Share

Bab 77

Author: Elenor
"Nek," Clara menyela wanita tua itu dan berkata dengan tenang, "Nggak apa-apa. Kalau Edward sedang sibuk, aku bisa pergi dengan Elsa."

"Kamu... "

Clara berkata seperti itu karena dia tidak ingin memaksakan dan tidak peduli lagi.

Tetapi nenek Keluarga Anggasta malah mengira bahwa dia berkata demikian karena tidak ingin mempersulit Edward.

Melihat Clara masih begitu perhatian dan patuh pada Edward, dia merasa tertekan dan tidak berdaya.

Akhirnya hal ini selesai diputuskan.

Setelah sarapan dan mengobrol dengan nenek Keluarga Anggasta sebentar, Clara pun bersiap untuk membawa Elsa pergi.

Nenek juga menyiapkan banyak hadiah dan meminta Clara untuk memberikannya kepada teman baiknya itu.

Dia tidak tega menolaknya, jadi terpaksa dia menerimanya.

Saat ini Edward belum meninggalkan rumah, jadi dia pergi keluar bersama nenek untuk mengantarnya dan Elsa pergi.

Elsa mendekat dan memeluk kaki Edward. "Apa Ayah bakal pulang malam ini?"

Edward mengusap lembut kepalanya. "Iya."

Masih tidak ada komunik
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Maria Magdalena Ariyanti
kapan cerainya nich,aku dah sebel banget sama edward.kenapa juga Clara gak langsung ngurus surat cerai sendiri aja biar cepet tuntas urusannya sama si Edward,jadi gak perlu lagi lihat tampangnya yg nyebelin
goodnovel comment avatar
tutikyunia0
paling itu rumahnya keluarga Vanessa yg bangun Edward
goodnovel comment avatar
Rafiki Nurhadi
iya nih gak ada pembahasan kelanjutan cerai muter2 yang kebanyakan clara yang di ceritain
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 78

    Bulan depan adalah ulang tahun nenek Keluarga Hermosa yang ke-70.Clara dan Bagas pun berdiskusi tentang cara merayakan agar nenek Keluarga Hermosa bisa bahagia.Nenek Keluarga Hermosa tentu juga mendengarkan, tetapi dia tidak tertarik. Dia hanya berkata, "Itu semua nggak berarti bagiku. Makan malam bersama kalian saja sudah cukup."Bibi Arini lalu berkata, "Gimanapun, ini ulang tahun Ibu yang ke-70, jadi kita harus rayakan dengan meriah."Clara dan Bagas juga berpikir begitu.Jika memang itu kemauan anak cucunya, dia pun tidak menolak lagi.Elsa harus pergi sekolah besok, jadi setelah makan malam, Clara pergi bersama Elsa.Setelah sampai rumah, Elsa keluar dari mobil dan berlari ke dalam rumah dengan gembira.Sementara Clara hanya duduk di dalam mobil tanpa bergerak, dan berkata kepada putrinya, "Jangan lupa mandi dan tidur lebih awal. Mama masih ada urusan lain, jadi pergi dulu."Senyum Elsa langsung membeku. "Hah?"Dia lalu berbalik dan bersandar di badan mobil, mengerutkan kening s

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 79

    Dengan kata lain, dia meminta Clara merawatnya pada hari Sabtu dan Minggu.Tidak peduli apa pun alasannya, Edward memang lebih sering menjaga Elsa dalam dua tahun terakhir.Jadi sekarang, tidak peduli apakah karena Edward punya urusan pribadi dan tidak bisa membawa Elsa bersamanya, atau dia benar-benar punya urusan pekerjaan, kalau dia tidak bisa menjaganya, Clara tetap harus bertanggung jawab untuk gantian menjaga Elsa.Oleh karena itu, dia pun pulang ke vila.Sambil makan, dia bertanya pada Elsa ke mana dia ingin pergi pada hari Sabtu dan Minggu.Elsa berpikir sejenak, lalu menggelengkan kepalanya. "Nggak pengen ke mana-mana."Clara menatapnya dan tahu bahwa Elsa bukanlah tidak ingin ke mana-mana, melainkan dia lebih ingin bersama Edward dan Vanessa di akhir pekan.Sekarang mereka semua tidak ada di sisinya, jadi tentu saja dia tidak ingin melakukan apapun.Tapi Clara tidak mengatakannya, dan bertanya padanya, "Apa kamu mau pergi menunggang kuda?"Elsa sudah lama tidak menunggang kud

