Wina pun tersenyum menatap tempat yang sebelum ini diisi oleh Ivan."Terima kasih, Tuan Ivan ...."Dulu, Ivan pernah memberi tahu Wina, "Kalau suatu hari nanti kamu menikah dengan orang lain dan aku datang ke pernikahanmu, kuharap kamu bisa memanggilku Tuan Ivan.""Kenapa?" tanya Wina waktu itu dengan polos sambil berbaring di atas meja.Ivan yang mengenakan seragam sekolah pun menepuk ujung hidung Wina dengan pulpen. "Karena kalau aku ternyata nggak bisa menikah denganmu, setidaknya biarkan aku menjadi tuanmu sekali saja."Wina tersenyum sambil mengusap air matanya, lalu mengambil bedak di atas meja dan menutupi bekas air matanya yang dipenuhi perasaan bersalah.Wina membubuhkan bedaknya dengan begitu hati-hati agar tidak ada sisa air mata yang terlihat. Ini adalah simbol Wina mengubur masa lalunya dengan Ivan.Sara yang sudah mengenakan gaun pengiring pengantin pun berdiri di depan pintu. Dia memegang setumpuk dokumen sambil menatap Wina dengan bingung ....Dia baru saja melihat Ivan
Para anggota Keluarga Lionel lainnya yang hadir untuk menyambut pengantin wanita pun sontak menyadari betapa pucatnya wajah Jihan seolah-olah jiwanya sudah melayang entah ke mana.Mereka refleks menatap Wina yang berjalan ke hadapan Ivan dengan kesal. Jelas-jelas Jihan begitu mencintai Wina, tetapi kenapa Wina malah berbalik memperlakukan Jihan seperti ini?Jika Wina memang tidak bisa melepaskan cinta pertamanya, seharusnya dia jangan menerima lamaran Jihan! Kenapa Wina mengulur-ulur waktu dan mempermalukan Jihan tepat di hari pernikahan mereka seperti ini?Wina tidak tahu apa yang mereka semua pikirkan. Setelah tiba di hadapan Ivan, dia menyerahkan setumpuk dokumen itu kembali kepada Ivan."Ivan, aku tahu kamu ingin memberiku yang terbaik, tapi kamu sudah melakukannya.""Aku nggak menginginkan atau meminta aset-aset ini. Utangku padamu sudah lunas, jadi tolong jangan buat aku berutang lagi padamu, ya?"Setelah itu, Wina pun berbalik menatap Jihan di belakangnya. Wina mengumpulkan sege
Karena hadiah itu seolah tidak jelas nasibnya, Sara pun melangkah maju dan mengambil amplop itu. Dia menatap mereka semua sambil berkata."Biar aku dulu yang ambil, nanti kita bicarakan lebih lanjut mau kalian terima atau nggak. Ini hari yang berbahagia, jangan diulur-ulur ...."Ucapan Sara dan keputusan Wina yang tegas barusan membuat ekspresi para anggota Keluarga Lionel menjadi lebih lembut.Jihan melirik ke arah Ivan lagi, pria yang duduk di atas kursi roda itu secara terang-terangan sedang menatap Wina.Jihan merasa cemburu sekaligus iba. Pokoknya, perasaannya yang campur aduk ini membuatnya menjadi kesal.Dia pun menggandeng tangan Wina dan berjalan menuju halaman belakang agar tidak terlihat lagi oleh Ivan ....Wina berjalan mengikuti Jihan, lalu bertanya dengan suara pelan, "Kamu cemburu, ya?""Memangnya aku bakal cemburu?" dengus Jihan dengan dingin, nada bicaranya terdengar sombong.Jihan bertekad tidak akan memberi tahu Wina bagaimana dia ingin mati saja tadi saat Wina menga
Aulia yang datang terlambat pun berjalan menuju pintu vila, lalu melihat Rian yang diisukan bertunangan dengannya.Aulia berjalan menghampiri Ivan, kemudian menyapa dengan lembut dan sopan, "Pak Rian."Ivan pun mengalihkan pandangannya dari arah langit menuju Aulia.Aulia mengenakan gaun sutra mahal yang berwarna putih gading, dia tampak begitu anggun, elegan dan berkelas.Ivan balas menatap Aulia sebentar, lalu memalingkan wajahnya dan mengangguk kecil tanpa menyahut apa-apa.Aulia balas mengangguk, lalu berbalik badan dan berjalan menuju halaman tempat helikopter terakhir diparkir.Pada tanggal 14 Februari, di Hari Kasih Akung, ratusan helikopter terbang melintasi langit Kota Aster sebelum akhirnya mendarat di bandara.Sekitar 30 menit kemudian, 50 pesawat pribadi yang bagian bodinya dicat dengan warna-warni pun terbang menuju Iranda.Berita di penjuru negeri langsung mengabarkan kejadian ini."Pesawat pribadi milik Jihan Lionel, Presdir Grup Lionel, tiba di Iranda pada tanggal 14 Fe
