kita masuk."Prof Nian mengangguk.Mereka berbalik dan masuk ke restoran.Gunawan memperingatkan Doni, "Jangan minum
Di tempat lain.Di dalam ruang VIP.Robert tersenyum dan berkata, "Kami sudah melihat banyak orang jenius, tapi hanya sedikit yang telah mencapai hasil luar biasa di usia muda sepertimu, Clara. Makanya aku dan Sulis mau bertemu denganmu. Aku harap ini nggak merepotkanmu."Robert adalah pejabat tinggi, tetapi dia sangat sopan. Clara pun berkata dengan hormat, "Pak Robert terlalu merendah. Suatu kehormatan bagi saya bisa bertemu dengan kalian."Sulis tersenyum dan berkata kepada Robert, "Sudah, sudah. Berhenti menakuti mereka."Dia dan Robert merasa Clara memang anak muda luar biasa dengan potensi yang tidak terbatas. Mereka sangat optimis terhadapnya, makanya mereka ingin bertemu dan mengenalnya.Robert dan Sulis semuanya sangat sopan dalam berbicara, ditambah dengan kehadiran Henry dan Gunawan, suasana di dalam ruangan itu cukup baik.Setelah makan, mereka mengobrol selama satu jam.Setelah bertukar informasi pribadi dengan Robert dan Sulis, mereka pun selesai dan pergi.Senin itu adal
Apalagi, Keluarga Gori dan Sanjaya juga memiliki dukungan dari Edward.Mengingat betapa Edward menghargai Vanessa, jika mereka menikah di masa depan, Keluarga Gori dan Keluarga Sanjaya akan segera mencapai status yang lebih tinggi.Saat itu, Keluarga Hermosa mungkin tidak akan bisa mendekati mereka.Memikirkan hal itu, Fani diam-diam tersenyum sambil melirik Clara dengan jijik, dan kemudian bersama dengan yang lainnya mengantar Andrew ke asrama putra.Setelah membantu Sandy membereskan barang bawaannya dan meninggalkan sekolah, Clara kembali ke rumahnya sendiri.Tepat saat dia memasuki rumah, terdengar ketukan di pintu.Itu adalah Bella dan ibunya.Mereka baru saja kembali dari kampung halaman mereka dua hari ini, dan ketika mereka melihat Clara kembali, mereka datang untuk memberinya beberapa oleh-oleh makanan khas setempat.Clara menerimanya dan berkata, "Terima kasih."Bella berkata dengan sopan, "Sama-sama!"Sambil berbicara, dia mengeluarkan sebuah hiasan kecil dari sakunya dan be
Kakek Yunanda benar-benar marah.Dia mengabaikannya, menatap Clara dan berkata, "Ayo, Clara. Kakek bawa kamu makan di luar."Clara meletakkan cangkir tehnya, berdiri dan berkata, "Iya, Kek."Setelah itu, Kakek Yunanda bahkan tidak melihat ke arah Edward dan berjalan keluar bersama Clara.Edward tetap duduk dengan tenang di sofa sambil minum teh. Dia tidak mengikuti atau menghentikan mereka untuk pergi.Vanessa menatap punggung Clara dan Kakek Yunanda saat mereka pergi, "Ini..."Edward berkata, "Nggak apa-apa, lama-kelamaan dia akan bisa terima."Dengan kata lain, seiring berjalannya waktu, Kakek Yunanda akan menerima kenyataan dan perlahan mulai menerimanya?…Kakek Yunanda tentu tahu hubungan pernikahan Clara dan Edward selama tiga tahun pertama pernikahan mereka.Edward memang tidak menyukai Clara sejak awal.Sekarang, dia sudah punya orang lain yang disukainya.Edward memang berhubungan baik dengan para sesepuh termasuk Nenek Anggasta dan Kakek Yunanda.Tetapi, dia tidak pernah terp
Edward dengan cepat menjawab kali ini, [Oke, aku mengerti.]Pada Sabtu pagi.Clara berkendara ke rumah Keluarga Yunanda.Banyak anggota Keluarga Yunanda yang berada di luar negeri. Ketika dia tiba di sana, selain beberapa pelayan rumah, hanya Kakek Yunanda yang ada di rumah itu.Begitu mengetahui Clara telah tiba, Kakek Yunanda secara pribadi keluar untuk menyambutnya, "Clara sudah sampai ya?""Iya," Clara tersenyum. Melihat dia tampak bersemangat, Clara pun merasa lega, tetapi dia tetap tidak dapat menahan diri untuk berkata, "Kakek tampak makin kurus."Kakek Yunanda tersenyum dan berkata, "Iya, berat badanku memang turun banyak, tapi aku masih bersemangat. Jangan khawatir."Clara dan Kakek Yunanda memasuki rumah.Kakek Yunanda mengundangnya untuk minum teh. Melihat dia datang sendirian tanpa Edward, dia tidak bertanya. Ketika Clara melihat hal itu, dia tahu Kakek Yunanda pasti sudah tahu bahwa dia dan Edward akan bercerai.Dia bukan saja tidak bertanya tentang Edward, tetapi juga tid