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 80

    Saat meninggalkan peternakan, Clara sesaat menjadi bingung harus ke mana.Raisa dan Dylan punya urusan mereka sendiri.Dia ingin pulang ke Kediaman Hermosa, tetapi Elsa tidak ikut. Jika dia kembali sendirian, nenek Keluarga Hermosa pasti akan mengkhawatirkannya.Tepat saat tengah berpikir, dia melewati sebuah taman perkemahan dan melihat banyak pasangan yang membawa anak-anak mereka ke sana, atau anak muda yang membawa orang tua mereka untuk bersantai di sana.Melihat betapa mesranya mereka sebagai pasangan dan betapa bahagianya keluarga mereka, Clara tak dapat menahan rasa iri dan sedih di hatinya.Beberapa saat kemudian, Clara tiba-tiba menghentikan mobilnya di pinggir jalan.Dia mengambil ponselnya, ragu-ragu sejenak, lalu menelepon seseorang.Setelah panggilan tersambung, dia bertanya, "Halo, Pak. Gimana keadaan ibuku?"Satu setengah jam kemudian.Di Panti Rehabilitasi Persahabatan.Clara berdiri di halaman, menatap Indri Hermosa, ibunya yang sedang duduk di kursi tak jauh dari si

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 81

    Setelah berhasil menerbangkan layangan, Clara dan Tania pun sama-sama tertawa gembira.Melihat senyum Clara, mata Dani makin gelap.Clara menyadari tatapan matanya dan bertanya dengan bingung, "Ada apa?""Nggak apa-apa."Clara tidak bertanya lagi. Dia membawa Tania sedikit lebih jauh. Dani mengawasi dari jauh dan benar-benar tidak mengganggu.Ketika Clara sudah bosan bermain layangan, dia akan duduk di tepi danau bersama Tania sambil memancing, atau berjongkok mengamati ikan-ikan kecil yang berenang di kolam kecil milik pedagang, dan kemudian menggunakan jaring kecil untuk menangkap ikan-ikan tersebut.Tak lama kemudian, hari sudah siang.Awalnya Dani hanya ingin mengajak Tania jalan-jalan, jadi mereka tidak membawa bekal seperti yang lain. Sekarang sudah waktunya makan siang, dan melihat Tania yang sudah kelaparan, Dani mengajak mereka makan di restoran kecil di dekat situ.Setelah bermain selama hampir dua jam dan merasa jauh lebih baik dari sebelumnya, Clara pun tidak menolak ajaka

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 82

    Dani menatap Edward sejenak sebelum menerimanya. "Terima kasih."Gelas keduanya saling berdenting dan mulai mengobrol sambil minum.Setelah beberapa saat, Edward tiba-tiba menatapnya.Dani mengangkat matanya. "Ada apa?"Gading melanjutkan, "Ada yang aneh denganmu hari ini."Edward tersenyum.Artinya dia setuju dengan apa yang dikatakan Gading.Dani tetap bersikap tenang dan berkata, "Mana ada?"Gading mengangkat alisnya, "Kamu nggak merasa aneh?"Dani pun menyesap anggurnya dan tidak berkata apa-apa lagi.Kemudian, beberapa orang datang untuk menyapa mereka.Setelah mereka pergi, Dani melihat jam. Dia khawatir Tania merasa lapar, jadi dia ingin pergi melihat Tania. Tapi tepat saat ini, Tania dan Elsa kembali.Tania bertanya, "Om, apa aku boleh makan kue di sana?"Dia punya beberapa alergi, jadi ada banyak makanan yang tidak bisa dimakan. Dani pun menjawab, "Kamu duduk di sini dulu, Om ambilkan makanan untuk Tania ya.""Iya."Elsa berbeda. Dia terbiasa dengan kebebasan dan memiliki kese

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 83

    Dani tidak mengatakan apa-apa, jadi Gading mengira bahwa Dani masih belum mendapatkannya, jadi belum mau bercerita. Dia pun tahu tidak ada gunanya bertanya lagi kepadanya, jadi dia tersenyum, berjongkok, dan bertanya kepada Tania, "Tania, sudah berapa kali kamu ketemu tante yang makan siang bersamamu tadi siang? Apa kamu tahu namanya?"Genggaman Dani pada gelasnya tiba-tiba mengencang, "Gading!"Tania tidak mengerti apa yang dipikirkan orang dewasa. Dia tidak mengenal Gading. Namun, ketika dia mendengarnya bertanya tentang tantenya, dia berpikir dan berkata tanpa ragu, "Tiga kali!""Siapa nama tantemu?"Ketika Dani bertemu Clara hari ini, dia bahkan tidak memanggil namanya. Jadi Tania tidak mengingat nama Clara.Dia memandang Dani untuk meminta bantuan, "Om, siapa nama tante?"Dani menunduk, "Lain kali kalau kamu bertemu lagi, kamu bisa tanya sendiri."Tania mengangguk senang. "Oke."Gading cemberut. "Pelit!"Dani tidak mempedulikannya.Tania melihat bahwa Elsa sangat menyukai gantung