Kastel itu memiliki atap berbentuk runcing yang menjulang ke langit dan dihiasi bunga mawar di sana dan di sini. Rasanya seperti memasuki negeri dongeng.Sejauh mata memandang, kastel itu dikelilingi oleh padang rumput yang ditumbuhi oleh berbagai macam pepohonan. Area kastel itu begitu luas sampai-sampai harus menggunakan kereta untuk mengelilinginya.Sinar matahari menembus masuk jendela kastel dan menyinari altar pernikahan mewah yang sudah disiapkan di dalam sana.Keluarga kerajaan mempekerjakan toko bunga untuk menutupi seluruh kastel dengan ribuan bunga mawar ....Bagian atas kastel dihias dengan kristal, sementara dinding di sekitarnya menampilkan aurora merah. Karpet berwarna sampanye yang anggun makin membuat tempat pernikahan itu tampak seperti sebuah karya seni.Pembawa acara paling terkenal di dunia, serta tim penghibur dari keluarga kerajaan juga sudah menunggu di tempat acara sehingga menambah kesan sakral dan pesona pada tempat yang indah ini.Wina menatap pemandangan in
Saat melihat betapa kerasnya Leona dalam mendidik anaknya, Sara merasa Wina tidak salah menikah dan menjadi anggota keluarga yang seperti itu.Karena sikap Keluarga Lionel sangat murah hati dan ramah, Sara merasa dia bertanggung jawab mendidik Gisel sebagai figur kakak perempuan Wina.Sara pun melangkah maju dan mencubit pipi Gisel."Gisel, setelah Liam dihukum, kamu harus minta maaf padanya karena sudah marah-marah padanya. Kalau nggak, nanti Liam sedih sekali."Memang benar Liam-lah menarik karangan bunga Gisel terlebih dahulu, tetapi Gisel-lah yang marah-marah lebih dulu sehingga mereka berdua berujung bertengkar.Gisel pun menunduk dan mengangguk dengan patuh. "Ya, Bibi Sara, aku bisa kok minta maaf."Akhirnya, perseteruan di antara kedua anak itu pun selesai. Leona bangkit berdiri dan memandang Sara dengan kagum dan perhatian.Setelah itu, Leona menatap wanita yang berdiri di samping Jefri ....Sebenarnya, Leona lebih memilih Sara dibandingkan dengan cinta pertama Jefri itu. Akung
Setelah itu, barulah si pembawa acara mempersilakan mereka berdua untuk tukar cincin yang disaksikan oleh penghulu, Keluarga Lionel, serta Sara dan Lilia ....Jihan yang mengenakan jas putih mengambil cincin berlian yang diserahkan oleh staf, lalu berlutut dan memegang tangan Wina.Saat cincin berlian itu dipasang di jari manisnya, mata Wina pun perlahan-lahan menjadi berkaca-kaca ....Setelah memakaikan cincin itu, Jihan mengecup punggung tangan Wina yang dibalut sarung tangan putih dengan penuh kasih sayang.Setelah itu, Jihan menengadah menatap Wina yang tampak cantik dalam balutan gaun pengantin putihnya."Wina, aku mencintaimu.""Aku juga mencintaimu ...."Wina mengira acara pernikahannya akan selesai setelah sampanye dituangkan.Namun, tiba-tiba Jihan berjalan ke samping altar dan duduk di depan sebuah piano yang tampak kuno dan mahal.Jihan meletakkan jari-jemarinya di atas tuts piano, lalu melirik ke arah Jefri yang duduk di sisi lain.Seberkas cahaya pun menyinari mereka berdu
Sara dan Lilia refleks menoleh menatap wanita di belakang mereka.Wanita itu tampak cantik, anggun dan lemah lembut sehingga dapat dengan mudah menimbulkan insting protektif pada kaum pria.Lilia tidak mengenalinya, tetapi Sara langsung tahu. Wanita ini adalah si cinta pertama yang dipeluk Jefri pada unggahan foto Jefri waktu itu.Sara sontak tertegun, dia tidak menyangka Jefri akan mengajak cinta pertamanya menghadiri acara pernikahan seperti ini. Gestur ini sama pentingnya dengan mengajak pasangan bertemu keluarga dengan tujuan menikah.Sara pun menatap Jefri yang duduk di atas panggung, seulas senyuman lega tersungging di bibirnya.Baguslah, sepertinya sekarang Jefri sudah tidak lagi berkencan hanya untuk bersenang-senang dan mulai menuju jenjang yang lebih serius.Walaupun calon pasangan hidup Jefri bukanlah Sara ....Karena Sara tidak menjawab, Lilia pun angkat bicara, "Kami adalah teman pengantin wanita, kami berteman dengan Jefri."Gadis itu pun menurunkan kewaspadaannya, lalu m