Dylan mengikuti arah tatapan Clara, lalu melihat Edward dan Vanessa di sana.Keluarga Bramantyo dan Keluarga Anggasta memiliki hubungan yang biasa saja. Dylan belum pernah ke rumah Keluarga Anggasta dan tidak tahu kalau rumah itu dekat dengan posisi mereka.Melihat Edward dan Vanessa, dia melengkungkan bibirnya dan bertanya, "Kenapa mereka juga ada di sini?"Clara mengalihkan pandangannya dan berkata, "Itu satu-satunya jalan untuk masuk rumah Keluarga Anggasta."Dylan tertegun sejenak, lalu tiba-tiba menyadari, "Jadi, Edward sudah bawa Vanessa menemui Keluarga Anggasta?"Sebelum Clara sempat berkata apa-apa, Dylan tertawa marah dan berkata, "Sertifikat cerai kalian saja belum selesai prosesnya, ‘kan? Dia sudah membawanya ke rumah keluarganya sekarang? Apa dia benar-benar nggak sabar?"Tampaknya Edward lumayan panik.Tetapi dia tahu Edward sebenarnya dulu pernah mencoba bawa Vanessa ke Keluarga Anggasta untuk bertemu keluarganya.Tetapi Nenek Anggasta tidak mengizinkannya dan saat itu K
Apalagi, Keluarga Gori dan Sanjaya juga memiliki dukungan dari Edward.Mengingat betapa Edward menghargai Vanessa, jika mereka menikah di masa depan, Keluarga Gori dan Keluarga Sanjaya akan segera mencapai status yang lebih tinggi.Saat itu, Keluarga Hermosa mungkin tidak akan bisa mendekati mereka.Memikirkan hal itu, Fani diam-diam tersenyum sambil melirik Clara dengan jijik, dan kemudian bersama dengan yang lainnya mengantar Andrew ke asrama putra.Setelah membantu Sandy membereskan barang bawaannya dan meninggalkan sekolah, Clara kembali ke rumahnya sendiri.Tepat saat dia memasuki rumah, terdengar ketukan di pintu.Itu adalah Bella dan ibunya.Mereka baru saja kembali dari kampung halaman mereka dua hari ini, dan ketika mereka melihat Clara kembali, mereka datang untuk memberinya beberapa oleh-oleh makanan khas setempat.Clara menerimanya dan berkata, "Terima kasih."Bella berkata dengan sopan, "Sama-sama!"Sambil berbicara, dia mengeluarkan sebuah hiasan kecil dari sakunya dan be
Di tempat lain.Di dalam ruang VIP.Robert tersenyum dan berkata, "Kami sudah melihat banyak orang jenius, tapi hanya sedikit yang telah mencapai hasil luar biasa di usia muda sepertimu, Clara. Makanya aku dan Sulis mau bertemu denganmu. Aku harap ini nggak merepotkanmu."Robert adalah pejabat tinggi, tetapi dia sangat sopan. Clara pun berkata dengan hormat, "Pak Robert terlalu merendah. Suatu kehormatan bagi saya bisa bertemu dengan kalian."Sulis tersenyum dan berkata kepada Robert, "Sudah, sudah. Berhenti menakuti mereka."Dia dan Robert merasa Clara memang anak muda luar biasa dengan potensi yang tidak terbatas. Mereka sangat optimis terhadapnya, makanya mereka ingin bertemu dan mengenalnya.Robert dan Sulis semuanya sangat sopan dalam berbicara, ditambah dengan kehadiran Henry dan Gunawan, suasana di dalam ruangan itu cukup baik.Setelah makan, mereka mengobrol selama satu jam.Setelah bertukar informasi pribadi dengan Robert dan Sulis, mereka pun selesai dan pergi.Senin itu adal