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 84

    Clara tidak terkejut mendengar Vanessa menjawab panggilan itu.Lagi pula, mereka berdua begitu dekat, hingga tidak perlu ada batasan.Memang kenapa kalau dia yang menjawab panggilan telepon Edward?Jadi dia berkata dengan tenang, "Aku mau cari Edward."Vanessa juga tahu bahwa orang yang menelepon adalah Clara.Dia pun berkata dengan dingin, "Dia sedang mandi, kamu bisa bicara padaku."‘Bicara padanya?’‘Masalah ini memang ada hubungannya dengan dia.’Memang benar bahwa orang yang dilihat pamannya saat ini adalah Fani, tetapi orang yang beli rumah itu mungkin adalah Ervan.Dia membeli rumah itu kemungkinan besar demi neneknya Vanessa, ibu mertuanya saat ini.Jadi, jika Clara benar-benar memberi tahunya, apakah dia akan menghentikan nenek, paman, dan keluarganya tinggal di rumah itu?‘Tidak, dia tidak akan melakukan itu.’Terlebih lagi, dia tidak percaya Vanessa tidak tahu bahwa keluarga pamannya akan pindah ke seberang rumah paman Clara.Oleh karena itu, jika dia memberi tahu Vanessa te

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 85

    "Oke!"Elsa segera berlari ke atas dengan gembira.Clara baru saja mematikan komputer, mengemasi barang-barangnya, dan berjalan keluar dari kamar utama ketika Elsa melemparkan dirinya ke dalam pelukannya dan memeluknya, "Mama!""Iya." Clara hanya menyentuh rambutnya dan tidak memeluknya.Elsa tidak menyadarinya dan berbicara dengan gembira kepada Clara. Pada saat itu, Edward juga naik. Clara mendengar suara langkah kaki dan ketika dia menoleh, pandangan mereka bertemu.Wajah Edward tanpa ekspresi, dan ekspresi Clara juga relatif tenang. Dia berkata kepada Elsa yang sedang berbicara dengannya, "Biarkan Bi Sari bantu kamu mandi ya. Mama mau bicara dengan Ayah."Edward yang mendengar ini langsung menghentikan langkahnya.Elsa telah bermain selama dua hari, jadi suasana hatinya sangat baik. Walaupun dia tidak senang mendengar itu, dia tetap diam saja dan kembali ke kamarnya untuk mandi dengan dibantu oleh Bibi Sari.Clara memandang Edward yang sedang bersandar di dinding sambil sibuk denga

Latest chapter

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 278

    Setelah makan dan menonton film, ketika melewati arena permainan arkade, Elsa teringat dia sudah lama tidak bermain gim dengan Clara, jadi dia menarik Clara ke tempat permainan itu.Berbelanja, makan, menonton film, dan bermain gim di arkade sebenarnya adalah kegiatan yang cukup umum bagi Elsa.Tetapi dia sudah lama sekali tidak pernah keluar bermain bersama Clara, dan dia sangat bersenang-senang meskipun itu merupakan kegiatan yang sangat biasa.Clara dan Gunawan sudah membuat janji untuk makan bersama nanti malam.Setelah keluar dari arena permainan, Clara ingin mengantar Elsa pulang dulu ke rumah Keluarga Hermosa sebelum pergi ke tempat pertemuan.Elsa tidak ingin meninggalkan Clara, jadi dia memegang tangannya dan cemberut, "Apa Mama nggak bisa mengajakku?"Clara berpikir.Gunawan mengajaknya keluar hanya untuk makan bersama, tidak ada yang penting.Seharusnya tidak masalah bawa Elsa.Memikirkan hal itu, Clara menelepon Gunawan dan bertanya apakah dia keberatan jika Clara bawa anak

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 277

    Pada hari berikutnya.Ketika Clara selesai sarapan dan naik ke kamar, Elsa sedang melakukan panggilan video dengan Edward.Melihatnya kembali, Elsa mendongak dan berteriak, "Ma!""Iya."Clara menanggapi dan menyalakan komputer.Di ujung telepon lainnya, Edward bertanya, "Apa rencanamu hari ini?"Elsa berbaring di tempat tidur dan berkata dengan gembira, "Aku mau nonton film. Aku dan Mama bakal pergi ke bioskop nanti siang!"Clara memperhatikan materi-materi yang telah disortirnya kemarin dengan penuh konsentrasi.Setelah beberapa saat, Elsa datang sambil membawa ponselnya, "Ma, Ayah suruh aku berikan ponsel ini ke Mama."Clara berhenti sejenak, mengambilnya, dan melirik Edward di seberang telepon. Dia tidak ingin melakukan panggilan video dengannya, jadi dia meletakkan telepon di atas meja, menghadapkan kamera ke langit-langit, dan bertanya, "Ada apa?"Edward berkata, "Beberapa hari ini, Elsa aku titipkan ya."Clara tidak menjawab, matanya masih tertuju pada komputer, mengetik di keybo

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 276

    Clara tidak punya pilihan lain selain mengulurkan tangan dan memeluknya untuk mencegahnya terjatuh.Namun, begitu dia memeluknya, aroma parfum Vanessa sekali lagi menembus hidungnya.Dia mengambil tas sekolahnya dan meletakkannya di sofa di sampingnya. Saat dia hendak berlari ke tempat tidur, dia menghentikannya dan bertanya, "Apa kamu sudah mandi?""Sudah."Setelah mandi pun masih ada aroma Vanessa di tubuhnya, itu berarti Vanessa tinggal bersamanya dan Edward, atau Edward dan Vanessa yang mengantarnya ke sini bersama.Mereka tidak pernah mengantarnya ke sini bersama-sama sebelumnya.Clara berkata dengan tenang, "Bajumu kotor, ganti dulu pakaianmu."Elsa ingat dia berlari-lari setelah mandi dan sedikit berkeringat.Dia mengangguk dan pergi ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya.Clara melanjutkan pekerjaannya.Elsa mengganti pakaiannya dan keluar dari kamar mandi. Dia mengeluarkan lentera kelinci kecil dari tas sekolahnya dan berkata, "Ma, lihat lentera kecil ini!"Clara melihatnya

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 275

    Clara pindah restoran dan baru saja mulai makan ketika ponselnya berdering dua kali.Itu pesan yang dikirim oleh Raisa.Clara mengkliknya dengan santai dan menemukan Raisa telah mengiriminya dua foto.Orang-orang dalam foto itu adalah Edward dan Vanessa.Dia mengerutkan bibirnya, tidak melihat dengan seksama, lalu menutup pesannya.Setelah itu, Raisa langsung meneleponnya.Clara berpikir sesaat, lalu berdiri dan keluar untuk menjawab panggilan, "Raisa.""Clara, apa kamu sudah lihat dua foto yang baru saja kukirim?"Clara hanya melihat satu, masih ada satu lagi yang belum dilihatnya dan dia tidak berminat untuk melihatnya.Namun dia berkata, “Iya, sudah.”Raisa berkata, "Temanku kirim foto pertama semalam, katanya dia lihat mereka di hotel. Dasar, itu pas malam liburan, dan mereka benar-benar pergi ke hotel untuk pesan kamar? Sungguh nggak tahu malu!"Ekspresi Clara tidak berubah, dia bahkan tidak mengerutkan kening, dia hanya berkata "Iya." dengan ringan."Yang kedua bahkan lebih menji

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 274

    Saat itu, sudah hampir tengah hari.Mereka tidak berminat memasak saat tiba di rumah.Walaupun sebenarnya tidak ada seorang pun yang berminat untuk makan siang.Tetapi, mereka tetap harus makan.Clara berkata, "Ayo kita makan di luar."Nenek Hermosa mengangguk, "Iya. Terserah kamu saja, Clara."Setelah tiba di restoran dan memarkir mobil, Clara, Bagas dan yang lainnya melihat Keluarga Gori dan Keluarga Sanjaya segera setelah mereka keluar dari mobil.Mereka juga datang ke sana untuk makan.Namun, saat mereka tiba, seseorang yang mengenali Vanessa dan Ervan, dan menghampiri mereka dengan antusias untuk berbicara, ingin mengundang mereka makan bersama.Keluarga Gori dan Sanjaya juga melihat Clara dan keluarganya.Nenek Sanjaya memandang mereka sambil mencibir.Rita hanya melirik sekilas lalu mengalihkan pandangannya.Vanessa pun sama, pada dasarnya dia memperlakukan Keluarga Hermosa seolah-olah mereka tidak ada dan tidak peduli pada mereka sama sekali.Pada saat itu, manajer restoran kel