Oleh karena itu, Vanessa tidak terlalu ambil hati menghadapi sikap dingin Prof Nian.Setelah menyapa Prof Nian, Vanessa dengan sopan menyapa Sulis dan yang lainnya, "Halo, Bapak-bapak semuanya."Dia menyebut "Bapak-bapak" alih-alih menyapa mereka satu per satu, memang adalah pilihan yang lebih tepat.Lagi pula, Sulis dan yang lainnya tidak mengatakan mereka ingin mengenalnya, jadi tindakannya menyapa mereka satu per satu sebenarnya merupakan gangguan bagi mereka.Robert dan Sulis, keduanya memusatkan perhatian mereka pada Clara.Seperti Henry, mereka semua menyadari ketidaksukaan Clara pada Ervan dan Vanessa.Robert bahkan sudah memiliki informasi rinci terkait Clara.Dia mengenali Vanessa dan Ervan segera setelah mereka muncul.Mendengar Vanessa berinisiatif menyapa mereka, Robert hanya mengangguk, menatap Prof Nian dan Clara, lalu berkata, "Jangan berdiri di sini, ayo kita masuk."Prof Nian mengangguk.Mereka berbalik dan masuk ke restoran.Gunawan memperingatkan Doni, "Jangan minum
Namun, melihat Dylan dan Prof Nian juga ada di sana, sebenarnya tidak terlalu mengejutkan melihat Clara dalam kesempatan seperti itu.Gunawan tidak menyangka akan bertemu putranya di sana.Dia berkata, "Kamu ada janji di sini?"Doni berkata, "Iya."Robert tersenyum dan berkata, "Gunawan, apa ini putramu?"Gunawan tersenyum dan berkata, “Iya.”"Dia pria yang tampan, lumayan."Doni tentu saja tahu tentang Robert dan Sulis.Dia juga tahu ayahnya punya hubungan yang baik dengan mereka.Tetapi Robert, Sulis dan Prof Nian semuanya adalah orang-orang super sibuk. Sekalipun mereka akrab dengan ayahnya, dia belum pernah benar-benar bertemu dengan mereka.Melihat Robert yang sudah berinisiatif untuk menyapanya, dia dengan sopan menjabat tangan Robert dan berkata, "Terima kasih atas pujiannya."Setelah itu, dia melihat Vanessa dan Ervan keluar dari mobil.Dia tertegun.Ketika Ervan dan Vanessa keluar dari mobil, mereka juga tercengang melihat Doni, Prof Nian, Sulis dan yang lainnya.Mereka adalah
Vanessa sekarang memiliki saham di X-Tech. Dia tadi tidak kelihatan karena sedang pergi menghadiri pertemuan dengan Edward dan yang lainnya."Kak Vanessa." Diana berjalan mendekat sambil tersenyum, melirik Clara lalu mencibir dengan suara yang hanya bisa didengar oleh mereka berdua, "Seseorang menerima bunga dan sudah merasa bangga tadi, tapi setelah mendengar banyak orang yang mengirimimu bunga, dan kakak iparku juga memberimu saham, dia nggak bisa ngomong apa-apa."Setelah mendengar hal itu,Vanessa melirik Clara dan tidak berkata apa-apa.Diana menambahkan, "Kak, bukannya kamu pernah bilang kalau Pak Dylan sangat baik padanya? Tapi di Hari Valentin, dia hanya memberinya sebuket bunga dan nggak ada yang lain."Vanessa mengangkat alisnya.Pada Hari Valentin, Dylan hanya memberi Clara buket bunga?Itu memang terlalu biasa.Sebelumnya, dia selalu berpikir bahwa Dylan sangat baik terhadap Clara.Meskipun Clara punya banyak keistimewaan di Morti Group.Tetapi sekarang setelah mendengar hal
Dalam perjalanan ke X-Tech, Nenek Anggasta menelepon Clara.Clara menjawab panggilan itu, "Nenek.""Hai," Nenek Anggasta tersenyum ramah, "Nenek dengar dari Elsa beberapa hari yang lalu kalau kamu sangat sibuk kerja dan sampai harus begadang. Ada yang mengirimi Nenek beberapa suplemen dua hari ini. Nenek sudah minta orang untuk kirimkan ke kamu. Ingat minta orang merebusnya dulu."Clara tahu, meskipun dia menolak, Nenek Anggasta tidak akan mendengarkannya, jadi dia tidak punya pilihan selain berkata, "Iya. Terima kasih, Nek."Nenek Anggasta tersenyum, seolah teringat sesuatu lalu berkata, "Ngomong-ngomong, Nenek sudah bicara dengan Edward beberapa waktu lalu, dan dia berjanji akan berhubungan baik denganmu. Bagaimanapun, kalian adalah orang tuanya Elsa. Kalau hubungan kalian terlalu tegang, itu nggak akan baik untuk pertumbuhan dan kesehatan fisik serta mental Elsa."Jadi, itu sebabnya Edward menunjukkan perhatian yang tidak biasa padanya pada hari simposium?Clara berkata dengan tenan