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 273

    Keluarga Clara tidak memiliki kebiasaan begadang semalaman untuk liburan tahun baru. Ketika Clara, Sandy dan Rana sampai di rumah, Nenek Hermosa dan yang lainnya sudah tertidur.Tepat tengah malam ketika Clara naik dan kembali ke kamarnya.Ponselnya berdering beberapa saat.Dylan, Dani, dan beberapa mitra yang memiliki hubungan baik dengannya dan Morti Group, yaitu Gunawan dan Henry, semuanya mengirimkan ucapan selamat liburan tahun baru padanya.Clara membaca pesan semua orang, termasuk Dani, dia membalas satu per satu, dan juga berinisiatif untuk mengirimkan ucapan selamat liburan kepada Prof Nian dan Raisa.Pada saat itu, Gunawan mengirim pesan lain, menanyakan apakah dia punya waktu luang. Dia berkata bahwa dia lumayan sibuk beberapa saat ini, jadi belum sempat berterima kasih dengan benar, kebetulan dia punya waktu luang beberapa hari ini, jadi dia ingin mentraktirnya makan.Setelah berbicara dengan Gunawan, Clara meletakkan ponselnya dan pergi ke kamar mandi.Meskipun tetap menya

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 272

    Setelah Clara, Sandy dan Rana selesai menyalakan kembang api, mereka berpamitan kepada Nenek Hermosa dan yang lainnya lalu pergi keluar.Mereka akan pergi ke Pusat Menara Pemancar.Pusat Menara Pemancar merupakan tempat yang sangat bagus untuk menyaksikan pemandangan malam seluruh ibu kota.Pada malam liburan tahun baru, akan ada pertunjukan lampu yang indah dan pertunjukan lainnya.Ketika mereka tiba di sana, sudah banyak orang berkumpul.Terdengar tawa di mana-mana.Saat itu pertunjukan lampunya belum dimulai.Beberapa teman sekelas Rana telah membuat janji untuk melewati liburan tahun baru bersama di sana malam itu.Setelah mereka tiba beberapa saat, Rana bertemu dengan teman-temannya.Melihat dia dan Sandy, teman-teman sekelas Rana mengikutinya dan memanggil mereka ‘Kakak’. Kemudian mereka tidak dapat menahan diri untuk tidak melirik Clara dan berkata kepada Rana, "Kakak-kakakmu semuanya cantik-cantik ya! Sangat cantik!"Rana menjawab, “Tentu saja!”Beberapa anak muda bermain-main,

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 271

    Dani baru saja menutup telepon ketika Tania berlari ke arahnya lagi, memegang lentera kecil, "Om, aku mau menelepon video dengan Elsa!"Dani berpikir sejenak sebelum berkata, "Oke."Panggilan video dilakukan dan Elsa segera mengangkat telepon.Begitu dia mengangkat telepon, Tania dengan senang hati berbagi dengannya, "Elsa, lihat ini, aku punya lentera kecil!"Khawatir Elsa tidak bisa melihat dengan jelas dalam video, Tania meminta Dani untuk memegangi ponselnya lagi. Dia lari sambil membawa lentera kecil itu dan memperlihatkan lenteranya secara utuh.Dani dan Tania sedang berada di taman kecil. Cahaya di taman agak redup, sehingga lenteranya semakin terlihat jelas.Elsa menatapnya, tetapi sebelum dia sempat bereaksi, Tania berlari kembali dan berkata, "Ini hadiah Tahun Baru yang diberi tanteku. Lenteranya bagus dan lucu, ‘kan?"Elsa tidak dapat mengingat banyak hal yang terjadi dua atau tiga tahun lalu.Namun saat dia melihat Tania memegang lentera itu, beberapa gambaran terlintas di

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 270

    Elsa menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tersambung."Edward memeluknya, mengusap dahinya dengan ujung jarinya, menatap alis dan mata gadis itu yang mirip dengannya, "Apa kamu masih nggak senang walaupun tersambung?"Elsa mengerutkan kening, "Senang, tapi..."Aku sudah lama tidak menelepon mama. Setelah berbicara dengannya, dia merasa sangat senang, tetapi...Edward berkata, "Tapi apa?"Elsa berkata dengan suara tertahan, "Tapi Mama seperti nggak terlalu senang.""Kedengarannya agak serius? Tapi..." Edward menopang dagunya dan tersenyum, "Mungkin kamu sudah lama nggak bertemu mama dan sangat merindukannya. Saat mama selesai bekerja, dia akan menghabiskan lebih banyak waktu denganmu."Elsa mengangguk, tetapi berkata dengan tidak senang, "Tapi mama sangat sibuk. Mama bilang baru bisa menemaniku bulan depan...""Kalau begitu, Ayah akan menemanimu sampai bulan depan.""Oke."Elsa juga lelah. Setelah mengobrol sebentar, dia menguap, turun dari pelukannya, dan kembali ke kamarnya untuk ber

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status